Tabel karakteristik subyek penelitian berdasarkan Paritas Tabel Responden berdasarkan Rasio LHFSH Rasio LHFSH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Tabel karakteristik subyek penelitian berdasarkan Umur Kelompok Umur Frekuensi Persentase 1 2 3 21-25 6 14.29 26-30 23 54.76 31-35 10 23.81 36-40 2 4.76 41-45 1 2.38 Jumlah 42 100.00 Penelitian ini terdiri dari wanita dengan rentang umur antara 21 hingga 41 tahun. Sebanyak 14,29 persen responden berumur 21-25 tahun, 54,76 persen responden berumur 26-30 tahun. Terdapat 23,81 persen responden yang berumur 31-35 tahun, sebanyak 4,76 persen berumur 36-40 tahun dan sisanya berumur 41-45 tahun.

4.2. Tabel karakteristik subyek penelitian berdasarkan Paritas

Paritas Frekuensi Persentase 1 2 3 21 50 1 15 35.71 2 6 14.29 Jumlah 42 100 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan jumlah paritasnya, sebanyak setengah dari responden tidak memiliki keturunan, sedangkan 35,71 persen yang lainnya memiliki satu anak dan hanya 14,29 persen yang dapat memiliki dua orang anak. 4.3.Tabel karakteristik subyek penelitian berdasarkan IMT IMT Frekuensi Persentase 1 2 3 Rendah 18,5 2 4.76 Normal 18,5 - 25 35 83.33 Meningkat 25,0 - 29,9 5 11.90 Jumlah 42 100 Pada penelitian ini, sebanyak 4,76 wanita yang menjadi responden memiliki IMT yang rendah. Sementara itu, terdapat 83,33 persen responden yang memiliki IMT normal dan 11,90 persen yang memiliki IMT meningkat overweight.

