Pengaruh Audit Internal dan Pengendalian Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance pada PDAM Tirtanadi Medan

(1)

SKRIPSI

PENGARUH AUDIT INTERNAL DAN PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

PADA PDAM TIRTANADI MEDAN

OLEH

Ella Zefriani Lisna Nst 110503038

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI DAPERTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Audit Internal dan Pengendalian Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance Pada PDAM Tirtanadi Medan” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi untuk Program S-1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya, dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan,

Yang Membuat Pernyataan,

Ella Zefriani Lisna Nasution NIM: 110503038


(3)

ABSTRAK

PENGARUH AUDIT INTERNAL DAN PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

PADA PDAM TIRTANADI MEDAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari audit internal dan pengendalian internal terhadap penerapan good corporate governance pada PDAM Tirtanadi Medan. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dengan jumlah sampel sebanyak 30 responden. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner berjumlah 31 pernyataan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan audit internal dan pengendalian internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerapan good corporate governance. Secara parsial, pengendalian internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerapan good corporate governance, sedangkan audit internal berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap penerapan good corporate governance.

Kata Kunci: penerapan good corporate governance, audit internal, pengendalian internal.


(4)

ABSTRACT

EFFECTS OF INTERNAL AUDIT AND INTERNAL CONTROL TO GOOD CORPORATE GOVERNANCE

IN PDAM TIRTANADI MEDAN

This reserach aim is to understand and analyse the effects of internal audit and internal control to good corporate governance in PDAM Tirtanadi Medan. This research is analysed using multiple regression analysis with number of samples of 30 people. Primary data collection are taken using questionnaires. Research shows that simultaneously internal audit and internal control are affecting positively and significantly to good corporate governance. Partially, internal audit is affecting positively but insignificantly to good corporate governance, while internal control is affecting positively and significantly to good corporate governance.


(5)

KATA PENGANTAR Bismillahirahmannirrahim

Syukur alhamdulilah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-NYA, sehingga peniliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Pengaruh Audt Internal dan Pengendalian Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance Pada PDAM Tirtanadi Medan”. Tak lupa salawat berangkaikan salam peneliti haturkan kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.

Penyusunan skripsi ini sebagai tugas akhir peneliti dimungkinkan berkat bantuan berbagai pihak. Maka sudah pada tempatnya maka peneliti menyampaikan penghargaan dan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya pada mereka yang banyak membantu dan mendukung peneliti dalam menulis skripsi ini.

Pertama sekali peneliti mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada orang tua yakni Ayahanda H. Ahmad Huzein Nst SE dan Ibunda Hj. Nur Liana Nst SH yang selalu ada sejak lahir untuk membimbing, memberikan semangat, cinta dan kasih sayang serta doa yang tak pernah putus untuk menjadikan kami anak yang terbaik. Untuk adik-adik saya Puja Lestari Lisna Nst, Alda Halimah Lisna Nst dan Muhammad Arril Nst, terimakasih atas kebaikan dan ketulusan dalam memotivasi untuk membantu peneliti menggapai gelar sarjana.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini peneliti tidak hanya mengandalkan kemampuan diri sendiri. Begitu banyak pihak yang memberikan kontribusi, baik


(6)

berupa materi, pikiran, maupun dorongan semangat dan motivasi. Oleh karena iu melalui kata pengantar ini penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr.Azhar Maksum, Mec, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Syamsul Bahri TRB, MM, Ak selaku dosen pembimbing.

3. Bapak Drs. Rustam, Msi, Ak dan bapak Rasdianto, SE, Msi, Ak juga para Dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi.

4. Teman-teman kuliah seperjuangan saya Nova, Fauzya, Dea, Dwi, Dian, Sheila, Inggit, Masyruf dan teman-teman undangan 2011 yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang tidak pernah bosan untuk selalu memberikan semangat dan bantuan dalam menyelesaikan penelitian ini.

5. Teman-teman tersayang saya Nikmah, Amel, Icha, Dedek, Sepri, Albi, Rika, Meila, dll yang selalu ada untuk membantu dan memotivasi peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini.

6. Semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini yang tidak disebutkan satu – persatu terimakasih atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan.

Medan, Juni 2015 Peneliti

Ella Zefriani Lisna Nasution NIM: 110503038


(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 7

2.1.1 Audit Internal... 7

2.1.1.1 Definisi Audit Internal ... 7

2.1.1.2 Misi dan Peran Audit Internal ... 9

2.1.1.3 Perbedaan Auditor Internal dan Eksternal ... 13

2.1.1.4 Teknik-teknik Audit Internal ... 16

2.1.1.5 Peran Auditor Internal yang Mengacu pada Kriteria GCG ... 22

2.2 Pengendalian Internal ... 25

2.2.1 Definisi Pengendalian Internal ... 25

2.2.2 Tujuan Pengendalian Internal ... 27

2.2.3 Keterbatasan Struktur Pengendalian Internal Suatu Entitas ... 27

2.2.4 Sifat-sifat Pengendalian Internal ... 28

2.2.5 Komponen Struktur Pengendalian Internal ... 28

2.3 Penerapan Good Corporate Governance ... 31

2.3.1 Definisi Good Corporate Governance ... 31

2.3.2 Alasan-alasan yang Mendorong Pentingnya Good Corporate Governance ... 32

2.3.3 Prinsip-prinsip Good Corporate Governance ... 35

2.3.4 Tujuan Good Corporate Governance ... 37


(8)

2.5 Kerangka Konseptual ... 40

2.6 Hipotesis Penelitian ... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 43

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 43

3.3 Variabel Penelitian dan Definise Operasional ... 44

3.3.1 Variabel Independen ... 44

2.3.2 Variabel Dependen ... 45

3.4 Populasi dan Sampel ... 45

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 46

3.6 Pengujian Kualitas Data ... 47

3.6.1 Uji Validitas... 47

3.6.2 Uji Reliabilitas... 48

3.7 Teknik Analisis Data ... 48

3.7.1 Statistik Deskriptif ... 48

3.7.2 Uji Asumsi Klasik ... 48

3.7.2.1 Uji Normalitas... 49

3.7.2.2 Uji Multikolinearitas ... 49

3.7.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 50

3.7.3 Analisis Regresi Linier Berganda ... 50

3.7.4 Uji Hipotesis ... 51

3.7.4.1 Uji Parsial (Uji-t) ... 51

3.7.4.2 Uji Simultan (Uji F) ... 51

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data ... 51

4.1.1 Analisis Deskriptif ... 51

4.1.2 Analisis Statistik ... 60

4.1.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 60

4.1.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 62

4.1.2.3 Uji Hipotesis ... 68

4.2 Pembahasan... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 77

5.2 Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 79


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Perbedaan Auditor Internal dan Auditor Eksternal ... 15

2.2 Penelitian Terdahulu... 39

3.1 Jadwal Penelitian ... 42

4.1 Karakteristik Responden ... 51

4.2 Distribusi Jawaban Responden variabel Audit Internal ... 53

4.3 Distribusi Jawaban Responden Variabel Pengendalian Internal 55 4.4 Distribusi Jawaban Responden Variabel Good Corporate Governance ... 58

4.5 Uji Validitas Audit Internal ... 61

4.6 Uji Validitas Pengendalian Internal... 61

4.7 Uji Validitas GCG ... 62

4.8 Uji Reliabilitas ... 62

4.9 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 65

4.10 Uji Glejser ... 67

4.11 Uji Multikolinearitas ... 68

4.12 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda ... 69

4.13 Hasil Uji Parsial ... 70

4.14 Hasil Uji Simultan ... 73

4.15 Hasil Uji Koefisien Determinan ... 74


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 41

4.1 Grafik Histogram Uji Normalitas ... 63

4.2 Grafik Normal P-P Plot Uji Normalitas ... 64

4.3 Grafik ScatterPlot Uji Heteroskedastisitas ... 66

Lamp 1 Kuesioner ... 81

Lamp 2 Data Penelitian... 85


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lamp 1 Kuesioner... 81 Lamp 2 Data Penelitian ... 85 Lamp 3 Hasil Analisis Regresi ... 88


(12)

ABSTRAK

PENGARUH AUDIT INTERNAL DAN PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

PADA PDAM TIRTANADI MEDAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari audit internal dan pengendalian internal terhadap penerapan good corporate governance pada PDAM Tirtanadi Medan. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dengan jumlah sampel sebanyak 30 responden. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner berjumlah 31 pernyataan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan audit internal dan pengendalian internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerapan good corporate governance. Secara parsial, pengendalian internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerapan good corporate governance, sedangkan audit internal berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap penerapan good corporate governance.

Kata Kunci: penerapan good corporate governance, audit internal, pengendalian internal.


