Pengukuran dan Analisa Produktivitas dengan Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX) di PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat

(1)

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari

Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri

Oleh

EVALINA KRISTIANI HUTAHAEAN 090423027

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2013


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Produktivitas dapat digunakan oleh perusahaan sebagai pedoman atau acuan untuk mengetahui tingkat kinerja perekonomian secara menyeluruh. Pengukuran produktivitas juga diperlukan untuk memperbaiki dan meningkatkan produktivitas perusahaan itu sendiri, untuk menilai kinerja karyawan, serta digunakan untuk memperoleh informasi-informasi tentang masalah-masalah internal perusahaan terutama yang berkaitan dengan efisiensi penggunaan sumberdaya dalam menghasilkan output perusahaan.

PTPN IV Unit Usaha Sawit langkat merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan kelapa sawit menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan inti sawit (kernel). Pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah perusahaan belum pernah melakukan pengukuran produktivitas perusahaan. Perusahaan hanya melihat darilaba (keuntungan) dari hasil penjualan produksi sebagai ukuran keberhasilan perusahaan. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk melakukan pengukuran produktivitas PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat, mengetahui tingkat produktivitas PTPN.IV Unit Usaha Sawit Langkat dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas.

Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan dengan pengukuran produktivitas model Objective Matrix (OMAX) yang dapat mengukur produktivitas unit kerja lebih spesifik.Objectives Matrix (OMAX) adalah suatusistem pengukuran produktivitas parsial yang dikembangkan untuk memantauproduktivitas di tiap bagian perusahaan dengan kriteria produktivitas yang sesuaidengan keberadaan bagian tersebut (objektif).

Nilai produktivitas keseluruhan untuk 11 bulan mulai Februari 2012 sampai dengan Desember 2012 adalah sebagai berikut : 68,18%, 51,35%, 48,21%, 9,64%, 0,67%, 0,66%, 8,00%, 43,48%, 50,00%, 0,85%, 52,59%, -18,18%. Hasil pengukuran indeks produktivitas menunjukkan bahwa indeks produktivitas yang paling rendah adalah pada bulan Januari 2012 yaitu sebesar -52,59 % dan indeks produktivitas yang paling tinggi adalah pada bulan Februari 2012 yaitu sebesar 68,18 %. Langkah perbaikan produktivitas untuk perencanaan peningkatan produktivitas di masa yang akan datang adalah dengan cara memprioritaskan untuk meningkatkan rasio yang memiliki nilai yang paling buruk.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan pengetahun dan kekuatan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas sarjana yang berjudul ”Pengukuran dan Analisa Produktivitas dengan

Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX) di PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat ”

Tugas sarjana ini dibuat sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan studi agar memperoleh gelar Sarjana Teknik Ekstensi pada Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Dalam Penulisan Tugas sarjana ini, penulis telah berusaha untuk memberi yang terbaik.Namun, penulis menyadari bahwa Tugas Sarjana ini masih memiliki kekurangan.Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk lebih menyempurnakan Tugas sarjana ini.Semoga Tugas Sarjana ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Universitas Sumatera Utara, Medan, Juli 2013


(8)

UCAPAN TERIMAKASIH

Laporan ini tidak akan pernah terwujud tanpa berkah dan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang menjadi sumber pengetahuan bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini dengan baik.

Secara khusus penulis menghanturkan terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua orang tuaku yang sangat penulis kasihi dan sayangi. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian ini yaitu kepada :

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT, selaku ketua Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Sumatera Utara.

2. Bapak Ir. Mangara M.Tambunan, MSc & Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku koordinator Tugas Akhir DepartemenTeknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. Ir. A. Jabbar M. Rambe, M.Eng selaku dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan kontribusi yang bermanfaat demi terselesaikannya penelitian ini.

4. Ibu Ir. Elisabeth Ginting, Msi selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan kontribusi yang bermanfaat demi terselesaikannya penelitian ini. 5. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Departemen Teknik Industri, Fakultas

Teknik, Sumatera Utara.

6. Kedua orangtua dan adik-adik saya yang selalu mendukung dan mendoakan studi saya.


(9)

7. Seluruh teman–teman saya Ekstensi angkatan 2009 yang telah banyak memberikan bantuan sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini.

Walapun penulis sudah berusaha semaksimal mungkin, namun penulis menyadari akan kekurangan diri sendiri. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran-saran dan kritikikan yang membuat penelitian ini menjadi lebih baik.

Akhir kata semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi kita semua yang nya


(10)

D A F T A R I S I

BAB Halaman

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pemasalahan ... I-1 1.2. Rumusan Permasalahan. ... I-2 1.3. Tujuan Penelitian ... I-3 1.4. Manfaat Penelitian ... I-3 1.5. Batasan Masalah dan Asumsi ... I-4 1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-4

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


(11)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB Halaman

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2 2.3. Lokasi Perusahaan ... II-2 2.4. Daerah Pemasaran ... II-2 2.5.Proses Produksi ... II-3 2.5.1. Standar Mutu Bahan ... II-3 2.5.2. Bahan yang Digunakan ... II-4 2.5.2.1. Bahan Baku ... II-4 2.5.2.2. Bahan Tambahan ... II-5 2.5.2.3. Bahan Penolong ... II-5 2.5.3. Uraian Proses Produksi ... II-6 2.5.3.1. Stasiun Penerimaan Buah ... II-6 2.5.3.2. Stasiun Penimbangan Buah ... II-6 2.5.3.3. Stasiun Rebusan ... II-6 2.5.3.4. Stasiun Penebah ... II-8 2.5.3.5. Stasiun Pengempaan ... II-9 2.5.3.6. Stasiun Pemurnian Minyak ... II-10 2.5.4. Mesin dan Peralatan ... II-10 2.5.4.1. Mesin ... II-10 2.5.4.2. Peralatan ... II-12


(12)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB Halaman

2.6. Organisasi dan Manajemen ... II-13 2.6.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-13 2.6.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-15 2.6.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-15

III TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Definisi Produktivitas ... III-1 3.2. Siklus Produktivitas ... III-2 3.3. Manfaat Pengukuran Produktivitas ... III-3 3.4. Syarat Pengukuran Produktivitas ... III-4 3.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas ... III-5 3.6. Tiga Tipe Ukuran Produktivitas ... III-6 3.7. Produktivitas Model Objective Matrix (OMAX) ... III-7 3.7.1. Menetapkan Kriteria Produktivitas ... III-10 3.7.2. Penentuan Nilai Rata-rata Tiap Rasio ... III-11

3.7.3. Menetapkan Sasaran Akhir ... III-11 3.7 3.7.5. Pengukuran Indikator Pencapaian ... III-13

3.7.6. Pengukuran Indeks Produktivitas ... III-14

IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Jenis Penelitian ... IV-1


(13)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB Halaman

4.3. Variabel Penelitian... IV-1 4.4. Kerangka Konseptual ... IV-2 4.5. Objek Penelitian... IV-3 4.6. Instrumen Penelitian ... IV-3 4.7. Prosedur Penelitian ... IV-3 4.8. Metode Pengumpulan Data ... IV-5 4.8.1. Sumber Data ... IV-5 4.8.2. Teknik Pengumpulan Data ... IV-6 4.9. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... IV-6

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1. Data Produksi ... V-1

5.1.1.1. Data Jumlah Tandan Buah Segar (TBS) yang Diolah . V-1 5.1.1.2. Data Jumlah Minyak yang Dihasilkan ... V-2 5.1.1.3. Data Jumlah Rendemen Kelapa Sawit ... V-2 5.1.2. Data Jam Kerja ... V-3 5.1.2.1. Data Jam Kerja Normal ... V-3 5.1.2.2. Data Jam Kerja Aktual (Actual Time) ... V-4 5.1.2.3. Data Jam Kerja Lembur (Over Time) ... V-5 5.1.3. Data Tenaga Kerja... V-5 5.1.3.1 Data Jumlah Tenaga Kerja... V-5


(14)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB Halaman

5.1.3.2. Data Jumlah Absensi Tenaga Kerja ... V-6 5.1.4. Data Mesin ... V-7 5.1.4.1. Data Jumlah Jam Mesin ... V-7 5.1.4.2. Data Jam Kerusakan Mesin ... V-8 5.1.5. Data Pemakaian Daya Listrik ... V-8 5.2. Pengolahan Data ... V-9

5.2.1. Perhitungan Rasio Berdasarkan kriteria Efisiensi ... V-9 5.2.2. Perhitungan Rasio Berdasarkan kriteria Efktivitas ... V-13 5.2.3. Perhitungan Rasio Berdasarkan kriteria Inferensial ... V-15 5.2.4.Pengukuran Nilai Rata-rata Tiap Rasio ... V-17 5.2.5. Penetapan Sasaran Akhir ……… V-18 5.2.6. Penetapan Bobot Kriteria Kinerja ... V-19 5.2.7. Perhitungan Indikator Pencapaian ... V-21 5.2.8. Perhitungan Indeks Produktivitas ... V-24

VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis dan Evaluasi Hasil Pengukuran Produktivitas dengan

Metode Objective Matrix ... VI-1 6.1.1.Analisa dan Evaluasi Nilai Rasio ... VI-1 6.1.2.Evaluasi Perbaikan Tiap Rasio ... VI-9


(15)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB Halaman VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-2


(16)

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

2.1. Standar Mutu TBS ... II-4 2.2. Standar Mutu Minyak Sawit ... II-4 2.3. Spesifikasi Mesin di PTPN. IV Unit Usaha Sawit Langkat ... II-10 2.4. Jumlah Tenaga Kerja PTPN. IV Unit Usaha Sawit Langkat ... II-15 2.5. Jam Kerja Karyawan PTPN. IV Unit Usaha Sawit Langkat ... II-16 5.1. Data Jumlah Tandan Buah Segar (TBS) yang Diolah PTPN IV

Unit Usaha Sawit Langkat ... V-1 5.2. Data Jumlah Minyak yang DihasilkanPTPN IV Unit Usaha Sawit ... V-2 5.3. Data Persentase Rendemen PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat. ... V-3 5.4. Data Jam kerja Normal Bagian Produksi ... V-3 5.5. Data Jam Kerja Lembur (Over Time) ... V-4 5.6. Data Jam Kerja Aktual ... V-5 5.7. Data Jumlah Tenaga Kerja Bagian Produksi PTPN IV Unit Usaha ...

