BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Plumbum telah diketahui sebagai bahan toksik dalam hampir semua bentuk kimianya. Zat ini masuk ke dalam tubuh dengan cara terinhalasi, termakan dan
terminum. Tingkat pemaparan ringan, sedang dan tinggi baik di lingkungan umum ataupun di tempat kerja, akan menimbulkan gangguan dalam fungsi fisiologis dan
metabolisme tubuh. Penelitian ini dilakukan untuk melihat efek pemberian beberapa konsentrasi
Pb terhadap terjadinya peroksidasi lipid yang diukur sebagai kadar MDA plasma dan akibatnya terhadap kerusakan atau lisisnya eritrosit. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa patogenesa kerusakan jaringan oleh pemaparan Pb adalah efek stres oksidatif yang ditimbulkannya. Secara keseluruhan efek Pb terhadap tubuh
adalah menyebabkan gangguan keseimbangan pro-oksidan dan anti-oksidan Gurer- Orhan et al, 2004. Peroksidasi lipid sebagai dampak dari meningkatnya pro-oksidan
dan diukur sebagai kadar MDA didapati meningkat pada hati dan otak setelah pemberian Pb dan peningkatan tersebut lebih dominan terjadi pada eritrosit Aykin-
Burns et al, 2002.
4.1 Kadar MDA Plasma dan Jumlah Eritrosit
Perlakuan diberikan selama 28 hari, dimulai dari kelompok V dan VI, kemudian kelompok III dan IV, setelah itu kelompok I dan II. Data penelitian
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal Pb Terhadap Kadar Malondialdehyde MDA Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit, 2008.
USU Repository © 2008
diperoleh berupa kadar MDA plasma dan jumlah eritrosit, yang didapatkan satu hari setelah perlakuan selesai, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. Kadar MDA Plasma dan Jumlah Eritrosit Hewan Uji Kelompok
Hewan Uji Kadar MDA
µM Jumlah Eritrosit10
6
I 1
38,60 2,30
I 2
17,37 2,51
I 3
16,78 2,40
I 4
38,01 2,32
II 5
27,10 1,38
II 6
38,21 1,26
II 7
39,96 2,53
II 8
30,42 2,01
III 9
39,96 1,60
III 10
36,06 2,24
III 11
32,36 2,00
III 12
38,79 2,63
IV 13
40,74 1,93
IV 14
38,40 2,60
IV 15
57,68 2,09
IV 16
27,49 2,21
V 17
75,01 1,47
V 18
22,43 2,56
V 19
33,14 1,36
V 20
55,54 1,68
VI 21
39,57 1,40
VI 22
34,51 1,85
VI 23
31,97 1,96
VI 24
52,42 0,69
_______________________________________________________________ 4.2 Rerata Kadar MDA Plasma dan Jumlah Eritrosit
Kadar rerata MDA plasma hewan uji pada masing-masing kelompok perlakuan, didapati adanya peningkatan dari kelompok yang mendapat Pb dengan
konsentrasi terkecil sampai yang mendapat konsentrasi Pb lebih besar, kecuali untuk
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal Pb Terhadap Kadar Malondialdehyde MDA Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit, 2008.
USU Repository © 2008
kelompok VI mendapat Pb 0,8. Nilai tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
27.69 33.92
36.79 41.08
46.53 39.62
10 20
30 40
50
[MDA]
I II
III IV
V VI
Kelompok
Grafik 1. Rerata Kadar MDA Plasma Kelompok dengan pemberian Pb 0,8 diperoleh kadar MDA 39,62
µM, justru lebih rendah dari kelompok yang mendapat Pb 0,2 41,08
µM dan kelompok yang mendapat Pb 0,4 46,53
µM. Hal ini tampaknya sejalan dengan penelitian Sipos terhadap cairan empedu ayam ternak yang diberi Pb dengan dosis berbeda 400
dan 600 mgKg. Dalam penelitian tersebut hasil pengukuran dua parameter peroksidasi lipid yaitu TBA-reactive products dalam hal ini MDA dan Diene-
conjugates menunjukkan nilai yang lebih rendah pada ayam ternak yang mendapat Pb dengan dosis lebih tinggi Sipos et al, 2003.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pb menganggu proses metabolisme tubuh pada rentang konsentrasi terkecil yang diberikan. Pemberian Pb dengan rentang
konsentrasi terkecil 0,05 ternyata meningkatkan peroksidasi lipid pada darah mencit bila dibandingkan dengan mencit-mencit yang tidak dipapar Pb. Kadar MDA
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal Pb Terhadap Kadar Malondialdehyde MDA Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit, 2008.
USU Repository © 2008
tersebut terus meningkat pada kelompok-kelompok yang mendapat Pb dengan konsentrasi lebih tinggi sampai rentang konsentrasi 0,4. Hal ini menunjukkan
bahwa peroksidasi lipid meningkat sejalan dengan peningkatan konsentrasi Pb yang diberikan dalam rentang tertentu. Kadar MDA yang lebih rendah pada kelompok
yang mendapat Pb dengan rentang konsentrasi tertinggi 0,8 bila dibandingkan dengan kelompok yang mendapat Pb konsentrasi 0,2 dan 0,4, belum dapat
dijelaskan. Stres oksidatif mungkin bukan satu-satunya pato-mekanisme kerusakan jaringan oleh karena Pb. Hal ini dikuatkan dengan menurunnya parameter peroksidasi
lipid pada pemberian Pb dosis tinggi, sementara kerusakan jaringan yang ditimbulkannya secara histologis lebih berat Sipos et al, 2003.
Rerata jumlah eritrosit pada semua kelompok yang mendapat Pb didapati lebih kecil bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Nilai tersebut dapat dilihat
pada grafik di bawah ini.
2.38 1.79
2.11 2.2
1.76 1.47
0.5 1
1.5 2
2.5
Jumlah Eritrosit juta
I II
III IV
V VI
Kelompok
Grafik 2. Rerata Jumlah Eritrosit
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal Pb Terhadap Kadar Malondialdehyde MDA Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit, 2008.
USU Repository © 2008
Dari enam kelompok hewan uji, rerata jumlah eritrosit yang terkecil terdapat pada kelompok VI, kelompok yang mendapat Pb dengan konsentrasi paling besar.
Nilai rerata jumlah eritrosit pada kelompok mencit yang mendapat Pb 0,05 lebih rendah dari kelompok yang mendapat Pb 0,1 dan 0,2, hal ini dimungkinkan
oleh karena adanya variasi individu atau oleh karena bias pengambilan darah sampel. Jika nilai ekstrim rendah yang diperoleh pada pengumpulan data dari kelompok
0,05 dikeluarkan, maka rerata jumlah eritrosit pada kelompok 0,05 tersebut akan meningkat di atas kelompok mencit yang mendapat Pb 0,1 dan 0,2.
4.3 Uji Normalitas menurut Shapiro-Wilk Test