(13)

ABSTRACT

EFFECTS OF INTERNAL AUDIT AND INTERNAL CONTROL TO GOOD CORPORATE GOVERNANCE

IN PDAM TIRTANADI MEDAN

This reserach aim is to understand and analyse the effects of internal audit and internal control to good corporate governance in PDAM Tirtanadi Medan. This research is analysed using multiple regression analysis with number of samples of 30 people. Primary data collection are taken using questionnaires. Research shows that simultaneously internal audit and internal control are affecting positively and significantly to good corporate governance. Partially, internal audit is affecting positively but insignificantly to good corporate governance, while internal control is affecting positively and significantly to good corporate governance.


(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan secara umum didirikan tentunya memiliki tujuan untuk memperoleh laba. Laba yang diperoleh berasal dari pemanfaatan sumber daya yang ada pada perusahaan secara maksimal sehingga laba diharapakan diperoleh juga secara maksimal. Keberhasilan perusahaan dapat dilihat dari tingkat pencapaian tujuan perusahaan. Kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba tersebut juga menentukan kelangsungan hidup perusahaan. Dengan cara pandang yang demikian maka menuntut perusahaan untuk selalu melakukan inova si-inovasi terbaru untuk menghadapi persaingan usaha dunia terkini.

Setiap perusahaan baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil umumnya memiliki organisasi. Pada perusahaan yang organisasinya masih kecil dengan jumlah karyawan yang masih sedikit dan kegiatan operasional yang cenderung masih terbatas, pimpinan masih dapat mengawasi jalannya perusahaan secara langsung. Berbeda dengan perusahaan besar dimana pemimpin perusahaan sudah tidak bisa mengawasi kegiatan operasional secara langsung dikarenakan adanya keterbatasan pengawasan, untuk itu diperlukan adanya pengendalian internal yang dapat menjadi alat bantu akibat keterbatasan pengawasan tersebut.

Perkembangan globalisasi dunia bisnis dapat memicu para pelaku bisnis dan ekonomi untuk melakukan berbagai tindakan agar bisnisnya tetap bertahan di dunia bisnis dan semakin meningkatnya operasi dalam perusahaan, manajemen puncak tidak memiliki komunikasi yang cukup dengan berbagai operasi yang ada


(15)

untuk menilai keefektifan kinerja sehingga menjadi titik kelemahan dalam perusahaan.

Keterbatasan komunikasi antara manajemen puncak dan operasi yang sedang berjalan tersebut tidak dapat menutup kemungkinan bahwa akan terjadinya praktik-praktik yang dapat membahayakan perusahaan seperti praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Hal tersebut akan sulit untuk dideteksi, karna akan diketahui apabila adanya kebetulan atau suatu hal yang disengaja. Praktik ini juga akan menjadi ancaman berbahaya untuk perusahaan, karna tindakan tersebut memiliki efek terhadap resiko kerugian keuangan yang berakibatkan perusahaan itu dapat mengalami kebangkrutan.

Faktor yang dapat mencegah terjadinya praktik-praktik yang dapat membahayakan perusahaan yaitu penerapan Good Corporate Governance pada perusahaan. Istilah Good Corporate Governance tersebut muncul disaat adanya skandal international, seperti dalam kasus Enron dan WorldCom, dengan demikian Good Corporate Governance tersebut bukan merupakan pola baru atau merupakan sebuah inovasi, tapi merupakan suatu pertanggungjawaban kepada publik mengenai perkembangan yang ada.

Berdasarkan SK Mentri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor KEP-117/M-MBU/2002 Pasal 2 tentang penerapan Good Corporate Governance (GCG) pada BUMN/BUMD, dinyatakan bahawa “BUMN/BUMD diwajibkan untuk menerapkan Good Corporate Governance secara konsisten dan menjadikan Good Corporate Governance sebagai landasan operasionalnya”. Sehingga perusahaan-perusahaan dituntut mengambil langkah komprehensif terhadap


(16)

aset-asetnya agar dapat menghasilkan profit berbentuk pemasukan kas sehingga memiliki nilai tambah. Bank, BUMN, BUMD, dan perusahaan publik yang terdaftar di bursa saham, sebagai tulang punggung perekonomian nasional diharapkan menjadi teladan dalam menerapkan Corporate Governance yang efektif.

Salah satu pihak yang terkait dalam pelaksaan penerapan Good Corporate Governance adalah audit internal. Audit internal pada BUMN/BUMD dilaksanakan guna membantu manajemen agar mereka dapat menjalankan tanggung jawabnya secara efektif dan efisien. Dengan adanya mekanisme audit internal, diharapkan manajemen dapat mencurahkan perhatiannya pada tugas pengelolaan, sedangkan tugas pengendalian sehari-hari atas perusahaan milik Negara/Daerah tersebut dapat dilaksanakan secara lebih intensif efektif tanpa mengurangi tanggung jawabnya. Hubungan audit internal dan Good Corporate Governance di sebutkan oleh Organisasi Professional Internal Auditor Indonesia yaitu: Fungsi Internal Audit (Satuan Pemeriksaan Internal) yang efektif mampu menawarkan sumbangan penting dalam meningkatkan proses Coporate Governance, pengelolaan resiko, dan pengendalian manajemen. Auditor internal merupakan dukungan penting bagi komisaris, komite audit, direksi, dan manajemen senior dalam membentuk fondasi bagi pengembangan Corporate Governance. Di Indonesia, kurang efektifnya pelaksanaan Corporate Governance merupakan akar permasalahan krisis ekonomi. Annual report Bapepam tahun 2004 mencatat beberapa kasus sehubungan dengan tidak berperan dan sangat lemahnya pengendalian internal dan audit internal sehingga tidak mampu


(17)

mendeteksi terjadinya kesalahan dalam tubuh perusahaan. Hal ini mengindikasikan perusahaan-perusahaan tersebut tidak dijalankan dengan prinsip tata kelola yang baik (Good Corporate Governance). Pengendalian internal yang memadai harus dapat menyediakan informasi yang dipercaya, kepatuhan terhadap kebijakan, prosedur, hukum dan peraturan, pengamanan aset, pemanfaatan sumber daya secara ekonomis dan efisien, pencapaian tujuan yang ditetapkan (Gusnardi, 2006:11).

Baik buruknya Good Corporate Governance BUMN/BUMD di Indonesia memiliki keterkaitan dengan pelaksanaan pengendalian internal pada BUMN. Dengan berfungsinya pengendalian internal dan audit internal serta terwujudnya tranparansi, akuntabilitas, reponsibilitas, independensi dan kewajaran maka terwujudlah prinsip Good Corporate Governance yang semakin baik dalam suatu perusahaan. Dengan demikian bahwa keberadaan audit internal dan pengendalian internal sangat penting dalam menciptakan Good Corporate Governance.

Dari uraian yang telah dijelaskan di atas, berdasarkan tinjauan penulis terhadap peneliti sebelumnya, penulis tertarik untuk mengetahui apakah ada pengaruh audit internal dan pengendalian internal terhadap penerapan Good Corporate Governance. Untuk itu penulis mencoba menelitinya dalam bentuk skripsi yang berjudul, “Pengaruh Audit Internal dan Pengendalian Internal terhadapan penerapan Good Corporate Governance Pada PDAM Tirtanadi Medan”.


(18)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah audit internal berpengaruh terhadap penerapan Good Corporate Governance?

2. Apakah pengendalian internal berpengaruh terhadap penerapan Good Corporate Governance?

3. Apakah audit internal dan pengendalian internal berpengaruh terhadap penerapan Good Corporate Governance?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh audit internal terhadap penerapan Good Corporate Governance.

2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh pengendalian internal terhadap penerapan Good Corporate Governance.

3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh audit Internal dan pengendalian Internal terhadap penerapan Good Corporate Governance.

1.4. Manfaat Penelitian 1. Mahasiswa

a. Sebagai penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah dengan realitas yang terjadi di lapangan kerja.


(19)

b. Menambah pengetahuan untuk peneliti yang berkaitan dengan pengaruh audit internal dan pengendalian internal terhadap penerapan Good Corporate Governance.

c. Sebagai bahan refrensi untuk penelitian selanjutnya. 2. Perusahaan

a. Mendorong perusahaan terutama personil audit internal dan pengendalian internal untuk mengenali dan peka terhadap permasalahan yang terjadi.

b. Meningkatkan kehandalan dan ketepatan perusahaan dalam mengendalikan pengendalian internal.

c. Dapat menjadikan masukan sejauh mana pengaruh audit internal dan pengendalian internal dapat menunjang penerapan Good Corporate Governance.

