Sikap attitude Praktek atau Tindakan Practice

pancaindera manusia. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang overt behaviour. Penelitian Rogers 1974 mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni: Awereness kesadaran, Ineterest, Evalution, Trial dan Adoption. Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap di atas Notoatmojo, 2003. Apabila penerimaan perilaku baru melalui proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng long lasting. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama Notoatmojo, 2003. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian.

b. Sikap attitude

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku. Dalam bagian lain Allport menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai komponen pokok, yaitu: a. Kepercayaan keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu objek. Helma Samad : Hubungan Infeksi Dengan Pencemaran Tanah Oleh Telur Cacing Yang Ditularkan Melalui Tanah Dan Perilaku Anak Sekolah Dasar Di Kelurahan Tembung Kecamatan Medan Tembung, 2009 USU Repository © 2008 b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek. c. Kecenderungan untuk bertindak. Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh total attitude. Dalam penentuan sikap ini, pengetahuan, berfikir, keyakinan dan emosi memegang peranan penting. Sebagai contoh, seorang anak mendengar mengenai penyakit cacingan penyebabnya, akibatnya, pencegahannya dan sebagainya. Pengetahuan ini akan membawa anak untuk berfikir dan berusaha supaya tidak terkena cacingan. Dalam berfikir ini komponen emosi dan keyakinan ikut bekerja sehingga anak tersebut berniat akan berusaha mencegahnya. Pengukuran sikap dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju.

c. Praktek atau Tindakan Practice

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan overt behavior, atau dalam bidang kesehatan disebut juga dengan perilaku kesehatan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain fasilitas. Sikap anak yang positif terhadap pencegahan cacingan harus didukung dengan fasilitas misalnya tersedianya tempat buang air besar jamban, tempat cuci tangan berikut sabun, alas kaki dan lain sebagainya. Helma Samad : Hubungan Infeksi Dengan Pencemaran Tanah Oleh Telur Cacing Yang Ditularkan Melalui Tanah Dan Perilaku Anak Sekolah Dasar Di Kelurahan Tembung Kecamatan Medan Tembung, 2009 USU Repository © 2008 Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu recall. Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden. Helma Samad : Hubungan Infeksi Dengan Pencemaran Tanah Oleh Telur Cacing Yang Ditularkan Melalui Tanah Dan Perilaku Anak Sekolah Dasar Di Kelurahan Tembung Kecamatan Medan Tembung, 2009 USU Repository © 2008 BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian