Keutamaan Dan Kelemahan Perseroan Terbatas S a h a m

5. Memutuskan rencana penambahan atau pengurangan saham perusahaan 6. Menentukan kebijakan perusahaan 7. Mengumumkan pembagian laba dividen

4. Keutamaan Dan Kelemahan Perseroan Terbatas

Keuntungan utama membentuk perusahaan perseroan terbatas adalah: 1. Kewajiban terbatas. Tidak hanya ini mengijinkan perusahaan untuk melaksanakan dalam usaha yang beresiko, tetapi kewajiban terbatas juga membentuk dasar untuk perdagangan di saham perusahaan, namun dalam hal ini kita tetap harus memperhatikan prinsip piercing the corporate veil bagi organ perseroan yang berlaku dalam keadaan-keadaan tertentu. 2. Masa hidup abadi. Aset dan struktur perusahaan dapat melewati masa hidup dari pemegang sahamnya, pejabat atau direktur. Ini menyebabkan stabilitas modal ekonomi, yang dapat menjadi investasi dalam proyek yang lebih besar dan dalam jangka waktu yang lebih panjang daripada aset perusahaan tetap dapat menjadi subyek disolusi dan penyebaran. 3. Efisiensi manajemen.Manajemen dan spesialisasi memungkinkan pengelolaan modal yang efisien sehingga memungkinkan untuk melakukan ekspansi. Dan dengan menempatkan orang yang tepat, efisiensi maksimum dari modal yang ada. Dan juga adanya pemisahan antara pengelola dan pemilik perusahaan, sehingga terlihat tugas pokok dan fungsi masing-masing. Fitri Wahyuni : Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk Pengambilalihan Perseroan Terbuka Dan Go Private Perusahaan, 2009 Sedangkan kelemahan perseroan terbatas adalah kerumitan perizinan dan organisasi. Untuk mendirikan sebuah PT tidaklah mudah. Selain biayanya yang tidak sedikit, PT juga membutuhkan Akta Notaris dan izin khusus untuk usaha tertentu. Lalu dengan besarnya perusahaan tersebut, biaya pengorganisasian akan keluar sangat besar. Belum lagi kerumitan dan kendala yang terjadi dalam tingkat personal. Hubungan antar perorangan juga lebih formal dan berkesan kaku. Kelemahan lain adalah pengurusan yang bersifat lebih rumit dibandingkan badan hukum yang lain yang operasionalnya lebih sederhana. 76

5. S a h a m

Saham adalah bukti penyertaan modal disuatu perusahaan atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan 77 . Apabila Undang-Undang Perseroan Terbatas disebut dengan UUPT dicermati secara seksama maka semakin dirasa ada sesuatu yang kurang dalam undang-undang ini, yakni pengertian tentang saham tidak dapat ditemukan dalam penjabarannya secara implisit. Dalam undang-undang ini hanya disebutkan bahwa modal dasar perseroan terdiri atas nilai nominal saham 78 . Untuk itu, dalam memahami pengertian saham sebagaimana yang dimaksudkan dalam UUPT tersebut, berikut dicoba ditelusuri dalam berbagai literatur. 76 Rudhi Prasetya, Kedudukan Mandiri Perseroan Terbatas Disertai Dengan Ulasan Menurut Undang-Undang No 1 Tahun 1995, Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, 1996, hal. 89 77 Hendy M. Fakhruddin, Istilah Pasar Modal A-Z, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2008, hal. 174. 78 Sentosa Sembiring, Hukum Perusahaan Tentang Perseroan Terbatas,Bandung: Nuansa Aulia, 2006, hal. 48. Fitri Wahyuni : Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk Pengambilalihan Perseroan Terbuka Dan Go Private Perusahaan, 2009 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 79 , dijelaskan beberapa pengertian saham anara lain dilihat dari sudut pandang ekonomis, saham berarti surat bukti bagian modal perseroan terbatas yang memberi hak atas deviden dan lain-lain menurut besar kecilnya modal yang disetor; saham adalah hak yang dimiliki orang atau pemegang saham terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagi kepemilikan dan pengawasan. Dalam Kamus Istilah Hukum Fockema Andreae 80 dikemukakan bahwa aandeel Belanda atau saham Indonesia adalah hak pada sebagian modal suatu perseroan; andil dalam perseroan atau perusahaan, bagian-bagian modal pada perusahaan yang telah dibagi-bagi pada akte pendirian. Sementara itu dalam Kamus Khusus