Sawit Langkat ... V-6 5.8. Data Jumlah Absensi Tenaga Kerja ... V-6 5.9. Data Jam Mesin ... V-7 5.10.Data Jam Kerusakan Mesin ... V-8 5.11.Data Pemakaian Daya Listrik ... V-9

5.12.Hasil Perhitungan Rasio I PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat V-10

5.13.Hasil Perhitungan Rasio II PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat ... V-11 5.14.Hasil Perhitungan Rasio III PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat ... V-12 5.15.Hasil Perhitungan Rasio IV PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat ... V-13


(17)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL Halaman

5.16.Hasil Perhitungan Rasio V PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat ... V-14 5.17.Hasil Perhitungan Rasio VI PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat ... V-15 5.18. Hasil Perhitungan Rasio VII PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat ... V-16 5.19. Hasil Perhitungan Rasio VIII PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat ... V-17 5.20.Nilai Rata-rata Tiap Rasio Bagian Produksi PTPN IV Unit Usaha Sawit

Langkat ... V-18 5.21. Rekapitulasi Kenaikan Level Masing-masing Rasio ... V-19 5.22. Tingkat Kepentingan Tiap Rasio ... V-20 5.23. Rekapitulasi Bobot Masing-masing Rasio ... V-21 5.24. Matriks Sasaran Pada Bagian Produksi PTPN IV Unit Usaha Sawit ....

Langkat Bulan Desember 2011 ... V-23 5.25. Matriks Sasaran Pada Bagian Produksi PTPN IV Unit Usaha Sawit ...

Langkat Bulan Januari 2012 ... V-24 5.26. Matriks Sasaran Pada Bagian Produksi PTPN IV Unit Usaha Sawit ...

Langkat Bulan Februari 2012 ... V-25 5.27. Matriks Sasaran Pada Bagian Produksi PTPN IV Unit Usaha Sawit ...

Langkat Bulan Maret 2012 ... V-26 5.28. Matriks Sasaran Pada Bagian Produksi PTPN IV Unit Usaha Sawit ...

Langkat Bulan April 2012 ... V-27 5.29. Matriks Sasaran Pada Bagian Produksi PTPN IV Unit Usaha Sawit ...


(18)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL Halaman

5.30. Matriks Sasaran Pada Bagian Produksi PTPN IV Unit Usaha Sawit ...

Langkat Bulan Juni 2012 ... V-29 5.31. Matriks Sasaran Pada Bagian Produksi PTPN IV Unit Usaha Sawit ...

Langkat Bulan Juli 2012 ... V-30 5.32. Matriks Sasaran Pada Bagian Produksi PTPN IV Unit Usaha Sawit ...

Langkat Bulan Agustus 2012 ... V-31 5.33. Matriks Sasaran Pada Bagian Produksi PTPN IV Unit Usaha Sawit ...

Langkat Bulan September 2012 ... V-32 5.34. Matriks Sasaran Pada Bagian Produksi PTPN IV Unit Usaha Sawit ...

Langkat Bulan Oktober 2012 ... V-33 5.35. Matriks Sasaran Pada Bagian Produksi PTPN IV Unit Usaha Sawit ...

Langkat Bulan November 2012 ... V-34 5.36. Matriks Sasaran Pada Bagian Produksi PTPN IV Unit Usaha Sawit ...

Langkat Bulan Desember 2012 ... V-35 5.37. Hasil Perhitungan Indikator Pencapaian Total Bagian Produksi

PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat Tahun 2012 ... V-36 5.38. Indeks Produktivitas pada Bagian Produksi PTPN IV Unit Usaha Sawit


(19)

D A F T A R G A M B A R

GAMBAR Halaman

2.1. PTP. Nusantara IV Unit Usaha Sawit Langkat ... II-6 2.2. Diagram Tekanan-Waktu Perebusan ... II-8 2.3. Struktur Organisasi PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat ... II-14 3.1. Daur Produktivitas ... III-3 3.2. Input-Output Produktivitas ... III-7 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-3 4.2. Diagram Prosedur Penelitian ... IV-4 4.3.Blok Diagram Pengolahan Data ... IV-8 5.1. Indikator Pencapaian 2012 ... V-37 5.2. Grafik Indeks Produktivitas ... V-39 6.1. Grafik Rasio I Periode Pengukuran ... VI-1 6.2. Grafik Rasio II Periode Pengukuran ... VI-2 6.3. Grafik Rasio III Periode Pengukuran ... VI-3 6.4. Grafik Rasio IV Periode Pengukuran ... VI-4 6.5. Grafik Rasio V Periode Pengukuran ... VI-5 6.6. Grafik Rasio VI Periode Pengukuran ... VI-6 6.7. Grafik Rasio VII Periode Pengukuran ... VI-7 6.8. Grafik Rasio VIII Periode Pengukuran ... VI-8


(20)

ABSTRAK

Produktivitas dapat digunakan oleh perusahaan sebagai pedoman atau acuan untuk mengetahui tingkat kinerja perekonomian secara menyeluruh. Pengukuran produktivitas juga diperlukan untuk memperbaiki dan meningkatkan produktivitas perusahaan itu sendiri, untuk menilai kinerja karyawan, serta digunakan untuk memperoleh informasi-informasi tentang masalah-masalah internal perusahaan terutama yang berkaitan dengan efisiensi penggunaan sumberdaya dalam menghasilkan output perusahaan.

PTPN IV Unit Usaha Sawit langkat merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan kelapa sawit menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan inti sawit (kernel). Pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah perusahaan belum pernah melakukan pengukuran produktivitas perusahaan. Perusahaan hanya melihat darilaba (keuntungan) dari hasil penjualan produksi sebagai ukuran keberhasilan perusahaan. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk melakukan pengukuran produktivitas PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat, mengetahui tingkat produktivitas PTPN.IV Unit Usaha Sawit Langkat dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas.

Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan dengan pengukuran produktivitas model Objective Matrix (OMAX) yang dapat mengukur produktivitas unit kerja lebih spesifik.Objectives Matrix (OMAX) adalah suatusistem pengukuran produktivitas parsial yang dikembangkan untuk memantauproduktivitas di tiap bagian perusahaan dengan kriteria produktivitas yang sesuaidengan keberadaan bagian tersebut (objektif).

Nilai produktivitas keseluruhan untuk 11 bulan mulai Februari 2012 sampai dengan Desember 2012 adalah sebagai berikut : 68,18%, 51,35%, 48,21%, 9,64%, 0,67%, 0,66%, 8,00%, 43,48%, 50,00%, 0,85%, 52,59%, -18,18%. Hasil pengukuran indeks produktivitas menunjukkan bahwa indeks produktivitas yang paling rendah adalah pada bulan Januari 2012 yaitu sebesar -52,59 % dan indeks produktivitas yang paling tinggi adalah pada bulan Februari 2012 yaitu sebesar 68,18 %. Langkah perbaikan produktivitas untuk perencanaan peningkatan produktivitas di masa yang akan datang adalah dengan cara memprioritaskan untuk meningkatkan rasio yang memiliki nilai yang paling buruk.


(21)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Produktivitas dapat digunakan oleh perusahaan sebagai pedoman atau acuan untuk mengetahui tingkat kinerja perekonomian secara menyeluruh. Pengukuran produktivitas juga diperlukan untuk memperbaiki dan meningkatkan produktivitas perusahaan itu sendiri, untuk menilai kinerja karyawan, serta digunakan untuk memperoleh informasi-informasi tentang masalah-masalah internal perusahaan terutama yang berkaitan dengan efisiensi penggunaan sumberdaya dalam menghasilkan output perusahaan.

PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat merupakan perusahaan milik Negara yang bergerak dalam bidang perkebunan.PTPN IV Unit Usaha Sawit langkat merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan kelapa sawit menjadi Crude Palm Oil (CPO).PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat belum pernah melakukan pengukuran produktivitas perusahaan. Perusahaan hanya melihat darilaba (keuntungan) dari hasil penjualan produksi sebagai ukuran keberhasilan yang telah dicapai perusahaan. Pengukuran produktivitas di bagian produksi sangatlah penting untuk mengetahuisejauh mana tingkat produktivitas perusahaan sehingga dapat digunakan sebagaipedoman dalam perencanaan strategi di masa datang.

Untuk mengatasi hal itu maka dilakukan pengukuran produktivitas dengan mengggunakanmodel pengukuran Objective Matrix (OMAX) yang dapat


(22)

mengukur produktivitas unit kerja lebih spesifik, perusahaan dapat mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas dan mengupayakan langkah-langkah perbaikan pada faktor-faktor yang harus diprioritaskan untuk ditingkatkan produktivitasnya.

Berdasarkan penelitan dari Nur Aditya Saddad(2012) dengan judul Analisis Produktivitas Bagian Pengolahan Menggunakan Metode OMAX di PTPN XII Ngarangkah Pawon Kediri di dapat periode pengukuran tahun 2009-2011 nilai terbesar diperoleh pada bulan Juli 2009 sebesar 6,18% dan yang terendah pada bulan Juni 2010 sebesar 1,37% .

Oleh sebab itu, maka peneliti mengangkat judul “pengukuran dan Analisa Produktivitas dengan Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX) di PTPN.IV Unit Usaha Sawit Langkat”.

1.2. Rumusan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan permasalahan pada penelitian ini adalah bahwa perusahaan belum pernah melakukan pengukuran produktivitas maka untuk itu perlu dilakukan pengukuran produktivitas perusahaan dengan menggunakan metode Objective Matrix (OMAX)

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :


(23)

2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas PTPN. IV Unit Usaha Sawit Langkat.

3. Mengetahui tingkat produktivitas PTPN. IV Unit Usaha Sawit Langkat.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian, antara lain: 1. Bagi Mahasiswa.

Menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh saat kuliah serta membandingkan teori ilmiah yang diperoleh dengan permasalahan perusahaan.

2. Bagi Departemen Teknik Industri USU

Memperluas dunia ilmu pengetahuan, yaitu kaitan antara teori di perkuliahan dengan aplikasi di lapangan serta meningkatkan kerjasama Departemen Teknik Industri dengan perusahaan.

3. Bagi Perusahaan

Memberikan masukan bagi perusahaan tentang masalah peningkatan produktivitas perusahaan dengan menggunakan metode yang diajukan dalam penelitian.

1.5. Batasan Masalah dan Asumsi

Agar penulisan ini dapat dilakukan dengan mudah serta pembahasannya dapat terfokus, maka permasalahan yang diangkat hanya terbatas pada :


(24)

Sawit Langkat.

2. Pengukuran produktivitas dilakukan dengan menggunakan metode Objective

Matrix.

3. Data yang diamati adalah data selama Januari 2012 – Desember 2012.

4. Produktivitas yang diukur adalahberdasarkan kriteria produk, karyawan, mesin produksi, dan pemakaian daya listrik.

Sedangkan asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan produksi berjalan normal dan tidak mengalamiperubahan selama dilakukan penelitian.

2. Pengukuran produktivitas yang dilakukan tidak mempertimbangkan segi keuangan.

3. Penentuan bobot kriteria perusahaan dilakukan oleh responden yang dianggap benar-benar paham akan kondisi perusahaan.

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan tugas akhir ini dapat diuraikan sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan berisikan tentang latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan pemecahan masalah, manfaat penelitian, batasan masalah dan asumsi serta sistematika penulisan laporan.

BAB II Gambaran Umum Perusahaanmemaparkan secara singkat tentang

gambaran dari objek penelitian, yaitu Sejarah PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat, Organisasi, Manajemen dan Uraian proses.