3. Teoritis

a. Hasil penelitian ini memberikan wacana bagi perkembangan studi akuntansi yang berkaitan dengan audit internal dan pengendalian internal terhadap penerapan Good Corporate Governance.

b. Penulis dapat memberikan kontribusi sumbangan pikiran tentang pengaruh audit internal dan pengendalian internal terhadap penerapan Good Corporate Governance.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori

2.1.1. Audit Internal

2.1.1.1. Definisi Audit Internal

American Accounting Association mendefinisikannya sebagai “proses sistematis untuk secara objektif memperoleh dan mengevaluasi asersi mengenai tindakan dan kejadian-kejadian ekonomis untuk meyakinkan derajat kesesuaian antara asersi ini dengan kriteria yang ditetapkan dan mengomunikasikannya ke pengguna yang berkepentingan” (Sawyer et al,2005:8).

Definisi ini ditujukan untuk menggambarkan proses yang dilakukan di semua jenis audit; tetapi istilah “tindakan dan kejadian ekonomi” mengarah pada aspek keuangan akuntansi.

Definisi audit internal menurut Standarts for the Professional Practice of Internal Auditing “Audit internal adalah fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam perusahaan untuk memeriksa dan mengevaluasi aktivitas-aktivitasnya sebagai jasa yang diberikan kepada perusahaan” (Sawyer et al,2005:9).

Pernyataan ini lebih merupakan semacam pendahuluan, bukan sebuah definisi karena tidak memberikan pemaparan lebih jauh mengenai tanggung jawab auditor internal, dan tidak juga menekankan bahwa audit tidak lagi hanya berkaitan dengan aspek akuntansi.


(21)

Selanjutnya, pengertian audit internal adalah agen yang paling “pas” untuk mewujudkan Internal Control, Risk Management dan Good Corporate Governance yang pastinya akan memberi nilai tambah bagi sumber daya manusia dan perusahaan (Valery G. Kumaat,2010:35).

Sebuah resolusi yang menciptakan sebuah kerangka praktik profesional (Profesional Practices Framework) yang baru juga dipertimbangkan oleh dewan IIA. Dewan Standar Audit Internal (Internal Auditing Standarts Board-IIASB) IIA telah mengembangkan semua perubahan yang direkomendasikan terhadap standar.

Definisi berikut ini telah diciptakan untuk menggambarkan lingkup audit internal modern yang luas dan tak terbatas. Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah (1) informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan; (2) risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi; (3) peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti; (4) kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi; (5) sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis; dan (6) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif-semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya secara efektif (Lawrence B. Sawyer 2005:9)


(22)

Definisi ini tidak hanya mencakup peranan dan tujuan auditor internal, tetapi juga mengakomodasikan kesempatan dan tanggung jawab. Definisi tersebut juga memadukan persyaratan-persyaratan signifikan yang ada di Standar dan menangkap lingkup yang luas dari auditor internal modern yang lebih menekankan pada penambahan nilai dan semua hal yang berkaitan dengan resiko, tata kelola dan kontrol.

2.1.1.2. Misi dan Peran Audit Internal

Auditor Internal memberikan informasi yang diperlukan manajer dalam menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif. Auditor internal bertindak sebagai penilai independen untuk menelaah operasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan. Auditor internal memiliki peranan yang penting dalam semua hal yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan dan risiko-risiko terkait dalam menjalankan usaha.

Independensi merupakan kata kunci paling penting untuk menilai peran Audit Internal. Banyak pihak mengartikan independensi ke dalam 2 pengertian:

1. Independensi = mengambil sikap netral,tidak memihak, dan bebas dari pengaruh.

2. Independensi = keberpihakan pada kepentingan yang lebih besar/bernilai.

Bersikap netral pada hakikatnya merupakan hal yang mustahil. Ketika dihadapkan pada pilihan mana yang benar dan salah, antara


(23)

kepentingan manfaat bisnis atau kepentingan orang banyak, atau antara kebijakan internal dan regulasi pemerintah, mau tidak mau harus terjadi keberpihakan. Tetapi persepsi setiap orang terhadap kebenaran ternyata bisa tidak sama. Selain itu, kepentingan yang dianggap lebih besar biasanya juga dipengaruhi oleh adu otoritas di antara mereka yang memperjuangkan kepentingan itu.

Keberpihakan audit internal pada kebenaran ditinjau dari:

1. Adanya bukti serta data material yang otentik, relevan, dan cukup. 2. Adanya praktek bisnis yang menunjang tinggi etika/moral serta

memperhatikan risiko terukur.

3. Adanya kapasitas tanggung jawab dan wewenang seseorang yang terukur dalam organisasi bisnis.

4. Adanya administrasi dan pengendalian yang memadai serta konsisten.

Tiga peran yang ideal bagi audit internal:

1. Peran Analisis/Penelaah Data Berbasis Risiko Bisnis

Kontribusi audit internal di sini setidaknya dalam beberapa aspek startegis, seperti :

a. Melakukan sosialisasi terhadap prinsip-prinsip Risk Management dan mendeteksi berbagai Critical Risk Point yang secara potensial tersimpan di tengah bisnis korporasi.

b. Melakukan Risk-Based Data Analysis serta menyebarkan hasilnya secara teratur, yang merupakan contoh praktis Risk Management.


(24)

c. Mengembangkan perspektif pengawasan berbasis Risiko (Risk-based Internal Auditing) dengan memasukkan aspek pengukuran risiko pada setiap Audit Object.

d. Bila belum ada dan dirasa penting, merintis pembentukan unit kerja tersendiri yang berfokus pada penajaman Risk Management (keuangan dan operasi) perusahaan.

2. Peran Akselerator/Pendorong Terwujudnya Pengawasan Melekat (Built-in Control Accelerator/Sinergizer)

Penetapan pengawasan melekat (built-in control) korporasi yang kuat tidak mungkin hanya mengandalkan internal audit semata. Karena organisasi bisnis itu sendiri bersifat organic (teridiri atas unit-unit kerja yang mandiri sekaligus saling menunjang), maka idealnya jaringan pengendalian internal harus ditetapkan melalui pengembangan integrated system (aplikasi komputer,SOP,dsb) untuk mengendalikan hubungan kerja antarunit. Namun, membangun sebuah sistem pengendalian perusahaan yang kuat, pada hakikatnya sama saja membangun sebuah budaya pada setiap lini bisnis. Dengan memiliki akses ke semua unit kerja, audit internal dapat mempercepat terwujudnya budaya tersebut dengan cara:

a. Melakukan sosialisasi terhadap prinsip-prinsip administrasi dan pengendalian yang baik, termasuk bila memungkinkan prinsip-prinsip itu dapat masuk ke dalam tatanan shared value/corporate culture perusahaan.


(25)

b. Menguji kecukupan Critical Control Point pada setiap sistem yang ada (aplikasi komputer,internal policy,dll) baik sebelum diluncurkan maupun dalam bentuk evaluasi efektifitas sistem. c. Mengamati komitmen unit kerja/fungsi tugas terkait dalam

menjalankan administrasi dan pengendalian sesuai dengan sistem yang berlaku, melalui uji kepatuhan (compliance test). d. Melakukan sinergi peran pengawasan dengan unit kerja lain

(seperti Accounting,Finance,dll) melalui penugasan audit atau fungsi pengawasan bersama (joint controlling).

3. Peran Penyelaras/Perekat Strategi Bisnis (Business Strategy /Integrator)

Audit internal harus mampu menjadi alat senior management sebagai penyelaras dan perekat organisasi, hal ini dapat menunjang:

a. Audit internal dapat memperkaya perspektif bisnis setiap pemimpin unit kerja (yang bisa berorientasi profit, target, achievement) dengan keberanian sebagai measured-risk taker, karena instink bisnis dan kapabilitas staretegic mereka dilengkapi dengan kecakapan membaca data serta naluri antisipatif risk management, sebagai buah misi yang diusung audit internal secara konsisten.

b. Audit internal dapat menambah bobot kepemimpinan setiap kepala unit kerja di mata para bawahan (yang biasa melihat para atasannya sulit menyandingkan kedua peran: leadership


(26)

dan managerial), karena para auditor dapat mendorong pemahaman secara tuntas atas business process dan kecakapan di bidang organisasi, administrasi dan pengendalian, sebagai dampak dari upaya pemantapan built-in control yang diemban oleh audit internal.

c. Audit internal dapat menjadi penerjemah yang efektif atas setiap arahan senior management ke seluruh staf di setiap unit kerja, karena setiap berintekrasi dengan para auditee (termasuk di level paling bawah) mampu menawarkan value added bagi peningkatan efektivitas/efisiensi dan pencapaian kerja dengan high competence perspective, knowledge, dan skill di bidang Risk Management serta Controlling.

