Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-1 MEDAN

ANALISIS PENGARUH NPM, LAR, LDR, DAN NPL

TERHADAP PRICE EARNING RATIO PADA

PERUSAHAAN PERBANKAN YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA

DRAFT SKRIPSI

OLEH

SURI CHAIRANI 050502156 MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

ABSTRAK

Suri Chairani (2009). Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, dan NPL Terhadap Price Earning Ratio (PER) pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dibawah bimbingan Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Drs. Syahyunan, M.Si selaku Dosen Pembimbing, Dra. Lisa Marlina, M.Si selaku Dosen Penguji I, TM Chairal Abdullah, SE, MBA selaku Dosen Penguji II.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh net

profit margin (NPM), loan to assets ratio (LAR), loan to deposit ratio (LDR), dan non performing loan (NPL) terhadap price earning ratio (PER) pada perusahaan

perbankan di Bursa Efek Indonesia. Adapun periode penelitian mulai tahun 2004 hingga 2007. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel dipilih dengan menggunakan metode Purposive Sampling berdasarkan criteria perusahaan perbankan yang mempublikasikan laporan keuangannya periode 2004 hingga 2007.

Uji statistik menunjukkan bahwa secara simultan net profit margin (NPM),

loan to assets ratio (LAR), loan to deposit ratio (LDR), dan non performing loan

(NPL) berpengaruh signifikan terhadap price earning ratio (PER) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dan mampu menjelaskan sebesar 22,9% dan sisanya 77,1% dijelaskan oleh variable lain di luar penelitian seperti jenis rasio keuangan lainnya. Sedangkan uji statistik secara parsial menunjukkan variabel net profit margin (NPM), loan to assets ratio (LAR) mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap price earning ratio (PER), dan variabel loan to deposit ratio (LDR) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap price earning ratio (PER) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan variabel non performing loan (NPL) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap price earning ratio (PER) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata kunci: Price Earning Ratio, Net Profit Margin, Loan to Assets Ratio, Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan.


(3)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya pada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini pada waktunya, dengan judul : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, dan NPL Terhadap Price Earning Ratio (PER) pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Shalawat beriring salam penulis hanturkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai tauladan umat dan pembawa risalah kebenaran kepada kita semua. Adapun maksud dan tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, dorongan, serta bantuan dari berbagai pihak maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

5. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si selaku Dosen Penguji I.

6. Bapak TM Chairal Adbullah, SE, MBA selaku Dosen Penguji II.

7. Bapak DR. Muslich Lufti, MBA selaku Dosen Wali/ Pembimbing Akademik. 8. Kedua Orang tua Penulis, Ayahanda Muhammad Sahid dan Ibunda Hasmah

yang tidak ternilai jasa-jasanya dalam membesarkan penulis.

9. Adik-adikku, Chairul Syahputra, Amalia Rahmawati, Ardiansyah, Maharani, dan Firmansyah. Terima kasih untuk dukungannya.

10. The Beleners, Sarah, Devi, dan Winda sahabat-sahabat terbaikku yang selalu mendampingiku dari awal masuk kuliah sampai selesai masa perkuliahan.

11. Teman-teman terbaikku selama perkuliahan : Aep, Wira, Umar, Anka, Teguh, Martin, Budi, Candra, Dedi, Sagon, Dinda, Rumiris, Rene, Fika, Tasya dan yang lainnya yang tdak dapat penulis sebutkan satu-satu, terima kasih untuk pertemanan dan segala bantuannya selama masa perkuliahan sampai penulisan skripsi.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini belum terdapat kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Medan, Maret 2009 Penulis

Suri Chairani


(5)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah ... 7

C. Kerangka Konseptual ... 7

D. Hipotesis ... 10

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

1. Tujuan Peneltian... 11

2. Manfaat Penelitian... 11

F. Metode Penelitian ... 12

1. Batasan Operasional ... 12

2. Definisi Operasional Variabel ... 13

3. Populasi dan Sampel... 15

4. Tempat dan Waktu Penelitan ... 17

5. Jenis Data... 18

6. Metode Pengumpulan Data... 18

7. Metode Analisis Data... 18

BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ... 23

B. Pengertian Bank... 25

C. Pengertian Laporan Keuangan Bank... 25

D. Macam-macam Rasio Keuangan... 26

E. Pengertian Saham... 27

F. Jenis-jenis Saham Berdasarkan Kinerjanya... 28

G. Teori Penilaian Investasi Saham... 29

H. Keuntungan dan Risiko Saham... 32

I. Price Earning Ratio (PER)... 34

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Bursa Efek Indonesia ... 35

B. Profil Perusahaan ... 38

1. PT Bank Central Asia Tbk ... 38


(6)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

3. PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk ... 41

4. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk ... 41

5. PT Bank Century Tbk ... 42

6. PT Bank Danamon Tbk ... 43

7. PT Bank Mandiri Tbk ... 43

8. PT Bank Internasional Indonesia Tbk ... 45

9. PT Bank Permata Tbk ... 45

10. PT Bank Swadesi Tbk ... 46

11. PT Bank Victoria Internasional Tbk ... 46

12. PT Bank NISP Tbk ... 47

13. PT Bank Lippo Tbk ... 47

14. PT Bank Mayapada Internasional Tbk ... 47

15. PT Bank Artha Niaga Kencana Tbk ... 48

16. PT Bank Mega Tbk ... 48

17. PT Bank Artha Graha Internasional Tbk ... 50

18. PT Bank UOB Buana Tbk ... 50

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi variabel NPM, LAR, LDR, dan NPL terhadap PER 52 1. Deskripsi nilai variabel Net Profit Margin (NPM) ... 55

2. Deskripsi nilai variabel Loan to Assets Ratio (LAR) ... 57

3. Deskripsi nilai variabel Loan to Deposit Ratio (LDR)... 59

4. Deskrpsi nilai variabel Non Performing Loan (NPL) ... 61

5. Deskripsi nilai variabel Price Earning Ratio (PER)... 63

B. Regresi Linear Berganda ... 65

1. Uji Normalitas ... 66

2. Uji Multikolinearitas ... 70

3. Uji Autokorelasi ... 71

4. Uji Heteroskedastisitas ... 72

C. Pengujian Hipotesis ... 74

1. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 75

2. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 77

D. Koefisien Determinasi (Uji Goodness of Fit) ... 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 83

B. Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 85 LAMPIRAN


(7)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

Tabel 1.1 Harga Penutupan Saham Perbankan Periode 2004-2007... 3

Tabel 1.2 Jumlah Perusahaan (Bank) yang Memenuhi Kriteria-kriteria.... 16

Tabel 1.3 Sampel Penelitian ... 17

Tabel 1.4 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi ... 20

Tabel 4.1 Rata-rata NPM, LAR, LDR, NPL dan PER ... 55

Tabel 4.2 Net Profit Margin (NPM) ... 58

Tabel 4.3 Loan to Assets Ratio (LAR)... 60

Tabel 4.4 Loan to Deposit Ratio (LDR)... 62

Tabel 4.5 Non Performing Loan (NPL)... 64

Tabel 4.6 Price Earning Ratio (PER)... 66

Tabel 4.7 Regresi Linear Berganda ... 68

Tabel 4.8 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test... 73

Tabel 4.9 Uji Multikolinearitas ... 74

Tabel 4.10 Uji Autokorelasi ... 74

Tabel 4.11 Uji Glejser ... 77

Tabel 4.12 Uji F ... 78


(8)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Dana Masyarakat ... 2

dan Kredit Perbankan

Gambar 1.2 Grafik Pertumbuhan Laba Perbankan... 4 Tahun 2003-2007

Gambar 1.3 Kerangka Konseptual ... 10 Gambar 4.1 Histogram Dependent Variabel (PER)... 70 Gambar 4.2 Normal P-P Plot of Regression... 71

Standardized Residual Dependent Variabel (PER)

Gambar 4.3 Normal P-P Plot of Regression... 72

Standardized Residual Dependent Variabel (LN_PER)


(9)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Persaingan yang ketat dalam upaya penghimpunan dana yang dilakukan perbankan mulai meningkat sejak dikeluarkannya keputusan pemerintah mengenai deregulasi perbankan tahun 1988. Semakin ketatnya persaingan tersebut, terutama disebabkan karena bertambahnya jumlah bank baru, disertai dengan munculnya produk-produk tabungan dan deposito yang semakin menawarkan keuntungan yang lebih baik. Mengingat dana yang diperoleh menjadi salah satu faktor yang mendukung kegiatan usaha bank, terutama untuk kebutuhan penyediaan fasilitas kredit maka bank akan berupaya untuk mendapatkan dana tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui penjualan saham perusahaan di pasar modal.