(25)

BAB III Landasan Teoriberisikan dasar teori produktivitas dan teori digunakan

untuk mengukur produktivitas pabrik yaitu teori Objective Matrix (OMAX)

BAB IV Metodologi PenelitianBerisikan tentang urutan langkah-langkah dalam

pemecahan masalah dan penjelasan secara garis besar bagaimana langkah pemecahan persoalan dengan menggunakan metode Objective

Matrix

BAB V Pengumpulan dan Pengolahan Databerisikan penjabaran metode

pengumpulan data dan penyelesaian /pengolahan data, meliputi data data produksi, data jam kerja, data tenaga kerja, data mesin, data pemakaian daya listrik yang diperoleh dari penelitian dilanjutkan dengan pengolahan data.

BAB VI Analisa Pemecahan Masalahberisikan analisa hasil dari pengolahan data

dan mengidentifikasi pemecahan masalah untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan yang dibutuhkan perusahaan.

BAB VII Kesimpulan dan Saranberisikan tentang pokok-pokok hasil penelitian

dan uraian singkat hasil analisa yang dilakukan. Sedankan saran berisi tindak lanjut dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(26)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

Unit Usaha Sawit Langkat (disingkat SAL) mulai berdiri pada tanggal 01 Agustus 1974 sebagai salah satu Unit Usaha dari PTP.VIII yang bergerak dalam pengolahan hasil hutan (LOG) karena mengalami kerugian maka pada tahun 1979 dikonversi menjadi kebun kelapa sawit.Tahun 1996 Unit Sawit Langkat menjadi salah satu dari 37 Unit kerja PTP. Nusantara - IV (hasil gabungan PTP. VI, VII, VIII)yang bergerak dalam pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi Crude

Palm Oil(CPO) dan inti sawit (kernel).Unit usaha sawit langkat terdiri dari

delapan afdeling perkebunan dan pabrik pengolahannya berada di afdeling II.Pabrik kelapa sawit Unit Usaha Sawit Langkat dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini.


(27)

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Unit Usaha Sawit Langkat, PTP. Nusantara IV adalah perusahaan industri yang bergerak dibidang pengolahan Crude Palm Oil (CPO) dan Kernel dari bahan tandan buah segar (TBS). Sejak tahun 1968 perusahaan ini menjalankan dan melaksanakan operasinya dalam menghasilkan Crude Palm Oil (CPO) dan Kernel untuk memenuhi kebutuhan perusahaan lain yang mengolah Crude Palm Oil

(CPO) dan Kernel menjadi bahan jadi.

Selain Crude Palm Oil (CPO) danPalm Kernel (PK), industri ini juga menghasilkan limbah produksi, yakni limbah padat (tandan kosong, dan abu) yang telah digunakan sebagai pupuk kompos pada lahan perkebunan, limbah cair (sludge dari sludge separator, air sisa sterilisasi dan proses penyulingan) digunakan sebagai pupuk yang dialirkan ke lahan perkebunan, dan menyebabkan polusi udara (namun sudah dikendalikan dengan memasang cerobong asap).

2.3. Lokasi Perusahaan

Unit Usaha Sawit Langkat,PTP. Nusantara IV terletak di Desa Banjaran Raya (Desa Pemekaran pada tahun 2009) Kec.Padang Tualang, Kab. Langkat, ± 80 km dari Ibu kota Propinsi Sumatera Utara.

2.4. Daerah Pemasaran

Pemasaran hasil-hasil produksi Unit Usaha Sawit Langkat, PTP Nusantara IV dikelola oleh Kantor Pemasaran Bersama (KPB). Oleh karena itu, Unit Sawit Langkat, PTP Nusantara IV hanya bertugas melakukan pengolahan saja, dimana


(28)

tugas untuk merencanakan kebijakan harga, kebijakan pasar, kebijakan distribusi dan kebijakan promosi telah dilakukan oleh bagian Pemasaran Kantor Direksi di Medan, maka semua hasil yang akan dikirim ke KPB haruslah melalui perintah dari Kantor Direksi (Kandir)

Jadi bila ada pelanggan yang akan membeli CPO dan inti sawit akan berurusan dengan Kandir di Medan. Pihak Kandir yang akan memerintahkan kepada Unit Usaha Sawit Langkat, PTP. Nusantara IV untuk mengeluarkan produksi sebanyak yang dibutuhkan oleh pelanggan.

2.5. Proses Produksi 2.5.1. Standar Mutu Bahan

Standar mutu dari produk yang dihasilkan Unit Usaha Sawit Langkat, PTP.Nusantara IVdisesuaikan dengan spesifikasi standar mutu internasional.Hal ini dilakukan agar produk yang dihasilkan pihak pabrik dapat diterima di pasar nasional maupun internasional.Jadi untuk meningkatkan daya saing, minyak sawit dan inti sawit yang dihasilkan harus memenuhi spesifikasi mutu.

Ada tiga komponen kualitas yang dipakai sebagai standar dalam pengendalian mutu minyak sawit di Unit Usaha Sawit Langkat, PTP. Nusantara IV yaitu kadar asam lemak bebas (ALB), kadar air dan kadar kotoran. Analisa mutu produksi dilakukan tiap hari untuk mengetahui kualitas bahan, kualitas produk yang dihasilkan dan dikirim sudah sesuai dengan norma (mutu yang diharapkan), sehingga dapat diterima pasar diketahui seberapa kehandalan pabrik dalam mendapatkan minyak dan inti sesuai ISO 9000.


(29)

Adapun standar yang diberlakukan untuk produksi di PTP.Nusantara IV Unit Usaha sawit Langkat dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2.

Tabel 2.1. Standar Mutu TBS

Parameter Standar (%)

Fraksi 00 Fraksi 0

Buah normal (F1, F2, F3, F4, F5) % brondolan

Tandan kosong Brondolan busuk

Tandan bertangkai panjang > 2,5 cm

Nihil Nihil 100 %

0 100 %

0 0

Tabel 2.2. Standar Mutu Minyak Sawit

MUTU MINYAK PRODUKSI STANDAR

ALB Dalam minyak Max 2,50 %

Air dalm minyal Max 0,15 % Kotoran dalam minyak Max 0,020 %

2.5.2. Bahan yang Digunakan 2.5.2.1.Bahan Baku

Mutu hasil olahan dipengaruhi oleh mutu bahan baku, sedangkan mutu bahan baku dipengaruhi oleh sistem panen. Bahan baku yang telah matang


(30)

sebaiknya langsung diolah agar kandungan minyaknya tidak berkurang dan kualitas minyak yang dihasilkan tidak menurun.

Oleh karena itu bahan baku yang digunakan adalah Tandan Buah Segar (TBS)yang harus memenuhi standar mutu yang telah ditentukan oleh Unit Usaha Sawit Langkat, PTP. Nusantara IV.

2.5.2.2.Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan dalam proses produksi dan bercampur dengan bahan baku yang membentuk produk akhir dan diharapkan dapat meningkatkan mutu produk. Dalam hal ini tidak ada bahan tambahan yang digunakan dalam proses produksi pada Unit Usaha Sawit Langkat, PTP. Nusantara IV.

2.5.2.3.Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi tetapi tidak terdapat dalam produk akhiryaitu bahan-bahan yang diperlukan dalam memperlancar penyelesaian suatu produk dimana keberadaan bahan penolong ini tidak mengurangi nilai tambah produk yang dihasilkan tersebut, dan bahan penolong ini tidak terdapat pada produk akhir.

Adapun bahan penolong yang digunakan pada Unit Usaha Sawit Langkat, PTP.Nusantara IV adalah air sebagai air umpan boiler.Untuk air umpan boiler, dibutuhkan kemurnian yang memenuhi persyaratan air minum (dilakukan


(31)

2.5.3. Uraian Proses Produksi

Proses produksi adalah cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan, dan dana. Adapun proses produksi pada Unit Usaha Sawit Langkat, PTP. Nusantara IV adalah sebagai berikut:

2.5.3.1.Stasiun Penerimaan Buah

Stasiun penerimaan buah ini berfungsi untuk menerima TBS yangberasal dari kebun. Pada stasiun ini TBS melalui tahapan proses yaitu tahappenimbangan buah dan tahap penumpukan dan pemindahan buah.

2.5.3.2.Stasiun Penimbangan Buah

Jembatan timbang menggunakan mekanikal hybrid dengan kapasitas 50ton.Dilengkapi dengan sistem komputasi, jembatan timbangan ditera oleh BadanMeterologi 1 kali setahun. TBS (tandan buah segar) yang sudah ditimbangdimasukkan ke loading ramp.

2.5.3.3.Stasiun Rebusan

TBS yang berada dalam lorirebusan diangkut dari stasiun penerimaanbuah dengan bantuan transfer carrier yang bergerak pada jaringan rel. Lori rebusan ini selain sebagai alat angkut juga sebagai wadah untuk merebus buah.Badan lori tersebut terbuat dari plat baja berlubang kecil dengan diameter 27.000mm berjumlah 3 unit dengan system 2(dua) pintu dan memakai PLC (Program


(32)

LocalControl) dengan waktu merebus buah ± 90 menit, masing-masing sterilizerberkapasitas 10 lori ( ± 25 ton TBS).

Pada proses perebusan dengan steam process yang dilakukan adalah Three

Cycle Peak (Triple Peak), proses yang terjadi adalah sebagai berikut:

1. Masukkan lori sesuai dengan kapasitas rebusan

2. Tutup pintu rebusan dan pastikan terkunci dengan baik 3. Pastikan kran kondensat dalam keadaan terbuka

4. Membuang udara dengan memasukkan uap selama 3 menit (kran uap masuk dan tutup kran uap keluar)

5. Menaikkan tekanan uap puncak I dari 0 – 2 kg/cm2 (kran uap masuk terbuka, kondensat tertutup dan kran uap keluar tertutup)

6. Membuang uap pada tekanan 2 - 0 kg/cm2 (kran uap masuk tertutup, kran kondensat terbuka, kran uap keluar terbuk

7. Menaikkan tekanan uap puncak II dari 0 – 2,5 kg/cm2 (kran uap masuk terbuka, kran kondensat tertutup dan kran uap keluar tertutup)

8. Membuang uap pada tekanan 2,5 – 0,5 kg/cm2 kran uap masuk tertutup, kran kondensat terbuka dan kran uap keluar terbuka)

9. Menaikkan tekanan uap puncak III dari 0,5 – 3,0 kg/cm2 (kran uap masuk terbuka, kran kondensat tertutup dan kran uap keluar tertutup

10.Tahan tekanan puncak III ± 55 menit, selama menahan tekanan puncak dilakukan pembuangan air kondensat minimal 2 kali (buka kran pembuangan kondensat selama 3 menit, setiap pembuangan air kondensat)


(33)

11.Membuang terakhir (tutup uap kran masuk, buka kran condensate lebih dahulu dan uap keluar)

12.Buka pintu ketel rebusan (pastikan tekanan uap 0 kg/cm2)

13.Tarik lori dari dalam ketel rebusan sampai dibawah hosting crane

Proses perbusan ini terdiri dari siklus triple peak. Untuk setiap siklus ini dapat dilihat perubahan tekanan yang dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Diagram Tekanan – Waktu perebusan

2.5.3.4.Stasiun Penebah

Stasiun penebah mempunyai fungsi untuk memisahkan brondolan daritandannya.Buah matang dari sterilizer diatur masuk sebagai umpan ke dalamthresher.Di dalam tresherdipisahkan antara tandan kosong dan brondolanmatang dengan caradibantingkan/dijatuhkan dari atas ke bawah sambil diputar.