2.1.1.3.Perbedaan Auditor Internal dan Auditor Eksternal Penelaahan internal atas kontrol-kontrol di bidang akuntansi merupakan hal yang penting, dan auditor internal haruslah terlibat dalam hal ini, namun itu bukanlah misi utama mereka. Kerugian akibat proses produksi yang salah, perekayasaaan, pemasaran, atau pengelolaan persediaan bisa jadi lebih besar dibandingkan kergian akibat kelemahan di bidang keuangan. Kontrol manajemen atas aktivitas keuangan telah semakin kuat selama beberapa tahun ini, namun masih ada beberapa hal yang mengandung kelemahan. Penggelapan dapat merugikan perusahaan, kesalahan manajemen dalam mengelola sumber daya dapat membuat perusahaan bangkrut. Dari sini terlihat perbedaan mendasar antara audit


(27)

internal dan audit eksternal modern. Audit eksternal memiliki fokus yang sempit, sementara audit internal memiliki ruang lingkup yang komprehensif.

Auditor eksternal tidak terlalu memerhatikan kecurangan atau pemborosan yang tidak memiliki dampak yang signifikan, atau tidak material, terhadap laporan keuangan. Di lain pihak, auditor internal sangat memerhatikan pemborosan dan kecurangan, dari mana pun sumbernya dan sekecil apapun jumlahnya. Perhatian ini bukanlah berasal dari pentingnya memeriksa setiap penyimpangan yang kecil, namun lebih disebabkan oleh pemahaman bahwa penyimpangan-penyimpangan kecil bisa menjadi besar sehingga dapat menggoyahkan pilar-pilar perusahaan.

Perbedaan utama antara auditor internal dan auditor eksternal disarikan pada tabel berikut ini. Posisi dan fokus perhatian dari auditor internal modern dibandingkan dengan auditor eksternal yang berorientasi pada aspek keuangan:

Tabel 2.1

Perbedaan auditor internal dan auditor eksternal Auditor Internal

Merupakan karyawan

perusahaan, atau bisa saja merupakan entitas independen. Melayani kebutuhan organisasi, meskipun fungsinya harus dikelola oleh perusahaan.

Fokus pada kejadian-kejadian di

masa depan dengan

mengevaluasi kontrol yang dirancang untuk meyakinkan

Auditor Eksternal

Merupakan orang yang independen di luar perusahaan.

Melayani pihak ketiga yang memerlukan informasi keuangan yang dapat diandalkan.

Fokus pada ketetapan dan

kemudahan pemahaman dari

kejadian-kejadian masa lalu yang dinyatakan dalam laporan keuangan.


(28)

pencapaian tujuan organisasi. Langsung berkaitan dengan pencegahan kecurangan dalam segala bentuknya atau perluasan dalam setiap aktivitas yang di telaah.

Independen terhadap aktivitas yang diaudit, tetapi siap sedia untuk menanggapi kebutuhan dan keinginan dari semua tingkatan manajemen.

Menelaah aktivitas secara-menerus.

Sekali-sekali memerhatikan pencegahan dan pendeteksian kecurangan secara umum, namun akan memberikan perhatian lebih bila kecurangan tersebut akan memengaruhi laporan keuangan secara material.

Independen terhadap manajemen dan dewan direksi baik dalam kenyataan maupun secara mental.

Menelaah catatan-catatan yang mendukung laporan keuangan secara periodik yang biasanya sekali setahun.

Auditor internal dan auditor eksternal haruslah berkoordinasi. Teknik-teknik yang digunakan dalam audit keuangan, baik yang dilakukan auditor eksternal maupun internal bisa jadi serupa; namun tujuan dan hasil yang diharapkan bisa berbeda. Mereka mencerminkan dua profesi yang berlainan yang harus saling menghargai satu sama lain dan memnafaatkan kelebihan masing-masing.

2.1.1.4.Teknik-Teknik Audit Internal 1. Penentuan resiko

Penentuan resiko (risk assesment) merupakan hal penting bagi manajemen dan auditor internal. Hukum federal mensyaratkan penentuan resiko tahunan untuk bank-bank tertentu, dan prinsip-prinsip manajemen yang baik mendorong penerapannya


(29)

di industri dan sektor-sektor lain. Auditor internal harus memiliki pemahaman mengenai proses penentua resiko dan sarana yang digunakan untuk melakukannya. Auditor internal harus memasukkan hasil penentuan resiko ke dalam program audit untuk memastikan bahwa kontrol-kontrol yang dibutuhkan memang diterapkan untuk mengurangi resiko. Resiko audit terdiri atas:

a. Risiko Bawaan (inharent risk) adalah kerentanan suatu asersi atas terjadinya salah saji yang material, dengan mengasumsikan bahwa tidak ada kebijakan atau prosedur struktur kontrol internal terkait yang ditetapkan.

b. Risiko Kontrol (control risk) adalah risiko bahwa salah saji material yang bisa terjadi pada suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh struktur, kebijakan, atau prosedur kontrol internal suatu entitas. Beberapa risiko kontrol akan tetap ada karena adanya keterbatasan yang melekat pada struktur kontrol internal. c. Risiko Deteksi (detection risk) adalah risiki bahwa auditor

tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat pada suatu asersi. Risiko deteksi dapat terjadi karena seorang auditor memutuskan tidak memeriksa 100 persen saldo atau transaksi atau karena ketidakpastian lainnya.


(30)

2. Survei Pendahuluan

Survei pendahuluan dapat menjadi senjata terbaik bagi auditor untuk memperoleh pemahaman, informasi, dan perspektif yang dibutuhkan untuk mendukung kesuksesan audit. Survei pendahuluan yang baik akan menghasilkan program audit yg tepat, dan program audit yang tepat akan menunjang keberhasilan audit. Jadi, keberhasilan atau kegagalan audit bisa jadi sangat tergantung pada survei. Jika survei pendahuluan direncanakan dan dilaksanakan dengan baik, maka survei tersebut akan menjadi lebih dari sekedar cara untuk mendapatkan pemahaman yang efektif; melainkan juga menjadi penentu keberhasilan audit. Audit internal sebaiknya melakukan survei dalam tujuh langkah dasar, yaitu:

a. Melakukan Studi Awal

Studi awal yang dilakukan auditor mencakup penelaahan atas kertas kerja tahun sebelumnya, temuan-temuan audit, bagan organisasi, dan dokumen-dokumen lain yang akan membantu untuk lebih memahami subjek audit.

b. Pendokumentasian

Pendokumentasian (documenting) mencakup beberapalangkah yang akan mengarah pada pertemuan awal antara auditor dengan manajer klien. Pembuatan daftar pengingat dan daftar isi awal untuk kertas kerja merupakan beberapa hal yang dilakukan pada


(31)

saat pendokumentasian. Auditor juga membuat kuesioner yang akan digunakan dalam wawancara dan diskusi dengan manajer klien dan yang lainnya.

c. Bertemu Klien

Pertemuan auditor internal dengan klien meberi peluang bagu auditor untuk menjelaskan tujuan dan pendekatan audit yang akan dilakukan.

d. Mengumpulkan Bahan Bukti

Survei pendahuluan akan berlangsung dengan lancar dan sistematis jika auditor internal memiliki pandangan yang jelas mengenai apa yang ingin dicapai. Dalam kebanyakan audit, informasi penting dapat diklasifikasikan ke dalam empat fungsi dasar manajemen: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan kontrol.

e. Mengamati

Pengamatan terus dilakukan selama survei pendahuluan. f. Membuat Bagan Alir

Bagan alir memotret suatu proses. Meskipun pembuatan bagan alir mencakup hal-hal yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan seni, namun umumnya lebih bsersifat seni. Seperti kebanyakan dokumen lain, pembuatan bagan alir memerlukan waktu yang lama. Bagan alir memberikan gambaran sistem dan


(32)

merupakan sarana untuk menganalisis operasi yang kompleks-analisis yang tidak selalu bisa dicapai dengan narasi yang rinci. g. Pelaporan

Kebanyakan auditor internal merasa perlu menerbitkan laporan audit walaupun hanya survei yang dilakukan.

3. Program Audit

Program audit internal merupakan pedoman bagi auditor dan merupakan satu kesatuan dengan supervisi audit dalam pengambilan langkah-langkah audit tertentu. Langkah-langkah audit dirancang untuk mengumpulkan bahan bukti audit dan untuk memungkinkan auditor internal mengemukakan pendapat mengenai efisiensi, keekonomisan, dan efektifitas aktivitas yang akan diperiksa. Program tersebut berisi arahan-arahan pemeriksaan dan evaluasi informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan-tujuan audit dalam ruang lingkup penugasan audit.

4. Pekerjaan Lapangan

Pekerjaan lapangan (field work) merupakan proses untuk mendapatkan keyakinan secara sistematis dengan mengumpulkan bahan bukti secara objektif mengenai operasi entitas, mengevaluasinya, dan melihat apakah operasi tersebut memenuhi standar yang dapat diterima dan mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dan menyediakan informasi untuk


(33)

pengambilan keputusan oleh manajemen. Tujuan pekerjaan lapangan adalah untuk membantu pemberian keyakinan dengan melaksanakan prosedur-prosedur audit yang ada di program audit, sesuai tujuan audit yang ingin dicapai.

