Kepercayaan Kerangka Teori .1 Interaksi Sosial

2. Kedekatan

Orang cenderung menyukai mereka yang tempat tinggalnya berdekatan. Persahabatan lebih muda timbul tumbuh diantara tetanga yang berdekatan. Pertama, kedekatan biasanya menigkatkan keakraban. Kita lebih sering berjumpa dengan tetangga sebelah kita daripada orang yang ada di jalan. Eksposur yang berulang ini dapat menigkatkan rasa suka. Kedua, kedekatan sering berkaitan dengan kesamaan. Ketiga, orang yang dekat secara fisik lebih mudah didapat daripada orang yang jauh. Kemudahan ini mempengaruhi keseimbangan ganjaran dan kerugian interaksi. Hal ini sesuai dengan persepsi teori pertukaran sosial. Keempat, berusaha untuk memepertahankan keseimbangan antara hubungan perasaan dan kesatuan kita. Secara lebih spesifik, kita dimotivasi untuk menyukai orang yang ada kaitanya dengan kita dan untuk mencari kedekatan dengan orang kita suka i. Kelima, orang yang memiliki harapan untuk berinteraksi lebih sering dengan mereka yang tinggal paling dekat denganya. Hal ini, menyebabkan ia cenderung untuk menekankan aspek-aspek positif dan meminimalkan aspek negatif dari hubungan itu sehingga hubungan di masa datang akan lebih menyenangkan.

3. Keakraban familiarity

Kekerapan berhadapan dengan seseorang akan meningkatkan rasa suka kita terhadap orang lain. Robert Zajonc 1968. Menunjukkan bahwa orang mengembangkan perasaan positif pada obyek dan individu yang sering mereka lihat. Dayakisni, 2003:134-135