Bank membutuhkan dana yang lebih besar di dalam perkembangannya. Banyak para pelaku perbankan berpendapat bahwa kekurangan dana tersebut menjadikan go public sebagai pilihan terbaik, menghimpun dana masyarakat dari penjualan saham di bursa efek. Pasar modal dapat didefenisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public-authorities, maupun perusahaan swasta (Jogiyanto, 2000).

Usman dalam Marpaung (2003) mengatakan bahwa peningkatan modal yang bersumber dari penjualan saham kepada masyarakat merupakan cara


(10)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

perolehan dana yang paling murah, mudah, dan cepat. Perkembangan dana masyarakat dan kredit perbankan semakin meningkat dari tahun 2003-2008. Ini dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Dana Masyarakat dan Kredit Perbankan

Sumber:

Perkembangan jumlah bank yang ikut serta memperdagangkan sahamnya di pasar modal, menunjukkan bahwa pasar modal telah menjadi salah satu sasaran bagi bank untuk memperoleh dana masyarakat yang dibutuhkan bagi kegiatan usahanya. Untuk berhasil menarik minat para investor di pasar modal, bank harus mampu menunjukkkan kinerja usahanya dengan bekerja lebih efisien, menguntungkan serta memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat tercermin dari harga saham perbankan itu sendiri yang terus mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun seperti berikut ini:


(11)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Tabel 1.1

Harga Penutupan Saham Perbankan Periode 2004-2007 (Rupiah)

Sumber:

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa harga saham perbankan cenderung meningkat dari tahun 2004 hingga 2007. Namun ada beberapa harga saham perbankan yang mengalami penurunan seperti pada Bank Century Tbk, Bank Artha Graha Internasional Tbk yang terus menurun dari tahun 2004 hingga 2007.

Sejumlah indikator kinerja perbankan mulai menunjukkan perbaikan pada akhir tahun 2004. Pertama, peningkatan penyaluran kredit perbankan dari Rp 437,943 miliar di tahun 2003 menjadi Rp.553,548 miliar atau meningkat sebesar

No Perusahaan Perbankan 2004 2005 2006 2007 1 PT Bank Central Asia Tbk 1.488 1.700 2.600 3.650 2 PT Bank Negara Indonesia Tbk 1.651 1.262 1.843 1.970 3 PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk 591 591 700 1.510 4 PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 2.875 3.025 5.150 7.400 5 PT Bank Century Tbk 69 79 69 68 6 PT Bank Danamon Tbk 4.375 4.750 6.750 8.000 7 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 1.925 1.640 2.900 3.500 8 PT Bank Internasional Ind. Tbk 185 155 240 285 9 PT Bank Permata Tbk 750 720 870 940 10 PT Bank Swadesi Tbk 400 420 700 900 11 PT Bank Victoria Int. Tbk 53 53 90 152 12 PT Bank NISP Tbk 695 756 834 900 13 PT Bank Lippo Tbk 700 1.480 1.610 2.175 14 PT Bank Mayapada Tbk 171 102 453 960 15 PT Bank Artha Niaga Kencana Tbk 775 830 1.070 1.070 16 PT Bank Mega Tbk 1.286 2.050 2.100 3.150 17 PT Bank Artha Graha Internasional Tbk 924 280 252 100 18 PT Bank UOB Buana Tbk 619 823 970 1.030


(12)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

26,40%. Kedua penurunan suku bunga kredit perbankan. Ketiga peningkatan profitabilitas perbankan, ROA meningkat dari 2,63% di tahun 2003 menjadi 3,03% pada November 2004, dan yang keempat adanya penurunan NPL dari 6,78 di tahun 2003 menjadi 5,44% di tahun 2004. Tetapi jika dilihat dari Gambar 1.2 laba perbankan per Desember 2005 mengalami penurunan sebesar 15,47% menjadi Rp 24,90 miliar dari Rp 29,46 miliar selama tahun 2004 yang kemudian mulai mengalami peningkatan di tahun berikutnya di 2006 yaitu sebesar Rp. 28.33 miliar dan di tahun 2007 sebesar Rp. 35.02 miliar. Adanya fluktuasi tersebut mencerminkan bahwa perusahaan perbankan di Indonesia belum bisa dikatakan stabil sehingga masih diperlukan pengawasan dari tahun ke tahun.

Gambar 1.2 Grafik Pertumbuhan Laba Perbankan Tahun 2003-2007 Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (2009,diolah)

Investor dan analis sekuritas memiliki cara-cara tersendiri untuk menentukan saham yang akan dibelinya, namun umumnya tidak terlepas dari analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan yang dikemukakan di dalam laporan keuangan. Dalam menganalisis saham, ada dua pendekatan dasar yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Untuk analisis fundamental, banyak para investor dalam menentukan keputusan pembelian atau penjualan saham

Pertumbuhan Laba Perbankan Tahun 2003-2007 (Dalam Miliar Rupiah)

22.88

29.46

24.90 28.33

35.02

10 15 20 25 30 35 40


(13)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

menggunakan Price Earning Ratio (PER) untuk mengevaluasi nilai saham yang beredar di bursa. Kelebihan metode ini adalah kemudahan dan kepraktisan dalam penggunaan dan adanya standar penilaian bagi industri yang sama (Sartono dan Munir,1997).

Penelitian tentang Price Earning Ratio (PER) sangatlah penting bagi para pelaku pasar modal khususnya investor. Price Earning Ratio (PER) menggambarkan besarnya perbandingan antara harga pasar saham per lembar dengan laba per lembar (earning per share). Jika nilai PER tinggi,berarti harga saham itu terlalu mahal atau dengan harga tertentu hanya memperoleh laba yang kecil. Dengan demikian, investor akan memperoleh keuntungan lebih besar jika pembeliannya pada saat nilai PER rendah karena saham cenderung akan mengalami kenaikan harga, sementara jika PER menunjukkan nilai yang tinggi maka hal ini menunjukkan saat yang tepat untuk menjual saham. Dengan kata lain, pengetahuan tentang PER bagi investor sangat berguna untuk mengetahui kapan harus membeli dan menjual sahamnya sehingga dapat memperoleh keuntungan yang maksimal.

TEMPO Interaktif (Maret, 2007) mengatakan bahwa saham-saham sektor perbankan di lantai Bursa Efek Jakarta dinilai masih memiliki prospek dan potensi keuntungan yang besar dalam jangka panjang. Kalangan analis investor menilai margin bank bakal kian melambung akibat spread (selisih bunga) yang kian melebar antara bunga simpanan dengan bunga kredit. Keuntungan bakal meningkat yang pada gilirannya akan menggerakkan kembali harga saham perbankan.


(14)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Sinaga dalam TEMPO (Maret, 2007) mengatakan bahwa saham bank diburu karena investor optimis prospek kinerja perbankan bakal akan terus membaik. Hal ini seiring gencarnya perbankan dalam penyaluran kredit ke sektor konsumen, berputarnya modal kerja terkait program infrastruktur dan turunnya posisi kredit seret (NPL).

Animo investor masih sangat kuat untuk kembali memburu saham perbankan di lantai bursa terlihat meski secara teknis harganya sudah overbought (mahal) dengan nilai PER yang cukup tinggi. Selama transaksi 16-23 Maret 2007 lalu, rata-rata saham perbankan kembali mencatatkan kenaikan sebesar 2,39 persen (TEMPO, 2007). Dari 27 saham perbankan yang tercatat di bursa, sebanyak 10 saham bank naik, 8 saham stagnan dan sisanya 9 saham masih mengalami koreksi. Kenaikan tertinggi terjadi pada saham Danamon naik 12,50 persen, NISP naik 7,41 persen, Bumi Arta 6,12 persen, Artha Graha 4,88 persen, Niaga 4,05 persen, BCA 3,0 persen, dan Mandiri 2,04 persen.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, dan NPL Terhadap Price Earning Ratio pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.


