Tipe Model Pembelajaran Kooperatif
16
Gambar 2.1. Penempatan anggota kelompok pada meja turnamen
11
Slavin menjelaskan terdapat lima komponen utama dalam TGT, yaitu: pembelajaran awal, kelompok belajar, permainan, turnamenkompetisi, dan
pengakuan kelompok.
12
a Pembelajaran awal, pembelajaran awal pada metode TGT tidak berbeda dengan pengajaran biasa, hanya pelajaran difokuskan kepada materi yang
sedang dibahas saja. Tujuan pelajaran awal adalah membentuk siswa dalam kecakapan komunikasi, menggali informasi, kecakapan bekerjasama dalam
kelompok, dan kecakapan dalam memecahkan masalah. b Kelompok belajar Team Study, pada kelompok belajar siswa mempelajari
materi pelajaran dari sumber belajar kemudian menjawab pertanyaan- pertanyaan yang disusun oleh guru. Setelah menjawab pertanyaan tersebut,
perwakilan siswa mempresentasikan hasil belajarnya. Tujuan kelompok belajar pada kegiatan ini adalah memperoleh kecakapan mengolah informasi,
mengambil keputusan dengan cerdas, kecakapan bekerjasama dan kecakapan berkomunikasi.
11
Robert E. Slavin. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik , terj. Nurulita Yusron Bandung: Nusa Media, 2010, cet ke-15, 168.
12
Zulfiani, dkk, Op. cit., h. 145
17
c Permainan Games, pertanyaan dalam permainan disusun dan dirancang dari materi- materi yang telah disajikan untuk menguji pengetahuan siswa yang
diperoleh mewakili masing- masing kelompok. Setiap siswa mengambil sebuah kartu yang diberi nomor dan menjawab pertanyaan yang sesuai
dengan pada kartu tersebut. d Turnamen, siswa yang berada dalam satu kelompok akan dipisahkan kepada
meja- meja pertandingan sesuai dengan tingkatan kecerdasan mereka. Pada meja pertandingan disediakan satu set lembar pertandingan berupa kunci
jawaban, kartu nomor dan format skor pertandingan. e Penghargaan tim Team Recognition, penghargaan diberikan kepada
kelompok yang memiliki poin tertinggi. Penghargaan dapat berupa hadiah atau sertifikat atas usaha yang dilakukan kelompok selama belajar sehingga
mencapai kriteria yang telah disepakati bersama.
2 Make a Match Metode make a Match dikembangkan oleh Lorna Curran. Salah satu
keunggulan metode ini adalah siswa mencari pasangan kartu sambil belajar mengenai konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.
13
Tujuan dari metode ini antara lain: 1 pendalaman materi; 2 penggalian materi; 3
edutainment.
14
Pada penggunaan metode ini, siswa d iminta untuk mencari pasangan kartu yang merupakan pasangan kartu yang mereka miliki sebelum
batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin. Langkah- langkah dalam pembelajaran Make a Match adalah sebagai
berikut: a Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi topikkonsep yang cocok untuk
sesi review. b Setiap siswa mendapat satu kartu dan memikirkan jawabannya atau soal dari
kartu yang dipegang. c Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya.
13
Rusman,Op. cit., h. 223.
14
Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis, Yogyakarta : Pustaka Pe la jar, 2013, h. 251.
18
d Siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. e Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar setiap siswa mendapatkan kartu
yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya. f Kesimpulan.
Kelebihan metode Make a Match dalam pembelajaran adalah: a dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun
fisik; b karena ada unsur permainan, metode ini menyenagkan;
c meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa;
d efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar.
15
Selain memiliki kelebihan, make a match juga memiliki kelemahan, yaitu: a jika tidak dipersiapkan dengan baik, akan banyak waktu yang terbuang;
b pada awal-awal penerapan metode, banyak siswa yang akan malu berpasangan dengan lawan jenisnya;
c guru harus hati- hati dan bijaksana saat memberikan hukuman pada siswa yang tidak mendapatkan pasangan, karena mereka bisa malu;
d menggunakan metode ini secara terus menerus akan menimbulkan kebosanan.
Menurut Sry Risnawati, pembelajaran make a match memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penggunaannya. Kelebihan metode make a match bagi
siswa yaitu sebagai berikut: a mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan;
b materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa; c mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar
secara klasikal 87,50.
16
15
Miftahul Huda, Ibid., h. 253.
16
Sry Risnawati, “Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Sosiologi Melalui Penerapan
Cooperative Learn ing Model Make a Match ”, Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011, h.
31
19
Disamping memiliki kelebihan di atas, pembelajaran dengan menggunakan make a match juga memiliki kelemahan, yaitu:
a diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan; b waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa terlalu banyak
bermain- main dalam proses pembelajaran; c guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai.
17