75
B. Pembahasan
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan secara umum gambaran kecemasan akademik pada siswa di SMA N Unggul tergolong sedang . Dari 100
orang subjek penelitian, sebanyak 15 orang merasakan kecemasan yang rendah, 68 orang merasakan kecemasan sedang dan sebanyak 17 orang merasakan
kecemasan yang tinggi. Menurut Otten 1991, Kecemasan akademik adalah masalah yang
penting yang akan mempengaruhi sejumlah besar siswa. Ketika kecemasan yang dirasakan oleh siswa berlebihan maka akan berpengaruh secara negatif karena
siswa mengalami tekanan psikologis sehingga siswa tersebut mendapatkan hasil belajar yang kurang baik dan lebih banyak menghindari tugas, hal ini disebabkan
oleh penurunan rentang perhatian, konsentrsi dan memori pada siswa. Dalam penelitian ini hal-hal yang diukur adalah karakteristik kecamasan akademik
diantaranya adalah pola-pola aktivitas yang dapat menyebabkan kecemasan mental, terganggunya perhatian, bahaya pada fisiologis dan perilaku yang tidak
tepat.
Menurut Ottens 1991 Pola-pola aktivitas yang dapat menyebabkan
kecemasan mental, adalah hal yang Pertama dan yang terpenting adalah khawatir. Siswa sering merasa tidak aman oleh segala sesuatu yang mereka anggap salah.
Kedua, kecemasan akademik pada siswa terlibat dalam penyesuaikan diri. ketiga adalah percaya diri yang rendah. Siswa menerima keyakinan yang salah tentang
isu-isu bagaimana menetapkan nilai dalam diri, cara terbaik untuk memotivasi diri sendiri, bagaimana cara mengatasi kecemasan adalah berfikir yang salah sehingga
Universitas Sumatera Utara
76
kecemasan akademik itu muncul. Dari 100 orang subjek penelitian, sebanyak 18 orang merasakan tingkat kecemasan yang rendah berdasarkan karakteristik pola-
pola aktivitas yang dapat menyebabkan kecemasan mental , 52 orang merasakan tingkat kecemasan yang sedang berdasarkan karakteristik pola-pola aktivitas yang
dapat menyebabkan kecemasan mental dan 18 orang merasakan tingkat kecemasan yang rendah berdasarkan karakteristik pola-pola aktivitas yang dapat
menyebabkan kecemasan mental. Terganggunya perhatian siswa diharapkan dapat berkonsentrasi penuh
pada tugas-tugas akademik seperti membaca buku, mengikuti ujian, atau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Tetapi yang terjadi disini adalah
siswa tidak perduli dan perhatian mereka menjadi teralihkan. Perhatian dapat terganggu melalui faktor eksternal tindakan siswa lainnya, jam, suara-suara
asing atau faktor pengganggu internal kecemasan, lamunan, dan reaksi fisik. Dari 100 orang subjek penelitian, sebanyak 24 orang merasakan tingkat
kecemasan yang rendah berdasarkan karakteristik terganggunya perhatian, 54 orang merasakan tingkat kecemasan yang sedang berdasarkan karakteristik
terganggunya perhatian dan 22 orang merasakan tingkat kecemasan yang rendah berdasarkan terganggunya perhatian.
Bahaya pada fisiologis adalah perubahan yang terjadi pada tubuh yang dihubungkan dengan kecemasan seperti kekakuan pada otot, berkeringat, jantung
berdetak lebih cepat, dan tangan gemetar. Selain perubahan fisik, pengalaman kecemasan emosional juga berpengaruh seperti “mempunyai perasaan kecewa”.
Aspek-aspek emosional dan fisik dari kecemasan terutama yang menganggu
Universitas Sumatera Utara
77
diinterpretasikan sebagai hal yang berbahaya atau menjadi fokus perhatian yang penting selama tugas akademik. Dari 100 orang subjek penelitian, sebanyak 22
orang merasakan tingkat kecemasan yang rendah berdasarkan karakteristik Bahaya pada fisiologis, 53 orang merasakan tingkat kecemasan yang sedang
berdasarkan karakteristik Bahaya pada fisiologis dan 25 orang merasakan tingkat kecemasan yang rendah berdasarkan Bahaya pada fisiologis.
Perilaku yang tidak tepat adalah kecemasan akademik pada siswa terjadi karena siswa ingin memilih cara yang tepat dalam menghadpi kesulitan.
Menghindar procastination adalah hal yang umum, seperti menghindar dari melaksanakan tugas berbicara dengan teman pada saat belajar. Kecemasan
akademik pada siswa juga terjadi ketika menjawab pertanyaaan-pertanyaan ujian secara terburu-buru. Tindakan lain yang tidak benar adalah memaksa diri ketika
dalam waktu untuk bersantai. Dari 100 orang subjek penelitian, sebanyak 24
orang merasakan tingkat kecemasan yang rendah berdasarkan karakteristik Perilaku yang tidak tepat, 65 orang merasakan tingkat kecemasan yang sedang
berdasarkan karakteristik Perilaku yang tidak tepat dan 11 orang merasakan tingkat kecemasan yang rendah berdasarkan Perilaku yang tidak tepat.
