83
tingkat mutu I SNI 03-0349-1989 dengan batas maksimum penyerapan air sebesar 25 dan penyerapan terbesar terjadi pada BSK30 sebesar 5,459.
Dari segi kuat tekan, kuat tekan normal merupakan kuat tekan tertinggi sebesar 95,289 kgcm
2
dan tergolong ke dalam tingkat mutu II SNI 03-0349-1989. Dengan penambahan serbuk kaca, kuat tekan tertinggi terdapat pada BSK20
sebesar 75,022 kgcm
2
dan tergolong ke dalam tingkat mutu II SNI 03-0349-1989. Dari segi kuat tarik, tercapai keadaan maksimum pada BSK15 sebesar
19,464 kgcm
2
. Pada pengujian tegangan rekah yang diambil secara garis besarnya saja, terjadi penurunan sebesar 55 antara BSK0 dan BSK20.
4.7 Pembahasan Diskusi
Serbuk kaca sebagai bahan subtitusi terhadap penggunaan semen dalam pembuatan batako dapat diaplikasikan untuk kedepannya. Dilihat dari berbagai
pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini, serbuk kaca dapat dipakai sebagai bahan untuk mengurangi penggunaan semen dengan persentase optimum 20
dari berat semen. Serbuk kaca yang digunakan adalah serbuk kaca dari limbah botol kaca yang didapat dari sekitaran Kota Medan yang kemudian dibersihkan,
dihancurkan menggunakan mesin Los Angeles, dan diayak dengan saringan No. 100 dan saringan No. 200. Serbuk kaca yang digunakan berukuran antara lolos
saringan No.100 dan tertahan di saringan No.200, mengacu pada ukuran dari semen yang umumnya lolos saringan No.100 dan lolos saringan No.200.
Pada hasil pengujian visual, baik pemeriksaan tampak luar dan pemeriksaan penyimpangan ukuran, batako dengan serbuk kaca memiliki hasil yang persis
sama dengan batako normal. Hal ini disebabkan ukuran serbuk kaca yang sama
Universitas Sumatera Utara
84
dengan ukuran dari semen, sehingga tidak berpengaruh pada rongga yang terdapat pada batako. Batako dengan penambahan serbuk kaca tetap memiliki permukaan
yang rata, siku yang tajam, tidak memiliki retak, dan tetap sama padat seperti batako normal.
Pada pengujian daya serap air absorbsi, batako dengan penambahan serbuk kaca mengalami peningkatan penyerapan air yang berbanding lurus dengan
penambahan persentasenya. Peningkatan penyerapan air yang terjadi tidak terlalu signifikan dan semua batako dengan penambahan serbuk kaca masih termasuk
kualifikasi mutu batako tingkat I sesuai ketentuan SNI 03-0349-1989. Berdasarkan SNI 03-0349-1989 daya serap air yang diperbolehkan harus lebih
kecil dari 25, sedangkan pada batako serbuk kaca daya serap air tertinggi hanya sebesar 5,459 terdapat pada batako sebuk kaca 30.
Pada pengujian kuat tekan, batako normal memiliki kuat tekan paling tinggi sebesar 95,289 kgcm
2
dan tergolong tingkat mutu II dalam SNI 03-0349-1989. Penambahan 10 sebuk kaca mengakibatkan penurunan kuat tekan batako
menjadi 64,444 kgcm
2
dan tergolong tingkat mutu III, penurunan ini disebabkan berkurangnya penggunaan semen dan serbuk kaca sebesar 10 belum dapat
menggantikan sifat pengikat dari semen. Seiring dengan penambahan persentase serbuk kaca terjadi peningkatan kuat tekannya. Kuat tekan optimum batako
dengan subtitusi serbuk kaca terdapat pada persentase 20 sebesar 75,022 kgcm
2
dan tergolong tingkat mutu II sama seperti batako normal. Penggunaan serbuk kaca melebihi 20 juga tidak telalu baik, karena pada persentase 25 dan 30
kuat tekan batako mengalami penurunan kembali seiring dengan semakin banyaknya berkurang penggunaan semen sebagai bahan pengikat pada batako.
Universitas Sumatera Utara
85
Pada pengujian kuat tarik, terjadi peningkatan seiring banyaknya penggunaan serbuk kaca sampai pada persentase 15 yaitu sebesar 19,464
kgcm
2
dan mengalami penurunan pada penambahan serbuk kaca pada 20 sampai 30. Hal ini menjelaskan bahwa, penggunaan serbuk kaca dapat
meningkatkan kuat tarik dari batako dengan komposisi maksimum 15 dari pemakaian semen. Penggunaan serbuk kaca lebih dari 15 tidak cukup baik, kuat
tarik malah menurun karena menggunaan semen yang banyak berkurang. Pada pengujian tegangaan rekah splitting test hanya mengambil secara
garis besarnya saja. Berdasarkan pada hasil pengujian kuat tekan, diambil 2 variasi dalam pengujiaan tegangan rekah yaitu batako normal dan batako dengan
20 pemakaian serbuk kaca. Hasil yang didapat antara kedua variasi ini memiliki selisih yang cukup signifikan dengan penurunan sebesar 55 antara batako
normal dan batako serbuk kaca 20. Pada dasarnya pengujian tegangan rekah adalah untuk beton dan tidak terlalu diperuntukan untuk batako mortar, sehingga
hasil pengujian ini tidak terlalu berpengaruh untuk mutu dari batako. Antara beton dan batako pastinya memiliki banyak sekali perbedaan baik dari segi komposisi
maupun fungsinya. Betol lebih diperuntukan untuk kebutuhan struktur dimana tegangan rekahnya sendiri perlu diperhitungkan, sedangakan pada batako
merupakan komponen non-struktural dimana tidak terlalu diperhatikan untuk tegangan rekahnya.
Universitas Sumatera Utara
86
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang diperoleh dan dari hasil pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Kandungan silika SiO
2
yang tinggi dalam serbuk kaca dapat membantu mengurangi penggunaan semen.
2. Penggunaan serbuk kaca pada batako sebagai bahan tambah dengan
menggantikan sebagian semen dari beratnya dapat menaikkan nilai daya serap air meski tidak terlalu signifikan kenaikannya.
3. Menurut SNI 03-0349-1989, BSK0 tanpa serbuk kaca, masuk dalam
batako tingkat mutu II dengan kuat tekan rata-rata sebesar 95,289 kgcm
2
. BSK20 juga masuk dalam batako tingkat mutu II dengan kuat tekan rata-
rata sebesar 75,022 kgcm
2
. Sedangkan BSK10, BSK15, BSK25 dan BSK30 termasuk dalam batako tingkat mutu III, dengan kuat tekan rata-rata
sebesar 64,444 kgcm
2
, 69,778 kgcm
2
, 67,2 kgcm
2
dan 54,844 kgcm
2
. 4.
Ditinjau dari data hasil pengujian kuat tarik, tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Nilai kuat tarik terbesar adalah BSK15, yaitu 19,464
kgcm
2
. 5.
Sama halnya dengan pengujian kuat tarik, hasil pengujian visual juga tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.
6. Batako dengan campuran BSK0, BSK10 BSK 15, BSK20, BSK25
dan BSK30 mempunyai nilai penyerapan air rata-rata sebesar 3,133,
Universitas Sumatera Utara