44
2. Olah Raga
3. Seni Drama Dan Tari
4. Pramuka
5. PMR
6. Pencak Silat
7. Praktek Bahasa Inggris Dan Arab
8. Rohis Rohani Islam
9. Seni Nasyid
5. SYARAT-SYARAT PENERIMAAN
1. Warga negara Indonesia lulusan SMPMTs aceh timur atau oran tuanya
yang berdomisili danatau bekerja dalam kabupaten aceh timur. 2.
Lulus dan Berijazah SMPMTs dan berusia maksimal 18 tahun 3.
Lulus Seleksi Nilai raport dan UN, tes baca al-quran, matematika, bahasa inggris dan IPA yang dilaksanakan langsung pada saat pendaftaran
4. Bersedia Tinggal Diasrama
5. Bersedia Mematuhi Peraturan SekolahAsrama yang telah ditetapkan
6. Persyaratan Administrasi
D. Gambaran kecemasan akademik siswa di SMA Negeri Unggul
Freud dalam Semium, 2006 mengatakan bahwa kecemasan adalah suatu perasaan afektif yang tidak menyenangkan yang disertai dengan sensasi fisik yang
Universitas Sumatera Utara
45
mengikutkan orang terhadap bahaya yang akan datang. Keadaan yang tidak meyenangkan itu sering kabur dan sulit meninjuk dengan tepat, tetapi kecemasan
itu sendiri aelalu dirasakan. Kecemasan melibatkan persepsi tentang perasaan yang tidak menenangkan dan reaksi fisiologis, dengan kata lain kecemasan adalah
reaksi atau situasi yang diannggap berbahaya. Gejala kecemasan ada dalam bermacam-macam bentuk dan kompleksitasnya, namun biasanya cukup mudah
dikenali. Seseorang yang mengalami kecemasan cenderung untuk terus menerus merasa khawatir akan keadaan yang buruk yang akan menimpa dirinya atau diri
orang lain yang dikenalnya dengan baik. Biasanya seseorang yang mengalami kecemasan cenderung tidak sadar, mudah tersinggung, sering mengeluh, sulit
berkonsentrasi dan mudah terganggu tidurnya atau mengalami kesulitan untuk
tidur Gunarsa dkk., 1996.
Sekolah unggul tentunya juga mendatangkan konsekuensi tertentu pada siswanya. Penembahan jam pelajaran serta banyaknya tugas yang harus
dikerjakan dalam waktu yang terbatas menjadi beban yang berpotensi menimbulkan kecemasan akademik pada siswa yang ada di SMA unggul . Sistem
evaluasi yang menggunakan standar ketentuan dalam belajar maksimun yang harus dicapai oleh siswa serta adanya sistem droup out atau remedial bagi siswa
yang tidak mampu mencapainya, sehingga dapat menyebabkan kecemasan akademik Iw, komunikasi personal 16 April 2010.
Menurut Otten 1991 kecemasan akademik adalah masalah yang penting yang akan mempengaruhi sejumlah besar siswa. Ketika kecemasan yang
dirasakan oleh siswa berlebihan maka akan berpengaruh secara negatif karena
Universitas Sumatera Utara
46
siswa mengalami tekanan psikologis sehingga siswa tersebut mendapatkan hasil belajar yang kurang baik dan lebih banyak menghindari tugas, hal ini disebabkan
oleh penurunan rentang perhatian, konsentrsi dan memori pada siswa tersebut. Namun disisi lain kecemasan memiliki pengaruh yang positif terhadap siswa
karena dapat memotivasi siswa untuk menyelesaikan tugas. Hal ini didukung oleh Fiyanti 2003 yang mengatakan bahwa beberapa dari siswa berfikir bagaimana
cara untuk menghilangkan kecemasan yang mereka rasakan dengan cara bersaing. Bersaing disini adalah melakukan perbuatan untuk menjadi menang atau
mengungguli yang lain dan merupakan sarana yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Dalam bersaing, membutuhkan motivasi yang akan
mendorong siswa untuk menjadi yang terbaik dari siswa-siswa yang lain. Pramod 1996 menyimpulkan, mengacu pada budaya india, laki-laki lebih
berorientasi pada masa depan dibandingkan anak perempuan dan oleh karena itu anak laki-laki memiliki kecemasan akademik yang lebih dibandingkan anak
perempuan. Trivedi Ojha 2005, Mereka menemukan bahwa anak laki-laki memiliki kecemasan akademik yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak
perempuan. Ojha 2005 mengungkapkan bahwa 25 anak laki-laki memiliki kecemasan akademik yang sangat tinggi sedangkan hanya 6,7 perempuan
memiliki kecemasan akademik yang tinggi. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kecemasak akademik
siswa di sekolah unggul terjadi karena sekolah unggul Sistem evaluasi yang menggunakan standar ketentuan dalam belajar maksimun yang harus dicapai oleh
Universitas Sumatera Utara
47
siswa serta adanya sistem droup out atau remedial bagi siswa yang tidak mampu mencapainya, sehingga dapat menyebabkan kecemasan akademik.
Universitas Sumatera Utara
48
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian sangat menentukan dalam suatu penelitian karena menyangkut cara yang tepat dalam pengumpulan data, analisa data, dan
pengambilan kesimpulan hasil penelitian, serta dapat menentukan apakah penelitian tersebut dapat dipertanggung jawabkan hasilnya Hadi, 2001.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Hal ini karena penelitian ini bertujuan untuk melihat kecemasan akademik siswa di SMA Negeri Unggul
Aceh Timur. Menurut Azwar 1999, penelitian deskriptif merupakan metode yang
bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat mengenai fakta dengan tidak bermaksud menjelaskan, menguji hipotesis, membuat prediksi
maupun implikasi. Metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan suatu fenomena yang terjadi, tanpa bermaksud mengambil kesimpulan-kesimpulan yang
berlaku secara umum Hadi, 2000.
A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
Variabel dalam penelitian ini adalah kecemasan akademik siswa di SMA Negeri Unggul.
B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN
Kecemasan akademik siswa di SMA Negeri Unggul adalah pola-pola kecemasan yang dapat menyebabkan aktivitas mental, tidak fokus akan perhatian,
aspek-aspek fisiologis dan perilaku yang tidak sesuai yang terjadi pada siswa selama proses pembelajaran.
Universitas Sumatera Utara