blood. Pipet eritrosit diisi dengan darah sampai 0,5, kemudian sambil menahan darah pada ujung pipet isikan dengan larutan Hayem sampai garis 101. Ujung pipet
diletakkan pada posisi horizontal agar cairan tidak keluar dan kedua ujung pipet ditekan, kemudian digoyang-goyang selama 3-5 menit. Sebanyak 3 tetes cairan
dibuang dan dengan posisi 30 masukkan cairan ke dalam kamar hitung yang telah
ditutup dengan kaca penutup. Setelah 2 menit, eritrosit dihitung di bawah mikroskop dengan pembesaran 40 kali.
Jumlah eritrosit dihitung dengan cara, bidang yang dihitung adalah 5 bidang kecil E1+E2+E3+E4+E5. Dengan pengenceran eritrosit 200 kali, dan tinggi kamar
hitung 110 mm, seluruh permukaan kamar hitung adalah 15 mm, maka faktor perkaliannya adalah 5 10 200 = 10000 mm
3
. Jumlah eritrosit adalah: E1 + E2 + E3 + E4 + E5 10000 mm
3
Aman et al, 2007.
3.7 Variabel Penelitian
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pb asetat dalam konsentrasi 0, 0,05, 0,1, 0,2, 0,4, dan 0,8. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
konsentrasi MDA plasma dan jumlah eritrosit.
3.8 Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan program komputer SPSS 11. Dicari apakah terdapat perbedaan kadar MDA dan jumlah eritrosit antara kelompok
perlakuan, menggunakan uji Analisis Varian Anova satu arah atau uji Kruskal Wallis. Jika terdapat perbedaan yang bermakna maka dilanjutkan dengan uji Tukey
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal Pb Terhadap Kadar Malondialdehyde MDA Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit, 2008.
USU Repository © 2008
pada tingkat kemaknaan p 0,05. Hubungan antara kadar MDA dan jumlah eritrosit
dianalisis dengan korelasi Pearson.
KERANGKA KERJA
24 mencit 30-40gr
IPb0 mgkg
IIPb5 mgkg
IIIPb10 mgkg
IVPb20 mgkg
VPb40 mgkg
VIPb80 mgkg
Setelah 4 minggu:
-Kadar MDA plasma -Jumlah eritrosit
Gambar 5. Kerangka Kerja
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal Pb Terhadap Kadar Malondialdehyde MDA Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit, 2008.
USU Repository © 2008
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Plumbum telah diketahui sebagai bahan toksik dalam hampir semua bentuk kimianya. Zat ini masuk ke dalam tubuh dengan cara terinhalasi, termakan dan
terminum. Tingkat pemaparan ringan, sedang dan tinggi baik di lingkungan umum ataupun di tempat kerja, akan menimbulkan gangguan dalam fungsi fisiologis dan
metabolisme tubuh. Penelitian ini dilakukan untuk melihat efek pemberian beberapa konsentrasi
Pb terhadap terjadinya peroksidasi lipid yang diukur sebagai kadar MDA plasma dan akibatnya terhadap kerusakan atau lisisnya eritrosit. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa patogenesa kerusakan jaringan oleh pemaparan Pb adalah efek stres oksidatif yang ditimbulkannya. Secara keseluruhan efek Pb terhadap tubuh
adalah menyebabkan gangguan keseimbangan pro-oksidan dan anti-oksidan Gurer- Orhan et al, 2004. Peroksidasi lipid sebagai dampak dari meningkatnya pro-oksidan
dan diukur sebagai kadar MDA didapati meningkat pada hati dan otak setelah pemberian Pb dan peningkatan tersebut lebih dominan terjadi pada eritrosit Aykin-
Burns et al, 2002.
4.1 Kadar MDA Plasma dan Jumlah Eritrosit
Perlakuan diberikan selama 28 hari, dimulai dari kelompok V dan VI, kemudian kelompok III dan IV, setelah itu kelompok I dan II. Data penelitian
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal Pb Terhadap Kadar Malondialdehyde MDA Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit, 2008.
USU Repository © 2008