5. Temuan Audit

Selama pelaksanaan pekerjaan mereka, auditor internal mengidentifikasi kondisi-kondisi yang membutuhkan tindakan perbaikan. Penyimpangan-penyimpangan dari norma-norma atau kriteria yang dapat diterima disebut temuan audit (audit fundings).

6. Kertas kerja

Kertas kerja (working paper) mendokumentasikan audit. Kertas kerja berisi catatan informasi yang diperoleh dan analisis yang dilakukan selama proses audit. Kertas kerja disiapkan sejak saat auditor pertama kali memulai penugasannya hingga mereka menelaah tindakan perbaikan dan mengakhiri proyek audit. Kertas kerja berisi dokumentasi atas langkah-langkah berikut ini dalam proses audit:

a. Rencana audit, termasuk program audit.

b. Pemeriksaan dan evaluasi kecukupan dan efektivitas sistem kontrol internal

c. Prosedur-prosedur audit yang dilakukan, informasi yang diperoleh, dan kesimpulan yang dicapai.


(34)

d. Penelaahan kertas kerja oleh penyelia. e. Laporan audit.

f. Tindak lanju dari tindakan perbaikan.

Auditor internal harus menyiapkan kertas kerja yang akurat, jelas, terorganisasi, dan profesional, dengan

mempertimbangkan hal-hal berikut ini: a. Pendokumentasian, termasuk kertas kerja b. Ringkasan, termasuk catatan temuan audit c. Pemberian indeks dan referensi silang d. Kertas kerja pro forma

e. Penelaahan kertas kerja oleh penyelia f. Kepemilikan dan kontrol atas kertas kerja g. Kriteria kertas kerja yang ideal

h. Penulisan kertas kerja sejalan dengan kemajuan audit penyimpanan kertas kerja

2.1.1.5. Peran Auditor Internal yang Mengacu Pada Kriteria GCG

Menurut Priantara dalam penelitian Resa Dewitasari (2008:36) Audit internal sebagai bagian dari internal perusahaan harus memainkan peran yang penting demi tercipta suasana yang lebih baik di perusahaan. Adapun peran yang dapat dilakukan, yang mengacu pada kriteria Good Corporate Governance (GCG) adalah sebagai berikut :


(35)

a. Membantu direksi dan dewan komisaris menyusun dan mengimplementasikan kriteria Good Corporate Governance di perusahaan apabila pengembangan Good Corporate Governance dilakukan sendiri, atau turut bekerja sama sebagai counterpart apabila pengembangan Good Corporate Governance diserahkan pada pihak ketiga (outsourching). Sehubungan dengan hal tersebut, Auditor Internal berperan penting untuk memberikan limited assurance atas kesesuaian kriteria Good Corporate Governance yang disusun sendiri dengan kriteria Good Corporate Governance Indonesia dan internasional.

b. Membantu direksi dan dewan komisaris menyediakan data keuangan dan operasi serta data lain yang dapat dipercaya, accountable, akurat, tepat waktu, objektif, mudah dimengerti, dan relevan bagi stakeholder untuk mengambil keputusan. Sehubungan dengan hal tersebut, Auditor Internal berperan penting untuk memberikan limited assurance atas data atau informasi yang tersedia. Keyakinan yang dapat diberikan Auditor Internal bersifat terbatas (limited assurance) karna kedudukan dan derajat independensi Auditor Internal itu sendiri yang bersifat terbatas dibandingkan apabila keyakinan tersebut diberikan oleh pihak di luar perusahaan.


(36)

c. Membantu direksi dan dewan komisaris mematuhi dan mengawasi penerapan atas seluruh ketentuan yang berlaku dan Auditor Internal harus memastikan bahwa seluruh elemen perusahaan dan dalam setiap aktivitas perusahaan, mereka telah mengikuti ketentuan secara konsisten.

d. Membantu direksi menyusun dan mengimplementasikan Struktur Pengendalian Internal yang handal dan memadai. Auditor Internal dalam konteks ini harus memastikan bahwa struktur tersebut telah tersedia dengan memadai dan telah berfungsi serta telah diikuti oleh setiap elemen perusahaan.

e. Menstimulasi direksi dan dewan komisaris untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sistem audit yang baik, khususnya pembentukan komite audit yang ideal, piagam Audit Internal, pedoman Audit Internal serta serta menumbuhkan efektivitas penggunaan dan pemanfaatan hasil kerja auditor independen terhadap evaluasi praktik Good Corporate Governance.

Penerapan Good Corporate Governance tidak dapat menghapus atau mengabaikan pentingnya Struktur Pengendalian Internal, sebab Struktur Pengendalian Internal dapat membantu terciptanya akuntabilitas dan transparansi. Struktur Pengendalian Internal yang baik yang di dalamnya


(37)

termasuk sistem akuntansi juga dapat membantu menyediakan data dan menyusun laporan-laporan yang dibutuhkan tepat pada waktunya.

2.2. Pengendalian Internal

2.2.1. Definisi Pengendalian Internal

Struktur pengendalian internal yang digunakan dalam suatu entitas merupakan faktor yang menentukan laporan keuangan yang dihasilkan oleh entitas. Oleh karena itu, sebelum auditor melaksanakan audit secara mendalam atas informasi yang tercantum dalam laporan keuangan, standar pekerjaan lapangan kedua mengharuskan auditor memahami Struktur pengendalian internal yang berlaku dalam entitas.

a. Definisi Struktur Pengendalian Internal

Laporan COSO mendefinisikan pengendalian internal adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh aturan direksi, manajemen, dan personalia lainnya yang disusun untuk memberi jaminan yang berhubungan dengan pencapaian tujuan berikut ini:

1. Dapat dipercayainya laporan keuangan.

2. Kesesuaian dengan undang-undang yang ditetapkan dan aturan.

3. Efektivitas dan efisiensi operasi (kegiatan) (Bambang Hartadi, 1999:81).


(38)

a. Pengendalian internal adalah suatu proses. Artinya menjadi alat mencapai tujuan yang terdiri dari rangkaian tindakan dan menyatu dalam infrastruktur lembaga/perusahaan.

b. Pengendalian internal dipengaruhi orang. Hal ini tak hanya menyangkut pedoman kebijakan dan formulir, tetapi orang-orang pada setiap level organisasi, termasuk dewan direksi, manajemen dan lainnya.

c. Pengendalian internal dapat diharapkan memberi jaminan yang beralasan (rationale), bukan jaminan mutlak (absolute), karena ada batasan-batasan yang melekat pada sistem pengendalian internal dan perlunya cost dan benefitnya adanya pengendalian.

d. Pengendalian menjadikan penggerak pencapaiannya tujuan dalam (overlapping) laporan keuangan, kesesuaian, dan operasi.

Terdapat beberapa definisi dari sumber lain diantaranya adalah:

AICPA (American Institute of Certified Accounts) memberikan definisi seperti berikut:

Sistem pengendalian internal meliputi: struktur organisasi, semua metode dan ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta kekayaan, memeriksa ketelitian, dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan (Bambang Hariadi, 1999:3).


(39)

Pengertian di atas tidak hanya mencakup kegiatan akuntansi dan keuangan tetapi meluas ke segala aspek kegiatan perusahaan.

Menurut Arens (2008:376) dalam penelitian Morita Indah Lestari (2013) pengendalian internal adalah proses dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen dan personel lain dalam perusahaan, yang dirancang untuk memberikan jaminan yang masuk akal sehubungan dengan pencapaian tujuan dalam kategori sebagai berikut: (1) efektivitas dan efisiensi operasi, (2) untuk memberikan jaminan bahwa sasaran hasil pengendalian manajemen akan terpenuhi.

2.2.2. Tujuan Pengendalian Internal

Seperti telah disebutkan di atas, tujuan pengendalian internal adalah untuk memberikan keyakinan memadai dalam pencapaian tiga golongan tujuan;

1. Keandalan informasi.

2. Kepatuhan terhadap hukum yang berlaku. 3. Efektivitas dan efisiensi operasi.

2.2.3. Keterbatasan Struktur Pengendalian Internal Suatu Entitas

Terlepas dari bagaimana bagusnya desain dan operasinya, pengendalian internal hanya dapat memberikan keyakinan memadai bagi manajemen dan dewan komisaris berkaitan dengan pencapaian tujuan pengendalian internal entitas. Kemungkinan pencapain tersebut dipengaruhi oleh keterbatasan bawaan yang melekat dalam pengendalian


(40)

internal. Hal ini mencakup kenyataan bahwa pertimbangan manusia dalam pengambilan keputusan dapat salah dan bahwa pengendalian internal dapat rusak karena kegagalan yang bersifat manusiawi tersebut, seperti kekeliruan atau kesalahan yang sifatnya sederhana. Disamping itu pengendalian internal dapat tidak efektif karena adanya kolusi di antara dua orang atau lebih atau manajemen mengesampingkan pengendalian internal. Faktor lain yang membatasi pengendalian internal adalah biaya pengendalian internal entitas tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian tersebut.

