Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Batasan Operasional Analisis Statistik Deskriptif

4. Perusahaan yang memperoleh laba selama periode penelitian. Berdasarkan kriteria tersebut, maka didapat sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 12 perusahaan dari 17 perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan empat tahun penelitian sehingga total sampel dalam penelitian ini berjumlah 48 sampel. Tabel 3.1 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian No. Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3 4 1. ASII PT Astra International Tbk.     1 2. AUTO PT Astra Otoparts Tbk.  ×   - 3. BRAM PT Indo Kordsa Tbk.     2 4. GDYR PT Goodyear Indonesia Tbk.  ×   - 5. GJTL PT Gajah Tunggal Tbk.  ×   - 6. HEXA PT Hesindo Adiperkasa Tbk.  ×   - 7. IMAS PT Indomobil Sukses Internasional Tbk.     3 8. INDS PT Indospring Tbk.     4 9. INTA PT Intraco Penta Tbk.     5 10. LPIN PT Multi Prima Sejahtera Tbk.     6 11. MASA PT Multistrada Arah Sarana Tbk.  ×   - 12. NIPS PT Nipress Tbk.     7 13. PRAS PT Prima Alloy Steel Universal Tbk.     8 14. SMSM PT Selamat Sempurna Tbk.     9 15. SUGI PT Sugi Samapersada Tbk.     10 16. TURI PT Tunas Ridean Tbk.     11 17. UNTR PT United Tractor Tbk.     12 Sumber : www.idx.co.id

3.3 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Meliputi laporan keuangan tahunan perusahaan yang dimuat dalam Indonesia Capital Market Directory ICMD dan situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id . Data yang digunakan adalah gabungan antara data time series dan cross section. Data time series adalah sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang terdapat dalam beberapa interval waktu tertentu, sedangkan data cross section adalah data untuk meneliti suatu fenomena tertentu.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka dan studi dokumentasi. Studi pustaka dilakukan dengan mengolah data, artikel, jurnal maupun media tertulis lain yang berkaitan dengan topik pembahasan dari penelitian ini. Studi dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan mengumpulkan data sekunder yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini yaitu laporan tahunan yang menjadi sampel penelitian.

3.5 Batasan Operasional

Adanya batasan dalam setiap penelitian diperlukan agar peneliti tersebut tidak melebar, begitu juga dengan penelitian ini terdapat batasan - batasan dalam hal data penelitian yang digunakan. Beberapa batasan konsep terhadap penelitian yang akan diteliti, yaitu diantaranya : 1. Penelitian ini dibatasi hanya selama empat tahun yaitu dari tahun 2010-2013. 2. Penelitian dilakukan hanya terbatas pada Perusahaan Otomotif yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia yang mempublikasikan laporan perusahaan selama periode 2010 – 2013. 3. Penelitian ini meneliti pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, dan Kepemilikan Institusional terhadap Manajemen Laba.

3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3.6.1 Variabel Independen

Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah komisaris independen, komite audit, dan kepemilikan institusional.

3.6.1.1 Komisaris Independen

Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan. Persen Komisaris yaitu persentasi komisaris independen terhadap total komisaris perusahaan, dalam matematika dirumuskan.

3.6.1.2 Komite Audit

Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan. Komite audit dalam penelitian ini diukur menggunakan skala rasio melalui presentase anggota komite audit terhadap seluruh anggota komite audit.

3.6.1.3 Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan oleh institusi seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan institusi lain. Kepemilikan institusional diukur dengan skala rasio melalui jumlah saham yang dimiliki oleh investor institusional dibandingkan dengan total saham perusahaan.

3.6.2 Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh besarnya variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah manajemen laba. Manajemen laba adalah suatu tindakan yang sengaja dilakukan oleh manajer perusahaan melalui pemilihan metode akuntansi yang dibutuhkan untuk memenuhi keinginannya dalam merekayasa laba demi tujuan dan kepentingan pribadinya. Dalam penelitian ini, manajemen laba menggunakan dasar rasio akrual kerja dengan pendapatan yang secara sistematis dapat digambarkan dengan rumus sebagai berikut: ∆ Akrual Modal Kerja = ∆AL - ∆HL - ∆Kas Keterangan : ∆AL = Perubahan aktiva lancar pada periode t ∆HL = Perubahan hutang lancar pada periode t ∆Kas = Perubahan kas dan ekuivalen kas pada periode t Data akrual modal kerja dapat diperoleh langsung dari laporan arus kas aktivitas operasi, sehingga investor dapat langsung memperoleh data tersebut tanpa melakukan perhitungan yang rumit.