(15)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

B.Perumusan Masalah

Rumusan masalah dari uraian yang telah dikemukakan adalah sebagai berikut:

1. Apakah net profit margin (NPM), loan to assets ratio (LAR), loan to deposit

ratio (LDR), dan non performing loan (NPL) mempunyai pengaruh secara

simultan terhadap price earning ratio (PER) pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah net profit margin (NPM), loan to assets ratio (LAR), loan to deposit

ratio (LDR), dan non performing loan (NPL) mempunyai pengaruh secara

parsial terhadap price earning ratio (PER) pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia?

C.Kerangka Konseptual

Rasio keuangan adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur yang lainnya dalam laporan keuangan (Djarwanto,1984). Analisis rasio pada dasarnya adalah suatu tehnik yang digunakan untuk menilai sifat-sifat kegiatan operasi bank dengan cara mengembangkan ukuran-ukuran kinerja bank yang telah distandarkan. Analisis rasio sebenarnya relatif sederhana, namun intepretasi terhadap rasio tersebut merupakan masalah yang cukup kompleks. Oleh karena itu, efektivitas rasio keuangan tergantung dari cara mengintepretasikan hasil yang diperoleh oleh si pemakai. Analisis rasio keuangan dapat memberikan petunjuk dan gejala-gejala serta informasi keuangan lainnya mengenai keadaan keuangan suatu bank yang


(16)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

membutuhkan keuangan bank dalam kelompok yang sama. Penerapan teknik analisis rasio keuangan ini harus lebih dahulu diadakan keseragaman definisi dan kriteria untuk masing-masing komponen variabel rasio. Penyeragaman tersebut perlu dilakukan untuk menjaga konsistensi dalam penggunaan rasio dan menghindari terjadinya kesalahan intepretasi terhadap hasil analisis rasio tersebut. Tehnik analisis rasio memberi gambaran atas posisi atau keadaan keuangan bank, terutama menyangkut likuiditas, struktur permodalan, aktiva produktif, spread, risiko usaha, dan efisiensi usaha bank. Rasio keuangan perbankan mempunyai peraturan khusus, dimana bank tidak dapat secara bebas mengatur kebijakan finansialnya karena adanya pembatasan-pembatasan yang dilakukan oleh pemerintah.

Djarwanto (1984) mengatakan bahwa Price Earning Ratio (PER) merupakan salah satu indikator yang sering digunakan analis sekuritas untuk menilai harga suatu saham yang diperdagangkan di pasar modal. Rasio ini memperbandingkan harga pasar saham saat ini dengan laba per lembar saham, dengan rumus sebagai berikut:

Market price of common share Price Earning Ratio =

Earning Per Share

Gibson dalam Sartono dan Munir (1997) mengatakan bahwa rasio ini dilihat oleh investor sebagai ukuran kemampuan menghasilkan laba masa depan (future earnings) dari suatu perusahaan. Investor dapat mempertimbangkan rasio tersebut guna memilah-milah saham mana yang nantinya dapat memberikan keuntungan yang besar di masa yang akan dating dengan pertimbangan jika


(17)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

perusahaan dengan pertumbuhan tinggi (high growth) biasanya mempunyai Price

Earning Ratio yang besar; perusahaan dengan pertumbuhan yang rendah (low growth) biasanya memiliki PER yang rendah.

Kurniawan (2002) melakukan penelitian dengan judul ” Faktor-faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan yang Terdapat di Bursa Efek Jakarta ”. Penelitian ini dilakukan untuk menguji dan mengetahui apakah faktor-faktor seperti Loan to Deposit Ratio, Operating Ratio,

Cost of Loanable Fund, Debt Equity Ratio, dan Price Book Value mempengaruhi Price Earning Ratio pada perusahaan perbankan yang terdapat di Bursa Efek

Jakarta.

Adhitama (2004) melakukan penelitian dengan judul ” Faktor-faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta ”. Penelitian ini dilakukan untuk menguji dan mengetahui apakah faktor-faktor seperti Loan to Assets Ratio, Return on Assets, Return on

Equity, dan Net Profit Margin mempengaruhi Price Earning Ratio pada


(18)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Kerangka konseptual berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas adalah:

Gambar 1.1. Kerangka Konseptual

Sumber: Kurniawan (2002), Adhitama (2004) D. Hipotesis

Hipotesis atau jawaban sementara atas permasalahan yang dikemukakan adalah sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh net profit margin (NPM), loan to assets ratio (LAR), loan

to deposit ratio (LDR), dan non performing loan (NPL) secara simultan

terhadap price earning ratio (PER) pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.

2. Terdapat pengaruh net profit margin (NPM), loan to assets ratio (LAR), loan

to deposit ratio (LDR), dan non performing loan (NPL) secara parsial terhadap price earning ratio (PER) pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia. Net Profit Margin (X1)

Loan to Assets Ratio (X2)

Non Performing Loan (X4)

Loan to Deposit Ratio (X3)


(19)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh net profit margin (NPM), loan

to assets ratio (LAR), loan to deposit ratio (LDR), dan non performing loan

(NPL) secara simultan terhadap price earning ratio (PER) pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.

b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh net profit margin (NPM),

loan to assets ratio (LAR), loan to deposit ratio (LDR), dan non performing loan (NPL) secara parsial terhadap price earning ratio (PER) pada

perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia. 2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan dan pola pikir tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi price earning ratio (PER) pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.

b. Bagi Perusahaan (Emiten)

Penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan atau gambaran mengenai harga saham. Faktor-faktor yang diteliti tersebut diharapkan dapat membantu manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan besarnya harga saham yang dapat diketahui melalui price earning ratio (PER) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(20)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009 c. Bagi Investor

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan investasi di pasar modal. Dengan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi price earning ratio (PER) diharapkan investor dapat melakukan prediksi harga saham di masa yang akan datang.

d. Bagi pihak lain

Penelitian ini bermanfaat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi berbagai pihak lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi price earning ratio (PER).

F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 bagian, yaitu : 1. Variabel bebas (independent variable), mencakup : net profit margin

(NPM), loan to assets ratio (LAR), loan to deposit ratio (LDR), dan non

performing loan (NPL).

2. Variabel terikat (dependent variable), yaitu price earning ratio (PER). b. Perusahaan yang menjadi sampel penelitian adalah perusahaan perbankan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2004 hingga 2007. c. Data laporan keuangan perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia


(21)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

2. Definisi Operasional Variabel a. Price Earning Ratio

Price Earning Ratio (PER) merupakan hasil pembagian dari closing price

dengan earning per share. Closing price yang digunakan dalam penelitian ini merupakan harga rata-rata (geometric mean) dari bulan April sampai bulan Maret tahun laporan keuangan berikutnya. Harga rata-rata tersebut merupakan cerminan dari harga umum saham (Kurniawan, 2002). Rumusan yang digunakan untuk membentuk rasio ini adalah sebagai berikut:

Rumus:

Market price of common share Price Earning Ratio =

Earning Per Share

b. Variabel bebas (Independent) 1. Net Proft Margin

Net Profi Margin (NPM) adalah rasio yang digunakan untuk menggambarkan

tingkat keuntungan laba yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. Jika NPM tinggi berarti bank mempunyai kemampuan menghasilkan laba bersih dengan presentase yang tinggi dalam pendapatan operasional sehingga dapat menarik minat para investor dan akhirnya menaikkan harga saham, dengan kata lain akan meningkatkan nilai PER.


(22)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009 Rumus:

Laba Bersih

Net Profit Margin = X 100 %

Pendapatan Operasional

2. Loan to Assets Ratio

Loan to Assets Ratio (LAR) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

tingkat likuiditas bank yang menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total aset yang dimiliki oleh bank. Semakin tinggi rasio ini, maka tingkat likuiditasnya semakin kecil karena jumlah aset yang diperlukan untuk membiayai kreditnya menjadi semakin besar dan pada akhirnya akan menurunkan nilai saham (penurunan nilai PER). Rumus:

Jumlah Kredit yg Diberikan

Loan to Assets Ratio = X 100 % Jumlah Aset

3. Loan to Deposit Ratio

Loan to Deposit Ratio digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kredit

dibiayai dari dana pihak ke tiga ditambah pinjaman yang diterima dan ekuitas. LDR menunjukkan posisi likuiditas bank yang paling umum digunakan, khususnya untuk mengetahui apakah dana yang berhasil dihimpun dapat memenuhi kebutuhan penyediaan kredit. Tingkat LDR yang tinggi menunjukkan bahwa bank telah berlebihan didalam penyaluran kreditnya dan sebaliknya LDR yang rendah menunjukkan adanya kelebihan dana yang tidak poduktif.


