Pembagian Perseroan Terbatas Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk Pengambilalihan Perseroan Terbuka Dan Go Private Perusahaan

Sedangkan tahapan pengumuman dalam Berita Negara Republik Indonesia BNRI tetap berlaku, hanya yang pada saat UU No. 1 tahun 1995 berlaku pengumuman tersebut merupakan kewajiban Direksi PT yang bersangkutan tetapi sesuai dengan UU No. 40 tahun 2007 diubah menjadi merupakan kewenangankewajiban Menteri Hukum dan HAM. Setelah tahap tersebut dilalui maka perseroan telah sah sebagai badan hukum dan perseroan terbatas menjadi dirinya sendiri serta dapat melakukan perjanjian- perjanjian dan kekayaan perseroan terpisah dari kekayaan pemiliknya. Modal dasar perseroan adalah jumlah modal yang dicantumkan dalam akta pendirian sampai jumlah maksimal bila seluruh saham dikeluarkan. Selain modal dasar, dalam perseroan terbatas juga terdapat modal yang ditempatkan, modal yang disetorkan dan modal bayar. Modal yang ditempatkan merupakan jumlah yang disanggupi untuk dimasukkan, yang pada waktu pendiriannya merupakan jumlah yang disertakan oleh para persero pendiri. Modal yang disetor merupakan modal yang dimasukkan dalam perusahaan. Modal bayar merupakan modal yang diwujudkan dalam jumlah uang.

