2.1.4 Komisaris Independen
Komisaris independen merupakan sebuah badan dalam perusahaan yang biasanya beranggotakan dewan komisaris yang independen yang berasal dari luar
perusahaan yang berfungsi untuk menilai kinerja perusahaan secara luas dan keseluruhan Emirzon, 2007 dalam Rivaldo, 2013. Adanya komisaris independen
dalam suatu perusahaan dapat menyeimbangkan dalam pengambilan keputusan khususnya dalam rangka perlindungan terhadap pemegang saham minoritas dan
pihak – pihak lain yang terkait. Komisaris independen memiliki peran penting dalam aktivitas pengawasan
dalam perusahaan. Fama dan Jensen 1983 menyatakan bahwa komisaris independen dapat bertindak sebagai penengah dalam perselisihan yang terjadi
diantara para manajer internal dan mengawasi kebijakan manajemen serta memberikan nasihat kepada manajemen. Komisaris independen merupakan posisi
terbaik untuk melaksanakan fungsi monitoring agar terciptanya perusahaan good corporate governance. Komisaris independen diangkat karena pengalamannya
dianggap berguna bagi organisasi tersebut. Mereka bisa mengawasi dewan komisaris dan mengawasi bagaimana dewan direksi menjalankan perusahaan
tersebut. Komisaris independen biasanya berguna dalam melerai sengketa antara dewan direksi, atau antara pemegang saham dan dewan komisaris. Komisaris
independen dianggap berguna karena mereka bisa bersikap objektif dan memiliki resiko kecil dalam conflict of interest.
Dalam peraturan Bapepam-LK, emiten atau perusahaan publik wajib memiliki sekurang-kurangnya satu orang komisaris independen, sedangkan Bursa
Efek Indonesia mewajibkan sekurang-kurangnya 30 dari dewan komisaris adalah komisaris independen. Komisaris independen wajib memenuhi persyaratan
yang diatur dalam peraturan Bapepam-LK No.IX.1.5 Kep-643BL2012 sebagai berikut:
1. Bukan merupakan orang yang bekerja atau mempunyai wewenang dan
tanggungjawab untuk merencanakan, memimpin, mengendalikan, atau mengawasi kegiatan emiten atau perusahaan publik tersebut dalam
waktu 6 enam bulan terakhir.
2. Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada
emiten atau perusahaan publik tersebut. 3.
Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan emiten atau perusahaan publik, anggota dewan komisaris, anggota direksi, atau pemegang
saham utama emiten atau perusahaan publik tersebut.
4. Tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun tidak
langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha emiten atau perusahaan publik tersebut.
Dengan demikian, terlihat bahwa pada dasarnya komisaris independen merupakan sebuah badan yang bersifat independen dalam perusahaan yang
memiliki peranan yaitu menjamin pelaksanaan strategis perusahaan, mengawasi manajemen perusahaan dalam mengelola perusahaan, serta terlaksananya
akuntabilitas. Pada intinya komisaris independen merupakan suatu mekanisme independen netral mengawasi dan mekanisme untuk memberikan petunjuk dan
arahan pada pengelola perusahaan.
2.1.5 Komite Audit