Efek Indonesia mewajibkan sekurang-kurangnya 30 dari dewan komisaris adalah komisaris independen. Komisaris independen wajib memenuhi persyaratan
yang diatur dalam peraturan Bapepam-LK No.IX.1.5 Kep-643BL2012 sebagai berikut:
1. Bukan merupakan orang yang bekerja atau mempunyai wewenang dan
tanggungjawab untuk merencanakan, memimpin, mengendalikan, atau mengawasi kegiatan emiten atau perusahaan publik tersebut dalam
waktu 6 enam bulan terakhir.
2. Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada
emiten atau perusahaan publik tersebut. 3.
Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan emiten atau perusahaan publik, anggota dewan komisaris, anggota direksi, atau pemegang
saham utama emiten atau perusahaan publik tersebut.
4. Tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun tidak
langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha emiten atau perusahaan publik tersebut.
Dengan demikian, terlihat bahwa pada dasarnya komisaris independen merupakan sebuah badan yang bersifat independen dalam perusahaan yang
memiliki peranan yaitu menjamin pelaksanaan strategis perusahaan, mengawasi manajemen perusahaan dalam mengelola perusahaan, serta terlaksananya
akuntabilitas. Pada intinya komisaris independen merupakan suatu mekanisme independen netral mengawasi dan mekanisme untuk memberikan petunjuk dan
arahan pada pengelola perusahaan.
2.1.5 Komite Audit
Komite audit merupakan sekelompok orang yang dipilih dari dewan komisaris perusahaan yang bertanggung jawab untuk membantu auditor dalam
mempertahankan independensinya dari manajemen. Keberadaan komite audit sangat penting bagi pengelolaan perusahaan. Komite audit merupakan komponen
baru dalam sistem pengendalian perusahaan. Selain itu komite audit dianggap sebagai penghubung antara pemegang saham dan dewan komisaris dengan pihak
manajemen dalam menanggung masalah pengendalian.
Ikatan Komite Audit Indonesia IKAI mendefinisikan komite audit sebagai suatu komite yang bekerja secara profesional dan independen yang
dibentuk oleh dewan komisaris dan, dengan demikian, tugasnya adalah membantu dan memperkuat fungsi dewan komisaris atau dewan pengawas dalam
menjalankan fungsi pengawasan oversight atas proses pelaporan keuangan, manajemen risiko, pelaksanaan audit dan implementasi dari corporate governance
di perusahaan-perusahaan.
Menurut Alijoyo dikutip dalam Rivaldo 2013: 35, Komite audit mempunyai fungsi membantu dewan komisaris untuk
meningkatkan kualitas laporan keuangan, menciptakan iklim disiplin dan pengendalian yang dapat mengurangi kesempatan terjadinya
penyimpangan dalam pengelolaan perusahaan, meningkatkan efektifitas internal audit maupun eksternal audit dan mengidentifikasi hal – hal yang
memerlukan perhatian dewan komisaris. Dengan demikian, hasil pengungkapan laporan keuangan yang disajikan
oleh perusahaan dapat memiliki tingkat kehandalan atau reliabilitas yang tinggi. Adapun tugas dan tanggungjawab komite audit yang diatur dalam peraturan
Bapepam-LK No.IX.1.5 Kep-643BL2012 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit antara lain:
1. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan
dikeluarkan perusahaan, seperti laporan keuangan, proyeksi, dan informasi keuangan lainnya.
2. Melakukan penelaahan atas ketaatan perusahaan terhadap
peraturan perundang – undangan di bidang pasar modal dan peraturan perundangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan
emiten atau perusahaan publik.
3. Memberikan pendapat independen dalam hal terjadi perbedaan
pendapat antara manajemen dan akuntan atas jasa yang diberikannya.
4. Memberikan rekomendasi kepada dewan komisaris mengenai
penunjukan akuntan yang didasarkan pad independensi, ruang lingkup penugasan, dan fee.
5. Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor
internal dan mengawasi pelaksanaan tindak lanjut oleh direksi atas temuan auditor internal.
6. Melakukan penelaahan terhadap aktivitas pelaksanaan manajemen
risiko yang dilakukan oleh direksi jika emiten atau perusahaan publik tidak memiliki fungsi pemantau risiko dibawah dewan
komisaris.
7. Menelaah pengaduan yang berkaitan dengan proses akuntansi dan
pelaporan keuangan emiten atau perusahaan publik. 8.
Menelaah dan memberikan saran kepada dewan komisaris terkait dengan adanya potensi benturan kepentingan emiten atau
perusahaan publik.
9. Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi emiten atau
perusahaan publik.
Berdasarkan Keputusan Ketua Bapepam dan LK Kep-643BL2012, “keanggotaan komite audit paling kurang terdiri dari 3 tiga orang anggota yang
berasal dari komisaris independen dan pihak dari luar emiten atau perusahaan publik, lomite audit diketuai oleh komisaris independen”.
Tujuan pembentukan komite audit dalam perusahaan adalah untuk meningkatkan efektifitas, akuntabilitas, transparansi, dan obyektivitas dewan
komisaris dan dewan direksi. Tujuan komite audit adalah memungkinkan dewan komisaris untuk memberikan penilaian independen atas kinerja keuangan
perusahaan, memperkuat posisi auditor eksternal, membuat independensi serta obyektivitas auditor internal dalam memberikan rekomendasi perbaikan,
memperbaiki kualitas pelaporan keuangan yang mengakibatkan meningkatnya keyakinan publik, khusunya investor terhadap perusahaan.
2.1.6 Kepemilikan Institusional