(23)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009 Rumus:

Total Kredit yang Diberikan

Loan to Deposit Ratio = X 100 % Total dana Pihak Ke 3 + Total Pinjaman

Yang Diterima + Total Ekuitas

4. Non Performing Loan

Non Performing Loan adalah rasio yang digunakan untuk mengukur indikasi

kualitas aset yang dipakai. Penambahan jumlah kredit macet (NPL) sangat mempengaruhi kinerja suatu bank.

Rumus:

Kualitas Produktif bermasalah

Net Profit Margin = X 100 %

Aktiva Produktif

3. Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2004 hingga 2007. Penarikan sampel yang dilakukan oleh penulis adalah dengan menggunakan metode

judgement sampling, yaitu salah satu jenis purposive sampling di mana peneliti

memilih sampel berdasarkan penilaian terhadap beberapa karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian. Adapun kriteria (pertimbangan) penarikan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah:

a. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2004 dan tetap terdaftar sampai dengan tahun 2007.


(24)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Tabel 1.2

Jumlah Perusahaan (Bank) yang Memenuhi Kriteria-kriteria

(dalam unit)

No. Keterangan Jumlah Bank

1 Populasi 27

2 Emiten yang tidak pernah di-suspend (diberhentikan sementara) periode tahun 2004-2007

20

3 Emiten yang mempublikasikan laporan keuangan per tahun selama periode tahun 2004-2007

18

4 Emiten yang memenuhi seluruh kriteria 18 Sumber:

Perusahaan perbankan yang memenuhi syarat untuk dijadikan sampel dapat dilihat pada Tabel 1.3 berikut ini:


(25)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Tabel 1.3 Sampel Penelitian

No Kode Emiten Nama Emiten Tanggal Listing

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 BBCA BBNI BBNP BBRI BCIC BDMN BMRI BNII BNLI BSWD BVIC NISP LPBN MAYA ANKB MEGA INPC BBIA

PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Negara Indonesia Tbk PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk PT Bank Rakyat Indonesia Tbk PT Bank Century Tbk

PT Bank Danamon Tbk PT Bank Mandiri Tbk

PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Permata Tbk

PT Bank Swadesi Tbk

PT Bank Victoria International Tbk PT Bank NISP Tbk

PT Bank Lippo Tbk

PT Bank Mayapada Internasional Tbk PT Bank Artha Niaga Kencana Tbk PT Bank Mega Tbk

PT Bank Artha Graha Internasional Tbk PT Bank UOB Buana Tbk

31 Mei 2000 25 November 1996 10 Januari 2001 10 November 2003 25 Juni 1997 6 Desember 1989 14 Juli 2003 21 November 1989 15 Januari 1990 1 Mei 2002 30 Juni 1999 20 Oktober 1994 10 November 1989 29 Agustus 1997 2 November 2000 17 April 2000 23 Agustus 1990 28 Juli 2000 Sumber :

4. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet dengan situs www.bei.co.id.


(26)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009 b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari 2009 sampai dengan Maret 2009. 5. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan jenis data yang diperoleh secara tidak langsung yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia melalui situs keuangan, buku-buku, jurnal referensi, surat kabar dan literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan topik penelitian.

6. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui dua tahap, yaitu:

a. Tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka yakni pengumpulan data pendukung berupa literatur, penelitian terdahulu, dan laporan-laporan yang dipublikasikan untuk mendapat gambaran dari masalah yang akan diteliti. b. Tahap kedua dilakukan melalui pengumpulan data sekunder yang diperlukan

berupa laporan-laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia. 7. Metode Analisis Data

Penulis menganalisis data dengan menggunakan tahap-tahap sebagai berikut:

a. Pada tahap ini dilakukan perhitungan masing-masing variabel terkait yaitu variabel terikat (dependent) dan variabel bebas (independent) berdasarkan rumus yang telah dikemukakan sebelumnya.


(27)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

b. Penerapan Model Analisis

Pada tahap ini akan dijelaskan hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas dengan analisi regresi linier berganda dengan rumus:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

di mana:

Y = Price Earning Ratio (PER) a = Konstanta

b1,2,3,4 = Koefisien regresi berganda

X1 = Net Profit Margin (NPM)

X2 = Loan to Assets Ratio (LAR)

X3 = Loan to Deposit Ratio (LDR)

X4 = Non Performing Loan (NPL)

e = Kesalahan pengganggu (standard error)

Model regresi berganda di atas harus memenuhi syarat asumsi klasik sebelum dianalisis yang meliputi:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel bebas, variabel terikat atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model yang paling sering digunakan adalah distribusi data normal. Uji dilakukan melalui analisis Kalmogorov Smirnov.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas (Ghozali, 2005:91). Hubungan linear


(28)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

antarvariabel inilah yang disebut dengan multikolinearitas (Nachrowi, 2006:95). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antarvariabel bebas. Uji multikolinearitas menggunakan kriteria variance

inflation factor (VIF) dengan ketentuan bila VIF > 5 maka terjadi masalah

multikolinearitas yang serius. 3. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (Ghozali, 2005:95). Autokorelasi terjadi jika observasi yang berturut-turut sepanjang waktu mempunyai korelasi antara satu dengan yang lainnya (Nachrowi, 2006:185). Jika terjadi autokorelasi maka dikatakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi menggunakan Durbin

Watson (DW) Test.

Tabel 1.4

Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada Autokorelasi Positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No Decision dl ≤ d ≤ du Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4 - dl < d < 4 Tidak ada autokorelasi positif No Decision 4 – du ≤ d ≤ 4 -dl Tidak ada autokorelasi Positif atau

Negatif

Tidak Ditolak du < d< 4 - du Sumber : Ghozali, 2005:96

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka


(29)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005:105). Analisis ini dilakukan dengan menggunakan uji Glejser.

c. Pengujian Hipotesis 1. Uji Serempak (Uji F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara serempak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk pengujian:

H0 : b1 = b2 = b 3 = b4 = 0

Artinya tidak terdapat pengaruh secara simultan dari net profit margin (NPM),

loan to assets ratio (LAR), loan to depodit ratio (LDR), dan non performing loan (NPL) terhadap price earning ratio (PER).

H1 : b1≠ b2≠ b3 ≠ b4 ≠0

Artinya terdapat pengaruh secara simultan dari net profit margin (NPM), loan

to assets ratio (LAR), loan to depodit ratio (LDR), dan non performing loan

(NPL) terhadap price earning ratio (PER).

Pada penelitian ini nilai Fhitung akan dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat

signifikan = 5 %. Kriteria penilaian hipotesis pada uji-F ini adalah: Terima H0 bila Fhitung < Ftabel

Tolak H0 (terima H1) bila Fhitung> Ftabel


(30)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Pegujian ini dilakukan untuk menguji apakah setiap variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

Bentuk pengujian: H0 : b1 = b2 = b 3 = b4 = 0

Artinya tidak terdapat pengaruh secara parsial dari net profit margin (NPM),

loan to assets ratio (LAR), loan to depodit ratio (LDR), dan non performing loan (NPL) terhadap price earning ratio (PER).

H1 : b1≠ b2≠ b3 ≠ b4 ≠0

Artinya terdapat pengaruh secara parsial dari net profit margin (NPM), loan to

assets ratio (LAR), loan to depodit ratio (LDR), dan non performing loan

(NPL) terhadap price earning ratio (PER).

Pada penelitian ini nilai thitung akan dibandingkan dengan ttabel pada tingkat

signifikan = 5 %. Kriteria pengambilan keputusan pada uji-t ini adalah : H0 diterima jika : - ttabel < thitung < ttabel

H1 diterima jika : thitung > ttabel

thitung < - ttabel

d. Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur proporsi dari variasi yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas. Pengukuran besarnya persentase kebenaran dari uji regresi dapat dilihat melalui nilai koefisien determinasi multiple R². semakin tinggi R² (mendekati satu), maka semakin baik regresi


(31)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

tersebut. Namun, apabila semakin mendekati nol maka variabel bebas secara keseluruhan tidak bisa menjelaskan variabel terikat.