Pasar Uang Dan Modal 81 dijelaskan bahwa saham adalah surat bukti kepemilikan bagian modal perseroan terbatas yang memberikan hak atas deviden dan lain-lain menurut besar kecilnya modal yang disetor. Pendapat yang lebih komprehensif dikemukakan oleh John Downes dan Jordan Elliot Goodman 82 yakni saham adalah unit kepemilikan ekuitas dalam suatu perseroan. Kepemilikan ini diwakili oleh suatu sertifikat saham yang menyebutkan nama perusahaan dan nama pemilik saham. Banyaknya saham yang dikuasakan kepada perseroan untuk diterbitkan dirinci dalam anggaran dasar perseroan. Biasanya perseroan tidak menerbitkan semua saham yang diterbitkan. 79 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Balai Pustaka, 1995, hal. 861. 80 Kamus Istilah Hukum Fockema Andreae Belanda-Indonesia, diterjemahkan oleh H. Boerhanoeddin St Batuah dkk, Bandung, Bina Cipta, 1983, hal. 2. 81 Kamus Khusus Pasar Uang Dan Modal, Jakarta, Departemen Keuangan Republik Indonesia-Badan Pelaksana Pasar Modal, 1974, hal. 49. 82 John Downes dan Jordan Elliot Goodman, Kamus Istilah Keuangan Dan Investasi, Jakarta: Elex Media Komputindo, 1994 , hal. 525. Fitri Wahyuni : Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk Pengambilalihan Perseroan Terbuka Dan Go Private Perusahaan, 2009 Dari berbagai pengertian saham seperti yang dikutip diatas, kiranya dapat dikemukakan secara sederhana bahwa saham berarti bagian dari modal suatu perusahaan, dan dalam hal ini adalah suatu perseroan terbatas. Saham sebagai bagian dari modal mempunyai konsekuensi yakni bagi pemilik saham mempunyai hak-hak yang melekat kepada saham yang dimilikinya. Hak-hak apa saja yang melekat pada saham sangat tergantung dari jenis saham itu sendiri. Sebagaimana yang diketahui bahwa saham dapat diterbitkan dalam beberapa jenis. Tampak disinilah daya tarik mengapa pemilik modal bersedia menanamkan modalnya diperusahaan yang menerbitkan saham. Sebaliknya, bagi para pendiri perusahaan pun ingin agar eksistensinya tetap diakui sebagai pendiri perusahaan. Untuk itu, bagi para pendiri perusahaan ingin diberi hak-hak khusus dalam kepemilikan perusahaan. Dalam kaitannya dengan adanya pengklasifikasian saham tersebut, para ahli mencoba untuk menguraikan karakteristik yang ada pada jenis saham yang dimaksud. Secara teoritis dalam berbagai kepustakaan hukum perusahaan 83 dikemukakan berbagai jenis saham. Misalnya dari sudut pandang manfaat, pada dasarnya saham dapat dibagi dalam dua klasifikasi, yakni sebagai berikut 84 : 1. Saham biasa atau common stock, untuk jenis saham ini kedudukan pemegang saham adalah sama. Pada jenis saham ini tidak ada yang diistimewakan. 83 Winardi, Persoalan Efek, Bandung: Tarsito, 1974, hal. 12. 84 G. H Van Der Klok, Tentang Efek Dan Perniagaannya, Jakarta: Penerbit Jakarta, 1994, hal. 10. Fitri Wahyuni : Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk Pengambilalihan Perseroan Terbuka Dan Go Private Perusahaan, 2009 2. Saham preference atau saham prioritas, untuk jenis saham ini, pemegang saham mempunyai hak-hak tertentu. Misalnya diberikan hak prioritas untuk membeli saham jika diterbitkan saham baru, diberi hak untuk mencalonkan atau dicalonkan menjadi direksi atau komisaris. Pada umumnya hak semacam ini dicantumkan dalam anggaran dasar. Klausul semacam ini secara teknis dikenal dengan klausul oligarki. Selain penggolongan dari segi manfaat, saham juga dapat dilihat dari segi peralihannya yakni sebagai berikut: 1. Saham atas tunjuk, untuk jenis saham ini nama pemiliknya tidak disebutkan dalam sertifikat saham. Oleh karena itu pengalihannya sangat mudah, cukup dari tangan ke tangan. Dengan demikian siapa yang menguasai atau memegang saham dianggap sebagai pemiliknya. 2. Saham atas nama, dimana nama pemiliknya divantumkan dalam sertifikat saham. Cara pengalihannya harus mengikuti prosedur tertentu yakni dengan dokumen peralihan hak. Dengan adanya dokumen peralihan hak, nama pemilikna dicatat dalam dafta buku pemegang saham. Bila nama pemegang saham sudah tercatat, maka mempunyai hak-hak sebagaimana lazimnya pemegang saham 85 . 85 Erman Rajagukguk, Saham Sebagai Agunan Kredit, Jakarta:BPHN, 1996, hal. 40. Fitri Wahyuni : Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk Pengambilalihan Perseroan Terbuka Dan Go Private Perusahaan, 2009 Dalam sebuah perseroan terbatas, masalah modal adalah hal yang sangat dominant. Oleh karena itu dalam UUPT pun ditegaskan bahwa modal menjadi salah satu syarat untuk mendapatkan pengesahan sebagai badan hukum. Perlu kiranya dikemukakan bahwa pengertian modal itu sendiri bisa dilihat dari sudut pandang yang berbeda sehingga rumusannyapun dapat berbeda-beda. Seperti yang dikemukakan oleh Rochmat Soemitro 86 , modal dalam arti ekonomi perusahaan berarti suatu kumpulan barang-barang, baik berupa benda, uang maupun hak yang dipersamakan dengan itu dalam badan usaha guna mencapai keuntungan. Pendapat senada juga diungkapkan oleh B. De Smalen 87 , sero atau saham merupakan bagian dari modal bersama dalam perseroan. Saham merupakan bukti hak milik dari pemodal. Modalnya sudah diinvestasikan didalam perseroan. Jadi secara singkat dapat dikemukakan bahwa modal tidak hanya berupa uang tunai, akan tetapi bisa dalam bentuk lain misalnya hak kekayaan intelektual HAKI. Agar bagian dari modal atau saham tersebut dapat diketahui siapa pemiliknya dan berapa jumlahnya, hal ini tercatat dalam daftar buku pemegang saham. Sebagaimana ditegaskan dalam UUPT, sebagai tanda bukti kepemilikan maka nama pemegang saham dicatat dalam buku daftar pemegang saham. Dengan terkumpulnya modal tersebut, maka perusahaan dapat menjalankan dapat menjalankan aktivitasnya sesuai dengan maksud dan tujuan pendirian perusahaan yang umumnya sudah dicantumkan dalam anggaran dasar perusahaan. Bila perusahaan untung, maka pemilik modal atau pemegang 86 Rochmat Soemitro, Hukum Perseroan Terbatas; Yayasan Dan Wakaf, Bandung: Eresco, 1993, hal. 21. 87 B. De Smalen, Pasar Modal Dan Uang, Jakarta: Pranadya Paramitha, 1977, hal. 105. Fitri Wahyuni : Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk Pengambilalihan Perseroan Terbuka Dan Go Private Perusahaan, 2009 saham berhak menikmati keuntungan yang lebih dikenal dengan deviden. Besarnya deviden akan ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika para pelaku bisnis mempunyai suatu harapan badan usaha yang sedang dan akan dibangunnya kelak menjadi suatu badan usaha yang dapat diandalkan dalam berbisnis. Agaknya pemikirin semacam ini bukanlah suatu yang berlebihan. Sebab bila perusahaan yang dibangun tersebut maju, saham bisa dijual baik secara individual maupun melalui institusi pasar modal yang lebih popular dengan istilah masuk bursa go public. Bahkan perusahaan pun dapat dijadikan objek transaksi bisnis. Perusahaan terbuka sebagai suatu entitas bisnis, jika dikelola secara professional tentu dapat menghasilkan keuntungan sesuai dengan target yang telah ditentukan oleh rapat umum pemegang saham. Dalam mencapai target yang sudah digariskan ada kalanya para pemegang saham tidak segan-segan membayar para eksekutif yang sudah berpengalaman dalam mengelola perusahaan. Sasaran yang ingin dicapai sebenarnya tidaklah terlalu berlebihan yakni bagaimana meningkatkan nilai perusahaan. Bila hal ini sudah tercapai, tentu nilai jual saham dan atau nama perusahaan juga otomatis akan terangkat. Pada akhirnya yang akan menikmatinya adalah para pemegang saham itu sendiri. Oleh karena itu tidaklah mengherankan dalam tahun-tahun terakhir ini ada semacam kecenderungan perusahaan yang sedang mengalami kesulitan keuangan, perusahaan tersebut dibeli oleh pelaku usaha lainnya, perusahaan ini lalu dibenahi. Bila perusahaan sudah normal kembali kemudian dijual, hasilnya memang cukup Fitri Wahyuni : Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk Pengambilalihan Perseroan Terbuka Dan Go Private Perusahaan, 2009 menggiurkan. Seperti yang dilaporkan oleh suatu media masa bahwa untuk membangun usaha tidak harus dengan membangun usaha mulai dari nol tetapi dapat dengan membeli perusahaan yang sedang operasional lalu dikelola dengan management professional, setelah itu dijual dengan harga tinggi 88 . Untuk itu bagi pemegang saham sebenarnya tinggal mengkalkulasi secara bisnis, melepas saham atau mengharapkan deviden. Jika pilihannya ingin menjual saham, maka hal pertama yang harus diperhatikan adalah bagaimana ketentuan pengalihan saham dalam anggaran dasar. Sebagaimana ditegaskan dalan UUPT, dalam anggaran dasar perseroan ditentukan cara pemindahan hak atas saham sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dari ketentuan ini dapat diketahui bahwa saham yang dimiliki seseorang dalam suatu perseroan terbatas boleh saja dialihkan ke pihak lain. Hanya saja bila hendak dialihkan harus mengikuti ketentuan anggaran dasar perusahaan. Artinya dalam anggaran dasar perusahaan telah diatur langkah-langkah apa yang harus diikuti jika pemegang saham hendak mengalihkan sahamnya. Bahkan untuk hal-hal tertentu dalam anggaran dasar dengan tegas dikemukakan bila saham hendak dijual maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah menawarkan terlebih dahulu kepada pemegang saham lama. Tampaknya para pendiri ingin tetap menjaga nilai-nilai historis ketika perusahaan didirikan. Bila tidak ada yang ingin membeli barulah kemudian ditawarkan kepada pihak lain. 88 Sentosa Sembiring, Hukum Perusahaan Tentang Perseroan Terbatas, Bandung: Nuansa Aulia, 2006, hal. 55. Fitri Wahyuni : Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk Pengambilalihan Perseroan Terbuka Dan Go Private Perusahaan, 2009 Demikan juga halnya bila perusahaan ingin menerbitkan saham baru, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah menawarkan saham tersebut kepada pemegang saham lama dan karyawan, bila tidak ada yang bersedia membeli barulah ditawarkan kepada pihak lain. Hak menawarkan terlebih dahulu kepada orang tertentu dikenal dengan preemptive right. Hal lain juga ditegaskan juga dalam UUPT bahwa pengalihan saham harus mengacu pada perundang-undangan yang berlaku. Untuk itu kiranya perlu diperhatikan cara untuk memperoleh hak kebendaan. Sebagaimana diketahui saham termasuk dalam kualifikasi banda yang tidak berwujud. Dalam pasal 584 KUHPerdata disebutkan, hak milik atas sesuatu kebendaan tidak dapat diperoleh dengan cara lain kecuali dengan cara perlekatan, karena kadaluarsa, pewarisan baik menurut undang-undang maupun surat wasiat, karena penunjukan atau penyerahan berdasarkan suatu peristiwa perdata untuk memindahkan hak milik yang dilakukan oleh seseorang yang berhak berbuat bebas terhadap kebendaan itu. Dengan mengacu kepada ketenuan diatas kiranya dapat diungkapkan disini bahwa seseorang mendapatkan suatu hak kebendaan dengan cara pranata hukum warisan, kadaluarsa atau dengan cara pemindahan hak milik yang diakui oleh undang-undang. Untuk itu, bila seseorang mempunyai hak kebendaan mka ia secara hukum mempunyai hak untuk mengalihkannya kepada orang lain dengan cara yang diizinkan oleh undang-undang yakni melalui pranata hukum jual beli, tukar menukar ataupun dengan cara hibah asal perjanjian tersebut memenuhi syarat sahnya Fitri Wahyuni : Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk Pengambilalihan Perseroan Terbuka Dan Go Private Perusahaan, 2009 perjanjian 89 . Dalam kaitannya dengan pengalihan saham ditegaskan dalam pasal 49 UUPT tahun 1995 sebagai berikut: 1. Pemindahan hak atas saham atas nama dilakukan dengan akta pemindahan hak. 2. Akta pemindahan hak sebagaimana dimaksudkan dalam ayat 1 atau salinannya disampaikan secara tertulis kepada perseroan. 3. Direksi wajib mencatat pemindahan hak atas saham atas nama, tanggal dan hari pemindahan hak tersebut dalam Daftar Pemegang Saham atau Daftar Khusus sebagaimana dimaksud dalam pasal 43 ayat 1 dan 2. 4. Pemindahan hak atas saham atas tunjuk dilakukan dengan penyerahan surat saham. 