(34)

2.5.3.5.Stasiun Pengempaan

Stasiun pengempaan adalah stasiun pertama dimulainya pengambilanminyak dari buah dengan jalan melumat dan mengepal. Pada stasiun ini dilakukandua tahap pengolahan yaitu :

a. Pengadukan (digesting) b. Pengempaan (pressing)

1. Digester terintegrasi dengan screw press. Brondolan yang telah dibawa

fruitelevator diremas atau diaduk. Fungsi digester adalah sebagai berikut :

a. Mencincang dan melumat brondolan sehingga daging dengan biji (noten)mudah dipisahkan.

b. Mengeluarkan sebagian minyak dari brondolan yang timbul akibat prosespengadukan.

c. Memudahkan pengeluaran minyak di screw press. 2. Screw Press

Massa adukan yang berasal dari alat pengadukan (digester), dialirkan kedalam alat pengempa (screw press) yang berfungsi untuk mengempa massaadukan sehingga terjadi pemisahan antara massa padat (biji, serat dankotoran) dengan cairan minyak kasar. Tujuan dari proses pengempaan iniadalah untuk mengambil minyak yang ada dalam massa adukan semaksimalmungkin dengan cara mengempa pada tekanan tertentu.


(35)

2.5.3.6.Stasiun Pemurnian Minyak

Stasiun ini berfungsi untuk mendapatkan minyak sawit mentah CrudePlam

Oil (CPO) yang sudah dimurnikan dari impurities atau kotoran lainnya.Stasiun

pemurnian minyak adalah stasiun terakhir untuk pengolahan minyak sawitmentah (CPO).Minyak mentah yang dihasilkan dari stasiun pengempaan dikirimke stasiun ini untuk proses selanjutnya sehingga diperoleh minyak produksi.

2.5.4. Mesin dan Peralatan 2.5.4.1.Mesin

Mesin produksi yang digunakan dalam proses pengolahan Unit Usaha Sawit Langkat, PTP. Nusantara IV dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.3. Spesifikasi Mesin di PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat,

No. Nama

Peralatan Jlh

Unit Fungsi Merk/Buatan Type Kapasitas

1. Jembatan

Timbang 1

Sebagai

Timbangan Tunas Jaya

Hybnd

System 50 ton 2. Loading

Ramp 1

Pengumpulan

TBS masak PT. SAS

Hydraulic System

13 x 15 Ton TBS 3. Hopper Tandan Kosong (6 pintu) 1 Gudang tandan kosong

K. Utama Sakti Pintu Hidrolik 2Ton J.K/Jam 4. Carrier Tandan Kosong

1 Saluran K. Utama Sakti Elevator 2Ton

J.K/Jam

Blow Down

1 Memindahkan lori

PMT 6. Ketel

Rebusan 3

Memasak (2)Karyatama/ (1) PT.SAS

2 Pintu 9 lori 7. Lori

9 Mengangkat TBS


(36)

Tabel 2.3. Spesifikasi Mesin di Unit Usaha Sawit Langkat, PTP. Nusantara IV (Lanjutan)

No. Nama

Peralatan Jlh

Unit Fungsi

Merk/Buata

n Type Kapasitas

8. Hoisting Crane

3 Mengangkat lori

Demag P.625 (mono

reil)

5 ton

9. Auto

Feeder

3 Mengatur TBS jatuh ke Thresser Atmindo (2)/ PCM(1) Schkrape r 20 ton TBS/jam 10. Thresser 3 Memisahkan

buah segar dengan tandan

Garuda P.A/ PCM masayu

Rotary 20 ton TBS/jam 11. Ularan

buah bawah

thresser

3 Alat

transportasi

Garuda P.A/ PCM masayu

ulir 20 ton TBS/jam

12. Transport Janjangan Kosong Mendatar

2 Alat

transportasi B. Harapan/Kary a Utama Schkrape r 30 ton TBS/jam

13. Ularan Buah Melintang

Bawah

2 Alat

Transportasi

PT.SAS Ulir 30 ton TBS/jam

14. Digester No.1

2 Melumatkan TBS

UDW Cuma

28

3200 L 15. Digester

No.2

2 Melumatkan TBS

U. Steel US 3200 3200 L 16. Screw

Press

4 Memisahkan minyak dengan ampas dan cangkang

U.Steel US 12 10-12 ton TBS 17. Sludge

conveyor

1 Alat

transportasi

Lokal Ulir 30 ton

TBS/jam

18. Sand Trap 1 Menampung

minyak dan lumpur

PT.SAS Tabung Silinder


(37)

Tabel 2.3. Spesifikasi Mesin di Unit Usaha Sawit Langkat, PTP. Nusantara IV (Lanjutan)

No. Nama

Peralatan Jlh

Unit Fungsi Merk/Buatan Type Kapasitas

19. Circular

Vibrating Screen

1 Memisahkan minyak kasar dari ampas yang berbentuk serabut

CBI CB 60

CVS

30 ton TBS/jam

20. Crude Oil Tank

1 Mengendapkan sementara

PT. SAS Segi empat

7 m3

21. CST 1 Memisahkan

minyak, air dan kotoran

CBI silinder 70 m3 22. Oil Tank 2 Tangki minyak Lima Panca silinder 10 m3 23. Oil

Purifier

3 Memurnikan minya dan kandungan air

Alva laval PAPX 201

4,5 Ton/jam 24. Vacum

Drier

2 Mendapatkan kadar air yang normal pada minyak

Alva laval Vertika l

9m3/jam

25. Tangki Timbun

2 Tangki timbun minyak

Stork Silinder 1500

2.5.4.2.Peralatan

Peralatan yang digunakan oleh pabrik Unit Usaha Sawit Langkat, PTP. Nusantara IVadalah :

a. Sekop fungsinya untuk mengumpulkan dan mengangkat brondolan yang berjatuhan serta mengangkut cangkang kedalam tungku boiler.

b. Gancu fungsinya untuk menarik dan meratakan buah kedalam lori. c. Tojok fungsinya untuk mengangkat buah yang jatuh dari lori.


(38)

d. Talang fungsinya untuk meratakan arang di dalam tungku boiler..

e. Kereta Sorong fungsinya untuk mengangkut material dan barang – barang lain.

2.6. Organisasi Dan manajemen 2.6.1. Struktur Organisasi Perusahaan

Organisasi adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan tertentu dan dilakukan pembagian tugas untuk pencapaian suatu tujuan. Struktur organisasi perusahaan memperlihatkan susunan hubungan-hubungan antara bagian dan posisi dalam suatu perusahaan.Struktur organisasi merincikan pembagian aktivitas kerja dan menunjukkan berbagai tingkatan aktivitas yang satu dengan yang lainnya.

Adapun struktur organisasi yang diterapkan di PTPN IV Unit Usaha Sawit

Langkatadalah struktur organisasi lini fungsional karena

wewenangdaripimpinantertinggidilimpahkankepada kepala bagian dibawahnya

yang mempunyaikehlian tertentu, serta

sebagiandilimpahkankepadapejabatfungsional yang koordinasinyatetapdiserahkankepadakepalabagian.Struktur organisasi dapat


(39)

(40)

2.6.3 Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

PTPN. IV Unit Usaha Sawit Langkat menggunakan tenaga kerja yang berkewarganegaraan Indonesia yang diangkat untuk menduduki jabatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan mematuhi peraturan yang berlaku di perusahaan.

Adapun jumlah tenaga kerja PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4. Jumlah Tenaga Kerja PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat

Uraian

Tenaga Kerja

Pria Wanita Jumlah

Karyawan Pimpinan 8 0 8

Karyawan Pelaksana 1.193 437 1.630

Honor 9 2 11

Jumlah 1.210 439 1.649

Sumber : PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat

Jam kerja di PTPN.IV Unit Usaha Sawit Langkatdibagi 2(dua) bagian yang deskripsinya dapat dilihat pada Tabel 2.5.


(41)

No Bagian

Jam kerja

Senin – Jumat Sabtu

1 Kantor 07.00 – 14.30 07.00 – 14.30

2 Laboratorium 07.00 – 14.30 07.00 – 14.30

3 Workshop 07.00 – 14.30 07.00 – 14.30

4

Proses

Shiff 1

Shiff 2

07.00 – 15.00 07.00 – 15.00

15.00 – 23.00 15.00 – 23.00

5

Keamanan

Shiff 1 Shiff 2 Shiff 3

07.00 – 15.00 07.00 – 15.00 15.00 – 23.00 15.00 – 23.00 23.00 – 07.00 23.00 – 07.00


(42)

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Definisi Produktivitas

Produktivitas adalah suatu subjek yang sangat besar. Definisi produktivitas itu sendiri bergantung pada siapa yang mendefinisikannya, apakah ia seorang ahli ekonomi, akuntan, manajer, pakar politik, pemimpin Negara atau teknik industri. Meskipun secara garis besarnya sama, tetapi tetap saja ada sedikit perbedaan yang nampak dari definisi-definisi yang diberikan.

Produktivitas diartikan sebagai rasio antara output dan input. Produktivitas merupakan suatu ukuran tentang kemampuan satu satuan input dalam menghasilkan output. Inputnya adalah sumber daya produksi seperti tenaga kerja, bahan (materials), kapital yaitu mesin, peralatan, perlengkapan dan bangunan, energy, dan lain-lain. Input tersebut dalam terminologi akuntansi adalah pembentuk biaya (costs) pada proses produksi dan output perusahaan adalah pembentuk penerimaan (revenues). Produktivitas dapat diartikan sebagai berapa besaran penerimaan perusahaan untuk setiap satu satuan biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan produksi (output and

input-based measurement).

David J. Summanth mendefinisikan produktivitas sebagai rasio antara jumlah output yang dihasilkan dengan jumlah input yang digunakan.1

1

Secara umum produktivitas dapat diartikan sebagai ukuran tentang seberapa baik sumber daya digunakan secara bersama-sama dalam sebuah organisasi untuk mendapatkan seperangkat hasil yang diharapkan.