3.7 Metode Analisis Data

3.7.1 Analisis Regresi Linear Berganda

Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Analisis ini digunakan untuk mengukur kekuatan dua variabel atau lebih dan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Untuk itu dalam penelitian ini digunakan analisis regresi berganda untuk melihat seberapa besar pengaruh komisaris independen, komite audit, dan kepemilikan institusional terhadap manajemen laba dengan model sebagai berikut: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + e Keterangan: Y = Manajemen Laba a = Konstanta b 1 ,b 2 ,b 3 = Koefisien Regresi X1 = Komisaris Independen X2 = Komite Audit X3 = Kepemilikan Institusional e = Tingkat Kesalahan Penggangu

3.7.2 Uji Asumsi Klasik

Agar model regresi tidak bias atau agar model regresi BLUE Best Linear Unbiased Estimator maka perlu dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Berikut ini penjelasan mengenai uji asumsi klasik yang akan dilakukan :

3.7.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Model regresi yang baik harus mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik Ghozali, 2005. Analisis grafik dilakukan dengan melihat histrogram atau pola distribusi data. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbuh diagonal dari grafik atau dengan melihat histrogram dari nilai residualnya. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Analisis statistik dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov Test. Pedoman pengambilan keputusan rentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov dapat dilihat dari: a. Nilai signifikan atau probabilitas 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal. b. Nilai signifikan atau probabilitas 0,05, maka distribusi data adalah normal.

3.7.2.2 Uji Multikolinerialitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk meneliti apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Jika terjadi korelasi, berarti terjadi masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regrasi dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor VIF. Batasan umum yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance 0,01 atau sama dengan VIF 10 Ghozali, 2005: 91.

3.7.2.3 Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time series. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson dengan ketentuan sebagai berikut : Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 d dL Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada keputusan dL ≤ d ≤ dU Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4 – dL d 4 Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada keputusan 4 – dU ≤ d ≤ 4 – dL Tidak ada autokorelasi, baik positif maupun negatif Terima dU d 4 – dU

3.7.2.4 Uji Heterokedastisitas

Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk melihat ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan mengamati grafik scatterplot antar nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Menurut Ghozali 2011: 139, deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot dengan dasar analisis: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, sperti titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbuh Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.7.3 Uji Hipotesis

3.7.3.1 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi merupakan suatu nilai yang mengukur seberapa besar kemampuan variabel-variabel bebas yang digunakan dalam menerangkan variasi variabel tak bebas Supranto, 2005:158. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Semakin kecil nilai R 2 berarti semakin terbatas kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai R 2 yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

3.7.3.2 Uji F Uji Simultan

Uji F-test dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi berganda memiliki pengaruh secara bersama – sama terhadap variabel dependen. Adapun mengenai hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Jika nilai F-hitung F-tabel maka variabel X secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y. 2. Jika nilai F-hitung F-tabel maka variabel X secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y.

3.7.3.3 Uji t Uji Secara Parsial

Uji parsial digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial dalam menerangkan variasi variabel dependen. Adapun mengenai hipotesis-hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Jika prob. 0.05 atau t hitung t tabel maka variabel X secara individu Parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y. 2. Jika prob. 0.05 atau t hitung t tabel maka variabel X secara individu Parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata mean, dan nilai standar deviasi, dari variabel Manajemen Laba Y, Komisaris Independen X1, Komite Audit X2, dan Kepemilikan Institusional X3. Berdasarkan analisis statistik deskriptif diperoleh gambaran sampel sebagai berikut. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif dari Manajemen Laba Y, Komisaris Independen X1, Komite Audit X2, dan Kepemilikan Institusional X3 Descriptive Statistics N Minimu m Maximu m Mean Std. Deviation Manajemen Laba 48 -.281313 .201374 -.00229486 .090158466 Komisaris Independen 48 .2500000 .5000000 .37672709 2 .065109342 2 Komite Audit 48 .5000000 .7500000 .65972222 2 .053905763 8 Kepemilikan Institusional 48 .0124000 .9337000 .51925208 3 .285971825 7 Valid N listwise 48 Sumber: hasil olahan software SPSS 17 Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui jumlah unit analisis N dalam penelitian ini adalah sebanyak 48 unit analisis yang terdiri 12 perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan empat tahun penelitian, yakni dari tahun 2010-2013. Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui nilai Manajemen Laba minimum adalah -0,281313 sedangkan nilai Manajemen Laba maksimum adalah 0,201374. Rata-rata mean Manajemen Laba dari tahun 2010-2013 adalah -0,00229, dan standar deviasinya sebesar 0,09. Diketahui nilai Komisaris Independen minimum adalah 0,25 sedangkan nilai Komisaris Independen maksimum adalah 0,5. Rata-rata mean Komisaris Independen dari tahun 2010- 2013 adalah 0,3767, dan standar deviasinya sebesar 0,0651. nilai Komite Audit minimum adalah 0,5 sedangkan nilai Komite Audit maksimum adalah 0,75. Rata- rata mean Komite Audit dari tahun 2010-2013 adalah 0,659722, dan standar deviasinya sebesar 0,0539. 4.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.1 Uji Normalitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 81 85

Analisis pengaruh mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba (studi empiris perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI)

2 33 138

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 22

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 4

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

SKRIPSI PENGARUH KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 12