Peraturan Bapepam Tentang Penawaran Tender Surat Bapepam No.2432PM2005 Perihal Rencana Go Private PT. Komatsu Indonesia Tbk

dilarang melakukan kegiatan atau transaksi yang mengakibat perusahaan tidak tercatat lagi di bursa dan atau mengakibatkan berkurangnya jumlah pepegang saham menjadi 300 tiga ratus pihak. Jika hal tersebut dilanggar, maka perjanjian kredit tersebut dinyatakan default dan debitur diwajibkan untuk membayar pokok hutang dan bunganya. Apabila keuangan perseroan tidak mencukupi maka bisa mengakibatkan tuntutan kepailitan oleh kreditur, dimana hal tersebut pada akhirrnya menghambat proses go private dan yang terlebih utama lagi yaitu kerugian bagi pemegang saham publik. Selain hal tersebut diatas, maka dalam pelaksanaan go private perlunya pencabutan negative covenants atau persetujuan dari kreditur atas negative covenants adalah untuk tidak menghalangi pemegang saham publik untuk mempunyai kesempatan menjual sahamnya dalam pelaksanaan penawaran tender, serta guna melindungi pemegang saham publik yang tidak mau menjual sahamnya pada saat penawaran tender, yang mana nantinya mereka masih menjadi pemegang saham perseroan.Apabila persetujuan dari para kreditur telah diperoleh, maka pelaksanaan go private dapat dilanjutkan dimana persetujuan tersebut merupakan satu kesatuan dari surat edaran yang akan dibagikan kepada pemegang saham publik.

3. Peraturan Bapepam Tentang Penawaran Tender

Di Indonesia, secara umum pengambilalihan perseroan diatur dalam Bab VIII UUPT. Pasal 125 UUPT mengatur cara pihak-pihak yang dapat melakukan pengambilalihan perseroan, akibat dari pengambilalihan dan prosedur pengambilan. Fitri Wahyuni : Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk Pengambilalihan Perseroan Terbuka Dan Go Private Perusahaan, 2009 Pasal 126 mengatur mengenai perbuatan hukum pengambilalihan dimana harus memperhatikan kepentingan perseroan, pemegang saham minoritas, karyawan perseroan dan kepentingan masyarakat serta persaingan sehat dalam melakukan usaha dan dalam pasal 83 UUPM ditentukan bahwa setiap pihak yang melakukan Penawaran Tender wajib mengikuti ketentuan mengenai keterbukaan, kewajaran dan pelaporan yang ditetapkan oleh Bapepam. Selanjutnya mengenai pengambilalihan bagi emiten atau perusahaan publik diatur dalam pasal 84 UUPM. Apabila rencana go private telah disetujui oleh para pemegang saham independen maka harus dilakukan penawaran tender oleh pemegang saham perusahaan untuk membeli saham yang dimiliki pemegang saham publik. Tata cara dan prosedur penawaran tender diatur dalam Peraturan Bapepam No.IX.F.1 tentang Penawaran Tender. Hal terpenting yang diatur dalam peraturan ini antara lain: a. Harga penawaran tender tertinggi yang diajukan sebelumnya oleh pihak yang sama dalam jangka waktu 180 hari sebelum pengumuman. b. Harga pasar tertinggi atas efek dalam jangka waktu 90 hari terakhir sebelum pengumuman.