(43)

Pengukuran

Produktivitas merupakan serangkaian kegiatan yang membentuk siklus yang terdiri dari empat fase kegiatan, yaitu fase pengukuran, fase evaluasi fase perencanaan dan fase perbaikan. Pengukuran produktivitas ( Measurement) terdiri dari kegiatan pengumpulan dan pengolahan data dan informasi tentang variable-variabel yang diklasifikasikan sebagai input dan ouput yang dihasilka dari input tersebut. Berdasarkan data dan informasi input dan output yang telah dikumpulkan lalu dihitung tingkat atau ukuran produktivitas yang dicapai oleh perusahaan dalam periode berjalan. Tingkat kinerja ini lalu dievaluasi dengan cara membandingkan tingkat produktivitas yang dicapai terhadap target atau tingkat produktivitas yang direncanakan (fase kedua). Fase evaluasi penting untuk mengidentifikasi masalah yang menyebabkan target tidak tercapai. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut kemudian dilakukan perencanaan peningkatan produktivitas (fase ketiga).Rencana perbaikan yang telah disusun kemudian diimplementasikan untuk mendapatkan untuk menghasilkan perbaikan (improvement) produktivitas.Selanjutnya, pengukuran dilakukan kembali untuk mengetahui apakah perbaikan telah berhasil dilakukan atau tidak.Siklus ini dapat dilihat pada gambar 2.1.

Produktivitas

Peningkatan EvaluasiProduktivitas Produktivitas

Perencanaan Produktivitas


(44)

Terdapat beberapa manfaat pengukuran produktivitas dalam suatu organisasi perusahaan, yaitu :3

1. Perusahaan dapat menilai efisiensi konversi sumber dayanya, agar dapat meningkatkan produktivitas melalui efisiensi penggunaan sumber-sumber daya tersebut.

2. Perencanaan sumber-sumber daya akan menjadi lebih efektif dan efisien.

3. Tujuan ekonomis dan non ekonomis perusahaan dapat diorganisasikan kembali dengan cara memberikan prioritas tertentu yang dipandang dari sudut produktivitas

4. Perencanaan target tingkat produktivitas di masa mendatang, dapat dimodifikasi kembali berdasarkan informasi pengukuran tingkat produktivitas

5. Strategi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dapat ditetapkan berdasarkan tingkat kesenjangan produktivitas (productivity gap) antara tingkat produktivitas yang direncanakan dan tingkat produktivitas aktual.

6. Pengukuran produktivitas terus-menerus akan memberikan informasi yang bermanfaat untuk menentukan dan mengevaluasi kecendrungan perkembangan produktivitas perusahaan dari waktu ke waktu.

3.4. Syarat Pengukuran Produktivitas

Syarat utama yang baru diikuti oleh setiap organisasi atau perusahaan dalam melakukan pengukuran produktivitas yang benar, yaitu:

1. Keabsahan (validity), adalah ukuran yang dapat menggambarkan perubahan tingkat produktivitas yang sebenarnya secara tepat.

3


(45)

Syarat utama dalam pengukuran tingkat produktivitas adalah ketersediaan data dan data yang tersedia harus dapat dibandingkan. Perbandingan dilakukan terhadap hasil pengukuran produktivitas di dalam periode yang berbeda.

3. Kelengkapan (completeness).

Keikutsertaan seluruh faktor yang berpengaruh baik dari segi masukan maupun keluaran akan memberikan ketelitian yang tinggi pada hasil pengukuran produktivitas.

4. Ketermasukan (Inclusiveness).

Pengukuran tingkat produktivitas menyatukan banyak kegiatan dalam fungsi-fungsi organisasi perusahaan.

5. Efektivitas Ongkos (Cost effectiveness).

Disamping manfaat yang diperoleh, usaha pengukuran tingkat produktivitas juga memerlukan ongkos di luar ongkos produksi.Agar ongkos yang dikeluarkan untuk kegiatan pengukuran tingat produktivitas tidak mengurangi nilai manfaat yang dihasilkan, perlu dilakukan analisa rugi dalam fungsi pengukuran ini.

6. Tepat Waktu (Timeliness).

Agar informasi yang diperoleh dari pengukuran produktivitas berfungsi tepat guna maka periode waktu pengukuran harus disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

3.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas4

1. Investasi

Berikut ini beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas yaitu:


(46)

diindikasikan dengan pangsa pasar yang tinggi, laju pengenalan produk yang rendah, utilisasi modal yang tinggi dan sebagainya.

2. Rasio modal/tenaga kerja

Terdapat hubungan erat antara produktivitas tenaga kerja dengan rasio modal/tenaga kerja.Menurunnya rasio antara modal investasi dengan tenaga kerja dan pertumbuhan jumlah modal investasi lebih lamban daripada pertumbuhan jumlah tenaga kerja, maka semakin banyak tenaga kerja yang tidak terserap di sector-sektor industri yang mengakibatkan menurunnya produktivitas.

3. Utilisasi kapasitas

Utiliasasi kapasitas (yaitu persentase waktu di mana pabrik dalam keadaan beroperasi) berkaitan erat dengan produktitas tenaga kerja.

4. Umur pabrik dan perlengkapan

Peningkatan umur struktur maupun perlengkapan menandakan kurangnya modernisasi yang memadai. Umur pabrik dan peralatannya mempengaruhi tingkat kehandaan proses produksi dan secara langsung mempengaruhi tingkat produktivitas.

5. Manajemen

Turunnya produktivitas pada sebagian besar perusahaan adalah akibat peranan pihak manajemen yang tidak sesuai.Peranan pihak manajemen sangat penting dalam hal memotivasi pekerja, mendappatkan rasa hormat dan loyalitas dan mengembangan system pemberian imbalan yang sesuai.Pihak manajemen dapat juga menyebabkan berkurangnya produktivitas juga dikarenakan perencanaan dan pendjawalan kerja yang buruk, pemberian instruksi yang tidak jelas dan tidak tepat waktu kepada pekerja, kurangnya


(47)

3.6. Tiga Tipe Ukuran Produktivitas5

1. Produktivitas Total

Ukuran produktivitas dikelompokkan atas tiga tipe yaitu produktivitas total (total

productivity), produktivitas total-faktor (total factor productivity) dan produktivitas parsial

(partial productivity).

Produktivitas total adalah rasio total output atau keseluruhan faktor input yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut. Dari pengertian di atas, produktivitas total mengukur pengaruh bersama (join impact) dari seluruh sumber daya produksi dalam menghasilkan output seperti ditunjukkan dalam Gambar 3.1.

Produktivitas Total = Total Output Total Input

Input Output

- Tenaga Kerja

- Bahan Produktivitas = Total Output Total Input - Kapital

- Energi - Dan lain-lain

Waste Gambar 3.2. Input-Output Produktivitas

2. Produktivitas Total Faktor

Produktivitas total faktor merupakan rasio dari output bersih (net output) terhadap


(48)

output yang dikurangi dengan jumlah bahan dan jasa yang dibeli. Produktivitas Total Faktor = ������ bersih

����� tenaga kerja +modal =������ total−material & ����

����� tenaga kerja +modal 3. Produktivitas Parsial

Produktivitas parsial ialah rasio output terhadap salah satu faktor input yang digunakan dalam memproduksi output tersebut. Produktivitas ini mengukur hubungan antara jumlah output relatif terhadap jumlah faktor input tertentu yang digunakan. Jika rasio tersebut memperlihatkan kecenderungan yang meningkat dari periode ke periode berikutnya secara berkelanjutan maka dapat dikatakan pengelolaan faktor input tersebut dalam kegiatan produksi telah berjalan dengan baik. Karena faktor input bermacam-macam maka didefinisikan satu per satu sebagai berikut :

- Produktivitas Tenga Kerja = Jumlah Output

Jumlah tenaga kerja yang digunakan

- Produktivitas Material = Jumlah Output

Jumlah material yang digunakan

- Produktivitas Kapital = Jumlah Output

Jumlah kapital yang digunakan

- Produktivitas Energi = Jumlah Output

Jumlah energi yang digunakan

3.7. Produktivitas Model Objective Matrix (OMAX)6

James L. Riggs mengembangkan metode pengukuran produktivitas Objectives Matrix (OMAX) berdasarkan pendapat bahwa produktivitas merupakan fungsi dari beberapa faktor


(49)

kinerja kelompok kerja ke dalam sebuah matrix.Setiap kriteria kinerja memiliki sasaran berupa jalur khusus untuk perbaikan, juga memiliki bobot sesuai dengan tingkat kepentingan terhadap tujuan organisasi. Penggunaan Objective Matrix oleh pihak manajemen dapat memudahkan dalam menentukan kriteria apa yang akan dijadikan ukuran produktivitas. Pada akhirnya pihak manajemen dapat mengetahui produktivitas unit organisasi yang akan menjadi tanggung jawabnya berdasarkan bobot dan skor untuk setiap kriteria, dan dapat melakukan perbaikan produktivitas perusahaan.

Pengukuran dengan menggunakan objective matrix adalah pengukuran substitusi atau pengganti.Objective matrix tidak hanya mengukur keluaran aktual barang atau jasa dari suatu input tetapi mengukur karakteristik produktivitas unit yang diukur.

Adapun kelebihan dari model produktivitas OMAX antara lain : 1. Model OMAX fleksibel terhadap kriteria produktivitas yang diukur.

2. Model OMAX dapat mengukur tingkat produktivitas sampai bagian terkecil.dari unit proses, yang diwakili oleh kriteria dari unit proses yang diukur danterkait langsung dengan kondisi perusahaan saat itu.

3. Model OMAX dapat mengkombinasikan seluruh kriteria produktivitas yangpenting bagi kemajuan dan pertumbuhan perusahaan ke dalam suatu bentukyang terpadu, saling terkait, dan mudah dikomunikasikan.

4. Model OMAX mengukur produktivitas parsial sekaligus dapat mengukurproduktivitas total perusahaan.


(50)

2. Perhitungan cenderung menyajikan ukuran-ukuran parsial. 3. Mekanisme perhitungan kurang dapat dipahami secara umum.

Adapun langkah-langkah pengukuran produktivitas dengan metode OMAX adalah :

3.7.1. Menetapkan Kriteria Produktivitas

Penetapan kriteria pengukuran agar lebih memfokuskan pada kategori utama penetapan kriteria produktivitas, yaitu:

a. Kriteria efisiensi, yaitu menunjukkan bagaimana penggunaan sumber daya perusahaan digunakan sehemat mungkin. Kriteria ini meliputi :

- Rasio I : perbandingan antara jumlah produk yang dihasilkan dengan jam kerja terpakai.

- Rasio II :perbandingan antara jumlah produk yang dihasilkan dengan jumlah pemakaian energi.

- Rasio III : perbandingan antara jumlah produk yang dihasilkan dengan jumlah tenaga kerja.

- Rasio IV merupakan perbandingan antara jumlah jam kerja lembur dengan jam kerja normal.

b. Kriteria efektivitas, yaitu kriteria yang menunjukkan bagaimana perusahaan mencapai hasil jika dilihat dari sudut akurasi dan kualitasnya. Kriteria ini meliputi :

- Rasio V : perbandingan jumlah minyak yang dihasilkan dengan jumlah TBS yang diolah


(51)

produktivitas tetapi jika diiukutsertakan dalam matrik dapat membantu memperhitungkan variabel yang mempengaruhi faktor-faktor utama. Kriteria ini meliputi :

- Rasio VII merupakan perbandingan antara jumlah absensi tenaga kerja dengan jumlah tenaga kerja.