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Kurniawan (2002) melakukan penelitian dengan judul ” Faktor-faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan yang Terdapat di Bursa Efek Jakarta ”. Penelitian ini dilakukan untuk menguji dan mengetahui apakah faktor-faktor seperti Loan to Deposit Ratio, Operating Ratio,

Cost of Loanable Fund, Debt Equity Ratio, dan Price Book Value mempengaruhi Price Earning Ratio pada perusahaan perbankan yang terdapat di Bursa Efek

Jakarta. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari pengujian secara

univariate menunjukkan bahwa Loan to Deposit Ratio, Operating Ratio, Cost of Loanable Fund, Debt Equity Ratio, dan Price Book Value berpengaruh secara

signifikan terhadap Price Earning Ratio (PER), sedangkan hasil pengujian secara

multivariate menunjukkan bahwa semua variabel secara serempak berpengaruh

signifikan terhadap Price Earning Ratio (PER) saham-saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

Adhitama (2004) melakukan penelitian dengan judul ” Faktor-faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta ”. Penelitian ini dilakukan untuk menguji dan mengetahui


(32)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

apakah faktor-faktor seperti Loan to Assets Ratio, Return on Assets, Return on

Equity, dan Net Profit Margin mempengaruhi Price Earning Ratio pada

perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Loan to Assets Ratio, Return on Assets, Return on Equity, dan Net Profit Margin berpengaruh secara serentak dan signifikan terhadap Price

Earning Ratio saham-saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

Sedangkan hasil uji signifikansi menyimpulkan bahwa hanya Return on Assets yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap Price Earning Ratio saham-saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, sedangkan variabel independen lainnya seperti Loan to Assets Ratio, Return on Equity, dan Net Profit Margin tidak memiliki pengaruh yang signifikan.

Sriyono (2003) melakukan penelitian terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Profit Margin on Sales, Basic Earning Power, ROA, ROE, dan Total Assets Turnover berpengaruh terhadap Price Earning Ratio (PER) pada

perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Dari lima variabel yang diteliti, hanya satu variabel yaitu ROA yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap PER.

Ariyadi (2004) yang melakukan penelitian dengan menggunakan sampel perusahaan manufaktur dengan periode waktu 1998-2001. Hasil kesimpulan dari uji multivariate menunjukkan bahwa variabel DPR, ROE, dan standar deviasi pertumbuhan EPS secara serentak berpengaruh terhadap PER, sedangkan hasil


(33)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

dari uji secara parsial menghasilkan kesimpulan bahwa ROE mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap PER.

B. Pengertian Bank

Undang-undang Rl nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan menyatakan bahwa bank adalah "badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak " (Kasmir, 2000). Dari pengertian di atas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, aktivitas bank yang pertama adalah menghimpun dana dari masyarakat luas atau yang disebut kegiatan funding, agar masyarakat mau menyimpan uangnya di bank, maka perbankan memberikan rangsangan berupa balas jasa yang akan diberikan kepada si penyimpan. Balas jasa-tersebut dapat berupa bunga, bagi hasil, hadiah, pelayanan dan lainnya. Keuntungan utama dari bisnis perbankan yang didasarkan pada prinsip konvensional diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan. Keuntungan ini dikenal dengan istilah spread based. Apabila suatu bank mengalami kerugian dari selisih bunga, maka disebut dengan nama negatif spread.


(34)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Laporan keuangan dapat dipahami sebagai bentuk pencatatan keuangan secara sistematis dan metodelogis tentang posisi keuangan maupun hasil operasi keuangan perusahaan pada suatu periode waktu tertentu. Pada umumnya laporan keuangan terdiri dari Neraca dan Laporan Laba- Rugi. Selain itu dikenal adanya Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Modal dal lain-lain yang juga diperlukan dalam analisis keuangan (Abdullah, 2003:106).

Format laporan keuangan dimaksudkan sebagai bentuk pencatatan baik neraca maupun laporan laba rugi. Sebagaimana perusahaan pada umumnya format laporan keuangan pada bank berisikan data keuangan yang berhubungan dengan posisi keuangan maupun hasil operasi. Hal yang membedakannya adalah terletak pada pos-pos neraca maupun laporan laba rugi.

D. Macam-macam Rasio Keuangan

Jenis-jenis rasio yang dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan secara garis besar dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Martono, 2001;53):

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara kas perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar. Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi atau kewajiban jangka pendek. Yang termasuk dalam rasio ini adalah rasio lancar (current

ratio), rasio cepat (quick ratio).


(35)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset-asetya. Yang termasuk dalam rasio ini adalah perputaran piutang (receivable turnover), perputaraan persediaan (inventory turnover), perputaran piutang harian (receivable turnover in days), perputaran aktiva (total assets turnover).

3. Rasio Leverage

Rasio leverage adalah rasio yang mengukur seberapa banyak perusahaan menggunakan dana dari hutang (pinjaman). Yang termasuk dalam rasio ini adalah rasio hutang (debt ratio), rasio total hutang terhadap modal sendiri (total

debt to equity ratio).

4. Rasio Keuntungan (Profitabilitas)

Rasio keuntungan adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya. Yang termasuk dalam rasio ini adalah gross profit margin (GPM), net profit margin (NPM),

return on investment (ROI), return on equity (ROE), return on assets (ROA).

E. Pengertian Saham

Saham adalah tanda penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas (Anoraga,2006:54). Saham juga dapat didefinisikan sebagai penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perusahaan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut (Darmadji, 2006:6).

Saham yang diperdagangkan di bursa ada dua jenis yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferan (prefered stock). Saham biasa (common


(36)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

stock) adalah saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi yang paling junior dalam pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Sedangkan, saham preferen (prefered stock) adalah saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan yang tetap, tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor (Darmadji, 2006:7). Dari kedua jenis saham tersebut, saham biasa (common stock) yang paling banyak diperdagangkan di pasar modal.

F. Jenis-jenis Saham Berdasarkan Kinerjanya

Berdasarkan kinerjanya, saham-saham yang ada di Bursa Efek Indonesia bisa digolongkan dalam empat kelompok yaitu:

1. Saham blue chip (saham unggulan)

Saham blue chip atau saham unggulan adalah saham-saham perusahaan besar yang kinerjanya kuat. Perusahaan-perusahaan itu umumnya mampu mencetak untung besar dan rutin membagikan dividen. Saham ini juga memiliki kapitalisasi pasar yang besar. Contoh saham yang masuk golongan ini misalnya: saham PT Telkom Tbk (TLKM), PT Indosat Tbk (ISAT), PT. Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan saham PT Astra International Tbk (ASII). Selain itu, ada pula saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI).


(37)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Saham yang masuk dalam kelompok ini adalah saham-saham perusahaan yang rajin membagikan dividen dalam setiap tahunnya. Selain itu, nilai dividennya juga lebih tinggi dibanding dengan rata-rata dividen saham-saham lainnya. Contoh saham-saham yang masuk kategori income stocks adalah saham PT Unilever Tbk (UNVR) dan saham-saham perusahaan badan usaha milik negara (BUMN).

3. Saham pertumbuhan (growth stock)

Emiten penerbit saham-saham ini umumnya selalu membukukan pertumbuhan penjualan atau pendapatan yang tinggi. Soalnya, perusahaan-perusahaan ini umumnya menjadi pemimpin pasar di industrinya. Karena pendapatannya cenderung naik, harga saham-saham perusahaan ini biasanya juga cenderung terus meningkat.

