Dinding sinusoid memiliki banyak celah, karena dindingnya terdiri dari endotel dan sel-sel makrofag besar dan aktif yang disebut sel Kupffer yang berasal dari
monosit. Sel ini terdapat diberbagai tempat sepanjang sinusoid, bahkan sering mengirim pseudopodia panjang menembus celah endotel atau sel-sel endotel
Delmann Brown, 1992 ; Fawcett, 2002. Endotel pada sinusoid tidak memiliki lamina basalis sehingga menopang langsung pada ujung mikrovili hepatosit. Jadi
rongga perisinusoid terbentuk antara sel-sel hepar dan endotel, sehingga mikrovili dapat terendam dalam plasma darah dan memungkinkan pertukaran langsung bahan-
bahan antara darah dan sel-sel hepar. Disamping mikrovili hepatosit, ruang perisinusoid mengandung serabut retikuler disamping sel perisinusoid atau adiposit.
Sel-sel tersebut menyimpan vitamin A dan terkait dalam fibrinogenesis dengan sintesis kolagen tipe II pada kerusakan hepar Delmann Browen, 1992.
Darah meninggalkan lobulus melalui vena sentralis atau venula hepatika terminalis yang dilapisi oleh endotel dengan lamina basalis serta adventisia tipis, dan
langsung berhubungan dengan sinusoid. Vena sentralis berhubungan dengan vena sublobularis atau vena interkalatus di tepi lobulus. Kedua vena tersebut terdapat
disepanjang basis lobulus, dimana sebagian bergabung membentuk vena penampang collecting vein yang nantinya bergabung menjadi vena hepatika Delmann
Brown, 1992.
2.2.3 Fungsi Hepar
Hepar merupakan suatu pabrik yang membuat unsur-unsur yang dibutuhkan tubuh seperti sejenis protein yang disebut albumin yang membantu kelancaran
Dwi Rita Anggraini: Gambaran Maskrokopis Dan Miskrokopis Hati Ginjal Mencit Akibat Pemberian Plumbum Asetat, 2008. USU e-Repository © 2008
sirkulasi dan membawa unsur tertentu dalam aliran darah. Hepar juga membuat banyak sekali faktor pembekuan, yang membantu darah berhenti mengalir
membeku jika terluka Bateson, 2001. Sel hepar terus menerus menghasilkan empedu yang mengalir melalui saluran
hepar kedalam saluran empedu, lewat saluran cystik ke dalam kantung empedu. Empedu tidak segera masuk ke dalam usus, karena sfingter pada ujung saluran itu
tertutup sampai makanan masuk kedalam usus. Empedu yang masuk ke dalam usus sangat kental, karena dalam kantung empedu banyak diserap air dan sedikit garam.
Meskipun empedu tidak mengandung enzim pencerna, tetapi mempunyai fungsi ganda dalam pencernaan. Garam empedu mengemulsi lemak dan memecahnya dalam
bagian-bagian yang kecil dengan demikian membuat permukaan lemak itu lebih besar untuk kerja enzim pemecah lemak Ville, 1999.
Hepar mengatur jumlah kolesterol yang beredar dalam darah. Kolesterol merupakan unsur lemak yang penting bagi sel-sel hewan pada umumnya, dan juga
penting pada pembentukan hormon. Jika jumlahnya berlebihan dapat merusak jantung dan arteri. Hepar merupakan tempat dimana tubuh dapat mengeluarkan
bahan-bahan berlebihan yang tidak diperlukasn lagi, misalnya bilirubin dan beberapa jenis obat-obatan. Hepar juga dapat menyimpan tenaga energi berupa karbohidrat
dan glikogen, yang sewaktu-waktu dapat berubah menjadi gula jika tubuh kekurangan tenaga Bateson, 2001.
Dwi Rita Anggraini: Gambaran Maskrokopis Dan Miskrokopis Hati Ginjal Mencit Akibat Pemberian Plumbum Asetat, 2008. USU e-Repository © 2008
2.2.4 Hal-hal Yang Menimbulkan Kelainan Organ Hepar
Menurut Bateson 2001, beberapa penyebab yang dapat mengganggu fungsi hepar adalah sebagai berikut :
a. Alkohol, minum alkohol terlalu banyak dapat mengakibatkan kerusakan dan
penyakit pada hepar b.
Infeksi, infeksi virus seperti hepatitis, demam kuning, dapat menyebabkan kerusakan pada hepar dan kadang-kadang mengakibatkan gangguan kesehatan
yang berlangsung lama. c.
Obat-obatan dan jamu d.
Logam-logam berat Kalau kerusakan hepar sangat parah, maka bagian tubuh lainnya dapat ikut
terganggu terutama limpa. Karena tekanan vena porta sangat tinggi pada penderita sirosis hepatis, maka limpa dapat membengkak.
2.3 Ginjal 2.3.1 Anatomi Umum