- Rasio VIII merupakan perbandingan antara jumlah jam kerusakan mesin dengan jam mesin tersedia.

3.7.2. Penentuan Nilai Rata-rata yang Dicapai Setiap Rasio

Nilai rata-rata yang dicapai setiap rasio dapat dihitung setelah kriteria ditentukan.Nilainya diperoleh dari rata-rata nilai performansi produktivitas perusahaan selama periode pengukuran yang dilakukan.

Dengan formulasi sebagai berikut:

�� =∑ ��

� �=1

� dimana K = nilai rata-rata masing-masing rasio Xt= nilai rasio pengukuran (t= 1,2,3,..) n = periode pengukuran

3.7.3. Menetapkan Sasaran Akhir

Sasaran akhir merupakan target peningkatan produktivitas yang ingin dicapai oleh perusahaan pada periode selanjutnya. Sasaran akhir ini terdiri dari nilai kinerja terburuk, nilai kinerja standar dan nilai kinerja terbaik.Nilai kinerja terbaik akan diletakkan pada level 10 sedangkan nilai kinerja standar diletakkan pada level 3 dan yang terendah akan diletakkan pada


(52)

3.7.4. Penetapan Bobot Kriteria Kinerja

1. Level 0

Merupakan tingkat rasio terendah yang dicatat pada akhir periode. Dengan kata lain merupakan hasil terjelek atau kemungkinan hasil terjelek yang dicapai tiap kriteria pada periode tersebut.

2. Level 3

Adalah hasil-hasil yang ingin dicapai dalam kondisi normal selama proses pengukuran berlangsung

3. Level 10

Berisi hasil terbaik yang mungkin dapat dicapai oleh perusahaan dalam suatu kurun waktu tertentu atau dalam suatu periode tertentu.

Selanjutnya untuk semua masukan yang lain merupakan hasil interpolasi dari ketiga level tersebut. Dengan rumus:

Kenaikan level 1 dan 2 dilakukan dengan cara interpolasi, yaitu :

����� 3− ����� 0 3−0

Kenaikan level 4 sampai dengan 9 dilakukan dengan cara interpolasi, yaitu :

����� 10− ����� 3 10−3


(53)

peningkatan yang ingin dicapai oleh perusahaan.Bobot ini menunjukkan tingkat kepentingan perusahaan terhadap kriteria-kriteria yang ada.Jumlah bobot dari seluruh kriteria kinerja yang diukur adalah 100, dimana kriteria yang memiliki tingkat kepentingan lebih tinggi mendapat bobot yang tinggi pula.

Bobot menunjukkan tingkat kepentingan suatu rasio menurut pihak manajemen, semakin besar bobot yang dimiliki suatu rasio, berarti rasio tersebut dipandang semakin penting. Bobot digunakan untuk perhitungan nilai performansi, dengan rumus: Nilai Performansi = Skor Aktual x Bobot

Skor aktual menunjukkan tingkat kemungkinan tercapainya target peningkatan produktivitas dengan situasi dan kondisi perusahaan sekarang. Makin banyak skor yang baik, artinya sasaran perusahaan lebih mungkin tercapai dengan kondisi perusahaan sekarang. Nilai performansi, yang merupakan skor bobot, digunakan untuk perhitungan indikator pencapaian, yaitu melalui penjumlahan total nilai performance pada suatu bulan tertentu. Semakin besar nilai-nlai performance dari rasio-rasio tersebut pada suatu bulan, maka nilai indikator produktivitas bulan tersebut akan semakin besar pula, yang berarti pencapaian sasaran produktivitas pada bulan tersebut semakin baik.

3.7.5. Pengukuran Indikator Pencapaian

Indikator pencapaian dihasilkan dari perhitungan rasio produktivitas terhadap pengukuran produktivitas metode Objective Matrix. Indikator pencapaian ini didapat dari suatu nilai kriteria yang diubah menjadi nilai keselurahan berdasarkan bobot dari kriteria yang dipilih.


(54)

Evaluasi mengenai tingkat produktvitas perusahaan dilakukan terhadap hasil perhitungan di atas.Pola pertumbuhan produktivitas dianalisa untuk mengetahui perkembangan perusahaan selama periode pengukuran.

Perhitungan persentase perubahan indeks produktivitas setiap periode pengukuran.Rumusnya :

Indeks Produktivitas = IPi−IPi−I IPiI

x 100 %

Keterangan : IPi = Indikator Performansi pada suatu periode (Bulan ke-i) IPi-I = Indikator Performansi periode sebelumnya

Setelah mengamati perkembangan nilai indeks produktivitas terhadap pencapaian awal akan terlihat gambaran kenaikan/penurunan tingkat produktivitas untuk seluruh periode pengukuran.


(55)

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan diPTPN IV Unit Usaha Sawit Langkatyang berlokasi di Langkat, Sumatera Utara.Penelitian dan pelaksanaan tugas sarjana ini berlangsung selama Januari 2013-Juni 2013.

4.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah bersifat studi kasus yang menekankan pengkajian variable-variabel yang cukup banyak pada jumlah unit yang kecil, menganalisis dan mengevaluasi variabel tersebut.Penelitian ini termasuk metode deskriptif( descriptif research), yaitu sebuah studi untuk mengadakan perbaikan terhadap suatu keadaan terdahulu.Penelitian dilakukan terhadap suatu permasalahan yang ada dengan tujuan untuk memperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya secara sistematis dan aktual berdasarkan data-data. Penelitian dilakukan untuk mencari fakta-fakta yang jelas tentang beberapa hal dan keadaan perusahaan.

4.3. Variabel Penelitian

Variabel penelitian terdiri dari dua bagian, yaitu : 1. Variabel independen (Variabel bebas)

Variabel independen adalah variabel penelitian yang mempengaruhi dan menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini


(56)

2. Variabel dependen (Variabel output)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari variabel independen.Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalahindeks produktivitas

4.4. Kerangka Konseptual

PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat belum pernah melakukan pengukuran produktivitas perusahaan. Perusahaan hanya melihat darilaba (keuntungan) dari hasil penjualan produksi sebagai ukuran baik atau tidaknya produktivitas perusahaan. Pengukuran produktivitas di bagian produksi sangatlah penting untuk mengatahuisejauh mana tingkat produktivitas perusahaan sehingga dapat digunakan sebagaipedoman dalam perencanaan strategi di masa datang.

Untuk mengatasi hal itu maka dilakukan pengukuran produktivitas dengan mengggunakanmodel pengukuran Objective Matrix (OMAX) yang dapat mengukur produktivitas unit kerja lebih spesifik, perusahaan dapat mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas dan mengupayakan langkah-langkah perbaikan pada faktor-faktor yang harus diprioritaskan untuk ditingkatkan produktivitasnya.


(57)

Gambar 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian

4.5. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah hal-hal apa saja yang menjadi perhatian suatu peneliti. Objek penelitian dalam tugas sarjana ini adalah sumber daya (input perusahaan) yang terdapat di bagian produksi.

4.6. Instrumen Penelitian

Dalam penelitiaan ini instrumen penelitiaan yang digunakan yaitu dokumentasi perusahaan.Dokumentasi perusahaan yaitu data-data dokumentasi perusahaan yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

4.7. Prosedur Penelitian

Tahapan-tahapan dalam penelitian disebut juga dengan prosedurpenelitian.Adapun Pengukuran dan Analisa

Produktivitas dengan Menggunakan Metode OMAX

- Jumlah CPO yang dihasilkan

- Jumlah jam kerja normal

- Jumlah jam kerja lembur

- Jumlah jam kerja terpakai

- Jumlah pemakaian listrik

- Jumlah tenaga kerja

- Jumlah absensi

- Jam mesin normal

- Jam kerusakan mesin

Indeks Produktivitas


(58)

MULAI

Penentuan Objek Penelitian

Identifikasi Masalah dan Tujuan Penelitian

PENGUMPULAN DATA

PENGOLAHAN DATA

Pengukuran produktivitas berdasarkan sasaran dengan menggunakan Objective Matrix (OMAX) :

1. Penetapan kriteria produktivitas

2. Penentuan Nilai Rata-Rata yang Dicapai Tiap Rasio 3. Penetapan sasaran akhir

4. Penetapan bobot kriteria kinerja 5. Pengukuran indikator pencapaian

6. Pengukuran indeks produktivitas ANALISIS PRODUKTIVITAS

PERENCANAAN PRODUKTIVITAS Usulan perbaikan untuk peningkatan produktivitas

SELESAI


(59)

4.8.1. Sumber Data

Untuk mendapatkan data yang digunakan dilakukan dengan pengamatan langsung dan wawancara. Data-data yang dikumpulkan melalui arsip perusahaan dan wawancara dengan pihak perusahaan antara lain :

1. Data Produksi

- Data jumlah Tandan Buah Segar (TBS) yang diolah - Data jumlah minyak yang dihasilkan

2. Data Jam Kerja

- Data jam kerja normal - Data jam kerja lembur 3. Data Tenaga Kerja

- Data jumlah tenaga kerja

- Data jumlah absensi tenaga kerja 4. Data Mesin

- Data jumlah jam mesin normal - Data jam kerusakan mesin 5. Data Pemakaian Daya Listrik

Data-data tersebut akan digunakan dalam perhitungan rasio-rasio yang tercakup dalam kriteria efisiensi, efektivitas dan inferensial pada pengukuran produktivitas dengan menggunakan metode Objective Matrix. Sedangkan data yang dapat diperoleh melalui wawancara dengan manajer adalah besarnya bobot dari kriteria-kriteria yang berpengaruh pada produktivitas dan


(60)

mencapai sasaran yang diinginkan perusahaan.

4.8.2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

1. Observasi yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian dengan melaksanakan pengamatan terhadap proses produksi pengolahan kelapa sawit.

2. Mereview buku-buku laporan administrasi serta catatan-catatan pihak perusahaan yang berhubungan dengan data yang diperlukan.

3. Metode wawancara, teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan wawancara secara langsung kepada mandor bagian produksiuntuk menunjang penyelesaian masalah.

4. Teknik Kepustakaan, yaitu dengan membaca buku-buku dan jurnal-jurnal penelitian yang berkaitan dengan produktivitas parsial.

