Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Persaingan yang ketat dalam upaya penghimpunan dana yang dilakukan perbankan mulai meningkat sejak dikeluarkannya keputusan pemerintah mengenai deregulasi perbankan tahun 1988. Semakin ketatnya persaingan tersebut, terutama disebabkan karena bertambahnya jumlah bank baru, disertai dengan munculnya produk-produk tabungan dan deposito yang semakin menawarkan keuntungan yang lebih baik. Mengingat dana yang diperoleh menjadi salah satu faktor yang mendukung kegiatan usaha bank, terutama untuk kebutuhan penyediaan fasilitas kredit maka bank akan berupaya untuk mendapatkan dana tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui penjualan saham perusahaan di pasar modal. Bank membutuhkan dana yang lebih besar di dalam perkembangannya. Banyak para pelaku perbankan berpendapat bahwa kekurangan dana tersebut menjadikan go public sebagai pilihan terbaik, menghimpun dana masyarakat dari penjualan saham di bursa efek. Pasar modal dapat didefenisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan sekuritas jangka panjang yang bisa diperjualbelikan dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public-authorities, maupun perusahaan swasta Jogiyanto, 2000. Usman dalam Marpaung 2003 mengatakan bahwa peningkatan modal yang bersumber dari penjualan saham kepada masyarakat merupakan cara Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 perolehan dana yang paling murah, mudah, dan cepat. Perkembangan dana masyarakat dan kredit perbankan semakin meningkat dari tahun 2003-2008. Ini dapat dilihat pada grafik di bawah ini: Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Dana Masyarakat dan Kredit Perbankan Sumber: www.google.co.id 2009,diolah Perkembangan jumlah bank yang ikut serta memperdagangkan sahamnya di pasar modal, menunjukkan bahwa pasar modal telah menjadi salah satu sasaran bagi bank untuk memperoleh dana masyarakat yang dibutuhkan bagi kegiatan usahanya. Untuk berhasil menarik minat para investor di pasar modal, bank harus mampu menunjukkkan kinerja usahanya dengan bekerja lebih efisien, menguntungkan serta memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat tercermin dari harga saham perbankan itu sendiri yang terus mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun seperti berikut ini: Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 Tabel 1.1 Harga Penutupan Saham Perbankan Periode 2004-2007 Rupiah Sumber: www.bei.co.id 2009,diolah Tabel 1.1 menunjukkan bahwa harga saham perbankan cenderung meningkat dari tahun 2004 hingga 2007. Namun ada beberapa harga saham perbankan yang mengalami penurunan seperti pada Bank Century Tbk, Bank Artha Graha Internasional Tbk yang terus menurun dari tahun 2004 hingga 2007. Sejumlah indikator kinerja perbankan mulai menunjukkan perbaikan pada akhir tahun 2004. Pertama, peningkatan penyaluran kredit perbankan dari Rp 437,943 miliar di tahun 2003 menjadi Rp.553,548 miliar atau meningkat sebesar No Perusahaan Perbankan 2004 2005 2006 2007

1 PT Bank Central Asia Tbk

1.488 1.700 2.600 3.650

2 PT Bank Negara Indonesia Tbk

1.651 1.262 1.843 1.970

3 PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk

591 591 700 1.510

4 PT Bank Rakyat Indonesia Tbk

2.875 3.025 5.150 7.400

5 PT Bank Century Tbk

69 79 69 68

6 PT Bank Danamon Tbk

4.375 4.750 6.750 8.000 7 PT Bank Mandiri Persero Tbk 1.925 1.640 2.900 3.500 8 PT Bank Internasional Ind. Tbk 185 155 240 285