4. Saham spekulatif

Saham spekulatif adalah saham-saham perusahaan yang tidak mampu memperoleh pendapatan secara konsisten dari tahun ke tahun. Tapi, meskipun belum pasti, ia memiliki potensi untuk bisa menghasilkan pendapatan tinggi di masa depan. Saham ini cocok untuk investor yang bisa memikul risiko tinggi. G. Teori Penilaian Investasi Saham

Dua pendekatan teori untuk menilai investasi dalam bentuk saham terdiri atas: The Firm Foundation Theory dan The Castle in The Air Theory (Anoraga, 2001:61). The Firm Foundation Theory menyatakan bahwa setiap instrumen mempunyai landasan yang kuat yang disebut dengan nilai intrinsik yang dapat ditentukan melalui suatu analisis yang sangat hati-hati terhadap kondisi pada saat


(38)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

sekarang dan prospeknya di masa yang akan datang. Pada saat harga turun atau naik dari nilai intrinsiknya yang bersifat pasti, maka kesempatan menjual atau membeli muncul karena perubahan harga pasar itu pada akhirnya akan dikoreksi. Dengan cara demikian, tindakan investasi menjadi tindakan yang kurang menarik karena sifatnya sederhana, semata-mata merupakan hal membandingkan pasar suatu aset terhadap nilai intrinsiknya. Teori ini selanjutnya lebih dikenal dengan dengan sebutan Fundamental Analysis (analisis fundamental).

Analisis fundamental berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis ini diharapkan calon investor akan mengetahui bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi milik investor. Pada umumnya nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja dari perusahaan yang bersangkutan.

Informasi laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan salah satu jenis informasi yang paling mudah didapatkan bagi para investor yang melakukan analisis fundamental dibandingkan alternatif informasi lainnya. Di samping itu, informasi laporan keuangan sudah cukup menggambarkan kepada investor sejauh mana perkembangan kondisi perusahaan selama ini dan apa yang telah dicapainya (Tandelilin, 2001:232).

The Castle in The Air Theory memusatkan perhatian pada nilai psikologis.

Pengikut teori ini lebih menekankan pada pendekatan tingkah laku investor di masa yang akan datang berdasarkan kebiasaan di masa yang lalu dan bukan pada nilai intrinsik saham itu sendiri. Adapun alat analisis teknis yang dipergunakan pada The Castle in The Air Theory adalah (Anoraga, 2006:65);


(39)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009 1. The Dow Theory

Teori ini digunakan untuk mengidentifikasi pengulangan dan tren di pasar, baik untuk keseluruhan saham atau dalam saham tertentu. Teori ini menekankan bahwa ada tiga jenis pergerakan saham di pasar yaitu:

a. Fluktuasi harian, yaitu pergerakan harga yang kecil dari hari ke hari.

b. Gerakan sekunder, yaitu gerakan harga dari dua minggu sampai sebulan atau lebih

c. Trend primer, yaitu gerakan utama harga yang meliputi jangka waktu empat tahun.

2. The Filter System

The Filter System merupakan suatu filter yang didasarkan atas pemikiran

bahwa harga suatu saham yang sudah bergerak naik akan tetap bergerak naik, dan harga saham yang bergerak turun akan tetap turun.

3. The Price Volume System

Teori ini menyatakan bahwa ketika penjualan suatu saham bergerak naik dalam jumlah besar, maka terdapat ekses berupa keinginan untuk membeli sehingga harga saham tersebut akan ikut bergerak naik. Demikian juga ketika penjualan saham turun dalam jumlah yang besar, maka terdapat akses berupa keinginan untuk menjual sehingga harga saham tersebut akan ikut bergerak turun.

4. Chart Pattern

Teori ini berkeyakinan bahwa kejadian di masa lalu (sejarah) memiliki kebiasaan mengulang pada dirinya. Ini berarti bahwa kejadian yang sudah pernah terjadi di masa yang lalu biasanya akan terulang kembali.


(40)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

H. Keuntungan dan Risiko Saham

Dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham, yaitu:

1. Dividen

Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai (cash devidend) yaitu kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam rupiah tertentu untuk setiap saham, atau dapat pula berupa dividen saham (stock

devidend) yaitu kepada setiap pemegang saham diberikan dividen dalam

bentuk saham. 2. Capital Gain

Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain

terbentuk karena adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Umumnya investor dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gain.

Selain keuntungan, saham juga memiliki risiko antara lain (Darmadji, 2006:13), yaitu:


(41)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Perusahaan akan membagikan dividen jika operasinya menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika mengalami kerugian.

2. Capital loss

Investor tidak selalu mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya dalam aktivitas perdagangan saham. Adakalanya investor harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga belinya. Dengan demikian, seorang investor mengalami capital loss.

3. Perusahaan Bangkrut atau Dilikuidasi

Jika sebuah perusahaan bangkrut atau dilikuidasi sesuai dengan peraturan pencatatan saham di bursa efek maka secara otomatis saham perusahaan tersebut akan dikeluarkan dari bursa. Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi maka pemegang saham akan menempati posisi lebih rendah dibanding kreditor atau pemegang obligasi dalam hal pelunasan hak jika semua aset perusahaan dijual.

4. Saham dikeluarkan dari bursa

Saham perusahaan di-delist dari bursa umumnya dikarenakan kinerja yang buruk, misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun dan berbagai kondisi lainnya sesuai peraturan pencatatan efek di bursa.


(42)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Saham di-suspend berarti saham tersebuh dihentikan perdagangannya sementara oleh Otoritas Bursa, dan pemodal tidak diperbolehkan menjual sahamnya sampai suspend itu dicabut. Suspend biasanya berlangsung dalam waktu singkat, misalnya satu sesi perdagangan namun dapat pula berlangsung dalam beberapa hari perdagangan. Perusahaan yang di-suspend oleh Otoritas Bursa biasanya karena sahamnya mengalami lonjakan harga yang luar biasa. I. Price Earning Ratio (PER)

Djarwanto (1984) mengatakan bahwa Price Earning Ratio (PER) merupakan salah satu indikator yang sering digunakan analis sekuritas untuk menilai harga suatu saham yang diperdagangkan di pasar modal. Rasio ini memperbandingkan harga pasar saham saat ini dengan laba per lembar saham, dengan rumus sebagai berikut:

Market price of common share Price Earning Ratio =

Earning Per Share

PER menggambarkan harga saham di bursa pada tanggal neraca atau tanggal yang lain dibandingkan laba per lembar saham selama satu periode (Marpaung,2003). Jika PER tinggi, berarti haga saham itu terlalu mahal atau dengan harga tertentu hanya memperoleh laba yang kecil. Dengan demikian, calon pembeli saham akan memperoleh keuntungan lebih besar jika pembeliannya pada saat PER rendah karena saham cenderung akan mengalami kenaikan harga, sementara jika PER menunjukkan nilai yang tinggi maka hal ini menunjukkan saat yang tepat untuk menjual saham. Dengan kata lain, pengetahuan tentang PER bagi investor berguna untuk mengetahui kapan harus membeli dan menjual


(43)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

sahamnya sehingga dapat memperoleh keuntungan yang maksimal dari selisih harga (capital gain).

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A.

Sejarah Bursa Efek Indonesia

Pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak zaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.

Pasar modal telah ada sejak tahun 1912. Perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti Perang Dunia I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhn seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Secara singkat, tonggak perkembangan pasarmodal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:


(44)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

1. 14 Desember 1912 : Bura Efek pertamadi Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda.

2. 1914 – 1918 : Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I.

3. 1925 – 1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya.

4. Awal thun 1939 : Karena isu politik (Peran Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup.

5. 1942 – 1952 : Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II. 6. 1952 : Bursa Efek di Jakarata diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar

Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri Kehakiman (Lukman Wiradinata) dan Menteri Keuangan (Prof.DR. Sumitro Djojohadikusumo). Instrumen yang diperdagangkan adalah Obligasi Pemerintah RI (1950).

7. 1956 : Program nasionalisisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak aktif.

8. 1956 – 1977 : Perdagangan di Bursa Efek vakum.

9. 10 Agustus 1977 : Bursa Efek diresmikan oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama.

10. 1977 – 1987 : Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal.


(45)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

11. 1987 : Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia.

12. 1988 – 1990 : Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat. 13. 2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer.

14. Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal.

15. 16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milk swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya.

16. 13 Juli 1992 : Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.

17. 22 Mei 1995 : Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems).

18. 10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996.

19. 1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Indonesia.

20. 2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia.


(46)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

21. 2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote

trading).

22. 2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia.