4. Surat Bapepam No.2432PM2005 Perihal Rencana Go Private PT. Komatsu Indonesia Tbk

Surat ini merupakan acuan yang dipakai dalam proses go private yang terkini, yaitu proses go private PT. Komatsu Indonesia Tbk. Sebagaimana disebutkan dalam surat edaran go private yang dikeluarkan PT. Komatsu Indonesia Tbk, Bapepam Fitri Wahyuni : Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk Pengambilalihan Perseroan Terbuka Dan Go Private Perusahaan, 2009 mensyaratkan agar harga penawaran pembelian harus menarik atau lebih tinggi dari harga pasar tertinggi atas saham perseroan di bursa dalam jangka waktu 90 hari terakhir sebelum pengumuman rencana go private, hasil penilaian harga wajar saham perseroan oleh penilai yang ditunjuk oleh pemegang saham independent dalam RUPS independen dan nilai nominal saham. 5. Peraturan Bursa Efek Jakarta No.I-I Tentang Penghapusan Pencatatan Delisting Dan Pencatatan Kembali Relisting Saham Di Bursa Peraturan ini mensyaratkan harga penawaran tender sekurang-kurangnya harus sama dengan harga tertinggi dari tiga harga berikut: a. Harga nominal b. Harga perdagangan tertinggi dipasar regular selama dua tahun sebelum pemberitahuan RUPS setelah memperhitungkan faktor penyesuaian akibat perubahan nilai nominal sejak dua tahun terakhir hingga RUPS yang menyetujui delisting, ditambah premi berupa tingkatan pengembalian investasi selama dua tahun yang diperhitungkan sebesar harga perdana saham dikali rata-rata tingkat bungan SBI satu bulan dalam periode tiga bulan atau tingkat bunga obligasi pemerintah lain yang setara yang berlaku saat ditetapkannya putusan RUPS mengenai delisting c. Nilai wajar berdasarkan penilaian penilai independent Fitri Wahyuni : Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk Pengambilalihan Perseroan Terbuka Dan Go Private Perusahaan, 2009 B. Alasan Pelaksanaan Dan Konsekuensi Go Private Pada Perseroan Terbuka 1. Alasan Pelaksanaan Go Private Perseroan Terbuka Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Foley And Lardner LLP 131 , alasan suatu perusahaan terbuka melakukan go private adalah karena merasa terbebani oleh biaya-biaya yang harus dikeluarkan dan kewajiban-kewajiban sebagai perusahaan terbuka. Adapun biaya-biaya dan kewajiban tersebut antara lain adalah tingginya biaya konsultan hukum dan akuntansi, biaya penyelenggaraan RUPS, kewajiban memenuhi peraturan pasar modal, kesibukan melayani analisis surat berharga dan keterbatasan untuk melakukan transaksi dengan pihak terafiliasi. Menurut Rutan And Tucker LLP 132 , latar belakang perusahaan melakukan go private adalah tidak terpenuhinya maksud dan tujuan utama perusahaan pada saat menjadi perusahaan go publik. Seharusnya dengan menjadi perusahaan go public, perusahaan mendapatkan kemudahan untuk akses di dalam pasar modal daripada perusahaan tertutup. Kelebihan ini menjadi dapat tidak berarti apabila perusahaan tersebut tidak dapat masuk ke dalam pasar tersebut dengan harga yang diterima. Image perusahaan sebagai perusahaan terbuka yang cenderung dikatakan lebih stabil daripada perusahaan tertutup sering kali dipertanyakan dalam berbagai kondisi ekonomi, khususnya pada saat depresi ekonomi. Perusahaan dihadapkan pada pilihan, dan karenanya harus menentukan apakah prestise yang didapat dari perusahaan 131 Gunawan Mwidjaja Dan Wulandari Risnamanitis, hal.33 132 Ibid, hal.33 Fitri Wahyuni : Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk Pengambilalihan Perseroan Terbuka Dan Go Private Perusahaan, 2009 publik adalah sepadan dengan biaya dan resiko serta kondisi yang semakin memburuk apabila tetap dipertahankan sebagai perusahaan publik. Perusahaan-perusahaan yang terkena delisting dari bursa, hal tersebut tidak mengubah status perusahaan dari terbuka menjadi tertutup. Perusahaan tersebut tetaplah perusahaan publik, lengkap dengan semua kewajibannya sebagai perusahaan publik. Secara umum, ada beberapa alasan yang menyebabkan mengapa sebuah perusahaan ingin melakukan go private, antara lain 133 : 1. Perusahaan merasa lebih mendapatkan keuntungan jika go private. 