Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
stock adalah saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi yang paling junior dalam pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila
perusahaan tersebut dilikuidasi. Sedangkan, saham preferen prefered stock adalah saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham
biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan yang tetap, tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor Darmadji, 2006:7. Dari
kedua jenis saham tersebut, saham biasa common stock yang paling banyak diperdagangkan di pasar modal.
F. Jenis-jenis Saham Berdasarkan Kinerjanya
Berdasarkan kinerjanya, saham-saham yang ada di Bursa Efek Indonesia bisa digolongkan dalam empat kelompok yaitu:
1. Saham blue chip saham unggulan Saham blue chip atau saham unggulan adalah saham-saham perusahaan besar
yang kinerjanya kuat. Perusahaan-perusahaan itu umumnya mampu mencetak untung besar dan rutin membagikan dividen. Saham ini juga memiliki
kapitalisasi pasar yang besar. Contoh saham yang masuk golongan ini misalnya: saham PT Telkom Tbk TLKM, PT Indosat Tbk ISAT, PT.
Gudang Garam Tbk GGRM, PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF, dan saham PT Astra International Tbk ASII. Selain itu, ada pula saham PT Bank
Central Asia Tbk BBCA, PT Bank Mandiri Tbk BMRI, dan PT Bank Rakyat Indonesia BRI.
2. Saham pembagi dividen income stock
Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Saham yang masuk dalam kelompok ini adalah saham-saham perusahaan yang rajin membagikan dividen dalam setiap tahunnya. Selain itu, nilai dividennya
juga lebih tinggi dibanding dengan rata-rata dividen saham-saham lainnya. Contoh saham-saham yang masuk kategori income stocks adalah saham PT
Unilever Tbk UNVR dan saham-saham perusahaan badan usaha milik negara BUMN.
3. Saham pertumbuhan growth stock Emiten penerbit saham-saham ini umumnya selalu membukukan pertumbuhan
penjualan atau pendapatan yang tinggi. Soalnya, perusahaan-perusahaan ini umumnya menjadi pemimpin pasar di industrinya. Karena pendapatannya
cenderung naik, harga saham-saham perusahaan ini biasanya juga cenderung terus meningkat.
4. Saham spekulatif Saham spekulatif adalah saham-saham perusahaan yang tidak mampu
memperoleh pendapatan secara konsisten dari tahun ke tahun. Tapi, meskipun belum pasti, ia memiliki potensi untuk bisa menghasilkan pendapatan tinggi di
masa depan. Saham ini cocok untuk investor yang bisa memikul risiko tinggi.
G. Teori Penilaian Investasi Saham