B. Profil Perusahaan

1. PT Bank Central Asia Tbk

Bank Central Asia yang juga dikenal dengan nama BCA didirikan pada tanggal 21 Februari 1957 di pusat perniagaan Jakarta dengan nama Bank Central Asia NV. Sejak pertama kali didirikan BCA terus berkembang secara signifikan sehingga pada tahun 1977, BCA telah menyandang predikat sebagai Bank Devisa.

Kemajuan BCA terlihat pula dari total aset yang selalu meningkat dari Rp 36,10 triliun di tahun 1996 menjadi Rp 53,36 triliun pada akhir Desember 1997. Walaupun pada tahun 1998 total aset BCA sempat turun saat terjadi rush namun pada posisi akhir Desember 1998 berhasil melewati posisi Desember 1997 sehingga menjadi Rp 67,93 triliun, kemudian menjadi Rp 96,45 triliun pada Desember 1999, dan pada akhir Desember 2002 telah mencapai Rp 117,305 triliun.

Kepercayaan masyarakat untuk menyimpan dana pada BCA merupakan salah satu aset terpenting yang dimiliki oleh BCA. BCA tumbuh menjadi Bank Retail/Consumer terbesar di Indonesia. Ini dibuktikan dengan besarnya jumlah nasabah BCA yang per Desember 2002 mencapai 6,847 juta rekening.


(47)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Kinerja yang mengesankan tersebut, mengantarkan BCA berhasil keluar dari BPPN pada April 2000 sehingga kini statusnya bukan sebagai Bank Take

Over (BTO) lagi. Kinerja ini menjadi dasar bagi BCA untuk mengambil langkah

strategis dengan melakukan go public di pasar modal. BPPN pada Mei 2000 melalui initial public offering mendivestasikan 22,5% dari seluruh saham BCA sehingga kepemilikannya atas BCA berkurang menjadi 70,3%. Sejak itu BCA menjadi perusahaan publik. Tahun 2001, BPPN melalui public offering kedua mendivestasikan 588.800.000 lembar sahamnya yang merupakan 10% dari seluruh saham BCA sehingga kepemilikan BPPN atas BCA menjadi 60,3%. Selanjutnya BPPN mendivestasikan 51% dari seluruh saham BCA melalui

strategic private placement yang dimenangkan oleh Farindo Investments

(Mauritius) Limited pada tahun 2002.

BCA senantiasa mengupayakan terjadinya keseimbangan antara keuntungan yang diperoleh dengan kualitas layanan yang diberikan kepada nasabah. Dengan selalu menjaga kepercayaan nasabah, BCA siap menghadapi era globalisasi.

2. PT Bank Negara Indonesia Tbk

BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia berdiri sejak 1946. BNI merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia.

Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik


(48)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara dari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional.

Pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank sentral menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri.

Status Bank Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955. Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan luas bagi sektor usaha nasional.

Nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai akhir tahun 1968 sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari identitas perusahaan. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal sebagai ‘BNI 46’. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat, ‘Bank BNI’ ditetapkan bersamaan dengan perubahan identitas perusahaan tahun 1988.

Status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara Indonesia (Persero) pada tahun 1992, sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996.


(49)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan lingkungan, sosial budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan kualitas kinerja secara terus-menerus.

Identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik pada tahun 2004 setelah keberhasilan mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan ‘Bank BNI’ dipersingkat menjadi ‘BNI’, sedangkan tahun pendirian ‘46’ digunakan dalam logo perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk

PT Bank Nusantara Parahyangan yang berdomisili di Bandung dahulu bernama PT. Bank Pasar Karya Parahyangan didirikan berdasarkan akta notaris No. 74 tanggal 18 Januari 1979. Pada tanggal 10 Maret 1989, para pemegang saham memutuskan untuk mengubah status bank menjadi bank umum. Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi BI No. 9/Kep/DIR tanggal 5 Agustus 1989, Bank Indonesia telah menyetujui untuk meningkatkan status bank menjadi bank devisa.

4. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk

Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokwerto, Jawa Tengah oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama Hulp-en Spaarbank der Inlandsche


(50)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi yang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI. Pada periode kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Adanya situasi perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuk Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.

Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan undang-undang perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) yang kepemilikannya masih 100% ditangan pemerintah.

5. PT Bank Century Tbk

PT. Bank Century,Tbk berdiri pada tanggal 30 Mei 1989 dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 16 April 1990. Bank ini berkantor pusat di Gedung Sentral Senayan I Lt.16 Jl. Asia Afrika No.8, Jakarta. Pada tanggal


(51)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

22April 1993 bank memperoleh status sebagai bank devisa, dan terdaftar sebagai bank Go Public di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 25 Juni 1997 dengan harga perdana Rp 900,- per lembar sahamnya. Pemegang saham PT. Bank Century, Tbk terdiri dari :

1. Morgan Stanley & Co. Inc : 16,74% 2. Amex Bank, Singapore : 9,53% 3. PT. Century Mega Investindo : 7,16% 4. UBS Ag, Singapore : 5,69%

5. Publik : 60,88%

6. PT Bank Danamon Tbk

Bank Danamon Indonesia Tbk, berkedudukan di Jakarta, didirikan pada tanggal 16 Juli 1956. Bank memperoleh izin usaha sebagai bank umum dan bank devisa masing-masing berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan No.161259/U.M.II tanggal 30 September 1958 dan surat keputusan Direksi Bank Indonesia No.21/10/Dir/UPPS tanggal 5 November.

Bank Danamon Tbk, mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 12 Juni 1989 dengan harga perdana Rp 12 dan kode pencatatan BDMN.bank Danamon Tbk berkantor pusat di Menara Bank Danamon Jl. Prof. DR. Satrio Kav. E4/6, Mega Kuningan Jakarta. Pemegang sahamnya antara lain:

a. Asia Financial (IND) PTE. LTD : 69,59 % b. MS+CO ONT LTD CLIENT AC : 6,81 %


(52)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

7. PT Bank Mandiri Tbk

Bank Mandiri berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik pemerintah yaitu Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Ekspor Impor Indonesia, dan Bank Pembangunan Indonesia bergabung menjadi Bank Mandiri. Keempat bank telah turut membentuk riwayat perkembangan perbankan di Indonesia dimana sejarahnya berawal pada lebih dari 140 tahun yang lalu.

Pemerintah Indonesia melakukan divestasi sebesar 20% atas kepemilikan saham di Bank Mandiri melalui penawaran umum perdana (IPO) pada tanggal 14 Juli 2003. Selanjutnya pada tanggal 11 Maret 2004, Pemerintah Reublik Indonesia melakukan divestasi lanjutan atas 10% kepemilikan di Bank Mandiri.

Bank Mandiri saat ini merupakan bank terbesar di Indonesia dalam jumlah aktiva, kredit dan dana pihak ketiga. Total aktiva per 31 Desember 2005 sebesar Rp 254,3 triliun (USD25,9 miliar) dengan pangsa pasar sebesar 18,0% dari total aktiva perbankan di Indonesia. Jumlah dana pihak ketiga Bank Mandiri sebesar Rp 199,0 triliun atau sama dengan 17,6% dari total dana pihak ketiga secara nasional, dimana jumlah tabungan merupakan 16% dari total tabungan secara nasional. Begitu pula dengan pangsa pasar deposito berjangka sebesar 19,1% dari total deposito berjangka di Indonesia. Selama tahun 2005, pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 5,8% sementara pertumbuhan kredit sebesar 13,3%. Bank Mandiri memiliki struktur permodalan yang kukuh dengan Rasio Kecukupan


(1)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.