1.5.3 Kepercayaan

Universitas Sumatera Utara Trust atau rasa saling mempercayai adalah suatu bentuk keinginan untuk mengambil resiko dalam hubungan-hubungan sosial yang didasari oleh perasaan yakin bahwa yang lain akan melakukan sesuatu seperti yang diharapkan dan akan senantiasa bertindak dalam suatu tindakan yang saling mendukung Hasbullah, 2006:11. Kepercayaan atau rasa percaya mempercayai adalah suatu bentuk keinginan untuk mengambil resiko dalam hubungan-hubungan sosial lainnnya yang didasari oleh perasaan yakin bahwa yang lain akan melakukan sesuatu seperti yang diharapkan dan senantiasa bertindak dalam suatu pola tindakan saling mendukung. Dalam pandangan Fukuyama 1995-2002 berbagai tindakan kolektif yang didasari atas dasar saling mempercayai yang tinggi akan menigkatkan partisipasi masyarakat dalam berbagai ragam bentuk dan dimensi. Terutama dalam konteks membangun kemajuan-kemajuan bersama Hasbullah, 2006:4 Kepercayaan yang dijalin memudahkan dibinanya kerjasama saling menguntungkan, sehingga mendorong timbulnya hubungan resiprokal telah memenuhi unsure keadilan diantara sama individu. Coleman, menegaskan bahwa kelangsungan setiap transaksi modal sosial ditentukan ada dan terjaganya kepercayaan amanah kepercayaan dari pihak-pihak yang terlibat. Artinya hubungan transaksi antara manusia sebagai individu maupun kelompok baik yang bersifat ekonomi maupun nan ekonomi, hanya mungkin terjadi apabila terjadi kepercayaan atau rasa saling percaya dari pihak-pihak yang melakukan interaksi. Individu- Universitas Sumatera Utara individu yang memiliki tingkat kepercayaan tinggi, memugkinkan terciptanya organisasi-organisasi bisnis dagang yang fleksibel yang bersaing. Untuk itu ada strategi yang dilakukan oleh para pedagang agar barang dagangannya tetap terjual adalah dengan melakukan hubungan-hubungan sedemikian rupa sehingga pedagang tersebut menjaring konsumen sebagai pembeli tetap pelanggan. Apabila pelanggan telah teebentuk, maka hubungan dengan para pelanggan tidak hanya sebatas hubungan ekonomi tetapi biasanya berlanjut dalam hubungan-hubungan sosial. Dalam proses perubahan dan upaya untuk mencapai tujuan masyarakat senantiasa terikat pada nilai-nilai dan norma-norma yang dipedomani sebagai acuan bersikap, bertindak dan bertingkah laku, serta berhubungan dengan pihak lain. Adapun acuan nilai dan unsur merupakan modal sosial antara lain bersikap yang partisipatif, sikap percaya mempercayai dan diperkuat oleh nilai-nilai dan norma yang mendukung unsur lain yang memegang peran penting adalah kemauan masyarakat dan kemauan masyarakat atau kelompok tersebut untuk secara terus - menerus proaktif baik dalam mempertahankan nilai-nilai memebentuk jaringan- jaringan kerja sama maupun dengan penciptaan kreasi dan ide-ide baru Hasbullah, 2006:7-8. Selain itu pada tingkatan institusi sosial. Kepercayaan akan bersumber dari karakteristik sistem tersebut yang akan memberi nilai tinggi pada tanggung jawab sosial setiap anggota kelompok. Kepercayaan akan mengabaikan salah satu spektrum penting yang ada didalammnya yaitu rentang rasa mempercayai. Universitas Sumatera Utara Hubungan - hubungan yang terjadi atas dasar kepercayaan akan menghasilkan suatu ikatan atas dasar kepercayaan akan menghasilkan suatu ikatan yang memiliki nilai-nilai yang disepakati bersama tumbuh berkembangnya suatu akan menciptakan jaringan-jaringan yang solid. Hubungan sosial ekonomi merupakan sarana untuk mempertahankan serta memperluas pelangganan harga yang diingikan. Keberadaan jaringan sangat signifikan dalam membangun keberhasilan dalam mengeksploitasi peluang-peluang memperoleh keuntungan yang berdampak positif terhadap hubungan yang terjalin antara pedagang dan pembeli Damsar, 2002:27. Setiap orang memiliki keterbatasan dalam memperkirakan sesuatu, untuk mengatasi ketidak pastian tersebut maka dia harus menjalin hubungan kepercayaan dengan orang lain. Apakah seseorang pembeli misalnya, akan datang lagi atau tidak dalam suatu komuniti lokal untuk teransaksi jual beli setiap pedagang cenderung tidak merasa yakin terhadap prakiraan nya. Oleh karena itu mengikat pembeli dalam hubungan pelanggan yang dilandasi kepercayaan merupakan sesuatu cara untuk mengatasi ketidak pastian tersebut. Demikian pula di sisi pembeli, apakah barang yang di beli terlalu mahal atau tidak dari seorang penjual, dia tidak tahu. Untuk mengatasi hal tersebut, pembeli berusaha untuk mengikat hubungan pelanggan