Pengadaan bahan pustaka melalui sumbanganhadiah; adalah salah

4. Teknik pelaksanaan kebijakan pengadaan bahan pustaka

Ada lima teknik untuk pengadaan bahan pustaka: a. Pengadaan bahan pustaka melalui pembelian; dapat dilaksanakan dalam tiga cara. Pertama : jika dana yang dipergunakan bukan uang dari anggaran negara, seperti sumbangan dalam bentuk uang dari dermawan atau alumni, pembelian bahan pustakanya dapat dilakukan pembelian langsung oleh pustakawan ke toko buku atau penerbit. Kedua; jika dana yang dipergunakan untuk pembelian bahan pustaka tersebut berasal dari anggaran negara sampai dengan jumlah Rp.50 juta dapat dilaksanakan oleh panitia atau pejabat pengadaan. Untuk pengadaannya dilakukan dengan penunjukan langsung salah rekanan dari tiga rekanan yang mengajukan penawaran, dalam bentuk surat perintah kerja SPK. Ketiga; Pembelian bahan pustaka yang memakai anggaran negara dengan nilai di atas Rp.50 juta wajib dibentuk panitia pengadaan, dan pelaksanaanya dalam bentuk tender yang diiringi dengan kontrak pengadaan barangjasa KBJ, dengan jaminan pelaksanaan 5 dari nilai kontrak 24 .

b. Pengadaan bahan pustaka melalui sumbanganhadiah; adalah salah

satu cara untuk mengatasi kesulitan dana untuk pembelian bahan pustaka. Dari sudut bagaimana cara mendapat sumbagan dapat dikatogorikan atas dua jenis. Pertama: sumbangan yang datang sendiri, karena sudah ada aturan yang mewajibkan pemberian sumbangan, seperti adanya aturan 24 Sekretariat Negara, Lampiran Undang-Undang Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan BarangJasa Pemerintah”, diunduh dari Google, tgl. 19 Juli 2010, h.8 dan 30-31. sumbangan wajib bagi mahasiswa yang baru menyelesaikan studinya, sumbangan tersebut akan diantar calon wisudawan ke perpustakaan, karena mereka sangat berkepentingan untuk memperoleh surat “Bebas Pustaka” agar bisa ikut wisuda. Kemungkinan lainnya adalah kiriman dari penerbit, sebagai promosi dari penerbitan barunya, atau dari kedutaan besar suatu negara, dalam rangka memperkenalkan negaranya. Namun, yang harus diwaspadai sumbangan hadiah ini adalah persyaratan khusus yang disampaikan waktu penyerahan sumbangan, yang bersifat ikatan, seperti harus dipajang di rak-rak khusus yang terpisah dari rak-rak lain. 25 Kedua: sumbangan yang datang dengan “jemput bola” alias adanya inisiatif dari petugas perpustakaan untuk mendatangi pihak penerbit, lembaga wakaf, organisasi sosial, lembaga pemerintah, untuk mensosialisasikan perpustakaanya sambil mengharapkan adanya sumbanganhadiah bahan pustaka. Untuk memandu petugas perpustakaan mencari sumbangan, menurut Yuyu Yulia dkk, dapat diperhatikan contoh penerbitan dari penerbit; publisher weekly; bullettin of the public Affairs Informatin Servise, atau duplikat dari perpustakaan lain 26 . c. Pengadaan bahan pustaka melalui tukar-menukar antarpustaka, dapat dilaksanakan dalam dua cara. Pertama : Tukar menukar buku atau jurnal yang diterbitkan oleh lembaga perpustakaan atau lembaga induk perpustakaan itu sendiri. Dengan tukar menukar hasil terbitan sendiri ini, 25 Yulia, dkk , Pengadaan Bahan Pustaka. H 58. 26 Ibid. h 59. perpustakaan akan dapat memiliki bukujurnal dari intansi atau perpustakaan lain 27 . Kedua : Tukar menukar bahan pustaka dalam subjek atau bidang tertentu 28 . Suatu perpustakaan mungkin punya stok yang banyak dalam bidangsubjek tertentu, sementara dalam subjekbidang lain belum memiliki sama sekali bahan pustakanya. Untuk itu dua perpustakaan membuat kesepakatan tukar-menukar bahan pustaka, umpamanya perpustakaan Fakultas Adab memiliki beberapa kelebihan stok tentang buku Sejarah Peradaban Islam, sedang Fakultas kedokteran mempunyai kelebihan stock tentang buku kedokteran. Jika Fakultas Adab memerlukan buku Kedokteran untuk melihat hasil perdaban Andalusia Spanyol Islam di bidang kedokteran, maka Fakultas Adab melakukan tukar menukar dengan Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan, demikian sebaliknya

d. Pengadaan bahan pustaka melalui penerbitan sendiri, dapat