2. Pembagian Perseroan Terbatas

Suatu perseroan terbatas dapat diklasifikasikan kepada beberapa criteria. Dilihat dari banyaknya pemegang saham, maka perseroan dapat dibagi atas 63 : 63 Dhaniswara K. Harjono, Pembaruan hukum Perseroan Terbatas Tinjauan Terhadap Undang- Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, Jakarta: PPHBI, 2008, hal. 181 Fitri Wahyuni : Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk Pengambilalihan Perseroan Terbuka Dan Go Private Perusahaan, 2009 a. Perusahaan tertutup, merupakan suatu perusahaan terbatas yang belum pernah menawarkan sahamnya kepada publik melalui penawaran umum dan jumlah pemegang sahamnya belum sampai pada jumlah pemegang saham dari suatu perusahaan publik. Kepada perusahaan tertutup berlaku ketentuan Undang-Undang Perseroan Terbatas 64 . b. Perusahaan terbuka, yang dimaksud dengan perusahaan terbuka atau yang dikenal dengan istilah “PT Tbk” adalah suatu perseroan terbatas yang melakukan penawaran umum atas sahamnya atau telah memenuhi syarat dan telah memproses dirinya menjadi perusahaan publik, sehingga telah memiliki pemegang saham publik, dimana perdagangan saham sudah dapat dilakukan di bursa-bursa efek. Terhadap perusahaan terbuka ini berlaku baik undang-undang perseroan terbatas maupun undang-undang pasar modal 65 . c. Perusahaan publik, yaitu perusahaan dimana keterbukaannya itu tidak melalui proses khusus, setalah ia memenuhi syarat untuk menjadi perusahan publik, antara lain jumlah pemegang sahamnya sudah mencapai jumlah tertentu yang oleh Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 ditentukan jumlah pemegang sahamnya minimal sudah menjadi 300 orang pemegang saham dan memiliki modal disetor 64 Ibid 65 Ibid, hal. 182 Fitri Wahyuni : Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk Pengambilalihan Perseroan Terbuka Dan Go Private Perusahaan, 2009 sekurang-kurangnya 3 milyar. Terhadap perusahaan publik berlaku undang-undang perseroan terbatas dan undang-undang pasar modal 66 . Menurut Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Perseroan Terbatas, perseroan tertutup merupakan perseroan terbatas yang selanjutnya disebut perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya. Modal dasar untuk perseroan tertutup ditetapkan besarnya paling sedikit Rp.50.000.000,- lima puluh juta rupiah 67 . Undang-undang atau peraturan pelaksanaannya yang mengatur bidang usaha tertentu dapat menentukan jumlah minimum modal dasar perseroan terbatas yang berbeda dari ketentuan minimum yang telah ditetapkan tersebut. Sedangkan yang dimaksud dengan perseroan terbuka adalah perseroan publik atau perseroan yang melakukan penawaran umum saham, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang pasar modal selanjutnya yang dinamakan perseroan publik adalah perseroan yang memiliki kriteria jumlah pemegang saham 66 Ibid 67 Pasal 32 ayat 1 Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Fitri Wahyuni : Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk Pengambilalihan Perseroan Terbuka Dan Go Private Perusahaan, 2009 dan modal disetor sesuai dengan ketentuanpengaturan perundang-undangan dibidang pasar modal 68 . Menurut pasal 1 butir 6 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 yaitu Undang- Undang Pasar Modal UUPM, emiten adalah pihak yang melakukan kegiatan penawaran umum 69 . Dengan demikian, istilah emiten mengacu kepada kegiatan yang dilakukan perusahaan yang menjual sebagian sahamnya kepada masyarakat investor melalui penawaran umum pasar perdana 70 . Saham yang telah dijual kepada investor tersebut akan diperjualbelikan kembali antar investor melalui bursa efek pasar sekunder 71 . Dengan kata lain, emiten adalah pihak yang menawarkan atau menjual efek kepada masyarakat melalui pasar modal. Menurut pasai 1 butir 22 UUPM, perusahaan publik adalah perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurangnya 300 tiga ratus pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp.3.000.000.000,- tiga miliar. Berbeda dengan penekanan terhadap definisi emiten di atas yang lebih menekankan kepada aspek kegiatan, pengertian perusahaan publik seperti yang terdapat pada pasal 1 butir 22 UUPM lebih menekankan pada kuantitas penyebaran efek tersebut di masyarakat dan 68 Pasal 1 butir 8 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas 69 Pasal 1 butir 6 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1998 tentang Pasar Modal, LN Nomor 13 Tahun 1995 TLN Nomor 3589 70 Pasar perdana merupakan sarana untuk jual beli saham dengan harga yang tetap dan pemesannya dilakukan melalui agen penjual dalam jangka waktu terbatas. 71 Pasar sekunder merupakan pasar dimana pemodal dapat melakukan jual beli efek setelah efek tersebut dicatatkan di bursa. Fitri Wahyuni : Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk Pengambilalihan Perseroan Terbuka Dan Go Private Perusahaan, 2009 aspek permodalan perusahaan. Perusahaan dapat menjadi perusahaan terbuka atau perusahaan publik tanpa harus melewati proses penawaran umum saham 72 . Hal tersebut merupakan konsekuensi logis apabila perusahaan tertutup telah berhasil menjual sahamnya kepada sekurang-kurangnya 300 pemegang saham, yang mana pada umumnya ialah karyawan perusahaan itu sendiri. Meskipun demikian, perusahaan tetap wajib menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada Bapepam untuk mendapatkan pernyataan efektif untuk menjadi perusahaan terbuka atau perusahaan publik. Selama suatu perusahaan memenuhi kriteria tersebut kepemilikan dan permodalan, maka selama itu pula perusahaan tersebut wajib memenuhi ketentuan- ketentuan di bidang pasar modal yang mengatur perusahaan publik, khususnya yang berkaitan dengan prinsip keterbukaan. Emiten atau perusahaan publik disamping wajib memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal, juga harus memenuhi ketentuan UUPT. Ditegaskan dalam pasal 154 UUPT bahwa perusahaan terbuka berlaku ketentuan UUPT, jika tidak diatur lain dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Seperti yang telah disinggung diatas pengaturan emiten dan perusahaan publik dalam UUPT antara lain mengenai definisi perseroan terbuka. Menurut UUPT, perseroan terbuka adalah perseroan yang modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau perseroan yang melakukan 72 Contoh perusahaan yang menjadi perusahaan publik tanpa melewati proses penawaran umum saham adalah PT. Matahari Courts Tbk pada tahun 2002 Fitri Wahyuni : Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk Pengambilalihan Perseroan Terbuka Dan Go Private Perusahaan, 2009 penawaran umum, sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.

3. Pembagian Wewenang Dalam Perseroan Terbatas