2.1.6 Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional merupakan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan
investasi dan kepemilikan institusi lain. Kepemilikan institusional memiliki arti penting dalam memonitor manajemen karena dengan adanya kepemilikan oleh
institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal. Pengaruh kepemilikan institusional sebagai agen pengawas ditekan melalui
investasi mereka yang cukup besar dalam pasar modal. Para investor institusional mempunyai kesempatan, sumber daya dan kemampuan untuk melakukan
pengawasan, menertibkan dan mempengaruhi para manajer perusahaan dalam hal tindakan oportunistik manajemen.
Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengurangi insentif para manajer yang oportunis melalui pengawasan intensif. Kepemilikan
institusional dapat menekan kecenderungan pemanfaatan diskresionari dalam laporan keuangan sehingga memberikan kualitas yang baik pada laba yang
dilaporkan. Adanya pengawasan investor institusional secara optimal terhadap kinerja manajer, maka manajer akan memfokuskan perhatiannya terhadap kinerja
perusahan dan akan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan.. Monitoring tersebut tentunya akan menjamin kemakmuran untuk pemegang saham. Hal ini
didukung oleh penelitian dari Cruthley et al dikutip dalam septiyanto 2012: 32 yang menemukan bahwa “monitoring yang dilakukan oleh institusi mampu
mensubstitusi biaya keagenan lain hutang, deviden dan kepemilikan manajerial,
sehingga biaya keagenan menurun dan nilai perusahaan meningkatkan kepercayaan pemegang saham”.
Jensen dan Meckling 1976 menyatakan bahwa kepemilikan institusional memiliki peranan yang sangat penting dalam meminimalisasi konflik keagenan
yang terjadi antara pemilik principal dan manajer agent. Keberadaan investor institusional dianggap mampu menjadi mekanisme monitoring yang efektif dalam
setiap keputusan yang diambil oleh manajer. Hal ini disebabkan investor institusional terlibat dalam pengambilan keputusan strategis sehingga tidak mudah
percaya pada tindakan manipulasi laba.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Beberapa hasil pengujian dari penelitian terdahulu dapat dilihat dari tabel 2.1 sebagai berikut :
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu
No. Nama Peneliti
Terdahulu Variabel
Penelitian Hasil
Penelitian 1.
Aji 2012 Variabel
independennya adalah ukuran
dewan direksi, dewan komisaris
independen, reputasi auditor,
komite audit, dan ukuran perusahan.
Variabel dependennya
adalah manajemen laba.
Ukuran dewan direksi dan komite audit tidak berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba.
Sedangkan dewan komisaris independen, reputasi auditor,
dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap manajemen laba.