Pembahasan Prof. dr. A.A. Depari,DTMH, Sp.ParK 4. Prof. dr. Iskandar Z. Lubis, SpAK

Jumlah 7 6 5 4 3 2 1 -1 Intensitas cacing Ascaris Lumbricoides 40000 30000 20000 10000 -10000 . 067 , 1323 201 , 2976 Jumlah y i + = Keterangan: Jumlah telur ascaris lumbricoides di tanah Gambar 4.1. Curva Garis Regressi Linier antara Intensitas Infeksi A. Lumbricoides dengan Jumlah Telur di Tanah Dari Gambar 4.1 tampak garis yang menunjukkan sifat hubungan yang positif. Bila jumlah telur ditanah banyak maka intensitas infeksi A. lumbricoides akan meningkat.

4.2. Pembahasan

Prevalensi infeksi cacing usus pada anak SD Negeri No. 067240 Jl. Benteng Hulu Kecamatan Medan Tembung adalah 73. Angka ini hampir sama dengan prevalensi cacing usus pada anak Sekolah Dasar di Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen yaitu 70,6 Wachidanijah, 2002. Dan angka ini juga tidak jauh beda dengan prevalensi cacing usus anak Sekolah Dasar di Kecamatan Sidomulyo, Sibiru- biru Kabupaten Deli Serdang yaitu 67,7 Tigor, 2006. Prevalensi infeksi A. Helma Samad : Hubungan Infeksi Dengan Pencemaran Tanah Oleh Telur Cacing Yang Ditularkan Melalui Tanah Dan Perilaku Anak Sekolah Dasar Di Kelurahan Tembung Kecamatan Medan Tembung, 2009 USU Repository © 2008 lumbricoides 46,52 sedangkan T. trichiura 63,37. Prevalensi T. trichiura lebih tinggi dari A. Lumbricoides. Hal ini mungkin disebabkan siswa memakan obat cacing yang kurang efektif terhadap infeksi T. trichiura. Dijumpai infeksi ganda A. lumbricoides dan T. trichiura sebanyak 36,33. Infeksi kedua jenis cacing ini selalu dijumpai bersamaan, karena epidemiologi kedua jenis cacing ini hampir sama, baik mengenai jenis tanah maupun temperatur optimum untuk dapat menjadi telur yang infektif. Dijumpai juga tripel infeksi sebanyak 0,53 yaitu A. lumbricoides, T. trichiura dan cacing tambang Tabel 4.1. Pada penelitian ini diambil sampel dari siswa SD Negeri 067240 yang tinggal di Kelurahan Tembung sebanyak 80 sampel yang positif infeksi Soil-Transmitted Helminths STH. Sampel diambil secara acak dengan cara lotere dan didapat infeksi A. lumbricoides 70, T. trichiura 85 dan infeksi campuran 57,5 Tabel 4.2. Intensitas ringan dari infeksi A. lumbricoides sebanyak 66, sedang 24 sedangkan intensitas berat 0. Tidak adanya intensitas berat dan cukup tingginya intensitas ringan kemungkinan selama ini siswa memakan obat cacing namun tidak teratur. Begitu pula dengan intensitas infeksi Trichuris trihiura intensitas ringan 91 dan sedang 9 sedangkan intensitas berat tidak ada Tabel 4.4. Pada anak yang tidak terinfeksi A. lumbricoides, pengetahuan tentang cacingan baik 0 sedangkan kurang baik 24 orang 31,6. Demikian pula dengan sikap anak terhadap cacingan, sikap yang baik hanya 1 orang 20 sedangkan kurang baik 23 orang 30,7. Sedangkan tindakan anak yang baik pada anak yang tidak terinfeksi sebanyak 10 orang sedang yang kurang baik 14 orang. Seharusnya Helma Samad : Hubungan Infeksi Dengan Pencemaran Tanah Oleh Telur Cacing Yang Ditularkan Melalui Tanah Dan Perilaku Anak Sekolah Dasar Di Kelurahan Tembung Kecamatan Medan Tembung, 2009 USU Repository © 2008 anak yang berperilaku kurang baik berisiko tinggi untuk mendapat infeksi A. lumbricoides. Tetapi pada penelitian ini dari 80 sampel ditemukan 24 31,6 anak tidak terinfeksi oleh Ascaris tapi berperilaku relatif kurang baik Tabel 4.5. Ini dimungkinkan karena anak baru memakan obat cacing atau resisten terhadap infeksi. Albright dkk 2005 pada penelitian dibeberapa Sekolah Dasar di Jawa Tengah juga mendapatkan anak yang berperilaku buruk dan berisiko tinggi tapi tidak terinfeksi dengan A. lumbricoides. Pada intensitas ringan didapati anak dengan pengetahuan yang kurang baik sebanyak 37 orang 48,7, anak dengan sikap yang kurang baik sebanyak 36 orang 48,0 sedangkan anak dengan tindakan yang kurang baik 29 orang 51,8. Pada intensitas sedang, pengetahuan yang kurang baik sebanyak 15 orang 19,7, sikap yang kurang baik 16 orang 21,3 dan tindakan anak yang kurang baik sebanyak 13 orang 23,2. Dengan uji statistik Chi Square didapat bahwa tidak ada hubungan antara tingkat intensitas infeksi Ascaris dengan perilaku anak baik pengetahuan, sikap anak terhadap cacingan dan tindakan anak P 0,05. Demikian pula dengan infeksi T. trichiura, anak yang tidak terinfeksi Trichuris sebanyak 11 orang. Anak yang berpengetahuan kurang sebanyak 11 orang 14,5 dan juga anak yang bersikap kurang baik sebanyak 10 orang 13,3 dan tindakan yang kurang baik sebanyak 6 orang 10,7. Dengan uji statistik chi square