6.1.2. Evaluasi Perbaikan Tiap Rasio
Evaluasi perbaikan tiap rasio dilakukan dengan cara yang berbeda-beda. Perbaikan ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pabrik untuk
kedepannya. a.
Rasio I Rasio I adalah perbandingan antara jumlah minyak yang dihasilkan dengan
jumlah jam kerja terpakai.Untuk meningkatkan nilai rasio I adalah dengan pelatihan prosedur kerja bagi para pekerja sehingga para pekerja dapat
menggunakan waktu seefisien mungkin dalan menyelesaikan pekerjaannya, meningkatkan jumlah minyak yang dihasilkan, mengurangi lossis minyak
yang terjadi pada saat pengolahan dan memanfaatkan jam kerja secara optimal.
b. Rasio II
Rasio II merupakan perbandingan antara jumlah minyak yang dihasilkan dengan jumlah pemakaian energi.Untuk memperbaiki nilai rasio II dapat
dilakukan dengan memperkecil penggunaan energi, atau dengan mengunakan energi alternatif. Menurut Laksamana, banyak pabrik kelapa sawit
memanfaatkan uap hasil pembakaran limbah pengolahan sawit janjangan dan cangkang sawit kosong untuk menggerakkan mesin pabrik maupun
turbin pembangkit listrik. Menurut Laksamana, saat ini hampir seluruh pabrik kelapa sawit besar membangun pembangkit listrik berbahan bakar cangkang
dan jangjang sawit. Hal ini menurunkan biaya produksi cukup
Universitas Sumatera Utara
signifikan.Selain itu dapat mengganti dengan energi alternative yang lebih murah seperti biodiesel.Sebagai bahan bakar cair, biodiesel sangat mudah
digunakan dan dapat langsung dimasukkan ke dalam mesin diesel tanpa perlu memodifikasi mesin.Menggunakan biodiesel dapat menjadi solusi bagi
perusahaan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar solar. Biodiesel pun sudah terbukti ramah lingkungan karena tidak mengandung
sulfur
c. Rasio III
Rasio III berkaitan dengan efisiensi tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi. Kondisi yang ada menunjukkan bahwa efisiensi tenaga kerja PTPN
IV Unit Usaha Sawit Langkat dalam menghasilkan produk semakin menurun dan menjauhi nilai kinerja standar.Terjadinya penurunan ini diakibatkan oleh
2 faktor yaitu faktor material olah yang semakin menurun dan juga dipengaruhi oleh faktor absensi pekerja yang cukup tinggi.
d. Rasio IV
Rasio IV merupakan perbandingan antara jumlah jam kerja lembur dengan jam kerja normal. Perbaikan nilai Rasio IV dilakukan dengan menekan jam
kerja lembur karena biayanya lebih tinggi. Menghilangkan masalah lembur secara permanen tidaklah mungkin, namun dapat dilakukan upaya untuk
mengurangi potensi lembur. Menurut pengalaman terjadinya lembur karena masalah material misalnya terlambat dikirim atau mutu material yang tidak
Universitas Sumatera Utara
sesuai, kurangnya SDM di bagian produksi sehingga output tidak mencapai target, terkadang bagian pembelian lupa memesan suatu material, atau
komunikasi dan koordinasi yang kurang diantara departemen.
e. Rasio V
Rasio V merupakan perbandingan antara jumlah minyak yang dihasilkan dengan jumlah TBS yang diolah. Perbaikan nilai rasio V dapat dilakukan
dengan meningkatkan jumlah TBS yang dihasilkan dari kebun, karena bahan baku dalam pengolahan akan berpengaruh secara langsung terhadap output
atau minyak yang dihasilkan.
f. Rasio VI
Rasio VI merupakan perbandingan antara rendemen aktual dengan rendemen yang ditetapkan dalam anggaran perusahaan. Perbaikan rasio VI dilakukan
dengan memperbaiki proses pengolahan yang belum optimal menghasilkan minyak sawit yang sesuai dengan anggaran yang ditetapkan oleh perusahaan,
mengawasi proses pengolahan, memperbaiki mesin yang belum bekerja optimal yang terjadi pada beberapa stasiun pengolahan, mutu TBS yang
diolah kurang baik sehingga mempengaruhi potensi minyak yang terkandung pada TBS yang diterima sehingga jumlah minyak yang dihasilkan kurang
optimal yang pada akhirnya tidak bisa mencapai Rencana Kerja Anggaran Perusahaan RKAP.