2. Expenses biaya menjadi perusahaan publik membutuhkan biaya yang mahal karena antara lain adanya kewajiban untuk menyampaikan laporan kuartal dan tahunan. 3. Kondisi kinerja dan keuangan perusahaan yang kuat sehingga tidak perlu lagi memperoleh dana dari masyarakat. 4. Perusahaan tidak perlu lagi membagi hasil keuntungan dan beberapa persyaratan lain yang berhubungan dengan kepemilikan saham. 5. Perusahaan menganggap tidak ada prospek menarik bagi mereka untuk tetap terdaftar di bursa, karena kinerja usaha terus memburuk. 133 Gunawan Widjaja dan Wulandari Risnamanitis, Go Public Dan Go Private Di Indonesia, Jakarta: Kencana,2009, hal. 34 Fitri Wahyuni : Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk Pengambilalihan Perseroan Terbuka Dan Go Private Perusahaan, 2009 6. Adanya kesepakatan-kesepakatan tertentu yang dilakukan pemegang saham mayoritas dengan investor baru, yang mensyaratkan perusahaan untuk go private. 134 7. Competitive intelligence, dimana kewajiban disclosure information berpotensi menguntungkan para pesaingnya dan ini tidak terjadi pada perusahaan tertutup. 8. Controlling function, dengan go private dapat dihindari kemungkinan pihak luar untuk membeli saham pengendali. Jika sebuah perusahaan memutuskan untuk melakukan go private, pastilah karena didasari karena adanya pemikiran bahwa hal tersebut membawa keuntungan. Keuntungan yang diperoleh perusahaan bila melakukan go private adalah: 1. Perusahaan tidak perlu melakukan tindakan yang harus didasari oleh perubahan harga saham. 2. Dapat melakukan tindakan yang beresiko tinggi dimana apabila tindakan tersebut dilakukan dalam statusnya sebagai perseroan terbatas terbuka dapat dikenakan sanksi oleh Badan Otoritas Pasar Modal. 3. Kembali ke perhitungan akuntansi yang konservatif, sehingga pembayaran pajaknya lebih rendah, selain itu tidak perlu menyiapkan surat-surat yang diwajibkan oleh Badan Otoritas Pasar Modal dan kewajiban disclosure. 134 Emiten Sulit Untuk Go Private, dikutip dari : http:www.investorindonesia.comberitagoprivatehtml, diakses pada tanggal 23 Mei 2009 Fitri Wahyuni : Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk Pengambilalihan Perseroan Terbuka Dan Go Private Perusahaan, 2009 4. Tidak terlalu wajib atau diperlukan untuk melakukan pembayaran deviden demi perkembangan permodalan jangka panjang maupun investasi modal yang spekulatif. 5. Yang paling penting adalah penguasaan kendali atas perseroan bagi pihak yang khawatir akan kehilangan kekuasaannya apabila kepemilikan saham mayoritas berada di publik. Terkait dengan alasan diatas, pada bulan Juni kemarin PT. Aqua Golden Missisipi Tbk, berencana untuk melakukan go private. Manajemen perusahaan tersebut menilai tidak perlu lagi bergantung pada pasar modal karena dana yang dimiliki mencukupi untuk membiayayi seluruh operasional perusahaan 135 . Perusahaan ingin keluar dari bursa bukan karena saham perusahaan tidak likuid, tetapi saat ini perseroan bisa beroperasi dengan dana sendiri. Selain itu alasan Aqua menjadi perusahaan tertutup adalah agar tidak disibukkan dengan urusan administrasi dan pemenuhan semua ketentuan pasar modal lainnya 136 . Berkaitan dengan niat tersebut, Aqua kemudian menargetkan penghapusan pencatatan saham secara sukarela di BEI dapat selesai tahun ini 137 135 Kompas, Aqua Jadi Tertutup;Wajar Investor Publik Minta Harga Tinggi, tanggal 20 Juni 2009 136 Ibid 137 Investor Daily, Tahun Ini Aqua Berharap Voluntary Delisting Disetujui, tanggal 22 Juni 2009 Fitri Wahyuni : Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk Pengambilalihan Perseroan Terbuka Dan Go Private Perusahaan, 2009 Selain itu, ada bermacam-macam hipotesa yang digunakan untuk menjelaskan fenomena dalam proses melakukan go private.Namun pada dasarnya hipotesa-hipotesa tersebut dapat dikelompokkan kedalam: penghematan pajak, pengurangan biaya agency karena penyesuaian insentif, konsentrasi kendali perusahaan atau pengurangan dari cash flow, transfer kemakmuran dari stakeholder ke shareholder, pengurangan biaya transaksi, perlindungan terhadap usaha pengambilalihan perusahaan dan penilaian perusahaan yang lebih rendah dari seharusnya. 