didapat bahwa tidak ada hubungan antara tingkat intensitas infeksi Trichuris trichiura dengan perilaku anak SD p 0,05. Helma Samad : Hubungan Infeksi Dengan Pencemaran Tanah Oleh Telur Cacing Yang Ditularkan Melalui Tanah Dan Perilaku Anak Sekolah Dasar Di Kelurahan Tembung Kecamatan Medan Tembung, 2009 USU Repository © 2008 Proporsi tanah pekarangan rumah yang tidak tercemar oleh telur cacing adalah 38 47,5 sedangkan yang tercemar 42 52,5. Dan pekarangan depan merupakan bagian yang paling banyak dijumpai telur. Jumlah telur yang dijumpai berkisar 1 – 9 butir. Pasaribu 2003 pada penelitiannya di Desa Suka, Kecamatan Tiga Panah Tanah Karo menemukan telur berkisar 1 – 5 butir dan yang paling banyak di pekarangan belakang. Telur yang paling banyak dijumpai adalah telur Ascaris. Hal ini sesuai dengan jumlah telur yang keluar bersama tinja 1 satu hari yaitu kira-kira 200.000 butir dibandingkan dengan telur Trichuris hanya 5.000 butir sehari. Dari 80 siswa yang terinfeksi cacing di mana 4 siswa dengan pengetahuan baik, 3 siswa berada di lingkungan rumah yang tidak tercemar telur cacing. 1 25 siswa berada pada lingkungan rumah yang tercemar telur cacing. Sedangkan 76 siswa dengan pengetahuan kurang baik 35 46,1 siswa berada pada lingkungan rumah yang tidak tercemar telur cacing, 41 53,9 siswa berada pada lingkungan rumah yang tercemar telur cacing. Dengan uji statistik Chi Square,tidak ada perbedaan yang bermakna prevalensi infeksi cacing untuk siswa pengetahuan baik dengan siswa yang pengetahuan kurang baik pada lingkungan yang tidak tercemar telur maupun lingkungan yang tercemar telur cacing p 0,05. Dari 80 siswa terinfeksi cacing di mana 5 siswa dengan sikap yang baik, 3 60 siswa berada pada lingkungan rumah yang tidak tercemar telur cacing, 2 40 siswa berada pada lingkungan rumah yang tercemar telur cacing. Sedangkan 75 siswa dengan sikap yang kurang baik, 35 46,7 siswa berada pada lingkungan rumah yang tidak tercemar telur cacing, 40 53,3 siswa berada pada lingkungan Helma Samad : Hubungan Infeksi Dengan Pencemaran Tanah Oleh Telur Cacing Yang Ditularkan Melalui Tanah Dan Perilaku Anak Sekolah Dasar Di Kelurahan Tembung Kecamatan Medan Tembung, 2009 USU Repository © 2008 rumah yang tercemar telur cacing. Dengan uji statistik Chi Square tidak ada perbedaan yang bermakna prevalensi infeksi cacing siswa yang mempunyai sikap baik dengan siswa yang mempunyai sikap kurang baik pada lingkungan tidak tercemar maupun pada lingkungan yang tercemar telur cacing p 0,05. Dari 80 siswa terinfeksi cacing di mana 24 siswa dengan tindakan yang baik, 7 29,2 siswa berada pada lingkungan rumah yang tidak tercemar telur cacing, 17 70,8 siswa berada pada lingkungan yang tercemar telur cacing. Sedangkan 56 siswa dengan tindakan yang kurang baik 31 65,4 siswa berada pada lingkungan rumah yang tidak tercemar telur cacing, 25 44,6 siswa berada pada lingkungan rumah yang tercemar telur cacing. Ada perbedaan bermakna prevalensi infeksi cacing untuk siswa yang mempunyai tindakan baik dengan siswa yang mempunyai tindakan kurang baik pada lingkungan tidak tercemar telur cacing maupun pada lingkungan tercemar telur cacing p 0,05. Siswa yang menderita infeksi STH pada lingkungan tidak tercemar kemungkinan mendapat infeksi dari tempat bermain yang lain atau siswa tidak mencemari lingkungan rumahnya dengan tinja yang mengandung telur. Ada korelasi yang bermakna antara jumlah telur ditanah dan intensitas infeksi A. lumbricoides. Semakin banyak telur ditanah semakin bertambah tingkat intensitas infeksi cacing. Seperti yang dinyatakan oleh Gandahusada dkk, 1998 semakin banyak telur ditemukan di sumber kontaminasi tanah, debu, sayuran dan lain-lain semakin tinggi derajat endemi di suatu daerah dengan infeksi yang semakin berat. Helma Samad : Hubungan Infeksi Dengan Pencemaran Tanah Oleh Telur Cacing Yang Ditularkan Melalui Tanah Dan Perilaku Anak Sekolah Dasar Di Kelurahan Tembung Kecamatan Medan Tembung, 2009 USU Repository © 2008 Namun berbeda dengan dengan Ascaris, jumlah telur Trichuris ditanah tidak mempunyai korelasi yang bermakna dengan intensitas infeksi Trichuris trichiura. Ini dimungkinkan karena jumlah telur yang dikeluarkan oleh satu ekor cacing betina Trichuris hanya kira-kira 5000 butir telurhari. Helma Samad : Hubungan Infeksi Dengan Pencemaran Tanah Oleh Telur Cacing Yang Ditularkan Melalui Tanah Dan Perilaku Anak Sekolah Dasar Di Kelurahan Tembung Kecamatan Medan Tembung, 2009 USU Repository © 2008 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan