Teknik Pengumpulan Data Alat Pengumpulan Data Analisis Data

Tahun 1995 Tentang Pasar Modal dan peraturan perundang-undangan lain yang berhubungan dengan pembelian kembali buy back saham dan perseroan terbatas, baik dalam bentuk Keputusan Presiden, Keputusan Menteri Keuangan, BAPEPAM-LK,Bursa Efek Jakarta, Bursa Efek Surabaya, KUHPerdata maupun internet. b. Bahan atau sumber hukum sekunder, yaitu bahan kepustakaan yang berisikan informasi tentang bahan prmer yang berupa hasil-hasil penelitian, karya ilmiah dari kalangan hukum serta yang relevan dengan penulisan ini. c. Bahan atau sumber hukum tersier yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder yang berupa kamus, ensiklopedia, majalah, surat kabar, jurnal-jurnal ilmiah 52 dan lain sebagainya sepanjang masih erat kaitannya dengan penelitian ini 53 .

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara studi kepustakaan. Studi kepustakaan dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder melalui pengkajian terhadap peraturan perundang- 52 Petter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Jakarta: Pranadya Paramitha, 2005, hal. 141 53 Soerjono Soekanto Dan Sri Mamudi, Penelitian Hukum Normatif; Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta: Grafiti Press, 1990, hal. 14 Fitri Wahyuni : Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk Pengambilalihan Perseroan Terbuka Dan Go Private Perusahaan, 2009 undangan, literatur –literatur, tulisan-tulisan para pakar hukum, bahan kuliah dan putusan-putusan pengadilan yang berkaitan dengan penelitian ini 54 .

5. Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan bahan-bahan baik itu berupa peraturan perundang-undangan maupun bahan kepustakaan lainnya yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

6. Analisis Data

Pengolahan, analisis dan konstruksi data penelitian hukum normatif dapat dilakukan dengan cara melakukan analisis terhadap kaidah hukum dan kemudian konstruksi dilakukan dengan cara memasukkan pasal-pasal ke dalam kategori atas dasar pengertian-pengertian dasar dari sistem hukum tersebut. Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan, peraturan perundang-undangan, putusan-putusan pengadilan dan dianalisis berdasarkan metode kualitatif, yaitu dengan melakukan: 55 a. Menemukan konsep-konsep yang terkandung dalam bahan-bahan hukum yang dilakukan dengan cara memberikan interpretasi terhadap bahan hukum tersebut. b. Mengelompokkan konsep-konsep yang terkandung atau peraturan-peraturan yang sejenis atau berkaitan. 54 Riduan, Metode Dan Teknik Menyusun Tesis, Bandung: Bina Cipta, 2004, hal. 97 55 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Grafindo, 2006, hal. 225 Fitri Wahyuni : Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk Pengambilalihan Perseroan Terbuka Dan Go Private Perusahaan, 2009 c. Menemukan hubungan diantara berbagai kategori atau peraturan, lalu kemudian diolah. d. Menjelaskan dan menguraikan hubungan diantara berbagai kategori atau peraturan perundang-undangan, kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif, sehingga mengungkapkan hasil yang diharapkan dan kesimpulan atas permasalahan. Fitri Wahyuni : Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk Pengambilalihan Perseroan Terbuka Dan Go Private Perusahaan, 2009 B A B I I PENGATURAN BUY BACK SAHAM PERSEROAN TERBATAS

A. Perseroan Terbatas

Diundangkannya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang perseroan Terbatas merupakan suatu kebutuhan yang dirasa perlu oleh kalangan pengusaha sebagai pelaku usaha maupun pemerintah sebagai pihak regulator dibidang usaha, karena undang-undang yang selama ini berlaku yaitu Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas sedah dianggap tidak relevan lagi dengan perkembangan dunia usaha 56 . UUPT No 1 Tahun 1995 dipandang tidak lagi sesuai dalam memenuhi perkembangan hukum dan perkembangan masyarakat karena keadaan ekonomi serta kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi yang sudah berkembang begitu pesatnya khususnya di era globalisasi. Disamping itu, meningkatnya tuntutan masyarakat akan layanan yang cepat, kepastian hukum serta tuntutan akan pengembangan dunia usaha yang sesuai dengan prinsip pengelolaan perusahaan yang baik sehingga menuntut penyempurnaan peraturan. Pengaturan tentang Perseroan Terbatas dapat ditemukan dalam Undang- Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menggantikan berlakunya Undang-Undang No.1 Tahun 1995 tentang Perseroan 56 Gunawan Widjaja dan Yeremia Ardi Pratama, Risiko Hukum Dan Bisnis Perusahaan Tanpa CSR, Jakarta: PT. Percetakan Penebar Swadaya, 2008, hal. 1 Fitri Wahyuni : Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk Pengambilalihan Perseroan Terbuka Dan Go Private Perusahaan, 2009 Terbatas. 57 Perseroan Terbatas PT, dulu disebut juga Naamloze Vennootschaap NV, adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham, yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya. Karena modalnya terdiri dari saham-saham yang dapat diperjualbelikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan. Perseroan terbatas merupakan badan usaha dan besarnya modal perseroan tercantum dalam anggaran dasar. Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan pribadi pemilik perusahaan sehingga memiliki harta kekayaan sendiri. Setiap orang dapat memiliki lebih dari satu saham yang menjadi bukti pemilikan perusahaan. Pemilik saham mempunyai tanggung jawab yang terbatas, yaitu sebanyak saham yang dimiliki. Apabila utang perusahaan melebihi kekayaan perusahaan, maka kelebihan utang tersebut tidak menjadi tanggung jawab para pemegang saham. Akan tetapi, apakah pertanggungjawaban demikian berlaku mutlak? Hal ini timbul terutama jika sebuah badan hukum dijadikan sebagai kendaraan untuk maksud-maksud yang menyimpang dari norma hukum. Oleh karena itu, timbul suatu prinsip yakni piercing the corporate veil yang secara sederhana dapat dikatakan bahwa tanggung jawab terbatas pemegang saham, direksi dan atau komisaris dalam hal-hal tertentu dapat 57 Gunawan Widjaja, 150 Tanya Jawab Tentang Perseroan Terbatas, Jakarta: Forum Sahabat, 2008, hal. 1 Fitri Wahyuni : Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk Pengambilalihan Perseroan Terbuka Dan Go Private Perusahaan, 2009 menjadi tidak terbatas 58 . Berkaitan dengan doktrin piercing the corporate veil ini, dapat dikemukakan pendapat Henry Campbell Black yang menyatakan 59 : “Menyingkap tabir perseroan. Proses hukum yang dilaksanakan pengadilan biasanya dengan mengabaikan kekebalan hukum pejabat perusahaan atau pihak tertentu perusahaan dari tanggung jawab aktivitas perusahaan, misalnya ketika dalam perusahaan dengan sengaja melakukan kejahatan. Doktrin yang ada berpendapat bahwa struktur perusahaan dengan adanya tanggung jawab terbatas pemegang saham, pejabat perusahaan dan direktur perusahaan. Pengadilan dalam masalah tersebut akan memandang perusahaan hanya dari sisi kegagalan pembelaan atas tindak kejahatan atau kesalahan atau pemberian sanksi hukuman”. Chatamarrasjid menyebutkan antara lain, apabila terbukti bahwa telah terjadi perbauran harta kekayaan pribadi pemegang saham dan harta kekayaan perseroan, sehingga perseroan didirikan semata-mata sebagai alat yang dipergunakan pemegang saham untuk memenuhi tujuan pribadinya 60 . Dengan demikian maka para pemegang saham, direksi dan komisaris yang telah melakukan perbuatan tersebut yang bersangkutan berdasarkan prinsip diatas harus bertanggung jawab sampai dengan harta pribadinya dan atau tanggung jawab pribadinya sendiri, baik pidana maupun perdata peralihan tanggung jawab pemegang saham, komisaris dan direksi perseroan dari semula terbatas menjadi tidak terbatas karena prinsip ini. Oleh karena itu pula apabila perusahaan mendapat keuntungan maka keuntungan tersebut dibagikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Pemilik saham akan memperoleh bagian 58 Try Widiyono, Direksi Perseroan Terbatas; Keberadaan, Tugas, Wewenang Dan Tanggung Jawab, Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2005, hal. 30. 59 Ibid, hal. 31 60 Ibid Fitri Wahyuni : Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk Pengambilalihan Perseroan Terbuka Dan Go Private Perusahaan, 2009 keuntungan yang disebut dividen yang besarnya tergantung pada besar-kecilnya keuntungan yang diperoleh perseroan terbatas. Selain berasal dari saham, modal PT dapat pula berasal dari obligasi. Keuntungan yang diperoleh para pemilik obligasi adalah mereka mendapatkan bunga tetap tanpa menghiraukan untung atau ruginya perseroan terbatas tersebut.

1. Mekanisme Pendirian Perseroan Terbatas