80
penurunan pada BSK10 dengan kuat tekan sebesar 64,444 Kgcm
2
yang tergolong dalam tingkat mutu III. Kemudian sedikit mengalami peningkatan pada
BSK15 dengan kuat tekan sebesar 69,778 Kgcm
2
dan termasuk dalam tingkat mutu III. Pada BSK20 mengalami peningkatan kuat tekan lagi menjadi 75,022
Kgcm
2
dan tergolong dalam tingkat mutu II. Kuat tekan mengalami penurunan kembali pada BSK25 dan BSK30 dengan kuat tekan paling rendah sebesar
54,844 yang tergolong dalam tingkat mutu III. Serbuk kaca sebagai bahan subtitusi semen mengalami peningkatan kuat
tekan perlahan dari 10 sampai pada maksimum 20 dan mengalami penurunan kuat tekan kembali seiring dengan bertambahnya persentase subtitusi serbuk kaca.
Penambahan serbuk kaca sebesar 20 menjadi kuat tekan maksimum untuk batako dengan subtitusi serbuk kaca terhadap semen. Meskipun jika dibandingkan
dengan kuat tekan batako normal memiliki selisih 20,267 Kgcm
2
lebih rendah, tetapi masih dalam tingkat mutu yang sama yaitu tingkat mutu II berdasarkan SNI
03-0349-1989.
4.4 Pengujian Kuat Tarik Briquette
Berikut ini merupakan data kuat tarik rata-rata yang diperoleh dari hasil pengujian di laboratorium:
Tabel 4.5.
Hasil Pengujian Kuat Tarik No
Penambahan Serbuk Kaca
Tegangan kgcm
2
1 BSK0
16,268 2
BSK10 16,098
3 BSK15
19,464 4
BSK20 17,465
5 BSK25
14,356 6
BSK30 14,205
Universitas Sumatera Utara
81
Gambar 4.3.
Grafik Hubungan Kuat Tarik Batako terhadap Kadar Serbuk Kaca
Dari hasil pengujian tarik dapat dilihat barhwa perubahan kuat tarik yang terjadi tidak terlalu signifikan perubahannya. Dimulai dengan sedikit penurunan
dari BSK0 ke BSK10, kemudian mengalami kenaikan pada BSK15 dan terakhir mengalami penurunan kembali sampai pada BSK30. Dari tabel dan
grafik di atas, dapat dilihat nilai kuat tarik tertinggi berada pada BSK15 sebesar 19,464 kgcm
2
. Sedangkan untuk kuat tarik terendah berada pada BSK 30 dengan nilai sebesar 14,205 kgcm
2
.
16,268 16,098
19,464 17,465
14,356 14,205
5 10
15 20
25
10 15
20 25
30
Ku at
Ta rik
k g
cm 2
Persentase Serbuk Kaca
Grafik Kuat Tarik
Universitas Sumatera Utara
82
4.5 Pengujian Tegangan Rekah
Berikut ini merupakan data hasil pengujian tegangan rekah rata-rata yang diperoleh dari pengujian di laboratorium:
Tabel 4.6.
Hasil Pengujian Tegangan Rekah No.
Komposisi Serbuk Kaca
Tegangan Rekah kgcm
2
1 BSK0
6,171 2
BSK20 3,397
Pengujian tegangan rekah dilakukan pada 2 sampel saja, yaitu sampel BSK0 tanpa penambahan serbuk kaca dan sampel BSK20 kuat tekan
maksimum dengan penambahan serbuk kaca. Dari hasil rata-rata pengujian di atas, antara BSK0 dan BSK20 mengalami penurunan sampai 55. Selisih
yang sangat besar ini diakibatkan karena penambahan serbuk kaca yang mengakibatkan berkurangnya komposisi semen dan mengurangi ikatan yang
terjadi antar agregat. Pengujian tegangan rekah pada penelitian ini hanya mengambil garis besarnya saja, sehingga tidak begitu efektif.
4.6 Penentuan Komposisi Terbaik
Penentuan komposisi terbaik berdasarkan atas hasil perbandingan syarat- syarat mutu keenam komposisi yang dicoba dengan batako kontrol, SNI 03-0349-
1989. Secara visual, semua komposisi batako masuk kedalam standar SNI 03- 0349-1989 setelah dilakukan pengujian tampak luar dan pengujian ukuran. Dilihat
dari pengujian penyerapan air, terjadi peningkatan perlahan seiring dengan penambahan persentase serbuk kaca. Semua variasi tergolong dalam batako
Universitas Sumatera Utara
83
tingkat mutu I SNI 03-0349-1989 dengan batas maksimum penyerapan air sebesar 25 dan penyerapan terbesar terjadi pada BSK30 sebesar 5,459.
Dari segi kuat tekan, kuat tekan normal merupakan kuat tekan tertinggi sebesar 95,289 kgcm
2
dan tergolong ke dalam tingkat mutu II SNI 03-0349-1989. Dengan penambahan serbuk kaca, kuat tekan tertinggi terdapat pada BSK20
sebesar 75,022 kgcm
2
dan tergolong ke dalam tingkat mutu II SNI 03-0349-1989. Dari segi kuat tarik, tercapai keadaan maksimum pada BSK15 sebesar
19,464 kgcm
2
. Pada pengujian tegangan rekah yang diambil secara garis besarnya saja, terjadi penurunan sebesar 55 antara BSK0 dan BSK20.
4.7 Pembahasan Diskusi