2.2.4. Sifat-Sifat Pengendalian Internal

Ada lima sifat sistem pengendalian internal yang dapat dipercaya: 1. Kualitas karyawan sesuai dengan tanggung jawabnya.

2. Rencana organisasi yang memberi pemisahan tanggung jawab fungsi secara layak.

3. Sistem pemberian wewenang, tujuan dan teknik, dan pengawasan yang wajar untuk mengadakan pengendalian atas aktiva, utang, penghasilan dan biaya.

4. Pengendalian terhadap penggunaan aktiva dan dokumen serta formulir yang penting.

5. Perbandingan catatan-catatan aktiva dan utang dengan senyatanya ada dan mengadakan tindakan koreksi bila ada perbedaan.

2.2.5. Komponen Struktur Pengendalian Internal Komponen struktur pengendalian internal ada lima, yaitu:


(41)

1. Lingkungan Pengendalian Internal

Lingkungan pengendalian mempengaruhi organisasi dalam kesadaran pengendalian orang-orangnya, merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian internal, menetapkan disiplin dan struktur. Perilaku manajemen akan mempengaruhi efektivitas pengendalian.

Berikut ini adalah sub komponen lingkungan pengendalian: a. Integritas dan Nilai-nilai Etis.

b. Komitmen dan Kompetensi.

c. Partisipasi komite audit dan dewan direksi. d. Falsafah manajamen dan gaya operasi. e. Struktur organisasi.

f. Metode pemberian wewenang dan tanggung jawab. 2. Pertimbangan Resiko

Pertimbangan resiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi, analisis, risiko atas manajemen atas penyiapan laporan keuangan, yang disajikan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum.

3. Kegiatan Pengendalian

Kegiatan pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang

membantu memastikan bahwa arahan manajemen


(42)

tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi resiko dalam pencapaian tujuan entitas, sudah dilaksanakan.

Umumnya aktivitas pengendalian yang mungkin relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan hal-hal berikut ini:

1. Review terhadap kinerja 2. Pengelohan informasi 3. Pengendalian fisik 4. Pemisahan tugas 4. Informasi dan Komunikasi

Sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang meliputi sistem akuntansi, terdiri dari metode dan catatan yang dibangun untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan transaksi entitas (baik peristiwa maupun kondisi) dan untuk memelihara akuntabilitas bagi aktiva, utang, dan ekuitas yang bersangkutan.

5. Pemantauan

Pemantauan adalah proses penentuan kualitas kinerja pengendalian internal sepanjang waktu. Pemantauan ini mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara


(43)

terus-menerus, evaluasi secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya.

2.3. Penerapan Good Corporate Governance 2.3.1. Definisi Good Corporate Governance

Dr. Waseem “mohammad yahya “ Al haddad (2011) mendefinisikan Good Corporate Governance sebagai berikut:

“Corporate Governance is basically concerned with ways in which all parties interested in the well-being of the firm (the stakeholders) attempt to ensure that managers and other insiders are always taking appropriate measures or adopt mechanisms that safeguard the interests of the stakeholders. Such measures are necessitated because of the separation of ownership from management, an increasingly vital feature of

the modern corporations”

Pengertian dari definisi tersebut adalah Corporate Governance pada dasarnya berkaitan dengan cara di mana semua pihak yang berkepentingan di perusahaan (stakeholder) mencoba untuk memastikan bahwa para manajer dan orang lain yang didalamnya selalu mengambil langkah-langkah yang tepat atau mengadopsi mekanisme yang aman para pemangku kepentingan.

Susilo dan Simarmata (2007:12) mendefinisikan Good Corporate Governance sebagai berikut:


(44)

“Corporate Governance merupakan seperangkat tata hubungan diantara manajemen perseroan, direksi, komisaris, pemegang saham dan para pemangku kepentingan lainnya”.

Selanjutnya OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) mendefinisikan Corporate Governance sebagai berikut:

“Corpoarte Governance is the system by which business

corporation are directed and controlled. The corporate governance structure specific the distribution of the right and reponsibilities among different participants in the corporation, such as the board, managers,

shareholders and other stakeholders”.

Corporate Governance merupakan suatu sistem untuk mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Struktur Corporate Governance menetapkan distribusi hak dan kewajiban di antara berbagai pihak yang terlibat dalam suatu korporasi seperti dewan direksi, para manajer, para pemegang saham, dan pemangku kepentingan lainnya (Ismail Solihin, 2008:115)

Finance Committee on Corporate Governance (FCCG) mendefenisikan Corporate Governance sebagai proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis serta aktivitas perusahaan kearah peningkatan pertumbuhan bisnis dan akuntabilitas perusahaan.


(45)

2.3.2. Alasan-Alasan yang Mendorong Pentingnya Good Corporate Governance

Menurut Becht et al. (2002) sekurang-kurangnya terdapat enam alasan yang mendorong muncul Good Corporate Governance sebagai topik yang menarik perhatian dunia dan mendorong munculnya desakan implementasi Good Corporate Governance di seluruh dunia.

1. Munculnya gelombang privatisasi di seluruh dunia

Privitasi menjadi fenomena yang sangat penting dan terjadi di negara-negara Amerika Latin, Eropa Barat, Asia, dan sebagian besar negara-negara bekas Uni Soviet. Tidak bisa dihindari, aktivitas privatisasi ini telah memunculkan persoalan mengenai bagaimana perusahaan-perusahaan yang baru diprivatisasi tersebut dimiliki dan dikendalikan. Fenomena ini juga menimbulkan sebjek penelitian baru mengenai bagaimana seharusnya peran pemerintah sebagai salah satu pemegang saham di dalam perusahaan yang baru diprivatisasi di mana sebelumnya perusahaan yang diprivatisasi tersebut merupakan badan usaha yang dimiliki pemerintah.

2. Reformasi dana pensiun

Reformasi dana pensiun yang terjadi di Amerika dan beberapa negara yang tergabung dalam OECD (termasuk


(46)

Jepang) telah mengakibatkan semakin besarnya dana yang disalurkan lewat organisasi dan pensiunn. Hal ini mengakibatkan meningkatnya investasi yang dilakukan oleh investor kelembagaan.

3. Marger dan pengembilalihan perusahaan (takeovers)

Pada dasarnya masalah Corporate Governance akan mulai mengemuka pada saat investor luar berkeinginan untuk memegang kendali dari para manajer yang saat ini tengah bercokol sebagai pengelola perusahaan. Oleh sebab itu, berbagai kegiatan pengambilalihan yang tidak bersahabat yang terjadi di Amerika dan Eropa, juga berbagai negara lainnya, telah meningkatkan perhatian terhadap penerapan Good Corporate Governance di berbagai perusahaan di dunia.

4. Deregulasi dan integrasi pasar modal

Aturan Corporate Governance telah dipromosikan sebagai bagian dari cara untuk melindungi dan merangsang invetasi luar negeri terutama untuk negara-negara Eropa Timur, Asia, dan berbagai negara lainnya yang saat ini telah muncul sebagai kekuatan pasar dunia seperti: Brasil, Rusia, India, dan Cina. Selain itu, pasar modal dunia yang semakin terintegrasi telah turut mempercepat perpindahan kapital dari satu tempat ke tempat lain. Keadaan tersebut turut


(47)

meningkatkan munculnya penerapan Good Corporate Governance di negara-negara yang menjadi target investasi asing.

5. Krisis ekonomi Asia Timur, Rusia, dan Brasil.

Krisi ekonomi di Asia Timur telah menguak tabir lemahnya perlindungan terhadap investasi yang dilakukan oleh investor asing di wilayah ini. Kerugian yang diderita para investor sebagian besar diakibatkan oleh praktik Corporate Governance yang tidak sehat sehingga gagal untuk menyelamatkan kekayaan investor. Kejadian yang sama menimpa pula para investor yang berinvestasi di Rusia dan Brasil. Semua kejadian itu turut meningkatkan kebutuhan para investor akan praktik Good Corporate Governance (Ismail Solihin 2008:117).

Kasus-kasus tersebut disebabkan oleh tidak diterapkannya Corporate Governance yang baik. Kasus-kasus tersebut semakin menguatkan tuntutan dari para investor agar perusahaan menerapkan Good Corporate Governance.

2.3.3. Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance

Menurut Ismail Solihin (2008:120 ) implementasi Good Corporate Governance akan dilaksanakan dengan berhasil jika memiliki sejumlah prinsip. Menurut Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia, Good Corporate Governance memiliki prinsip sebagai berikut:


(48)

transaparansi (transparency), akuntabilitas (accountability), responsibilitas (responsibility), indepedensi (indepedency), serta kewajaran dan keseteraan (fairness).