4.4. Tabel Responden berdasarkan Rasio LHFSH Rasio LHFSH

Frekuensi Persentase 1 2 3 Normal ≤ 2 36 85.71 Tinggi 2 6 14.29 Jumlah 42 100 Diantara responden yang diteliti, sebanyak 85,71 persen responden memiliki rasio LHFSH yang normal dan sebanyak 14,29 persen sisanya memiliki rasio LHFSH yang tinggi. Universitas Sumatera Utara 4.5.Hubungan Karakteristik Umur, Paritas, dan IMT dengan Rasio LHFSH Karakteristik Rasio LHFSH Tinggi Rasio LHFSH Normal p- value Odd Ratio n N Umur 21-25 tahun 6 16.67 0,610 26-30 tahun 5 83.33 18 50 0.25874126 31-35 tahun 1 16.67 9 25 0.48717949 36-40 tahun 2 5.56 0.38461538 41-45 tahun 0 1 2.78 0.23076923 Paritas 3 50 18 50 0,013 1 15 41.67 5.86486486 2 3 50 3 8.33 0.18918919 IMT Rendah 2 5.56 0,497 1.10169492 Normal 6 100 29 80.56 Meningkat 5 13.89 2.42372881 uji chi square Diantara wanita yang memiliki rasio LHFSH tinggi, sebanyak 83,33 persen berumur 26-30 tahun dan sisanya yakni 16,67 persen berumur 31-35 tahun. Sementara itu, diantara wanita yang memiliki rasio LHFSH normal, 50 persen diantaranya berumur 26-30 tahun, 25 persen diantaranya berumur 31-35 tahun, sebanyak 16,67 persen berumur 21-25 tahun, sebanyak 5,56 persen berumur 36- 40 tahun dan sebanyak 2,78 persen yang berumur 41-45 tahun. Diantara wanita yang memiliki rasio LHFSH tinggi, sebanyak 50 persen diantaranya memiliki jumlah paritas 0 dan 2. Sementara itu, diantara wanita yang memiliki rasio LHFSH normal, sebanyak 50 persen memiliki jumlah paritas 0, sebanyak 41,67 persen persen memiliki jumlah paritas 1, sebanyak 8,33 persen memiliki jumlah paritas 2. Universitas Sumatera Utara Seluruh wanita responden yang memiliki rasio LHFSH tinggi memiliki BMI yang normal. Sementara itu, diantara wanita yang memiliki rasio LHFSH normal, sebanyak 80,56 persen memiliki IMT normal, 13,89 persen memiliki IMT meningkat dan sebanyak 5,56 persen memiliki IMT rendah. Pengujian chi square digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara masing-masing variable IMT, paritas dan umur terhadap tinggi atau normalnya rasio LH terhadap FSH. H H : Tidak ada hubungan antara variabel X masing-masing untuk umur, paritas, BMI dan rasio LH terhadap FSH 1 Taraf uji α yang digunakan: 5 0,05 : Terdapat hubungan antara variabel X masing-masing untuk umur, paritas, BMI dan rasio LH terhadap FSH Hipotesis nol ditolak jika nilai p-value taraf uji. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa p-value untuk variabel umur sebesar 0,610. Karena lebih besar dari 0,05, maka keputusannya adalah tidak tolak H Sementara itu, berbeda dengan kedua variabel diatas, nilai p-value variabel paritas sebesar 0,013 yang menunjukkan H yang artinya tidak ada hubungan antara rasio LH terhadap FSH dengan umur wanita. Hal yang sama juga terjadi pada variabel IMT, karena nilai p-valuenya lebih dari 0,05 yakni 0,497 dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara rasio LH terhadap FSH dengan indeks massa tubuh seseorang. ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan tingkat kepercayaan 95 paritas memiliki hubungan yang signifikan dengan rasio LH terhadap FSH. Interpretasi odd Ratio: 1. Kecenderungan wanita yang berumur 21-25 tahun untuk memiliki rasio LHFSH tinggi adalah 0,26 kali lipat dibandingkan wanita yang berumur 26- 30 tahun. Dapat dikatakan pula bahwa wanita yang berumur 26-30 tahun memiliki kecenderungan yang lebih kecil dibandingkan dengan wanita yang berumur 21-25 tahun. 2. Kecenderungan wanita yang berumur 21-25 tahun untuk memiliki rasio LHFSH tinggi adalah 0,49 kali lipat dibandingkan wanita yang berumur 31- Universitas Sumatera Utara 35 tahun. Dapat dikatakan pula bahwa wanita yang berumur 31-35 tahun memiliki kecenderungan yang lebih kecil dibandingkan dengan wanita yang berumur 21-25 tahun. 3. Kecenderungan wanita yang berumur 21-25 tahun untuk memiliki rasio LHFSH tinggi adalah 0,38 kali lipat dibandingkan wanita yang berumur 36- 40 tahun. Dapat dikatakan pula bahwa wanita yang berumur 36-40 tahun memiliki kecenderungan yang lebih kecil dibandingkan dengan wanita yang berumur 21-25 tahun. 4. Kecenderungan wanita yang berumur 21-25 tahun untuk memiliki rasio LHFSH tinggi adalah 0,23 kali lipat dibandingkan wanita yang berumur 41- 45 tahun. Dapat dikatakan pula bahwa wanita yang berumur 41-45 tahun memiliki kecenderungan yang lebih kecil dibandingkan dengan wanita yang berumur 21-25 tahun. 5. Kecenderungan wanita yang tidak memiliki anak untuk memiliki rasio LHFSH tinggi adalah 5,8 atau hampir 6 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan wanita yang memiliki satu anak. 6. Kecenderungan wanita yang tidak memiliki anak untuk memiliki rasio LHFSH tinggi adalah 0,18 kali lipat dibandingkan dengan wanita yang memiliki dua anak. Dapat dikatakan pula bahwa wanita yang memiliki dua anak memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk memiliki rasio LHFSH tinggi dibandingkan wanita yang tidak memiliki anak. 7. Kecenderungan wanita yang memiliki berat badan normal untuk memiliki rasio LHFSH tinggi adalah 1,10 kali lipat dibandingkan wanita yang memiliki berat badan kurang. Karena angkanya mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa tidak ada kecenderungan tertentu diantara wanita dengan berat badan yang normal maupun kurang untuk memiliki rasio LHFSH yang tinggi. 8. Kecenderungan wanita yang memiliki berat badan normal untuk memiliki rasio LHFSH tinggi adalah 2,4 kali lipat dibandingkan wanita dengan berat badan berlebih. Universitas Sumatera Utara

4.6. Pembahasan