BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kadar Pb dalam Jaringan
Pada penelitian ini pengaruh lama pemaparan plumbum terhadap kadarnya dalam jaringan hati dan ginjal mencit jantan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 3. Kadar Pb dalam jaringan hati dan ginjal mencit jantan setelah pemberian Pb asetat 100mgkgBBoralhari dengan jangka waktu bertingkat
Kelompok Waktu minggu
Jumlah Mencit
ekor Rata-rata Kadar Pb
dalam jaringan hati
μgg Rata-rata Kadar Pb
dalam jaringan ginjal
μgg
K kontrol 5
0.064 0.092
P1 4 5 0.464
0.650 P2 8
5 1.048 1.244
P3 12 5 0.744
1.162 P4 16
5 1.072 1.290
Dari tabel 3 terlihat bahwa kadar plumbum pada jaringan hati dan ginjal meningkat secara proporsional sesuai dengan jumlah plumbum yang diberikan, tetapi
pada kelompok P3 mengalami sedikit penurunan. Selama penelitian ini terlihat kadar plumbum dalam ginjal lebih tinggi dibandingkan kadar plumbum dalam hati. Hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan Hariono 2005 terhadap tikus bahwasanya akumulasi plumbum pada ginjal lebih tinggi daripada hati.
Secara statistik, dengan menggunakan uji Kruskal Wallis Test, juga terlihat perbedaan yang bermakna antara lama pemaparan Pb asetat dengan kadar plumbum
Dwi Rita Anggraini: Gambaran Maskrokopis Dan Miskrokopis Hati Ginjal Mencit Akibat Pemberian Plumbum Asetat, 2008. USU e-Repository © 2008
yang terakumulasi dalam jaringan antara semua kelompok, baik itu pada jaringan hati p=0.005 maupun pada ginjal p=0.004.
4.2 Derajat Kerusakan hati dan ginjal secara makroskopis
Perubahan makroskopis mencit jantan Mus musculus setelah pemberian Pb asetat terlihat perubahan pada hati dan ginjal seperti terlihat pada tabel 4 dibawah ini :
Tabel 4. Derajat kerusakan jaringan hati dan ginjal secara makroskopis setelah pemberian Pb asetat 100mgkgBBoralhari dengan jangka waktu bertingkat
Derajat Kerusakan Jaringan Secara makroskopis Hati Ginjal
Kelompok Waktu mgg
0 + ++ +++ 0 + ++ +++
K kontrol 0 100 - -
- 100 - - -
P1 4 100 - -
- 100 - - -
P2 8 -
100 - - -
60 20 20
P3 12 - 80 20 - - 80 - 20
P4 16 -
40 60
- -
100 -
-
Keterangan : 0 = tidak terjadi perubahan
+ = bila ditemukan 1 kriteria perubahan warna, struktur permukaan, konsistensi ++ = bila ditemukan 2 kriteria perubahan warna, struktur permukaan, konsistensi
+++ = bila ditemukan 3 kriteria perubahan warna, struktur permukaan konsistensi
Dari tabel 4 diatas terlihat secara makroskopis terjadi kerusakan hati pada kelompok P2 8 minggu yaitu abnormal+ sebesar 100, pada kelompok P3
jangka waktu 12 minggu terjadi abnormal + sebesar 80 dan abnormal ++ sebesar 20 kemudian pada kelompok P4 16 minggu abnormal + dan abnormal
++ masing-masing sebesar 40 dan 60. Perubahan yang terjadi pada ginjal tidak jauh berbeda pada hati, terlihat pada
jangka waktu 8 minggu kelompok P2 dengan derajat kerusakan abnormal + 60,
Dwi Rita Anggraini: Gambaran Maskrokopis Dan Miskrokopis Hati Ginjal Mencit Akibat Pemberian Plumbum Asetat, 2008. USU e-Repository © 2008
abnormal ++ 20 dan abnormal +++ 20. Kemudian pada kelompok P3 jangka waktu 12 minggu kerusakan yang terjadi abnormal + dan abnormal +++ masing-
masing 80 dan 20, disusul oleh kerusakan abnormal + sebesar 100 yang terjadi pada kelompok P4 16 minggu. Secara statistik juga menunjukkan perbedaan
bermakna pada kedua jaringan p=0.000. Dari hasil analisa diatas menunjukkan bahwasanya pemaparan plumbum secara
terus-menerus dalam jangka waktu yang lama ternyata dapat meningkatkan kerusakan hati dan ginjal mencit secara makroskopis.
Tabel 5. Morfologi hati mencit setelah perlakuan Pb asetat 100mgkgBBoralhari
Morfologi Hati Kelompok Waktu
minggu Warna Permukaan
Konsistensi
Kkontrol merah kecoklatan
Licin kenyal
P1 4
merah kecoklatan Licin
kenyal P2
8 pucat
Licin kenyal
P3 12
pucat licin+nodul
kenyal P4
16 pucat+bintik-bintik putih
Licin kenyal
Dari tabel 5 diatas, pada kelompok P2 8 minggu mulai terlihat perubahan warna pada hati yang secara normal bewarna merah kecoklatan berubah menjadi
pucat dan pada kelompok P4 16 minggu terlihat pucat disertai bintik-bintik putih. Permukaan hati terlihat licin pada semua kelompok, kecuali ada satu sampel yang
permukaannya tidak ratabernodul-nodul yang terjadi pada kelompok P3 12 minggu. Sedangkan konsistensi hati tidak mengalami perubahan selama penelitian.