9 PT Bank Permata Tbk

750 720 870 940

10 PT Bank Swadesi Tbk

400 420 700 900 11 PT Bank Victoria Int. Tbk 53 53 90 152

12 PT Bank NISP Tbk

695 756 834 900

13 PT Bank Lippo Tbk

700 1.480 1.610 2.175 14 PT Bank Mayapada Tbk 171 102 453 960

15 PT Bank Artha Niaga Kencana Tbk

775 830 1.070 1.070

16 PT Bank Mega Tbk

1.286 2.050 2.100 3.150

17 PT Bank Artha Graha Internasional Tbk

924 280 252 100

18 PT Bank UOB Buana Tbk

619 823 970 1.030 Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 26,40. Kedua penurunan suku bunga kredit perbankan. Ketiga peningkatan profitabilitas perbankan, ROA meningkat dari 2,63 di tahun 2003 menjadi 3,03 pada November 2004, dan yang keempat adanya penurunan NPL dari 6,78 di tahun 2003 menjadi 5,44 di tahun 2004. Tetapi jika dilihat dari Gambar 1.2 laba perbankan per Desember 2005 mengalami penurunan sebesar 15,47 menjadi Rp 24,90 miliar dari Rp 29,46 miliar selama tahun 2004 yang kemudian mulai mengalami peningkatan di tahun berikutnya di 2006 yaitu sebesar Rp. 28.33 miliar dan di tahun 2007 sebesar Rp. 35.02 miliar. Adanya fluktuasi tersebut mencerminkan bahwa perusahaan perbankan di Indonesia belum bisa dikatakan stabil sehingga masih diperlukan pengawasan dari tahun ke tahun. Gambar 1.2 Grafik Pertumbuhan Laba Perbankan Tahun 2003-2007 Sumber: Statistik Perbankan Indonesia 2009,diolah Investor dan analis sekuritas memiliki cara-cara tersendiri untuk menentukan saham yang akan dibelinya, namun umumnya tidak terlepas dari analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan yang dikemukakan di dalam laporan keuangan. Dalam menganalisis saham, ada dua pendekatan dasar yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Untuk analisis fundamental, banyak para investor dalam menentukan keputusan pembelian atau penjualan saham Pertumbuhan Laba Perbankan Tahun 2003-2007 Dalam Miliar Rupiah 22.88 29.46 24.90 28.33 35.02 10 15 20 25 30 35 40 2003 2004 2005 2006 2007 Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 menggunakan Price Earning Ratio PER untuk mengevaluasi nilai saham yang beredar di bursa. Kelebihan metode ini adalah kemudahan dan kepraktisan dalam penggunaan dan adanya standar penilaian bagi industri yang sama Sartono dan Munir,1997. Penelitian tentang Price Earning Ratio PER sangatlah penting bagi para pelaku pasar modal khususnya investor. Price Earning Ratio PER menggambarkan besarnya perbandingan antara harga pasar saham per lembar dengan laba per lembar earning per share. Jika nilai PER tinggi,berarti harga saham itu terlalu mahal atau dengan harga tertentu hanya memperoleh laba yang kecil. Dengan demikian, investor akan memperoleh keuntungan lebih besar jika pembeliannya pada saat nilai PER rendah karena saham cenderung akan mengalami kenaikan harga, sementara jika PER menunjukkan nilai yang tinggi maka hal ini menunjukkan saat yang tepat untuk menjual saham. Dengan kata lain, pengetahuan tentang PER bagi investor sangat berguna untuk mengetahui kapan harus membeli dan menjual sahamnya sehingga dapat memperoleh keuntungan yang maksimal. TEMPO Interaktif Maret, 2007 mengatakan bahwa saham-saham sektor perbankan di lantai Bursa Efek Jakarta dinilai masih memiliki prospek dan potensi keuntungan yang besar dalam jangka panjang. Kalangan analis investor menilai margin bank bakal kian melambung akibat spread selisih bunga yang kian melebar antara bunga simpanan dengan bunga kredit. Keuntungan bakal meningkat yang pada gilirannya akan menggerakkan kembali harga saham perbankan. Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 Sinaga dalam TEMPO Maret, 2007 mengatakan bahwa saham bank diburu karena investor optimis prospek kinerja perbankan bakal akan terus membaik. Hal ini seiring gencarnya perbankan dalam penyaluran kredit ke sektor konsumen, berputarnya modal kerja terkait program infrastruktur dan turunnya posisi kredit seret NPL. Animo investor masih sangat kuat untuk kembali memburu saham perbankan di lantai bursa terlihat meski secara teknis harganya sudah overbought mahal dengan nilai PER yang cukup tinggi. Selama transaksi 16-23 Maret 2007 lalu, rata-rata saham perbankan kembali mencatatkan kenaikan sebesar 2,39 persen TEMPO, 2007. Dari 27 saham perbankan yang tercatat di bursa, sebanyak 10 saham bank naik, 8 saham stagnan dan sisanya 9 saham masih mengalami koreksi. Kenaikan tertinggi terjadi pada saham Danamon naik 12,50 persen, NISP naik 7,41 persen, Bumi Arta 6,12 persen, Artha Graha 4,88 persen, Niaga 4,05 persen, BCA 3,0 persen, dan Mandiri 2,04 persen. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, dan NPL Terhadap Price Earning Ratio pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

B. Perumusan Masalah