Infertilitas Paritas Indeks Massa Tubuh IMT Rasio LHFSH

AES 2006 1. Hyperandrogenisme hirsutisme danatau hyperandrogenemia 2. Disfungsi Ovarium oligo-anovulasi danatau polikistik ovarium catatan:melalui dokumen penerapan kriteria diagnostik, akan memperlihatkan gambaran ovulasi mendatang.

2.3. Umur

Prevalensi SOPK bervariasi tergantung kelompok etnik dan area geografis yang diteliti. Populasi terbaik berdasarkan penelitian, prevalensi SOPK adalah sekitar 6-7 pada wanita usia reproduksi. Prevalensi kejadian SOPK dengan menggunakan kriteria NIH 1990 pada wanita usia reproduksi berkisar 6,5 hingga 8, sehingga diperkirakan sekitar 5 juta wanita di AS dan 105 juta wanita di dunia mengalami SOPK. 1,2,14

2.4. Infertilitas Paritas

Infertilitas pada SOPK berkaitan dengan dua hal, pertama karena adanya anovulasi. Kadar LH yang tinggi sehingga merangsang sintesa androgen. Masalah infertilitas merupakan masalah yang menjadi perhatian bagi para ahli endokrinologi dan ginekologi. Infertilitas walaupun tidak berpengaruh terhadap aktivitas fisik sehari-hari dan tidak mengancam jiwa, namun bagi banyak pasangan hal ini berdampak besar terhadap psikologis kehidupan berkeluarga. Sudah tentu faktor psiko-kultural mempengaruhi sikap pasangan terhadap masalah ini, termasuk melakukan upaya-upaya rasional medis agar dapat memperoleh keturunan 9,17,18 Berdasarkan etiologinya, infertilitas dapat disebabkan disfungsi ovulasi 15, patologi uterin dan tuba 30 – 40, faktor pria 30-40, dan sisanya tidak terjelaskan etiologinya. Sehingga salah satu penyebab infertilitas berupa kegagalan ovulasi juga menjadi perhatian untuk terus diteliti dan dievaluasi 1,2,5 Universitas Sumatera Utara dengan pemeriksaan yang efektif agar penatalaksanaan infertilitas mencapai upaya yang optimal. 18-20

2.5. Indeks Massa Tubuh IMT

IMT dihitung sebagai berat badan kg dibagi tinggi badan m 2 , dan tidak terikat pada jenis kelamin. Penggunaan IMT hanya berlaku pada orang dewasa yang berusia 18 tahun keatas. 28 Sampaolo et al 1994 menyatakan bahwa obesitas berkaitan dengan peningkatan yang signifikan pada volume uterus dan ovarium. Pada penelitian terhadap 1741 wanita dengan SOPK oleh Balen et al 1995, 38,4 peserta penelitian adalah overweight indeks massa tubuh lebih besar dari 25 kgm 2 . Banaszwesk dkk 2003 menyatakan kebanyakan wanita yang menderita SOPK adalah pasien dengan hiperinsulinemia dan obesitas. Klasifikasi IMT berdasarkan Depkes RI 21-26 28 Obesitas dialami pada wanita SOPK sekitar hampir 50. Di Inggris BMI wanita SOPK rata-rata 25 kgm 2 , 28 kgm 2 di finlandia, 31 kgm 2 di Inggris. Sehingga obesitas meningkat pada wanita SOPK resiko. 29

2.6. Rasio LHFSH

Yen 1980 mengatakan bahwa wanita SOPK memiliki abnomalitas dari gonadotropin dan sekresi androgen. Tidak hanya peningkatan dari LH, namun perbandingan LH dan FSH juga meningkat. LHFSH 2:1, 3:1, 2,5:1. National Institute of Health - National Institute of Child Health and Human Development NIH-NICHD menyatakan diagnosis sindrom ovarium 29,30 Universitas Sumatera Utara polikistik ditegakkan bila paling sedikit ditemukan 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor. Kriteria mayor terdiri dari anovulasi dan hiperandrogenisme, sedangkan kriteria minor berupa resistensi insulin, hirsutisme, obesitas, LH FSH 2,5 dan pada USG terdapat gambaran ovarium polikistik. Faktanya wanita SOPK dengan obesitas level LH biasanya pada kadar yang normal, sehingga rasio LHFSH juga tidak meningkat. Hubungan patogenik antara hipothalamus-pituitari dan resisten insulin pada SOPK tidak dapat dijelaskan secara benar, sehingga merupakan kontroversi pada wanita SOPK. LHFSH rasio lebih dari 2 sebagai standar baku emas sebagai diagnotik SOPK sudah lama ditinggalkan. 29,30,31 1,2,29 Universitas Sumatera Utara

2.7. Kerangka Konsep