4.9. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan indeks (index

approach) yang disesuaikan dengan prosedurObjective Matrix, yaitu dengan mengukur indikator

pencapaian produktivitas sampai dengan pengukuran indeks produktivitas. Perhitungan skor

performance pada Objective Matrix dapat membantu melihat rasio-rasio yang mengalami

penurunan atau peningkatan. Tahapan pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(61)

3. Penetapan sasaran akhir

4. Penetapan bobot kriteria produktivitas 5. Pengukuran indikator pencapaian 6. Pengukuran indeks produktivitas

Analisa dilakukan pada hasil perhitungan indeks produktivitas setiap periode dan hasil perhitungan skor performance pada masing-masing rasio. Kriteria rasio yang baik, standar dan buruk dapat diketahui dengan memperhatikan skor performance pada matriks Objective Matrix. Berikut adalah blok diagram pengolahan data :


(62)

Penetapan Tujuan

Pengumpulan data

Perhitungan rasio produktifitas berdasarkan :

- Berdasarkan kriteria Efisiensi

- Berdasarkan Kriteria Efektifitas

- Berdasarkan Kriteria Inferensial

Perhitungan kinerja standart

Penetapan sasaran akhir

Penetapan bobot kinerja

Perhitungan indikator pencapaian Perhitungan Indeks

Produktifitas

Analisis Produktifitas

Usulan Perbaikan

Selesai


(63)

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data 5.1.1. Data Produksi

5.1.1.1.Data Jumlah Tandan Buah Segar (TBS) yang Diolah

Data TBS yang dibawa dari kebun yang dihasilkan dicatat sebagai jumlah bahan baku yang masuk. Pencatatan ini dilakukan pada tahap kedatangan buah ke pabrik. Data jumlah TBS yang diolah mulai bulan Desember 2011 sampai dengan bulan Desember 2012 dapat dilihat pada Tabel 5.1 dibawah ini.

Tabel 5.1. Data Jumlah TBS yang Diolah PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat

Tahun Bulan Jumlah TBS

(Ton)

2011 Desember 10144,151

2012

Januari 7431,640

Februari 7897,130

Maret 8285,390

April 10148,570

Mei 9119,610

Juni 10239,070

Juli 12793,190

Agustus 11472,730

September 13092,320

Oktober 11284,700

November 10528,400

Desember 10181,130


(64)

Pada PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat, semua output yang dihasilkan adalah Minyak Kelapa Sawit (CPO). CPO merupakan bahan baku untuk beberapa industri hilir lainnya. Data output CPO yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 5.2 berikut ini.

Tabel 5.2. Data Jumlah Minyak yang DihasilkanPTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat

Tahun Bulan Jumlah Minyak yang Dihasilkan

(Ton)

2011 Desember 2015,35

2012

Januari 1506,70

Februari 1614,20

Maret 1717,00

April 2111,14

Mei 1889,76

Juni 2131,18

Juli 2640,60

Agustus 2292,95

September 2646,16

Oktober 2279,35

November 2126,05

Desember 2037,29

Sumber : PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat

5.1.1.3.Data Jumlah Rendemen Kelapa Sawit

Data persentase rendemen dari produk yang dihasilkan baik yang aktual maupun yang direncanakan dalam anggaran perusahaan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan bulan Desember 2012 dapat dilihat pada Tabel 5.3.


(65)

(%)

2011 Desember 19,87 21,38

2012

Januari 20,27 21,38

Februari 20,44 21,38

Maret 20,72 21,38

April 20,80 21,38

Mei 20,72 21,38

Juni 20,81 21,38

Juli 20,64 21,38

Agustus 19,99 21,38

September 20,21 21,38

Oktober 20,20 21,38

November 20,19 21,38

Desember 20,01 21,38

Sumber : PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat

5.1.2. Data Jam Kerja

5.1.2.1.Data Jam Kerja Normal

Data jam kerja normal merupakan data waktu yang digunakan untuk membuat produk tanpa adanya jam lembur. Hari dan jam kerja untuk bagian pengolahan adalah 7 hari kerja. Penjadwalan jam kerja untuk tenaga kerja pada bagian pengolahan dibagi atas dua shift kerja, yaitu :

a. Shift I, mulai bekerja pukul 07.00- 16.00 WIB. b. Shift II, mulai bekerja pukul 19.00 - 04.00 WIB.


(66)

Tahun Bulan

Hari Kerja (Hari)

Jam Kerja Normal (Jam)

2011 Desember 23 368

2012

Januari 19 304

Februari 25 400

Maret 25 400

April 24 384

Mei 24 384

Juni 25 400

Juli 27 432

Agustus 24 384

September 27 432

Oktober 24 384

November 21 336

Desember 22 352

Sumber : PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat

5.1.2.2.Data Jam Kerja Aktual (Actual Time)

Data jam kerja terpakai mulai bulan Desember 2011 sampai dengan bulan Desember 2012 dapat dilihat pada Tabel 5.6 berikut ini.


(67)

Tahun Bulan

Jam Kerja Aktual (Jam)

2011 Desember 460

2012

Januari 342

Februari 425

Maret 425

April 480

Mei 432

Juni 500

Juli 621

Agustus 504

September 567

Oktober 480

November 462

Desember 440

Sumber : PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat

5.1.2.3.Data Jam Kerja Lembur (Over Time)

Data jam kerja lembur dicatat dari waktu yang diperlukan untuk memproduksi produk jika pabrik berproduksi di luar jam kerja normal. Data jam kerja lembur selama Desember 2011-Desember 2012 dapat dilihat pada Tabel 5.5 berikut ini.


(68)

Tahun Bulan

Jam Kerja Lembur (Jam)

2011 Desember 92

2012

Januari 38

Februari 25

Maret 25

April 96

Mei 48

Juni 100

Juli 189

Agustus 120

September 135

Oktober 96

November 126

Desember 88

Sumber : PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat

5.1.3. Data Tenaga Kerja

5.1.3.1.Data Jumlah Tenaga Kerja

Data Jumlah tenaga kerja dicatat dari seluruh jumlah tenaga kerja langsung bagian produksi (pengolahan) setiap bulannya.Data jumlah tenaga kerja di bagian produksi setiap bulannya dapat dilihat pada Tabel 5.7 di bawah ini.


(69)

Tabel 5.7. Data Jumlah Tenaga Kerja Bagian Produksi PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat

Tahun Bulan

Jumlah Tenaga Kerja (Orang)

2011 Desember 104

2012

Januari 104

Februari 104

Maret 104

April 104

Mei 104

Juni 104

Juli 104

Agustus 104

September 104

Oktober 104

November 104

Desember 104

Sumber : PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat

5.1.3.2.Data Jumlah Absensi Tenaga Kerja

Data ini adalah jumlah tenaga kerja langsung pada lantai produksi PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat yang tidak hadir (absen) selama proses produksi setiap bulan. Data jumlah absensi tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 5.8 berikut ini.


(70)

Tahun Bulan

Jumlah Absensi (Orang)

2011 Desember 27

2012

Januari 25

Februari 17

Maret 12

April 17

Mei 15

Juni 20

Juli 22

Agustus 15

September 16

Oktober 10

November 20

Desember 22

Sumber : PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat

5.1.4. Data Mesin

5.1.4.1.Data Jumlah Jam Mesin

Data ini adalah waktu yang digunakan mesin untuk beroperasi selama satu bulan. Berikut adalah data jumlah jam mesin selama Desember 2011 hingga Desember 2012, dapat dilihat pada Tabel 5.9 di bawah ini.


(71)

Tabel 5.9. Data Jam Mesin

Tahun Bulan Jam Mesin

(Jam)

2011 Desember 456

2012

Januari 339

Februari 422

Maret 422

April 477

Mei 429

Juni 497

Juli 615

Agustus 498

September 558

Oktober 470

November 452

Desember 430

Sumber : PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat

5.1.4.2.Data Jam Kerusakan Mesin

Data ini adalah waktu dimana terjadi kerusakan mesin sehingga mesin tersebut tidak berfungsi dan menyebabkan proses produksi tidak berjalan lancar (stagnasi) dalam waktu tertentu. Data jam kerusakan mesin setiap bulannya selama Desember 2011 sampai Desember 2012 dapat dilihat pada Tabel 5.10 berikut ini.


(72)

Tabel 5.10. Data Jam Kerusakan Mesin

Tahun Bulan

Jam Kerusakan Mesin (Jam)

2011 Desember 4

2012

Januari 3

Februari 3

Maret 3

April 3

Mei 3

Juni 3

Juli 3

Agustus 6

September 6

Oktober 9

November 10

Desember 10

Sumber : PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat

5.1.5. Data Pemakaian Daya Listrik

Data pemakaian daya listrik adalah data pemakaian energi listrik dalam proses produksi (Kwh) pada PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat. Data Pemakaian daya listrik pada pengolahan di PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat dapat dilihat pada Tabel 5.11 berikut ini.


(73)

Tabel 5.11. Data Pemakaian Daya Listrik

Tahun Bulan Daya Listrik (KwH)

2011 Desember 58632

2012

Januari 47.052

Februari 56.808

Maret 58940

April 59.896

Mei 59.884

Juni 60.843

Juli 63.792

Agustus 61.244

September 65700

Oktober 61.137

November 60.965

Desember 59.768

SumbeSumber : PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat

5.2. Pengolahan Data

Pada pengolahan data dilakukan perhitungan nilai masing-masing rasio pada setiap periode pengukuran, nilai kinerja standar untuk masing-masing rasio, penetapan sasaran akhir dan penetapan bobot kriteria produktivitas sehingga didapatkan indikator produktivitas untuk tiap periode pengukuran.Perbandingan nilai indikator produktivitas satu periode dengan indikator produktivitas periode sebelumnya dibandingkan sehingga didapat indeks produktivitas


(74)

A. Rasio I

Rasio I merupakan perbandingan antara jumlah minyak yang dihasilkan dengan jumlah bahan baku (TBS) yang diolah.

Rasio I = jumlah minyak yang dihasilkan Jam kerja terpakai

Contoh perhitungan Rasio I untuk periode Bulan Desember 2011adalah : Rasio I = jumlah minyak yang dihasilkan

Jam kerja terpakai

Rasio I = 2015 ,35 460

= 4,3812Ton/Jam

Hasil rekapitulasi perhitungan lebih lengkap mulai Bulan Desember 2011 sampai dengan Bulan Desember 2012 dapat dilihat pada Tabel 5.12 di bawah ini :

Tabel 5.12. Hasil Perhitungan Rasio I PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat

Tahun Bulan Jumlah Minyak

(Ton) Jam Kerja Terpakai (Jam) Rasio I (Ton/Jam)

2011 Desember 2015,35 460 4,3812

2012

Januari 1506,70 342 4,4055

Februari 1614,20 425 3,7981

Maret 1717,00 425 4,0400

April 2111,14 480 4,3982

Mei 1889,76 432 4,3745

Juni 2131,18 500 4,2624

Juli 2640,60 621 4,2522

Agustus 2292,95 504 4,5495

September 2646,16 567 4,6669

Oktober 2279,35 480 4,7487

November 2126,05 462 4,6018

Desember 2037,29 440 4,6302


(75)

B. Rasio II

Rasio II merupakan perbandingan antara jumlah minyak yang dihasilkan dengan jumlah pemakaian energi.