1. Hipotesa keuntungan dari pajak Sebagian besar transaksi go private di dunia sering disertai dengan kenaikan yang signifikan dari leverage perusahaan tersebut ,dimana kenaikan dari pengurangan keuntungan dapat menjadi sumber yang penting yang dapat memberikan kenaikan kekayaan. Dalam hal ini, interest tax deductibility dari pinjaman baru dapat memberikan suatu perusahaan untuk go private. Tentu saja pengaruh hal ini di suatu negara akan sangat bergantung pada kebijakan fiskal negara tersebut, juga amat tergantung pada marginal tax rate yang harus dibayar oleh sebuah perusahaan. Diperkirakan bahwa keuntungan pajak dari kegiatan melakukan go private di Amerika Serikat dapat mencapai antara 21 dan 72 untuk tahun 1980-an dari premium yang dibayarkan ke pemegang saham untuk membawa perusahaan tersebut menjadi perusahaan private. Fitri Wahyuni : Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk Pengambilalihan Perseroan Terbuka Dan Go Private Perusahaan, 2009 Dalam hipotesa ini, perusahaan publik yang mempunyai kewajiban pajak yang besar akan diuntungkan bila perusahaan tersebut melakukan go private terutama karena jumlah utang yang besar yang digunakan untuk membiayai transaksi- transaksi go private menciptakan tambahan tax shield yang cukup besar, yang menambah nilai perusahaan sebelum direkapitulasi. 138 Keuntungan dari pemegang saham dari perusahaan yang melakukan go private berkorelasi positif dengan tingginya tingkat pajak yang harus dibayar dan dengan leverage ratio yang rendah dari perusahaan tersebut sebelum melakukan go private. 2. Hipotesa masalah biaya agen pengelola perusahaan. Dalam hipotesis ini, ada tiga alasan utama yang menjelaskan terjadinya proses melakukan go private yaitu penyesuaian insentif incentive realignment, kendali control dan uang menganggur free cash flow. Incentive realignment manajer dan pemilik saham sering mempunyai kepentingan yang berbeda. Manajer dapat saja meningkatkan keuntungan pribadi mereka dengan berupaya tidak maksimal dan mengurangi nilai dari perusahaannya. Kebutuhan untuk menyesuaikan lagi insentif dari manajemen dan pemegang saham sering pula disebut-sebut sebagai salah satu alasan untuk melakukan go private. Di dalam hipotesis ini, penyatuan kembali kepemilikan dan kendali perusahaan akan memperbaiki struktur insentif dan 138 Anonim, Dikutip dari http:www.hamline.eduapakabarbasisdata199704070038.html, diakses pada tanggal 1 Juni 2009 Fitri Wahyuni : Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk Pengambilalihan Perseroan Terbuka Dan Go Private Perusahaan, 2009 diharapkan dapat meningkatkan usaha manajemen untuk memaksimalkan nilai dari perusahaan. Keuntungan dari pemegang saham perusahaan go private berkorelasi negatif dengan kepemilikan equity management di perusahaan sebelum go private. Kendali control pada perusahaan publik adalah terdapatnya masalah monitoring keputusan-keputusan manajemen perusahaan, hal ini terjadi karena perusahaan publik itu dimiliki oleh banyak pemegang saham. Karena investasi dalam hal monitoring yang dilakukan oleh seorang pemegang saham menjadi public good untuk seluruh pemegang saham, pemegang saham individu yang memiliki hanya sedikit saham akan cenderung underinvest di dalam aktivitas monitoring. Kehadiran kepemilikan dengan konsentrasi yang kecil akan menciptakan kegiatan monitoring yang ketat oleh pemilik saham sebelum proses melakukan go private berlangsung dapat berarti keuntungan untuk go private tidak akan terlalu besar karena perusahaan tersebut sebelum go private kecil sekali kemungkinannya mengalami agency cost yang tinggi. ` Keuntungan yang dapat diharapkan oleh pemegang saham dalam melakukan langkah go private akan berbanding terbalik dengan tingkat konsentrasi kepemilikan saham yang dimiliki oleh pemegang saham dari luar. Uang yang menganggur atau disebut