1. Transparansi (Transparency)

Untuk menajaga objektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur, dan pemangku kepentingan lainnya.

2. Akuntabilitas (Accountabillity)

Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur, dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dena pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.


(49)

3. Responsibilitas (Responsibility)

Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai Good Corporate Governance.

4. Independensi (Independency)

Untuk melancarkan pelaksanaan Good Corporate Governance, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain. 5. Kewajaran (Fairness)

Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memerhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepeentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.

2.3.4. Tujuan Good Corporate Governance

Menurut E. John Aldridge (2005:5-6) dalam Siswanto Sutojo, Good Corporate Governance mempunyai lima macam tujuan utama, yaitu:

a. Melindungi hak dan kepentingan pemegang saham.

b. Melindungi hak dan kepentingan para anggota the stakeholders non-pemegang saham.


(50)

c. Meningkatkan nilai perusahaan dan para pemegang saham.

d. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja Dewan Pengurus atau Board of Directors dan manajemen perusahaan.

e. Meningkatkan mutu hubungan Board of Directors dengan manajemen senior perusahaan.

Penerapan Good corporate Governance dilingkungan BUMN dan BUMD mempunyai tujuan sesuai KEPMEN BUMN M-MBU/2002 tanggal 1 Agustus 2001 pada pasal 4 yaitu:

a. Memaksimalkan nilai BUMN dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan adil agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun internasional.

b. Mendorong pengelolaan BUMN secara profesional, transparan dan efisiensi, serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian organ.

c. Mendorong agar organ dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran akan adanya tanggungjawab sosial BUMN terhadap stakeholders maupun kelestarian lingkungan di sekitar BUMN.

d. Meningkatkan kontribusi BUMN dalam perekonomian nasional. e. Meningkatkan iklim investasi nasional.


(51)

2.4. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai audit internal dan pengendalian internal telah banyak diteliti oleh penelitian-penelitian sebelumnya. Tabel 2.2 menunjukkan hasil penelitian-penelitian terdahulu mengenai audit internal dan pengendalian internal.

Tabel 2.2 Penelitian terdahulu NO Penulis Dan Tahun Judul

Penelitian Variabel Hasil Penelitian 1. Pratolo

(2007)

Good Corporate Governance dan kinerja BUMN di Indonesia: Aspek audit manajemen dan pengendalian internal sebagai variabel eksogen Serta tinjauannya pada jenis perusahaan

a. Good Corporate Governance b. kinerja BUMN c. audit

manajemen d. pengendalian internal

1. Audit manajemen dan pengendalian internal saling mendukung dalam rangka mempengaruhi penerapan prinsip-prinsip Good Corporate

Governance dan kinerja perusahaan.

2. Pengendalian internal berpengaruh secara signifikan dan langsung terhadap penerapan prinsip-prinsip penerapan Good Corporate

Governance.

3. Audit manajemen dan pengendalian internal secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap penerapan prinsip-prinsip Good Corporate

Governance dengan pengaruh yang kuat. 2. Morita

(2013)

Pengaruh budaya

organisasi dan pengendalian intern terhadap penerapan prinsip-prinsip Good Corporate a. budaya organisasi b.pengendalian internal

c. penerapan GCG

a.budaya organisasi berpengaruh signifikan positif terhadap penerapan GCG.

b. pengendalian intern berpengaruh positif terhadap penerapan GCG.


(52)

Governance 3 Lestari

(2010) Faktor- faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Delay studi empiris pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di BEI a. ukuran perusahaan b.profitabilitas c.solvabilitas d.kualitas auditor e.opini auditor a.Profitabilitas,solvabilitas , dan kualitas auditor berpengaruh signifikan terhadap audit delay b.ukuran perusahaan, dan opini auditor tidak

mempengaruhi audit delay.

4 Dwi

(2013)

Peranan audit intern dalam penerapan Good Corporate Governance yang efektif

a. audit inter b. penerapan GCG

a.audit intern telah dilaksanakan dengan memadai.

b. peran audit intern

mewujudkan GCG

berperan secara memadai 5. Anamukti

(2014)

Pengaruh audit internal,

pengendalian internal, dan komite audit terhadap

pelaksanaan Good Corporate Governance (survey pada perusahaan BUMN di Kota Bandung)

a. audit internal b. pengendalian internal

c. penerapan GCG

a. audit internal

berpengaruh signifikan positif terhadap

pelaksanaan GCG b. pengandalian internal berpengaruh signifikan positif terhadap

pelaksanaan GCG c.komite audit

berpengaruh signifikan positif terhadap penerapan GCG.

d. audit internal, pengendalian internal, komite audit secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap penerapan GCG


(53)

2.5. Kerangka Konseptual

Kerangka pemikiran menjelaskan tentang alur berfikir dan hubungan yang menunjukkan kaitan antara variable-variabel yang ada dalam penelitian. Variabel- variabel dalam penelitian ini antara lain, penerapan Good Corporate Governance, audit internal dan pengendalian internal. Good Corporate Governance adalah pengelolaan perusahaan yang baik.

Penerapan Good Corporate Governance sangat penting diterapkan di suatu perusahaan, baik perusahaan kecil maupun besar. Sesuai dengan prinsip-prinsipnya yang transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan kewajaran akan sangat menunjang kemajuan perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, hubungan antar variabel akan diperlihatkan dalam gambar kerangka pemikiran berikut:

H1

H3

H2

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Penerapan Good Corporate Governance

(Y) Audit Internal ( X1)

Pengendalian Internal ( X2)


(54)

2.6. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah, kajian teori dan hasil penelitian sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1 : Audit internal berpengaruh positif terhadap GCG.

H2: Pengendalian internal berpengaruh positif terhadap GCG. H3: Audit internal dan pengendalian internal berpengaruh positif

terhadap GCG.


(55)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kausal komparatif yaitu penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penekanan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik

.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebar kuesioner ke bagian divisi keuangan PDAM Tirtanadi Medan. Jadwal penelitian dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

Kegiatan Januari Februari Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pengajuan

Judul Penyetujuan

Judul Penulisan

Proposal Bimbingan

Proposal Seminar

Proposal Ujian

Komprehensif Bimbingan

Skripsi Sidang Skripsi


(56)

3.4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Dalam rangka menguji hipotesis yang telah dijelaskan dalam landasan teori sebelumnnya maka variable yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu: Variabel dependen dan variabel independen.

3.4.1. Variabel Independen

Variabel independen adalah yaitu variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini menggunakan varibel independen yaitu sebagai berikut:

a. Audit Internal

Audit internal adalah proses pemeriksaan internal atas pengendalian yang dilakukan manajamen, apakah berjalan dengan baik serta efektif, hingga unit yang menjalankan sudah sesuai dengan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan.

b. Pengendalian Internal

Pengendalian internal adalah rencana, prosedur, dan kebijakan yang didesain oleh manajemen untuk memberi jaminan yang memadai atas tercapainya efisiensi dan efektivitas operasional, kehandalan pelaporan keuangan dan kepatuhan terhadap undang-undang. Variabel ini diperoleh dari hasil kuesioner dan diukur dengan skala likert yaitu pengukuran sikap dengan menyatakan setuju atau tidak setuju, dimana poin 1 (sangat tidak setuju), poin 2 (tidak setuju), poin 3 (netral), poin 4 (setuju) dan poin 5 (sangat setuju).


(57)

3.4.2. Variabel Dependen

Variabel dependen yaitu variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini menggunakan varibel dependen yaitu Good Corporate Governance.

Sederhananya Good Corporate Governance diartikan sebagai suatu sistem yang berfungsi untuk mengarahkan dan mengandalikan organisasi. Good Corporate Governance merupakan variabel dependen dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini responden diminta untuk menunjukkan apakah mereka setuju dengan pernyataan yang terdapat dalam kuesioner mengenai prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Kuesioner untuk prinsip-prinsip Good Corporate Governance tersebut dikutip dari penelitian yang terdahulu. Dalam kuesioner penerapan Good Corporate Governance, seluruh elemen Good Corporate Governance digabung untuk memudahkan analisis statistik. Variabel ini diperoleh dari hasil kuesioner dan diukur dengan skala likert yaitu pengukuran sikap dengan menyatakan setuju atau tidak setuju, dimana poin 1 (sangat tidak setuju), poin 2 (tidak setuju), poin 3 (netral), poin 4 (setuju) dan poin 5 (sangat setuju).

3.5. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2006:89) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pegawai bagian divisi keuangan PDAM Tirtanadi Medan yang berjumlah 30 responden. Sampel penelitian ini adalah seluruh populasi penelitian. Menurut Erlina (2011:82) “ jika peneliti


(58)

menggunakan seluruh elemen populasi menjadi data penelitian, maka disebut sensus, jika sebagian saja disebut sample, dengan demikian metode pengambilan sampel yang digunakan adalah sensus. Data kuantitatif yang diperoleh dari melalui pendistribusian kuesioner terhadap seluruh pegawai yang ada pada bagian divisi keuangan PDAM Tirtanadi Medan. Hasil kuesioner tersebut yang akan dijadikan sebagai acuan untuk diolah dengan menggunakan alat bantu soft ware statistic SPSS.

