Pengadaan bahan pustaka melalui penerbitan sendiri, dapat Pengadaan bahan putaka melalui deposit; kata “deposit” dalam kamus

perpustakaan akan dapat memiliki bukujurnal dari intansi atau perpustakaan lain 27 . Kedua : Tukar menukar bahan pustaka dalam subjek atau bidang tertentu 28 . Suatu perpustakaan mungkin punya stok yang banyak dalam bidangsubjek tertentu, sementara dalam subjekbidang lain belum memiliki sama sekali bahan pustakanya. Untuk itu dua perpustakaan membuat kesepakatan tukar-menukar bahan pustaka, umpamanya perpustakaan Fakultas Adab memiliki beberapa kelebihan stok tentang buku Sejarah Peradaban Islam, sedang Fakultas kedokteran mempunyai kelebihan stock tentang buku kedokteran. Jika Fakultas Adab memerlukan buku Kedokteran untuk melihat hasil perdaban Andalusia Spanyol Islam di bidang kedokteran, maka Fakultas Adab melakukan tukar menukar dengan Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan, demikian sebaliknya

d. Pengadaan bahan pustaka melalui penerbitan sendiri, dapat

dilakukan dalam dua cara pula. Pertama; Perpustakaan menerbitkan bukujurnal atau majalah untuk dipublikasikan kepada internal dan eksternal. Hal ini bisa dilakukan kalau perpustakaan diberi wewenang oleh badanlembaga induknya, seperti Pusat Perpustakaan dan Komunikasi Penelitian Pertanian disingkat PUSTAKA di Bogor yang 27 Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan , h.187. 28 Ibid, h.186-189. mendapat wewenang dari Badan Penelitian dan pengembangan Pertanian untuk menerbitkan majalah pertanian 29 . Kedua : perpustakaan menerbitkan bahan pustaka untuk internal atau konsumsi sendiri secara terbatas; umpamanya penerbitan indeks, penerbitkan klipping koran dalam bidang-bidang tertentu, seperti bidang kedokteran, kesehatan masyarakat, farmasi dan keperawatan, menerbitkan majalah abstrak dari isi tema-tema buku baru yang di beli perpustakaan dalam bidang tertentu, seperti bidang kedokteran, farmasi, ilmu kesehatan masyarakatan dan keperawatan, serta menerbitkan proceeding dari hasil seminarlokakarya yang pernah diselenggarakan oleh FKIK, umpamanya. Penerbitan ini cukup dengan cara yang sederhana seperti foto kopi dan jumlah yang terbatas, umpamanya cukup 3 - 5 examplar, sehingga tidak membutuhkan dana yang terlalu besar.

e. Pengadaan bahan putaka melalui deposit; kata “deposit” dalam kamus

The Advanced Leaner’s Dictionary of Current English, artinya adalah “put or store for safe-keeping” 30 , yakni: “menyerahkan atau menyimpan untuk pemeliharaan yang aman”. Sering juga dipendekan “serah- simpan”. Sedangkan dalam Ilmu Perpustakaan yang dimaksud dengan deposit adalah, kewajiban bagi pihak penerbit baik buku, jurnal atau karya non cetak menyerahkan dua examplar hasil penerbitan mereka 29 Ibid , h. 187. 30 A.S. Hornby, at all, The Advanced Leaner’s Dictionary of Current English, London: Oxford University Press, l973, h.264. untuk disimpan pada lembaga yang mengeluarkan nomor standar internasional bagi penerbitan tersebut. Dalam hal ini, pangakuan International Standard Serial Number ISSN atau Nomor Standar International untuk terbitan berseri, seperti jurnal ilmiahilmiah populersurat kabar dan majalah Agama Olah Raga, politik, kriminal, dan lainnya, untuk Indonesia diberikan oleh Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia PDII-LIPI sedang-kan pusatnya di Paris. Karena itu, kewajiban deposit jurnalmajalah dua examplar setiap terbit distorkan ke PDII-LIPI. Sedangkan pengakuan international atas penerbitan buku yang disebut International Standard Book Number ISBN, atau Nomor Buku Standar International diberikan oleh Perpustakaan Nasional, Oleh karena itu, kewajiban serah-simpan atau deposit dua examplar setiap terbit distorkan ke Perpustakaan Nasional 31 . Jadi hukum asal kewajiban deposit buku diserahkan ke Perpustakaan Nasional dan kewajiban deposit jurnalmajalahberkala penerbitan berseri lainnya adalah ke PDII-LIPI. Akan tetapi sebagaimana dikatakan pakar Ilmu perpustkaan Sulistiyo Basuki—seperti dikutip Yuyu Yulia, dkk—baik perpustakaan nasional maupun PDII-LIPI melimpahkan satu examplar dari dua buah examplar yang diterimanya itu ke Perpustakaan Lembaga Ilmiah. 32 . 31 Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, , h.7 dan 291-292. 32 Yulia, Pengadaan Bahan Pustaka, h. 59. Berdasarkan limpahan deposit itulah adanya pengadaan bahan pustaka melalui kegiatan deposit. Tentu saja hal ini bisa diperoleh oleh sebuah perpustakaan dengan adanya upaya membuat kontak kerjasama antara perpustakaan tersebut dengan LIPI atau Perpustakaan Nasional. Selain itu juga dikenal adanya deposit lokal, yaitu kewajiban oleh instansi atau lembaga induk perpustakaan untuk menyerah-simpankan hasil penerbitan di lingkungan mereka kepada perpustakaan lembaga tersebut, seperti penerbitan buku, jurnal ilmiahmajalah berkala, skripsitesis disertasi atau karya ilmiah lainnya 33 .

5. Pelaksana kebijakan pengadaan bahan pustaka