Universitas Sumatera Utara
g. Rasio VII
Rasio VII merupakan perbandingan antara jumlah absensi tenaga kerja dengan jumlah tenaga kerja.Perbaikan dilakukan dengan menekan angka absensi
tenaga kerja.Absennya tenaga kerja merupakan komponen penting dari manajemen tenaga kerja.Absen dapat terjadi karena faktor-faktor yang
berbeda.Mengelola absensi mulai dengan organisasi mengukur tingkat ketidakhadiran dan mengidentifikasi alasan untuk itu. Setelah gambaran yang
jelas tersedia, perusahaan akan merasa lebih mudah untuk mengatasi tingkat sangat tinggi dari ketiadaan. Studi terdahulu menunjukkan bahwa penyakit
dan stres adalah faktor penyebab utama absensi.
h. Rasio VII
Rasio VIII merupakan perbandingan antara jumlah jam kerusakan mesin dengan jam mesin tersedia. Menurunkan jam kerusakan mesin akan
menurunkan nilai rasio VII. Apabila mesin mengalami kerusakan maka proses produksi dihentikan. Hal ini mengurangi produktivitas akhir, sehingga
perusahaan harus melakukan pencegahan penghentian proses produksi yang disebabkan kerusakan mesin. Caranya dengan melakukan perawatan terhadap
mesin. Kegiatan pemeliharaan dalam suatu perusahaan menurut Manahan 2004, meliputi berbagai kegiatan sebagai berikut:
a. Inspeksi inspection Kegiatan inspeksi meliputi kegiatan pengecekan atau pemeriksaan secara
berkala dimana maksud kegiatan ini adalah untuk mengetahui bahwa
Universitas Sumatera Utara
perusahaan selalu mempunyai mesin produksi yang baik untuk menjamin kelancaran proses produksi. Sehingga jika terjadinya kerusakan,
maka segera diadakan perbaikan-perbaikan yang diperlukan sesuai dengan laporan hasil inspeksi, dan berusaha untuk mencegah penyebab
timbulnya kerusakan dengan melihat sebab- sebab kerusakan yang diperoleh dari hasil inspeksi.
b. Kegiatan teknik Engineering Kegiatan ini meliputi kegiatan percobaan atas peralatan yang baru dibeli,
dan kegiatan-kegiatan pengembangan peralatan yang perlu diganti, serta melakukan penelitian-penelitian terhadap kemungkinan pengembangan
tersebut.Dalam kegiatan inilah dilihat kemampuan untuk mengadakan perubahan-perubahan dan perbaikan-perbaikan bagi perluasan dan
kemajuan dari fasilitas atau peralatan perusahaan. Oleh karena itu kegiatan teknik ini sangat diperlukan terutama apabila dalam perbaikan mesin-
mesin yang rusak tidak didapatkan atau diperoleh komponen yang sama dengan yang dibutuhkan.
c. Kegiatan produksi Production Kegiatan ini merupakan kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya, yaitu
memperbaiki dan mereparasi mesin-mesin dan peralatan.Secara fisik, melaksanakan pekerjaan yang disarankan atau yang diusulkan dalam
kegiatan inspeksi dan teknik, melaksanakan kegiatan service dan perminyakan lubrication.Kegiatan produksi ini dimaksudkan untuk itu
Universitas Sumatera Utara
diperlukan usaha-usaha perbaikan segera jika terdapat kerusakan pada peralatan.
d. Kegiatan administrasi Clerical Work Pekerjaan administrasi ini merupakan kegiatan yang berhubungan dengan
pencatatan-pencatatan mengenai biaya-biaya yang terjadi dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan dan biaya-biaya yang
berhubungan dengan kegiatan pemeliharaan, komponen spareparts yang di butuhkan, laporan kemajuan progress report tentang apa yang telah
dikerjakan. Waktu dilakukannya inspeksi dan perbaikan, serta lamanya perbaikan tersebut, komponen spareparts yang tersedia di bagian
pemeliharaan.Jadi, dalam pencatatan ini termasuk penyusunan planning dan scheduling, yaitu rencana kapan suatu mesin harus dicek atau
diperiksa, diminyaki atau di service dan di resparasi.
6.1.3 Analisa dan Evaluasi Indikator Produkivitas