dengan free cash flow didefenisikan sebagai cash flow sisa setelah dikurangi kebutuhan dana untuk membiayai semua proyek yang memiliki net present value yang positif setelah di-discount dengan cost capital yang relevan. Manajer mempunyai insentif untuk menahan data resource dan untuk menumbuhkan perusahaan melebihi batas optimalnya sering disebut sebagai empire building yang Fitri Wahyuni : Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk Pengambilalihan Perseroan Terbuka Dan Go Private Perusahaan, 2009 mana hal ini berlawanan dengan interest dari para pemegang saham. Masalah ini sering terjadi di industri yang memiliki banyak uang tunai tetapi memiliki prospek pertumbuhan yang rendah. Dengan menukar equity dengan hutang, manajer secara kredibel telah membuat komitmen untuk membayarkan cash flow di masa akan datang daripada menahan cash flow tersebut dan menginvestasikannya di dalam proyek yang memiliki NPV negatif. Meningkatkanya resiko default yang timbul karena proses rekapitalisasi tersebut akan menumbuhkan motivasi untuk membuat perusahaan tersebut menjadi lebih efisien. Banyak dari keuntungan menjadi perusahaan private berasal dari fungsi control dari utang. Teori carrot and stick dari Lowenstein untuk perusahaan yang melakukan go private. Carrot-nya dalam hal ini adalah meningkatnya kepemilikan saham dari para manajer yang membuat para manajer dapat menikmati keuntungan yang lebih besar dari usahanya. Sedangkan stick-nya adalah utang yang besar yang diambil oleh perusahaan untuk perusahaan meminjam dalam jumlah yang besar akan memaksa manajer perusahaan untuk menjalankan perusahaan dengan efisien untuk mencegah terjadinya default. Dalam hipotesis ini, lavarage yang tinggi karena proses melakukan go private akan mencegah terjadinya pemborosan free cash flow karena proses go private tersebut akan mengikat manajer untuk membayar lebih banyak cash flow untuk membayar utang. Harapan keuntungan dari pemegang saham dari suatu proses go private akan berkorelasi positif dengan level free cash flow dari perusahaan tersebut sebelum melakukan go private. Fitri Wahyuni : Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk Pengambilalihan Perseroan Terbuka Dan Go Private Perusahaan, 2009 3. Hipotesa biaya transaksi Banyak kalangan yang menyebutkan salah satu alasan untuk melakukan go private adalah karena biaya untuk menjadi perusahaan yang listed di bursa tidaklah murah. Untuk perusahaan di Inggris misalnya, sebuah perusahaan yang memiliki market cap 100 juta Pound harus membayar sekitar 43.700 Pound di tahun 2003 untuk bisa listed di London Stock Exchange LSE, dengan listing fee tahunan sebesar 6.280 Pound. Biaya ini akan bervariasi sesuai dengan ukuran perusahaan dan jenis pasar dimana perusahaan tersebut terdaftar. Di samping itu,perusahaan Inggris yang listed harus membayar ke pialang saham, registrar, pengacara, bank dan perusahaan PR finansial, juga biaya jual beli, auditing, pencetakan dan pendistribusian account yang jumlahnya dapat mencapai 250.000 Pound. Pada dasarnya, hipotesa biaya transaksi menunjukkan bahwa keuntungan dari go private sebagian besar berasal dari biaya-biaya langsung maupun tak langsung yang berhubungan dengan status listed saham perusahaan tersebut. Keuntungan pemilik saham dari suatu proses go private berkorelasi positif dengan penghematan yang dilakukan dari biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan listed. 