Sejarah Singkat Pajak USU

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Pajak USU

Hiru pikuk gerakan reformasi reformasi menyebabkan hampir semua aktivitas pendidikan di USU berhenti. Hanya satu yang tidak pernah berhenti, yakni aktivitas ekonomi, khususnya aktivitas ekonomi para pedagang kaki lima PKL yang selalu mangkal di seantero kampus USU. Aktivitas mereka benar-benar sangat penting dalam mendukung kelancaransetiap ada gerakan reformasi, khususnya pada rapat-rapat massa di pendopo USU. Mereka adalah para pedagang yang sehari-hari berjualan di sekitar kampus USU yang menjajakan makanan dan minuman yang sangat dibutuhkan semua warga kampus. Universitas Sumatera Utara Setelah jatuhnya Orde baru dan masa euphoria reformasi telah bergulir maka aktivitas PKL di lingkungan kampus USU semakin berkembang. Secara kuantitas keberadaan mereka semakin hari semakin banyak dan pada akhirnyamenimbulkan efek buruk bagi keberadaan kampus USU. Maksudnya aktivitas mereka yang yang berdagang di sembarang tempat mengganggu keindahan dan ketertiban kampus, dan melakukan instabilitas. Di dalam kampus USU, karena para preman sudah masuk kekampus USU untuk memungut pajak siluman yang kadang menimbulkan konflik antara pedagang dan preman atau antara preman atau antara preman itu tersendiri, dan bahkan dengan mahasiswa serta aparat Security Kampus. Kondisi ini benar-benar tidak baik karena akan menggangu aktivitas belajar mengajar di dalam Kampus USU Medan. Proses belajar mengajar di Kampus USU dapat berlangsung dengan baik tidak hanya di dukung adanya dosen dan mahasiswa, birokrasi akademik baik di biro Rektor dan Fakultas, tetapi juga oleh faktor-faktor lain seperti ketersediaaan segala macam kebutuhan yang diperlukan oleh mahasiswa maupun dosen secara cepat dan terjangkau. Aktivitas mahasiswa dan segenap civitas akademika USU sangat membutuhkan segala macam prasarana seperti buku, alat tulis, computer, kertas foto copy dan juga makanan dan minuman. Aktivitas mahasiswa yang sibuk seharian di Kampus sangat terbantu dengan kehadiran pedagang kaki lima yang berjualan di Kampus USU. Mahasiswa tidak perlu menghabiskan waktu berjam-jam untuk pergi ke pusat kota Medan hanya untuk mencari keperluan sehari-hari mereka. Mereka sambil ke Kampus atau bahkan sedang kuliah jika terdesak dapat dengan cepat Universitas Sumatera Utara membeli keperluanya yang ada di sekitar mereka. Tanpa mengeluarkan ongkos untuk pergi keluar Kampus USU. Image USU di tengah masyarakat Sumatera Utara, khususnya kota Medan sebagai institusi pendidikan tinggi yang berkualitas sudah menjadi idaman para orang tua dan siswa sekolah menengah umum sejak dini. Ini adalah modal sosial yang sangat penting yang harus dijaga dan dibinasekaligus dimanfaatkan untuk menarik masyarakat datang ke kampus untuk berbelanja di Bursa Kampus USU. Lagi pula ada sekitar 30.000 ribu warga Kampus USU yang hampir setiap hari melakukan aktivitas di USU. Apabila setiap orang mengeluarkan biaya rata-rata perhari Rp.10.000,- maka asumsi sekitar Rp.300.000.000,- perputaran uang di lingkungan Kampus USU setiap hari. Dari jumlah itu, diestimasikan sekitar 10 atau Rp 30.000.000,- dapat masuk ke Bursa Kampus USU dibelanjakan oleh waraga civitas akademika dan masyarkat lainnya. Dari asumsi ini berarti omset PKL diperhitungkan agak lumayan dan dapat dipergunakan untk membina para pedagang menigkatkan kesejahteraan mereka, termasuk Security USU dan menambah pendapatan USU dari retribusi para PKL tersebut. Berdasarkan itulah maka hasil dari pihak Rektorat USU dalam membina upaya melakukan pembenahan USU agar kehidupan waraga Kampus lebih dinamis dan harmonis. Kajian tentang erterpreneurship mendorong untuk membina jiwa entrepreneurship para pedagang dengan disiplin sebagai seorang warga Negara yang baik, khususnya warga Kampus USU. Dua sikap mental inilah dikembangkan untuk Universitas Sumatera Utara mendukung Kampus USU yang nyaman, harmoni dan dinamis. Konsep yang diimplementasikan adala Bina atau binasakan.”Bina” berarti diperbolehkan berniaga di kampus USU dengan syarat harus patuh dan tunduk pada aturan USU, sedangkan “Binasakan” berarti dikeluaran dari Kampus USU dengan kata lain tidak diperbolehkan berniaga di Kampus USU.

4.1.2 Tujuan dan Manfaat pajak USU