yang didasarkan atas kepercayaan. Hubungan langganan antara pembeli dan penjual merupakan hubungan yang didasarkan atas kepercayaan, yang bisa dipahami untuk mengatasi ketidak pastian yang mereka miliki, pembeli berkait dengan asimetris dan penjual dengan keuntungan berkelanjutan. dalam Damsar, 2009 :201 Universitas Sumatera Utara Kepercayaan bukanlah barang baku atau tidak berubah, tetapi sebaliknya kepercayaan terus menerus ditafsirkan dan nilai para actor yang terlihat dalam hubungan perilaku ekonomi. Bisa saja pada mulanya seorang tersebut memeperoleh jumlah yang besar, tetapi pada waktu-waktu berikutnya memperoleh jumlah yang sangat kecil. Hubungan resiprokal menyebabkan modal sosial dapat tertambat kuat dan bertahan lama, karena diantara orang-orang melakukan hubungan tersebut mendapatkan keuntungan timbal balik dan tidak ada salah satu pihak yang dirugikan. Menurut Adam smith 1976:17 jelas bahwa orang mempunyai kecendrungan untuk memindahkan, menukar, dan memperjual belikan suatu barang kepada orang lain. Pada suatu sisi, Smith menjelaskan secara konsep tindakan ekonomi sebagai sesuatu yang secara alami. Di sisi lain, dia memandang pengaruh sosial sebagai sesuatu yang merusak tindakan ekonomi. Aktivitas ekonomi dari seseorang individu hanya jika dan sejauh ia memperhatikan perilaku orang lain. Memperhatikan orang lain dapat dilakukan banyak cara misalnya melihat orang lain, berbicara dengan mereka, memikirkan mereka, dan seterusnya. Weber mengemukakan bahwa actor selalu memperhatikan orang lain melalui makna yang dibangun secara sosial. Dalam pandangan ini, actor ekonomi adalah homo sosiologicus. Ini bukan berarti bahwa aktor mengikuti secara otomatis dan mekanis adat istiadat, kebiasaan, atau norma yang dimilikinya tetapi dia menginterpretasikan verstehen kesemuanya itu dalam sistem hubungan sosial yang sedang berlangsung. Dengan cara pandangan demikian, maka kita dapat mengklasifikasikan pembeli atas beberapa tipe: Universitas Sumatera Utara 1. Pengunjung yaitu mereka yang datang ke lokasi pasar tanpa mempunyai tujuan untuk melakukan pembelian terhadap barang dan jasa. Mereka ini adalah orang-orang yang menghabiskan waktu luangnya di lokasi pasar. Dalam masyarakat perkotaan Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan lain-lain banyak dijumpai anak-anak muda yang datang ke lokasi pasar pada waktu-waktu tertentu seperti bubaran sekolah pada hari kerja atau sepanjang waktu pada akhir pekan. Kedatangan mereka ke lokasi pasar bukan bertujuan untuk membeli sesuatu, barang keperluan sekolah misalnya, tetapi hanya sekedar datang untuk melihat orang yang datang ke lokasi pasar dan atau untuk dilihat oleh orang yang datang ke sana. Aktivitas ini dikenal sebagai mejeng. Kalupun mereka membeli sesuatu, biasanya yang dibeli adalah makanan. Kegiatan itu pun dalam rangka mejeng, yaitu mencoba menarik perhatian orang lain terhadap apa yang dilakukan, dimiliki dan ditampilkan. Pergi ke lokasi pasar untuk memanfaatkan oleh anak-anak muda tetapi juga dilakukan oleh semua lapisan usia. 2. Pembeli yaitu mereka yang datang ke lokasi pasar dengan maksud untuk membeli suatu barang atau jasa. Tetapi tidak mempunyai tujuan ke di mana akan membeli. Pada kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Medan, dan seterusnya seorang pembeli yang ingin mengetahui harga dari barang yang dibutuhkannya dapat mengetahui harga dari barang yang dibutuhkannya dapat mengetahui langsung dengan mengunjungi toko swalayan, pusat perbelanjaan , dan sejenisnya yang telah mencantumkan Universitas Sumatera Utara label harga pada setiap barang yang ditawarkan. Ia dapat memilih barang yang dibutuhkannya dengan kualitas yang diinginkannya dan dana yang tersedia. 3. Pelanggan yaitu mereka yang datang kelokasi pasar dengan maksud membeli sesuatu barang atau jasa dan punya arah tujuan yang pasti di ke mana akan membeli. Seseorang yang menjadi pembeli tetap dari seseorang penjual tidak terjadi secara kebetulan, tetapi melalui proses interaksi sosial. Dalam proses transaksi antara penjual dan pembeli, secara sengaja atau tidak, penjual memperlakukan pembeli tidak hanya sebagai seseorang yang memberikan keuntungan materi kepadanya tetapi juga sebagai seseorang perlu diberi perhatian misalnya dengan menanyakan sekolah anak, masalah pekerjaan, dan seterusnya. Hubungan sosial penjual dan pelanggan tidak hanya muncul pada pasar. Damsar 2000, 103-105.

1.5.4. Keterlekatan