5. Bentuk dan tata cara pemindahan hak atas saham atas nama dan saham atas tunjuk yang diperdagangkan dalam pasar modal diatur dalam peraturan perundang-undangan dibidang pasar modal 90 . Dari ketentuan diatas dapat dilihat bahwa bila saham ingin dilalihkan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Bisa dilakukan secara langsung antara pemilik saham dengan pembeli saham. Sedangkan saham yang sudah tercatat dibursa efek 89 Untuk syarat sahnya perjanjian lihat pasal 1320 KUHPerdata, tenang jual beli diatur pada pasal 1457 KUHPerdata, tentang tukar menukar diatur pada pasal 1541 KUHPerdata, tentang hibah diatur pada pasal 1666 KUHPerdata, tentang wasiat diatur pada pasal 874 KUHPerdata dan tentang pengalihan piutang diatur pada pasal 613 KUHPerdata. 90 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. Fitri Wahyuni : Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk Pengambilalihan Perseroan Terbuka Dan Go Private Perusahaan, 2009 atau lembaga pasar modal harus mengikuti tata cara yang ditentukan oleh undang- undang pasar modal yaitu harus melalui perantara pedagang efek. Bagi saham yang belum tercatat dibursa efek maka bagi saham yang bentuknya atas nama sebaiknya dibuat dengan akta notaris. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya masalah dikemudian hari. Artinya jika ada transaksi saham dibuat dengan akta notaris maka bagi pihak yang mengajukan bantahan atau keberatan harus membuktikan kebenaran bantahannya 91 . Salinan pengalihan hak disampaikan ke direksi perseroan. Selanjutnya direksi mencatat pengalihan saham dalam Daftar Pemegang Saham. Sedangkan untuk saham atas tunjuk penyerahan dilakukan secara fisik dari tangan ke tangan. Perlu kiranya ditambahkan dsini bahwa sekalipun anggaran dasar dapat dibuat ketentuan tentang pengalihan saham, boleh juga dibuat pembatasan tentang pengalihan saham. Hal ini dijelaskan dalam pasal 50 UUPT yang mengemukakan bahwa dalam anggaran dasar dapat diatur ketentuan pembatasan pemindahan hak atas saham yaitu: 1. Keharusan menawarkan terlebih dahulu kepada kelompok pemegang saham tertentu atau pemegang saham lainnya; dan atau 2. Keharusan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari organ perseroan. 91 Prinsip hukum pembuktian dalam hukum acara perdata, dimana pihak yang mendalilkan atau membantah dalil orang lain wajib membuktikan kebenarannya. Fitri Wahyuni : Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk Pengambilalihan Perseroan Terbuka Dan Go Private Perusahaan, 2009

B. Pengaturan Buy back Saham Pada Perseroan Terbatas

Buy back merupakan salah satu aksi korporasi yang sangat dikenal dan lazim dilakukan oleh sebuah perseroan terbatas baik itu perseroan terbuka maupun perseroan tertutup. Secara umum, aksi korporasi adalah tindakan atau aksi yang dilakukan perusahaan, yang berdampak signifikan terhadap berbagai kepentingan, antara lain kelangsungan operasi perusahaan, harga saham serta pemegang saham. Penjualan asset tetap dalam jumlah besar, akuisisi perusahaan lain, penjualan anak perusahaan dan penyertaan modal pada perusahaan lain juga termasuk aksi korporasi 92 . Di Indonesia pada umumnya rencana pembelian kembali atau buy back saham direspon positif oleh investor, hal tersebut paling tidak dapat dilihat dari tidak jatuhnya secara drastis harga saham perusahaan yang melakukan buy back saham. Hal ini terkait dengan intensi emiten untuk menjaga harga sahamnya. Jika harga sahamnya turun, perusahaan dapat melaksanakan buy back sahamnya, dengan demikian harga saham tersebut mulai naik kembali 93 . Beberapa ketentuan pembelian kembali atau buy back saham antara lain: 92 Andy Porman Tambunan, Menilai Harga Saham Wajar, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2008, hal. 39 93 Hendy M. Fakhruddin, Go Public Strategi Pendanaan Dan Peningkatan Nilai Perusahaan, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2008, hal. 239. Fitri Wahyuni : Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk Pengambilalihan Perseroan Terbuka Dan Go Private Perusahaan, 2009

1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas