Penelitian menunjukan bahwa plumbum yang diserap oleh anak walaupun dalam jumlah kecil dapat menyebabkan gangguan pada fase awal pertumbuhan fisik
dan mental yang berakibat pada fungsi kecerdasan dan kemampuan akademik. Efek keracunan plumbum pada anak-anak dibawah usia 6 tahun lebih serius dibandingkan
orang dewasa. Hal ini disebabkan karena anak-anak masih mengalami perkembangan sel-sel otak dan sistem saraf serta blood brain barier belum terbentuk sempurna
sehingga meningkatkan kerusakan apabila terpapar plumbum. Plumbum juga dapat mmepengaruhi perkembangan IQ, hal ini sejalan dengan penelitian di Universitas
Pennsylvania menunjukkan secara langsung hubungan tingginya kadar plumbum pada anak-anak dan dewasa muda dengan tingkat kecerdasan Needleman, 2003.
Plumbum dapat membahayakan bayi sebelum lahir karena plumbum dapat melewati plasenta dan menyebabkan aborsi, atau menimbulkan gangguan pertumbuhan anak
setelah lahir. Penelitian Osamah 2006, kerusakan ginjal dapat terjadi apabila terpapar
plumbum 40 μgdl, kerusakan saraf dan anemia dapat terjadi apabila kadar plumbum
darah 60 μgdl. Hipertensi dan stroke dapat terjadi pada pemaparan jangka panjang.
Kadar plumbum dalam darah 150 μgdl dapat menyebabkan ensefalopati, sakit
kepala, konstipasi, sakit perut, diare dan nafsu makan yang berkurang. Konvulsi dan paralisa dapat juga terjadi, bahkan bisa mengakibatkan kematian.
2.1.3 Gejala Keracunan Plumbum
Untuk mengenal kasus keracunan plumbum tidak cukup hanya dengan melihat
Dwi Rita Anggraini: Gambaran Maskrokopis Dan Miskrokopis Hati Ginjal Mencit Akibat Pemberian Plumbum Asetat, 2008. USU e-Repository © 2008
gejala klinis yang muncul, tapi perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium juga pemeriksaan pasca mati untuk hewan yang telah mati.
Gejala awal keracunan plumbum ditandai dengan sakit kepala, rasa lelah, nyeri sendi, anorexia, konstipasi, muntah, pucat dan anemia. Kemudian diikuti dengan
agitasi, irritabiliti, penurunan daya ingat, gangguan koordinasi dan vertigo, depresi, dan pada tahap yang kronis dapat menyebabkan kerusakan otak yang bersifat
irreversibel ensefalopati, koma bahkan dapat menyebabkan kematian. Gangguan neurofisiologi dapat terjadi pada individu yang terpapar plumbum
pada tingkat sedang yang ditandai dengan gangguan keseimbangan, konfusi, halusinasi serta gangguan bicara dan pendengaran EPA, 2004.
2.1.4 Efek Plumbum pada Hati dan Ginjal
Mekanisme dari keracunan plumbum masih kontroversi, diduga plumbum berikatan secara kovalen dengan preperat besi III pada asam nukleat dan protein,
menghambat penggabungan besi menjadi hem, mengganggu sintesa globin, menghambat asam delta-aminolevulenat dehidratase dalam sel darah merah serta
mempengaruhi sintesa DNA in vitro Robbin dan Kumar, 1995. Plumbum dapat merangsang signal interselluler antara sel Kupffer dan sel
hepatosit yang akan meningkat secara signifikan ditandai dengan rendahnya kadar lipopolisakarida dan aktivitas proteolitik yang meningkat Milosevic dan Maaier,
2000. Secara umum, efek dari plumbum pada sistem hepatobilier adalah mengkatalisa peroksidasi dari asam lemak tak jenuh Yin dan Lin, 1995, mereduksi
Dwi Rita Anggraini: Gambaran Maskrokopis Dan Miskrokopis Hati Ginjal Mencit Akibat Pemberian Plumbum Asetat, 2008. USU e-Repository © 2008
nitrogen-oxide Krocova, dkk., 2000 dan meningkatkan radikal hydroxyl Ding, dkk., 2000.
Beberapa penelitian mengenai efek plumbum terhadap jaringan hati dan ginjal antara lain : penelitian Valverde 2002 pemberian Pb asetat 0,0068
μgccinhalasi pada mencit menunjukkan peningkatan migrasi DNA pada hati dan ginjal setelah
pemaparan. Penelitian yang dilakukan Hariono 2005 melaporkan pemberian Pb asetat
0,5grkgBBoralhari pada tikus dijumpai secara makroskopis, hati dan ginjal nampak pucat pada minggu ke-14 dan 16 dan gambaran histopatologik terlihat degenerasi
hidrofik dari tingkat ringan sampai sedang pada minggu ke-12 sampai minggu ke-16. Epitel tubulus proksimal ginjal terlihat degenerasi, hiperplasi dan kariomegali pada
minggu ke-8, pelebaran lumen tubulus dan simpai Bowman serta adanya benda-benda inklusi dalam inti sel. Penelitian Sipos, dkk., 2003 pemberian Pb asetat
400mgkgBB selama 5 minggu pada ayam boiler menyebabkan infiltrasi limfosit pada hati dan reaksi inflamasi berat pada daerah periportal yang menyebabkan
cirrhosis. Sementara itu menurut Gajawat 2006 pemberian Pb asetat 20mgkgBB
intraperitoneal pada mencit menunjukkan perubahan histopatologi dan biokimia pada hati mencit yang menimbulkan kerusakan oxidant-antoxidant balance yang
menyebabkan peningkatan oxidative stress, peningkatan persentase hati yang
Dwi Rita Anggraini: Gambaran Maskrokopis Dan Miskrokopis Hati Ginjal Mencit Akibat Pemberian Plumbum Asetat, 2008. USU e-Repository © 2008
abnormal, menginduksi lipid proksidase yang dapat merusak membran sel sehingga terjadi perubahan struktur dan fungsi sel.
2.2 Hati Hepar 2.2.1 Anatomi Umum