3.6. Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara), berupa persepsi (opini, sikap, pengalaman) secara individual atau kelompok, hasil suatu kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Adapun data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Kuisioner

Kuisioner merupakan sumber data penelitian yang diperoleh dengan cara mengajukan daftar pertanyaan langsung kepada responden, yaitu bagian Divisi Keuangan yang bekerja di PDAM Tirtanadi Medan. Observasi penelitian ini dilakukan dengan observasi pada PDAM Tirtanadi Medan berupa pengamatan langsung dan pengambilan data objek penelitian.


(59)

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Adapun data sekunder yang dipakai dalam penelitian ini adalah:

a. Riset kepustakaan

Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan, membaca buku, literatur, catatan perkuliahan, artikel, jurnal dan data dari internet.

b. Teknik dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengutip langsung data yang diperoleh dari lembaga (instansi) terkait, yang berhubungan dengan penelitian.

3.7. Pengujian Kualitas Data 3.7.1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam status daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Daftar pertanyaan ini pada umumnya mendukun suatu kelompok variabel tertentu. Berikut ini adalah kriteria pengujian validitas:

a. Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel, maka butir pertanyaan tersebut valid.

b. Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel , maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.


(60)

3.7.2. Uji Reliabilitas

Menurut Ade Fatma Lubis et al (2007:54), Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-kontruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel yang disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki

Cronbach’s Alpha > dari 0,60.

Langkah-langkah melakukan uji reliabilitas terhadap suatu konstruk variabel sama dengan pada saat pengujian validitas masing-masing pertanyaan.

3.8. Teknik Analisis Data

Data yang siap diolah akan dilakukan pengujian statistik dengan menggunakan program SPSS versi 20.0. Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan, maka dalam penelitian ini digunakan metode analisis data sebagai berikut:

3.8.1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif berfungsi sebagai penganalisis data dengan menggambarkan sampel data yang telah dikumpulkan. Penelitian ini menjabarkan jumlah data, rata-rata, nilai minimum dan maksimum serta standar deviasi.

3.8.2. Uji Asumsi Klasik

Hasil analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik untuk menghasilkan suatu model yang baik. Uji asusmsi klasik digunakan untuk


(1)

PENGENDALIAN INTERNAL

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

1

4

4

4

5

4

4

4

4

4

3

4

2

3

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

3

4

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

3

3

4

4

4

4

4

3

4

4

4

5

4

4

4

4

5

4

4

4

5

5

4

6

4

5

4

5

5

4

4

4

4

4

4

7

4

4

5

4

4

5

4

4

4

4

5

8

5

5

4

4

4

4

5

5

4

4

5

9

5

5

4

4

5

5

4

4

5

4

4

10

5

4

5

4

4

4

5

5

4

4

4

11

4

4

4

4

5

4

4

4

5

4

4

12

4

4

5

4

4

5

4

4

4

4

5

13

5

4

4

4

4

4

4

3

4

4

4

14

5

4

5

4

5

5

4

5

5

4

4

15

5

5

5

4

5

4

4

4

5

5

4

16

4

4

4

5

4

4

4

4

5

5

5

17

5

3

5

5

3

5

5

3

3

3

3

18

5

5

5

4

4

4

4

5

5

5

4

19

5

5

5

5

5

5

4

5

4

5

4

20

4

4

4

5

5

5

4

4

4

4

4

21

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

22

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

23

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

24

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

25

5

4

4

5

5

5

5

5

4

5

5

26

4

3

4

4

4

5

4

3

5

4

4

27

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

28

4

5

4

4

4

4

4

5

4

4

4

29

5

4

5

5

5

4

4

4

5

5

2

30

5

4

5

5

5

4

4

4

5

5

5


(2)

GOOD CORPORATE GOVERNANCE

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

1

3

3

4

4

4

4

3

4

4

4

2

4

3

4

4

4

3

4

4

4

4

3

3

3

4

4

4

4

3

4

5

4

4

4

3

3

4

4

4

3

3

4

4

5

4

4

4

5

4

5

5

4

4

4

6

4

4

4

4

5

4

5

4

5

4

7

4

5

4

4

4

4

4

4

5

4

8

4

4

4

4

5

5

5

4

4

4

9

4

4

4

5

4

4

5

5

4

4

10

5

5

5

4

4

4

4

5

4

4

11

4

4

4

5

5

4

5

4

4

4

12

4

4

4

4

5

4

4

5

4

4

13

4

4

4

4

4

4

4

5

5

5

14

4

4

4

4

4

4

4

5

4

5

15

4

4

4

5

4

4

5

4

5

4

16

4

5

5

5

4

4

5

4

4

4

17

3

3

3

3

3

3

4

5

5

4

18

5

5

5

4

4

4

5

5

4

4

19

4

4

4

4

4

4

4

5

5

5

20

4

4

4

5

5

5

5

5

5

5

21

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

22

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

23

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

24

5

5

5

4

4

4

5

5

4

4

25

4

5

5

5

4

4

4

4

4

5

26

4

4

4

5

5

5

4

5

4

5

27

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

28

4

4

4

5

4

4

4

4

4

4

29

4

5

5

5

5

5

2

4

4

4

30

2

4

5

5

5

5

5

2

4

4


(3)

LAMPIRAN 3

HASIL ANALISIS REGRESI

Regression [DataSet0]

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered Variables Removed Method

1

PGNDLIAN.INTRN,

AUDIT.INTRNb . Enter

a. Dependent Variable: PNRPN.GCG b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .604a .365 .318 2.26856

a. Predictors: (Constant), PGNDLIAN.INTRN, AUDIT.INTRN b. Dependent Variable: PNRPN.GCG

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 79.848 2 39.924 7.758 .002b Residual 138.952 27 5.146

Total 218.800 29

a. Dependent Variable: PNRPN.GCG

b. Predictors: (Constant), PGNDLIAN.INTRN, AUDIT.INTRN

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics


(4)

a. Dependent Variable: PNRPN.GCG

Coefficient Correlationsa

Model PGNDLIAN.INTRN AUDIT.INTRN

1

Correlations

PGNDLIAN.INTRN 1.000 -.500

AUDIT.INTRN -.500 1.000

Covariances

PGNDLIAN.INTRN .024 -.012

AUDIT.INTRN -.012 .024

a. Dependent Variable: PNRPN.GCG


(5)

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 30

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7

Std. Deviation 2.18893497

Most Extreme Differences

Absolute .109

Positive .109

Negative -.074

Kolmogorov-Smirnov Z .599

Asymp. Sig. (2-tailed) .866


(6)

COMPUTE ABSUT=ABS(RES_2).

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 8.404 4.208 1.997 .056 AUDIT.INTRN -.012 .094 -.028 -.131 .897 PGNDLIAN.INTRN -.135 .095 -.299 -1.417 .168


Dokumen yang terkait

Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Pelaksanaan Audit INternal

0 11 1

Fungsi audit internal dalam pengendalian internal dan pelaksanaan good corporate governance pada Bank BUMN

1 6 48

PENGAKOM Pengaruh Audit Internal, Pengendalian Internal, Dan Komite Audit Terhadap Penerapan Good Corporate Governance (Study Empiris Pada Bumn Di Kota Surakarta).

0 3 16

PENGARUH AUDIT INTERNAL, PENGENDALIAN INTERNAL, DAN KOMITE AUDIT TERHADAP PENERAPAN GOOD CORPORATE Pengaruh Audit Internal, Pengendalian Internal, Dan Komite Audit Terhadap Penerapan Good Corporate Governance (Study Empiris Pada Bumn Di Kota Surakarta).

1 4 19

PENDAHULUAN Pengaruh Audit Internal, Pengendalian Internal, Dan Komite Audit Terhadap Penerapan Good Corporate Governance (Study Empiris Pada Bumn Di Kota Surakarta).

0 3 7

Pengaruh Audit Internal dan Pengendalian Internal terhadap Penerapan Good Corporate Governance (Studi Kasus di PT. PINDAD (Persero) Bandung).

5 20 20

Hubungan Antara Audit Internal dengan Penerapan Good Corporate Governance.

0 1 22

Pengaruh Audit Internal dan Pengendalian Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance pada PDAM Tirtanadi Medan

0 1 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Audit Internal 2.1.1.1. Definisi Audit Internal - Pengaruh Audit Internal dan Pengendalian Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance pada PDAM Tirtanadi Medan

0 1 35

ABSTRAK PENGARUH AUDIT INTERNAL DAN PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PDAM TIRTANADI MEDAN

0 1 11