Gita Gumilang : Pengaruh Peranan Audit Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance Pada PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan, 2010.
b. Consultant, yaitu auditor SPI dalam melakukan audit tidak hanya mengawasi ketaatan terhadap peraturan, tetapi menggali informasi dari auditan untuk
mencari penyebab ketidaksesuaian yang ditemukan sehingga auditor SPI dapat membantu auditan memberi solusi berupa saran dan rekomendasi audit
yang dituangkan dalam Laporan Hasil Audit. c. Watchdog, yaitu auditor SPI dalam melakukan audit berperan membantu
manajemen mengawasi kepatuhan auditan terhadap aturan yang telah ditetapkan.
f. Wewenang dan Tanggung Jawab SPI 1. Wewenang
Satuan Pengawasan Intern mempunyai akses terhadap seluruh dokumen, pencatatan, personil dan fisik kekayaan perusahaan di seluruh bagian dan unit lainnya
untuk mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas auditnya.
2. Tanggung Jawab
Dalam pelaksanaan tugasnya Satuan Pengawasan Intern bertanggung jawab memberikan analisa, penilaian, rekomendasi, konsultasi dan informasi mengenai
aktivitas yang diaudit sesuai dengan yang disyaratkan oleh Kode Etik dan Standar Profesi Internal Audit. Tanggu ng jawab dari Satuan Pengawasan Intern termasuk:
a. Menyusun rencana kerja audit tahunan.
Gita Gumilang : Pengaruh Peranan Audit Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance Pada PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan, 2010.
b. Menyusun pedoman, mekanisme kerja Satuan Pengawasan Intern dan prosedur audit yang berbasis risiko.
c. Melaksanakan rencana kerja audit tahunan termasuk penugasan khususinvestigasi dari Direktur Utama.
d. Menjaga integritas dan obyektivitas serta bertindak secara profesional seperti yang dipersyaratkan dalam Standar Profesi Audit Internal SPAI termasuk
menjamin tidak terdapat benturan kepentingan anggota Satuan Pengawasan Intern dengan auditankegiatan yang diaudit.
g. Laporan Hasil Audit Laporan hasil audit adalah alat formal untuk memberitahukan kepada manajemen
mengenai pendapat auditor atas kinerja manajemen, profil risiko, dan internal control pada aktivitas bisnis. Laporan audit juga perlu menggambarkan aspek-aspek positif
dari yang diaudit. Dalam penerbitan laporan ada tiga jenis, yaitu laporan audit rutin, laporan audit khusus, dan laporan serah terima jabatan sertijab. Laporan audit rutin
berkaitan dengan audit rutin yang dilaksanakan 2 kali atau 1 kali setahun untuk setiap objek yang audit, sedangkan laporan audit serah terima jabatan bersifat audit
berdasarkan kondisi saat serah terima bevending staf terhadap beberapa hal yang dianggap perlu diketahui dan ditindaklanjuti oleh pejabat baru, sementara audit
khusus adalah audit yang bersifat adanya indikasi korupsi atau penyalahgunaan wewenang.
Gita Gumilang : Pengaruh Peranan Audit Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance Pada PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan, 2010.
Laporan hasil audit harus menyajikan hal-hal sebagai berikut : 1 Memuat temuan dan kesimpulan audit secara objektif serta rekomendasi tindak
lanjut yang konstruktif. Temuan hasil audit tersebut harus memenuhi lima atribut temuan yaitu :
a Kondisi, yaitu fakta atau kejadian penyimpangan yang terjadi. a
Kriteria, yaitu kondisi atau kegiatan yang seharusnya berdasarkan peraturan atau standar yang ditetapkan.
b Penyebab, yaitu hal yang menyebabkan kondisi tidak sesuai dengan kriteria.
c Akibat, yaitu dampak yang terjadi yang disebabkan ketidaksesuaian antara
kondisi dan kriteria. d
Rekomendasi, yaitu saran yang dapat dan harus dilaksanakan untuk menghilangkan penyebab atau meminimalkan kerugian atau mengembalikan
kondisi sesuai dengan kriteria. 2 Memuat hal-hal yang masih merupakan masalah yang belum dapat diselesaikan
sampai dengan berakhirnya audit. 3 Dalam hal terdapat perbedaan antar Pimpinan Unit yang diperiksa dengan
auditor atas temuan hasil audit, maka pendapat keduanya harus diungkapkan dalam laporan.
Gita Gumilang : Pengaruh Peranan Audit Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance Pada PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan, 2010.
Dalam hal ini jika perlu, konsep laporan yang telah disusun dibicarakan lebih dahulu dengan Direksi sebelum laporan final diterbitkan. Laporan hasil audit
disampaikan kepada Direksi dan KomisarisKomite Audit jika ada permintaan tertulis dari Komisaris kepada Direksi. Berdasarkan laporan hasil audit yang disampaikan
kepada Direksi, dibuat memo atau Surat Penugasan Temuan dan tindak lanjut yang harus dilakukan dan disampaikan kepada Pimpinan Unit yang diaudit bersama
Laporan Hasil Audit. Laporan hasil audit investigasi disusun dalam bentuk surat, apabila tidak terbukti
adanya penyimpangan atau penyalahgunaan, tetapi apabila terbukti ada penyimpangan atau penyalahgunaan maka laporan disusun dalam bentuk Bab.
Laporan dalam bentuk panjang Bab harus menyajikan dengan jelas jenis penyimpangan yang dilakukan, ketentuan yang dilanggar, modus operasiinya, jenis
kerugian, unsur memperkaya diri sendiri atau orang lain dan karyawan yang terlibat serta tindak lanjut serta sanksi yang harus dikenakan.
Khusus untuk audit investigasi, laporan hasil audit tidak disampaikan kepada Pimpinan Unit yang diaudit, namun langsung disampaikan kepada Direktur Utama.
Hasil penilaian manajemen resiko dan penerapan GCG dapat digabung dalam laporan hasil audit keuangan dan perasional dalam Bab sendiri, tergantung dari kebijakan
yang telah ditetapkan. Jika penilaian atau evaluasi dilakukan secara menyeluruh dari kantor direksi sampai dengan kantor unit usaha dan mencakup seluruh aspek maka
laporannya dibuat tersendiri.
Gita Gumilang : Pengaruh Peranan Audit Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance Pada PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan, 2010.
Laporan harus menyajikan hal-hal yang sudah baik atau mendekati praktek yang baik dan juga memuat hal-hal yang memerlukan perbaikan disertai
rekomendasinya. Laporan hasil penilaian atau evaluasi disampaikan kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Komite Audit jika diwajibkan.
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Pengujian Validitas Variabel.
Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam Ghozali 2005:45 dinyatakan bahwa suatu kuesioner
dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Salah satu cara untuk menguji validitas yang dikembangkan adalah dengan membandingkan nilai r
hitung
dengan r
tabel
untuk degree of freedom df = n, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Pada penelitian ini sampel berjumlah 34. Sehingga dalam
penelitian ini besarnya df dapat dihitung sebesar dengan df=34 maka diperoleh r
tabel
sebesar 0,339 =5. Nilai ini diperoleh dari Tabel III, nilai-nilai r product moment.
a. Peranan Audit Internal
Berdasarkan tabel 4.1 berikut, terlihat bahwa ada 1 pertanyaan yang hasil uji validitasnya tidak valid, pertanyaan tersebut yaitu pertanyaan 8. Ketidakvalidan ini
disebabkan karena r
hitung
pertanyaan 8 r
tabel
. Dan r
hitung
pertanyaan 8 yang menyebabkan pertanyaan tersebut tidak valid adalah 0,160.