(2)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

TABULASI DATA SEBELUM DI LOGARITMA NATURAL (LN)

NPM LAR LDR NPL PER

51.04 26.33 30.6 1.3 11.46

27.22 35.14 41.8 1.7 11.65

24.74 33.76 40.3 1.3 15.12

27.5 37.02 43.6 0.8 20.1

26.34 40.11 55 1.39 7.09

10.99 39.46 54 8.36 12.02

12.89 36.96 48.55 6.55 12.9

6.04 45.39 59.42 4.01 14.51

16.09 44.86 52.39 0.8 3.95

11.74 50.39 57.03 0.17 3.91

8.61 47.13 54.83 3.03 7.29

6.51 43.4 49.39 1.89 21.77

23.48 53.18 74.69 4.19 9.38

22.07 56.61 77.83 4.66 9.56

20.21 53.35 72.53 4.81 14.48

21.09 54.1 68.8 3.46 18.9

-183.12 25.18 27.43 2.31 -1.64

3.78 19.58 40.32 1.58 72.19

2.66 16.19 35.52 4.19 44.66

6.77 22.82 46.76 3.82 23.56

34.48 47.15 72.2 4 8.91

22.16 51.58 80.8 2.6 11.67

11.34 48.43 77.8 3.3 25.18

15.71 55.76 85 2.3 19.02

27.45 34.56 73.45 4.53 7.36

2.9 36.02 77.15 3.02 55.03

9.22 38.61 75.35 3.61 24.7

18.16 39.33 70.24 2.13 17.33

27.8 35.48 43 2.74 10.76

16.32 41.41 60.31 2.01 10.23

10.22 39.6 61.43 3.62 18.26

7.3 50.65 72.01 2.22 34.25

21 43.64 57.2 1.6 9.33

8.68 90.34 78.5 2.6 18.9

6.79 60.21 83.1 3.3 21.63

9.42 90.65 88 1.5 18.79

16.49 43.8 54 0.2 10.94

13.64 46.22 55 0.2 11.08

7.16 45.33 53.01 1.18 26.23

8.74 41.21 49.37 1.47 30.83

10.25 43.74 54.72 5.23 4.32

9.36 34.32 41.2 6.03 5.14

10.89 37.57 51.94 3.79 6.02


(3)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

19.55 55.37 77.92 1.67 11.01

10.75 61.1 77.04 1.87 18.54

9.33 63.66 81.94 2.12 17.7

10.42 65.81 91.04 2.53 20.93

49.06 18.01 22.6 2.2 3.07

19.09 26.27 32.4 5 14.06

17.18 34.67 44.9 4 12.44

18.72 42.53 61.4 5 11.54

12 60.61 73.74 1.9 14.66

5.36 64.2 82.35 1.32 9.12

7.49 67.39 85.35 0.21 18.87

10.59 61.39 103.88 0.14 47.85

10.55 61.67 71 0.2 14.58

27.64 64.52 71 0.13 13.2

7.5 55.9 70.89 0.34 16.95

2.24 48.21 61.92 0.56 64.93

18.79 39.93 48.8 1.98 5.73

7.82 44.26 51.25 1.43 16.29

4.99 35 45.34 1.68 22.5

16.45 39.42 47.68 1.53 9.38

283.15 23.36 85.12 2.93 19.63

2.35 67.4 85.43 3.61 67.05

2.42 61.52 79.52 4.85 7.37

2.59 61.75 82.22 2.55 20.53

18.93 47.44 45.63 1.25 12.37

20.66 63.29 50.66 2.54 14.51

18.74 59.97 74.17 3.02 15.84


(4)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

TABULASI DATA SETELAH DI LOGARITMA NATURAL (LN)

NPM LAR LDR NPL PER

3.932609639 3.270708974 3.421000009 0.262364264 2.438862711

3.303951997 3.559340083 3.73289634 0.530628251 2.45530618

3.208421367 3.51927667 3.696351469 0.262364264 2.716018371

3.314186005 3.611458307 3.77505715

-0.223143551 3.000719815

3.271088696 3.69162568 4.007333185 0.329303747 1.958685341

2.396985768 3.675287501 3.988984047 2.123458427 2.486571929

2.556451817 3.609836247 3.882594195 1.87946505 2.557227311

1.798404012 3.815291816 4.08463087 1.388791241 2.674838067

2.778197961 3.803546529 3.958715733

-0.223143551 1.373715579

2.463001814 3.919792743 4.043577445

-1.771956842 1.363537374

2.152924318 3.852909741 4.004237489 1.10856262 1.986503546

1.873339456 3.770459441 3.899747975 0.636576829 3.080532875

3.156148995 3.973682386 4.313346214 1.432700734 2.238579763

3.09421922 4.036185648 4.354526961 1.539015448 2.257587727

3.006177531 3.976873978 4.284000269 1.570697084 2.672768387

3.048798994 3.990834186 4.231203745 1.241268589 2.939161922

0 3.226050029 3.311637305 0.837247525 0

1.32972401 2.974508637 3.696847624 0.457424847 4.279301532

0.978326123 2.784393768 3.570095918 1.432700734 3.799078246

1.912501087 3.127637344 3.845028137 1.340250423 3.159550359

3.540379446 3.853334009 4.279440046 1.386294361 2.187174241

3.098288862 3.943134 4.391976966 0.955511445 2.457021446

2.428336298 3.880119456 4.354141431 1.193922468 3.226050029

2.754297452 4.021056766 4.442651256 0.832909123 2.945491057

3.312366168 3.542696944 4.296604903 1.510721939 1.996059933

1.064710737 3.58407434 4.345751579 1.105256831 4.007878491

2.221375038 3.65351131 4.322143925 1.283707772 3.206803244

2.899221373 3.671987586 4.251917949 0.75612198 2.852439104

3.325036021 3.568969157 3.761200116 1.00795792 2.375835555

2.79239135 3.723522398 4.099497927 0.698134722 2.32532458

2.324346585 3.678829118 4.117898315 1.286474026 2.904712875

1.987874348 3.924939231 4.276804998 0.797507196 3.533686565

3.044522438 3.775974161 4.046553898 0.470003629 2.233235015

2.161021529 4.50358033 4.363098625 0.955511445 2.939161922

1.915450942 4.097838451 4.420044702 1.193922468 3.07408124

2.242835089 4.507005937 4.477336814 0.405465108 2.933324813

2.802754137 3.779633817 3.988984047

-1.609437912 2.392425797

2.613006652 3.833412605 4.007333185


(5)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

1.968509981 3.813969065 3.970480575 0.165514438 3.266903794

2.16791019 3.718680945 3.899342952 0.385262401 3.428488242

2.327277706 3.778263015 4.002229273 1.654411278 1.463255402

2.23644529 3.535728275 3.718438256 1.796747011 1.637053079

2.387844937 3.62620586 3.950089206 1.332366019 1.795087259

2.923699071 3.652734007 4.023922098 0.871293366 1.736951233

2.972975286 4.014037931 4.355682659 0.512823626 2.398803951

2.374905755 4.112511866 4.344324767 0.625938431 2.91993056

2.233235015 4.153556422 4.405987272 0.751416089 2.87356464

2.343727036 4.186771802 4.51129897 0.928219303 3.041183536

3.893044039 2.890927159 3.117949906 0.78845736 1.121677562

2.949164638 3.268427604 3.478158423 1.609437912 2.643333886

2.843745917 3.54587476 3.804437795 1.386294361 2.520917087

2.929592471 3.750209709 4.117409835 1.609437912 2.445819261

2.48490665 4.104459896 4.300545393 0.641853886 2.685122696

1.678963975 4.162003211 4.410978457 0.277631737 2.210469804

2.013568798 4.210496639 4.446760449

-1.560647748 2.937573359

2.35991016 4.117246955 4.643236387

-1.966112856 3.868071118

2.35612586 4.121797589 4.262679877

-1.609437912 2.679650727

3.319263999 4.166975253 4.262679877

-2.040220829 2.58021683

2.014903021 4.02356438 4.26112938

-1.078809661 2.830267834

0.806475866 3.875566468 4.125843229

-0.579818495 4.173309767

2.933324813 3.687127921 3.887730313 0.683096845 1.745715531

2.056684555 3.790081335 3.936715618 0.357674444 2.790551423

1.60743591 3.555348061 3.814189645 0.518793793 3.113515309

2.800325477 3.674273302 3.864512023 0.425267735 2.238579763

5.645976793 3.151025158 4.444062026 1.075002423 2.977059008

0.854415328 4.210645018 4.447697327 1.283707772 4.20543861

0.88376754 4.119362325 4.376008562 1.578978705 1.997417706

0.951657876 4.123093976 4.409398581 0.936093359 3.021887231

2.940747965 3.859465755 3.820565395 0.223143551 2.515274186

3.028199464 4.147727339 3.925136645 0.932164081 2.674838067

2.930660277 4.093844437 4.306359756 1.105256831 2.762538386


(6)

Suri Chairani : Analisis Pengaruh NPM, LAR, LDR, DAN NPL Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.