Gambaran makroskopis hati mencit selama penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini : pada kelompok kontrol gambar 7 dan kelompok P1 gambar
Dwi Rita Anggraini: Gambaran Maskrokopis Dan Miskrokopis Hati Ginjal Mencit Akibat Pemberian Plumbum Asetat, 2008. USU e-Repository © 2008
8 hati terlihat normal, tidak terjadi kerusakan. Pada kelompok P2 gambar 9 terlihat perubahan warna hati menjadi pucat, kelompok P3 gambar 10 warna hati pucat
disertai dengan permukaan yang bernodul-nodul, dan pada kelompok terakhir P4 terlihat warna hati yang pucat disertai bintik-bintik putih pada permukaan hati
gambar 11.
Gambar 7. Gambaran hati yang normal kelompok kontrol, warna merah kecoklatan,
permukaan licin dan konsistensi kenyal
Gambar 8. Gambaran hati minggu ke-4 P1, masih tampak normal, warna merah
kecoklatan, permukaan licin dan konsistensi kenyal
Dwi Rita Anggraini: Gambaran Maskrokopis Dan Miskrokopis Hati Ginjal Mencit Akibat Pemberian Plumbum Asetat, 2008. USU e-Repository © 2008
Gambar 9. Gambaran hati pada minggu ke-8 P2, warna pucat, permukaan licin, konsistensi kenyal
Gambar 10.Gambaran hati pada minggu ke-12 P3, warna pucat, permukaan bernodul, konsistensi kenyal
Gambar 11. Gambaran hati pada minggu ke-16 P4, warna pucat + bintik-bintik putih, permukaan licin dan konsistensi kenyal
Dwi Rita Anggraini: Gambaran Maskrokopis Dan Miskrokopis Hati Ginjal Mencit Akibat Pemberian Plumbum Asetat, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel 6. Morfologi ginjal mencit setelah diberi Pb asetat 100mgkgBBoral hari
Morfologi Ginjal Kelompok Waktu
mgg Warna Permukaan
Konsistensi
K kontrol merah kecoklatan
licin kenyal
P1 4
merah kecoklatan licin
kenyal P2 8
pucat+bintik-bintik putih
licin+nodul kenyal
P3 12 pucat+bintik-bintik
putih licin+nodul
kenyal P4
16 pucat
licin kenyal
Dari tabel 6 diatas terlihat bahwasanya perubahan warna pada ginjal terlihat lebih cepat dibandingkan dengan hati mulai tampak pada kelompok P2 jangka waktu
8 minggu dimana terjadi perubahan warna ginjal menjadi pucat disertai bintik-bintik putih dan struktur permukaannya bernodul-nodul.
Perubahan morfologi ginjal secara makroskopis terlihat pada gambar dibawah ini : pada kelompok kontrol gambar 12 dan kelompok P1 gambar 13 ginjal terlihat
normal, pada kelompok P2 gambar 14 dan kelompok P4 gambar 15 warna ginjal pucat dengan bintik-bintik putih, disertai dengan permukaan ginjal yang bernodul-
nodul. Sementara itu pada kelompok P4 gambar 16 terlihat warna ginjal pucat disertai dengan bintik-bintik putih.
Dwi Rita Anggraini: Gambaran Maskrokopis Dan Miskrokopis Hati Ginjal Mencit Akibat Pemberian Plumbum Asetat, 2008. USU e-Repository © 2008
Gambar 12. Gambaran ginjal pada kelompok kontrol terlihat normal warna merah
kecoklatan, permukaan licin dan konsistensi kenyal
Gambar 13. Gambaran ginjal pada kelompok P1 4 minggu, warna merah kecoklatan, permukaan licin dan konsistensi kenyal
Gambar 14. Gambaran ginjal pada kelompok P2 8 minggu, warna pucat + bintik- bintik putih, permukaan bernodul-nodul dan konsistensi kenyal
Dwi Rita Anggraini: Gambaran Maskrokopis Dan Miskrokopis Hati Ginjal Mencit Akibat Pemberian Plumbum Asetat, 2008. USU e-Repository © 2008
Gambar 15. Gambaran ginjal pada kelompok P3 12 minggu terlihat pucat dan
berbintik-bintik putih, permukaan bernodul-nodul serta konsistensi kenyal
Gambar 16. Gambaran ginjal pada kelompok P4 16 minggu. Kedua ginjal terlihat pucat dan berbintik-bintik putih, permukaan licin dan konsistensi kenyal
Dwi Rita Anggraini: Gambaran Maskrokopis Dan Miskrokopis Hati Ginjal Mencit Akibat Pemberian Plumbum Asetat, 2008. USU e-Repository © 2008
4.3 Derajat Kerusakan Hati dan Ginjal Secara Mikroskopis