Pengkategorisasian kecemasan akademik adalah mengukur hasil dari proses biokimia dalam tubuh dan otak yang meningkatkan dan membutuhkan
perhatian. Perubahan terjadi dalam respon terhadap situasi akademik, seperti menyelesaikan tugas-tugas di sekolah, diskusi di kelas atau ketika ujian. Ketika
kecemasan meningkat, tubuh akan memberikan reaksi atau respon untuk menolak atau memperjuangkannya. Dalam penelitian ini subjek lebih banyak merasakan
Universitas Sumatera Utara
78
kecemasan yang sedang artinya siswa memandang atau beranggapan bahwa kecemasan akademik berdasarkan karakteristik pengkategorisasian kecemasan
sebagai suatu hal yang penting untuk menunjang motivasi siswa tetapi siswa tidak mengangap kecemasan akademik itu tinggi ataupun rendah.
Dalam penelitian ini mencantumkan analisa tambahan yaitu jenis kelamin dan tingkatan kelas. Kecemasan akademik merupakan masalah umum yang tidak
bisa siswa abaikan jika mereka ingin berhasil di sekolah. Hal ini sering menyebabkan masalah berkonsentrasi selama belajar dan mengingat informasi
sambil menyelesaikan tes, yang membuat siswa merasa tidak berdaya seperti
kegagalan center for learning teaching, 2005. Sharma 1994 juga telah
mengamati perempuan lebih menunjukkan mengalami kecemasan akademik dibandingkan laki-laki. Sejak masa kecil lingkungan yang berbeda disediakan
untuk perempuan dan laki-laki yang mencerminkan kepibadian mereka. Laki-laki pada umumnya sudah mempunyai harga diri yang lebih baik dan tekanan bagi
mereka terbatas dalam hal akademik dan masa depan, seperti anak laki-laki yang diharapkan untuk menjadi pencari nafkah. Sumber tekanan lebih rentan untuk
perempuan dibandingkan laki-laki. perempuan lebih rentan untuk depresi, baik itu dari segi penampilan, perkawinan atau harga diri. Tetapi saat ini perempuan
semakin terlibat dalam kompetisi yang kuat dan mengalami kecemasan dalam hal berkarier. Sumber depresi perempuan biasanya terlihat pada karier, pemilihan
pasangan dan pernikahan. Semua ini membuat perempuan lebih rentan mengalami tekanan emosional dan masalah lain yang ditemukan adalah kecemasan akademik
yang tinggi. Pramod 1996 yang mengatakan bahwa pada budaya india, laki-laki
Universitas Sumatera Utara
79
lebih berorientasi pada masa depan dibandingkan anak perempuan dan oleh karena itu anak laki-laki memiliki kecemasan akademik yang lebih dibandingkan
anak perempuan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Ojha 2005 menyatakan bahwa 25 anak laki-laki memiliki kecemasan akademik yang sangat tinggi
sedangkan hanya 6,7 perempuan memiliki kecemasan akademik yang tinggi. Dalam penelitian ini hasil tambahan bahwa mean siswi lebih besar dari mean
siswa. Hal ini dapat dilihat dari skor mean siswi sebesar 113,19 dan skor mean siswa sebesar 111,25.
Universitas Sumatera Utara
80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dan saran-saran yang berhubungan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian ini. Pada bagian pertama
akan dijabarkan kesimpulan dari penelitian ini yang akan dilanjutkan dengan diskusi mengenai hasil yang diperoleh dan terakhir akan dikemukakan saran-saran
yang dapat berguna bagi penelitian yang akan datang dengan topik yang sama.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data, dapat disimpulkan bahwa: 1. Secara umum, kecemasan akademik yang dirasakan oleh siswa adalah lebih
banyak berada dalam kategori sedang. Perincian kecemasan akademik pada siswa adalah dari jumlah subjek sebanyak 100 orang, 15 orang merasakan kecemasan
yang rendah, 68 orang merasakan kecemasan sedang dan sebanyak 17 orang merasakan kecemasan yang tinggi.
2. Berdasarkan karakteristik-karakteristik kecemasan akademik yaitu pola-pola aktivitas yang dapat menyebabkan kecemasan mental, terganggunya perhatian,
bahaya pada fisiologis dan perilaku yang tidak tepat dapat disimpulkan bahwa: a.
Secara umum, kecemasan akademik pada siswa berdasarkan karakteristik pola-pola aktivitas yang dapat menyebabkan kecemasan mental berada
pada kategori Kecemasan yang sedang. Perincian kecemasan akademik pada siswa adalah 18 orang 18 berada dalam kategori kecemasan
Universitas Sumatera Utara