Working Capital to Total Asset WCTA Debt to Equity Ratio DER Total Assets Turnover TAT Net Profit Margin NPM Gross Profit Margin GPM

48

3.6.2 Variabel Independen X

Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari:

3.6.2.1 Working Capital to Total Asset WCTA

WCTA merupakan salah satu rasio likuiditas yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva lancar perusahaan, sehingga mampu membayar utang jangka pendeknya tepat pada waktu yang dibutuhkan Machfoedz, 1999. WCTA merupakan perbandingan antara aktiva lancar dikurangi hutang lancar terhadap jumlah aktiva. WCTA dapat dirumuskan sebagai berikut Riyanto,1995. WCTA = aktiva lancar − hutang lancar jumlah aktiva

3.6.2.2 Debt to Equity Ratio DER

DER merupakan salah satu rasio solvabilitas yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. DER merupakan perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas. DER dapat dirumuskan sebagai berikut Riyanto, 1995. DER= Total hutang Total Ekuitas

3.6.2.3 Total Assets Turnover TAT

TAT merupakan kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva perusahaan berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang di investasikan untuk menghasilkan pendapatan. TAT memperlihatkan proporsi Universitas Sumatera Utara 49 antara penjualan bersih dengan seluruh kekayaan yang dimiliki. TAT dapat dirumuskan sebagai berikut Ang,1997: TAT= Penjualan Bersih Total Akktiva

3.6.2.4 Net Profit Margin NPM

NPM merupakan keuntungan bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah volume usaha. NPM memperlihatkan proporsi antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih dari suatu perusahaan. NPM dapat dirumuskan sebagai berikut Ang,1997 : NPM= Laba bersih setelah pajak Penjualan bersih x 100

3.6.2.5 Gross Profit Margin GPM

GPM mencerminkan atau menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai setiap rupiah penjualan. GPM memperlihatkan perbandingan antara laba kotor terhadap penjualan bersih. GPM dapat dirumuskan sebagai berikut Munawir,2001:99: GPM = Laba kotor x 100 Penjualan bersih Ringkasan variabel dan definisi operasional variabel dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini. Universitas Sumatera Utara 50 Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel VARIABEL DEFINISI VARIABEL SKALA PENGUKURAN • variabel terikat Y Pertumbuhan Laba Selisih laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba pada periode sebelumnya. Rasio Y t – Y t-1 Y t-1 • variabel bebas X Working Capital to Total Asset X 1 Rasio antara modal kerja aktiva lancar – hutang lancar terhadap total aktiva. Rasio A ktiva Lancar – Hutang Lancar T otal Aktiva Debt to Equity Ratio X 2 Rasio antara total hutang dengan modal sendiri Rasio Total hutang Total Ekuitas Total Assets Turn Over X 3 Proporsi antara penjualan bersih dengan seluruh kekayaan yang dimiliki. Rasio Penjualan Bersih Total Akktiva Net Profit Margin X 4 Proporsi antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih dari suatu perusahaan. Rasio Laba bersih setelah pajak x 100 Penjualan bersih Gross Profit Margin X 5 perbandingan antara laba kotor terhadap penjualan bersih Rasio Laba kotor x 100 Penjualan bersih Sumber: diolah penulis 2013

3.7 Teknik Analisis Data