Rasio II = jumlah minyak yang dihasilkan jumlah Pemakaian Energi

Contoh perhitungan Rasio II untuk periode Bulan Desember 2011 adalah : Rasio II = jumlah minyak yang dihasilkan

jumlah Pemakaian Energi

= 2015,35

58.632

= 0,034 Ton/KwH

Hasil rekapitulasi perhitungan lebih lengkap mulai Bulan Desember 2011 sampai dengan Bulan Desember 2012 dapat dilihat pada Tabel 5.13 berikut :

Tabel 5.13. Hasil Perhitungan Rasio II PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat Tahun

Bulan Total Produksi (Ton) Pemakaian Energi (KwH) Rasio II (Ton/KwH)

2011 Desember 2015,35 58.632 0,034

2012

Januari 1506,70 47.052 0,032

Februari 1614,20 56.808 0,028

Maret 1717,00 58940 0,029

April 2111,14 59.896 0,035

Mei 1889,76 59.884 0,032

Juni 2131,18 60.843 0,035

Juli 2640,60 63.792 0,041

Agustus 2292,95 61.244 0,037

September 2646,16 65700 0,040

Oktober 2279,35 61.137 0,037

November 2126,05 60.965 0,035

Desember 2037,29 59.768 0,034


(76)

Rasio III merupakan perbandingan antara jumlah minyak yang dihasilkan dengan jumlah tenaga kerja.

Rasio III = ����� ℎ������ ���� ��ℎ������� Jumlah Tenaga Kerja

Contoh perhitungan Rasio III untuk periode Bulan Desember 2011adalah : Rasio III = ����� ℎ������ ���� ��ℎ�������

Jumlah Tenaga Kerja

= 2015,35

104

= 19,378Ton/Orang

Hasil rekapitulasi perhitungan lebih lengkap mulai Bulan Desember 2011 sampai dengan Bulan Desember 2012 dapat dilihat pada Tabel 5.14 berikut :

Tabel 5.14. Hasil Perhitungan Rasio III PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat

Tahun Bulan Total Produksi

(Ton)

Jumlah Tenaga Kerja

(Orang)

Rasio III (Ton/Orang)

2011 Desember 2015,35 104 19,378

2012

Januari 1506,70 104 14,487

Februari 1614,20 104 15,521

Maret 1717,00 104 16,510

April 2111,14 104 20,299

Mei 1889,76 104 18,171

Juni 2131,18 104 20,492

Juli 2640,60 104 25,390

Agustus 2292,95 104 22,048

September 2646,16 104 25,444

Oktober 2279,35 104 21,917

November 2126,05 104 20,443

Desember 2037,29 104 19,589


(77)

Rasio IV merupakan perbandingan antara jumlah jam kerja lembur dengan jam kerja normal.

Rasio IV = Jam Kerja Lembur

Jam Kerja Normal

Contoh perhitungan Rasio IV untuk periode Bulan Desember 2011adalah : Rasio IV = Jam Kerja Lembur

Jam Kerja Normal

= 92

368x100% = 25%

Hasil rekapitulasi perhitungan lebih lengkap mulai Bulan Desember 2011 sampai dengan Bulan Desember 2012 dapat dilihat pada Tabel 5.15.

Tabel 5.15. Hasil Perhitungan Rasio IV PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat

Tahun Bulan

Jam Kerja Lembur (Jam) Jam Kerja Normal (Jam) Rasio IV

2011 Desember 92 368 25,00%

2012

Januari 38 304 12,50%

Februari 25 400 6,25%

Maret 25 400 6,25%

April 96 384 25,00%

Mei 48 384 12,50%

Juni 100 400 25,00%

Juli 189 432 43,75%

Agustus 120 384 31,25%

September 135 432 31,25%

Oktober 96 384 25,00%

November 126 336 37,50%

Desember 88 352 25,00%


(78)

E. Rasio V

Rasio V merupakan perbandingan antara jumlah minyak yang dihasilkan dengan jumlah bahan baku (TBS) yang diolah

Rasio V = jumlah minyak yang dihasilkan Jumlah TBS yang Diolah

Contoh perhitungan Rasio V untuk periode Bulan Desember 2011adalah : Rasio V = �umlah minyak yang dihasilkan

Jumlah TBS yang Diolah

= 2015 ,35 10144 ,151x100 = 19,867%

Hasil rekapitulasi perhitungan lebih lengkap mulai Bulan Desember 2011 sampai dengan Bulan Desember 2012 dapat dilihat pada Tabel 5.16 di bawah ini :

Tabel 5.16. Hasil Perhitungan Rasio V PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat

Tahun Bulan Jumlah Minyak

(Ton)

Jumlah TBS (Ton)

Rasio V

2011 Desember 2015,35 10144,151 19,867%

2012

Januari 1506,70 7431,640 20,274%

Februari 1614,20 7897,130 20,440%

Maret 1717,00 8285,390 20,723%

April 2111,14 10148,570 20,802%

Mei 1889,76 9119,610 20,722%

Juni 2131,18 10239,070 20,814%

Juli 2640,60 12793,190 20,641%

Agustus 2292,95 11472,730 19,986%

September 2646,16 13092,320 20,212%

Oktober 2279,35 11284,700 20,199%

November 2126,05 10528,400 20,193%

Desember 2037,29 10181,130 20,010%


(79)

Rasio VI merupakan perbandingan antara persentase rendemen aktual dengan jumlah rendemen yang direncanakan dalam anggaran.

Rasio VI = Rendemen aktual

RKAP Rendemen

Contoh perhitungan Rasio VI untuk periode Bulan Desember 2011adalah : Rasio VI = Rendemen aktual

RKAP Rendemen

= 19,867

21,38

= 0,9292

Hasil rekapitulasi perhitungan lebih lengkap mulai Bulan Desember 2011 sampai dengan Bulan Desember 2012 dapat dilihat pada Tabel 5.17.

Tabel 5.17. Hasil Perhitungan Rasio VI PTPN IV Unit Usaha Sawit Langkat

Tahun Bulan Rendemen Aktual

(%)

RKAP Rendemen (%)

Rasio VI

2011 Desember 19,867 21,38 0,9292

2012

Januari 20,274 21,38 0,9483

Februari 20,440 21,38 0,9561

Maret 20,723 21,38 0,9693

April 20,802 21,38 0,9730

Mei 20,722 21,38 0,9692

Juni 20,814 21,38 0,9735

Juli 20,641 21,38 0,9654

Agustus 19,986 21,38 0,9348

September 20,212 21,38 0,9453

Oktober 20,199 21,38 0,9447

November 20,193 21,38 0,9445

Desember 20,010 21,38 0,9359


(1)

c. Kepala Dinas Teknik

1. Mengordinasi, menyusun dan merencanakan segala kegiatan di bidang teknik. 2. Menandatangani dan mengecek formulir-formulir dan laporan-laporan dari

tiap-tiap bagian teknik.

3. Mengawasi kegiatan kegiatan teknik.

4. Menjalin kerjasama yang baik dan menentukan informasi kebutuhan biaya dan barang untuk bagian teknik pada administrasi

d. Kepala Dinas Pengolahan

1. Merencanakan, mengordinasikan dan mengarahkan bagian pengolahan dan laboratorium.

2. Mengawasi kegiatan bagian pengolahan dan laboratorium .

3. Menandatangani dan mengecek formulir dan laporan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

4. Membimbing dan membina bawahan.

e. Kepala Dinas Tata Usaha

1. Merencanakan dan mengorganisasi kegiatan bagian administrasi kantor. 2. Mengawasi pemakaian alat-alat kantor.


(2)

5. Membina hubungan baik kepada bawahan.

f. SDM dan Umum

1. Mengawasi serta meneliti penerimaan tenaga kerja yang berpedoman pada standar yang telah ditetapkan oleh direksi.

2. Melaksanakan kegiatan yang diprogramkan pemerintah setalah mendapatkan persetujuan dari pimpinan perusahaan.

3. Membina hubungan baik dengan pihak lain yaitu pemerintah maupun masyarakat di sekeliling perusahaan.

4. Mengordinasi kegiatan dalam peningkatan kesejahteraan karyawan. 5. Memberikan informasi kepada Menager Unit di bidang produktivitas.

g. Assisten Afdeling

1. Mengawasi produk hasil panen. 2. Memimpin segala kegiatan afdeling.

3. Mendelegasikan tugas-tugas yang harus dikerjakan bawahan.

h. Asisten Bibitan

1. Mengawasi proses pembibitan


(3)

i. Masrep dan Teknik

1. Mengenai pemeliharaan dan pemeriksaan mesin-mesin yang ada di pabrik agar tetap dalam keadaan baik.

2. Mengordinasikan segala kegiatan referasi pabrik.

3. Mengarahkan kegiatan bagian referasi dan merencanakan kegiatan referasi.

j. Assisten Pengolahan

1. Mengawasi semua kegiatan instalasi pabrik

2. Mengawasi proses pengolahan buah segar sehingga diperoleh kualitas dan kuantitas yang berpedoman kepada ketentuan yang diberikan oleh pimpinan perusahaan.

3. Menjalin suasana kerja yang baik

4. Memberikan data kegiatan proses produksi.

k. Assisten Tata Usaha

1. Mengawasi semua barang yang masuk dan keluar dari pabrik 2. Memberikan data-data administarasi barang yang masuk dan keluar 3. menjalin kerjasama yang baik

l. Assisten Gudang Sentral

1. Mengawasi kegiatan pergudangan. 2. Bertanggungjawap pada kadis tata usaha


(4)

m. Perwira Pengaman

1. Pengawasan pengamatan informasi dan infentaris perusahaan.

2. Memelihara dan menjaga ketenagakerjaan serta ketentuan karyawan dalam menjalankan tugas.


(5)

PENILAIAN TINGKAT KEPENTINGANRASIO

A. DATA RESPONDEN

Nama :

Jabatan :

B. TINGKAT KEPENTINGAN ATRIBUT

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang menurut Anda paling sesuai, dengan ketentuan:

MP : Apabila Anda menilai atribut tersebut Mutlak Penting untuk meningkatkan kualitas Bank ini.

SP : Apabila Anda menilai atribut tersebut Sangat Penting untuk meningkatkan kualitas Bank ini.

P : Apabila Anda menilai atribut tersebut Penting untuk meningkatkan kualitas Bank ini.

KP : Apabila Anda menilai atribut tersebut Kurang Penting untuk meningkatkan kualitas Bank ini.

MTP: Apabila Anda menilai atribut tersebut Mutlak Tidak Penting untuk meningkatkan kualitas Bank ini.

No Variabel Derajat Kepentingan

MTP KP P SP MP

1 Perbandingan antara jumlah produk yang dihasilkan dengan

jumlah jam kerja terpakai

2 Perbandingan antara jumlah produk yang dihasilkan dengan

jumlah pemakaian energi

3 Perbandingan antara jumlah produk yang dihasilkan dengan

jumlah tenaga kerja

4 Perbandingan antara jumlah jam kerja lembur dengan jam

kerja normal

5 Perbandingan antara jumlah minyak yang diperoleh dengan

jumlah minyak yang dihasilkan

6 Perbandingan antara rendemen aktual dengan RKAP

rendemen

7 perbandingan antara jumlah absensi tenaga kerja dengan jumlah tenaga kerja

8 Perbandingan antara jumlah jam kerusakan mesin dengan


(6)