4. Hipotesa perlindungan terhadap usaha pengambilalihan. Sebagian perusahaan disinyalir menempuh langkah melakukan go private sebagai pertahanan terakhir terhadap pengambilalihan paksa. Para manajer merasa ketakutan kehilangan pekerjaan mereka bila pengambilalihan paksa tersebut dibiarkan terjadi. Karena itu, mereka mengubah status perusahannya menjadi perusahaan private. Secara singkat menurut hipotesa ini premium dari suatu proses go Fitri Wahyuni : Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk Pengambilalihan Perseroan Terbuka Dan Go Private Perusahaan, 2009 private menggambarkan indikasi bahwa tim manajemen berniat untuk membeli saham dari pemegang saham lainnya untuk melindungi perusahaan tersebut dari pengambilalihan yang tidak dikehendaki. Keuntungan perusahaan yang berstatus publik adalah akses dana masyarakat melalui pasar modal. Selain itu, dengan mengubah perusahaan menjadi berstatus publik, perusahaan dapat merubah pola insentif bagi manajemen perusahaan untuk memiliki sebagian saham perusahaan. Dengan struktur kepemilikan yang demikian, manajemen perusahaan diperkirakan akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengoperasikan perusahaan dengan lebih efisien. Rasa memiliki yang lebih tinggi dari sebelumnya akan memberikan insentif tambahan bagi para manajemen untuk melakukan hal tersebut. Keuntungan lain yang sering disebutkan adalah merealisasikan keuntungan yang telah dibuat. Suatu perusahaan private yang berhasil mengeksekusi proyek- proyek dengan berhasil akan mengalami kenaikan nilai yang signifikan. Bursa saham memberikan peluang kepada manajemen atau pemilik perusahaan tersebut untuk merealisasikan keuntungannya dengan go public. Tindakan ini akan mengurangi kepemilikan pemilik asli dari perusahaan tersebut. Tetapi sebagai kompensasinya mereka akan mendapatkan uang tunai dari hasil penjualan saham tersebut. Untuk perusahaan yang kinerjanya bagus, hasil penjualan ini bisa sangat menggiurkan. Jadi, bursa saham dapat menyediakan jalan keluar untuk merealisasikan keuntungan. Premium dari suatu proses melakukan go private berkorelasi positif dengan tekanan pengambilalihan untuk menegndalikan perusahaan dari pasar. Fitri Wahyuni : Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk Pengambilalihan Perseroan Terbuka Dan Go Private Perusahaan, 2009 5. Hipotesa undervaluation Assimmetric information dapat terjadi antara manajemen dan pemegang saham dari luar tentang nilai maksimum suatu perusahaan. Hal ini terjadi karena biasanya pihak manajemen mengetahui dengan lebih detail tentang prospek pasar atau proyek-proyek yang dikerjakan oleh perusahaan dibandingkan dengan orang diluar pihak manajemen. Jadi sering ada peluang terjadinya suatu keadaan dimana pihak manajemen menilai harga dari saham perusahaannya terlalu rendah dibandingkan dengan potensi sesungguhnya dari perusahaan tersebut. Masalah ini menjadi semakin parah ketika perusahaan yang listed terutama yang kecil merasa kesulitan untuk menggunakan pasar ekuitas untuk membiayai rencana ekspansinya, karena dalam keadaan yang demikian sulit untuk menarik perhatian investor institusional maupun para fund manager. Kurangnya minat akan saham-saham perusahaan tersebut membuat saham tersebut menjadi tidak likuid dan berimplikasi bahwa saham-saham perusahaan tersebut akan tetap dinilai lebih rendah dari potensi sesungguhnya. Keadaan yang demikian dapat memicu suatu perusahaan untuk melakukan go private. Dan jika investor institusi berusaha untuk menjual saham perusahaan yang diperdagangkan secara tipis di pasar modal, kemungkinannya sangat besar bahwa penjualan saham tersebut akan berdampak negatif atau mengalami kebangkrutan yang cukup signifikan terutama terhadap harga saham perusahaan tersebut. Hal ini akan mengurangi nilai dari saham yang ada. Kebangkrutan adalah suatu metode untuk penyelesaian hutang individu atau kesatuan bisnis yang tidak mampu untuk membayar hutang ketika jatuh tempo. Fitri Wahyuni : Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk Pengambilalihan Perseroan Terbuka Dan Go Private Perusahaan, 2009 Sedangkan korporasi bisnis yaitu tunduk kepada kedua-duanya yang sukarela dan kebangkrutan tanpa disengaja. Hipotesis undervaluation menyebutkan bahwa manajemen mampu membayar premium lebih tinggi pada suatu proses melakukan go private ketika harga saham perusahaan tersebut di pasar modal under performing dibawah nilai potensialnya. Ekspektasi keuntungan dari pemegang saham berkorelasi positif dengan tingkat undervaluation perusahaan tersebut sebelum melakukan go private

2. Konsekuensi Go Private Perseroan Terbuka