Konsekuensi Go Private Perseroan Terbuka Terhadap emiten

Sedangkan korporasi bisnis yaitu tunduk kepada kedua-duanya yang sukarela dan kebangkrutan tanpa disengaja. Hipotesis undervaluation menyebutkan bahwa manajemen mampu membayar premium lebih tinggi pada suatu proses melakukan go private ketika harga saham perusahaan tersebut di pasar modal under performing dibawah nilai potensialnya. Ekspektasi keuntungan dari pemegang saham berkorelasi positif dengan tingkat undervaluation perusahaan tersebut sebelum melakukan go private

2. Konsekuensi Go Private Perseroan Terbuka

Dengan berubahnya status emiten menjadi perusahaan tertutup tertentu akan menimbulkan konsekuensi tertentu pula baik bagi emiten, terhadap investor maupun terhadap efek itu sendiri. Berikut ini adalah penjelasan mengenai konsekuensi dari pelaksanaan go private:

1. Terhadap emiten

139 Tujuan utama emiten untuk bergerak di pasar modal adalah untuk mencari dana yang lebih cepat dan efektif dibandingkan dengan memperoleh pinjaman dari bank. Sehingga dapat dikatakan tujuan utama dari perusahaan yang ingin masuk ke bursa senantiasa dilandasi oleh pertimbangan ekonomi dimana perusahaan tersebut bertujuan agar dapat memperoleh dana untuk keperluan pengembangan usahanya. Sebagai perusahaan yang telah menjadi milik publik, emiten dituntut untuk lebih efisien dan terbuka kepada masyarakat. 139 Opcit, hal. 35 Fitri Wahyuni : Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk Pengambilalihan Perseroan Terbuka Dan Go Private Perusahaan, 2009 Selain itu, masuknya perusahaan ke dalam bursa merupakan promosi tersendiri bagi perusahaan itu dibandingkan dengan perusahaan lain yang tidak listing di bursa. Misalnya dalam hal mencari akses atau sumber pendanaan dari bank atau sumber pendanaan lain tentu akan lebih mudah karena adanya faktor kepercayaan terhadap kredibilitas perusahaan tersebut. Namun ekspektasi dari manfaat-manfaat ekonomi tidak akan tercapai bila tidak disertai dengan kinerja emiten yang baik dan saham yang likuid. Perusahaan publik atau emiten yang penyebaran pemilikan sahamnya kecil atau tidak likuid besar kemungkinan dapat dikenai sanksi delisting oleh bursa. Pengenaan sanksi delisting terhadap emiten yang tidak lagi memenuhi ketentuan listing di bursa dimaksudkan sebagai sarana perbaikan emiten dan sekaligus sebagai warning kepada emiten yang lain. Di lain pihak, emiten yang menyadari kinerjanya menurun ada yang dengan sukarela mengajukan voluntary delisting dan mengubah statusnya menjadi perusahaan tertutup. Selain itu ada juga kondisi fundamental emiten itu pada dasarnya baik, namun tetap memilih untuk melaksanakan go private dengan tujuan tertentu go private on purpose. Dengan dilakukan go private, emiten tidak lagi memperoleh manfaat-manfaat ekonomi yang didapat di bursa. Namun di sisi lain, emiten tidak perlu lagi melaksanakan prinsip keterbukaan kepada masyarakat. Perusahaan yang melakukan go private tentu harus mengubah anggara dasarnya kembali mengingat anggaran dasar yang ada tidak lagi Fitri Wahyuni : Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk Pengambilalihan Perseroan Terbuka Dan Go Private Perusahaan, 2009 sesuai dengan kenyataan yang ada. Anggaran dasar perusahaan dirubah menjadi anggaran dasar perusahaan biasa.

2. Terhadap investor