Perbandingan Gratification Sought Dan Gratification Obtained Pendengar Terhadap Program Stasiun Radio (Studi Komparatif tentang Motif dan Kepuasan Pendengar terhadap Program Stasiun Radio Kiss FM dan Prambors Medan di Kalangan Mahasiswa FISIP USU
PERBANDINGAN GRATIFICATION SOUGHT DAN GRATIFICATION OBTAINED PENDENGAR TERHADAP PROGRAM STASIUN RADIO (Studi Komparatif tentang Motif dan Kepuasan Pendengar terhadap Program Stasiun Radio Kiss FM dan Prambors Medan di Kalangan Mahasiswa FISIP USU)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi
Disusun oleh:
DARMA LESTARI HUTAPEA 060904001
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI INI DISETUJUI UNTUK DIPERTAHANKAN OLEH: NAMA : DARMA LESTARI HUTAPEA
NIM : 060904001
JUDUL : PERBANDINGAN GRATIFICATION SOUGHT DAN GRATIFICATION OBTAINED PENDENGAR TERHADAP PROGRAM STASIUN RADIO
(Studi Komparatif tentang Motif dan Kepuasan Pendengar
terhadap Program Stasiun Radio Kiss FM dan Prambors Medan di Kalangan Mahasiswa FISIP USU
Pembimbing Ketua Departemen
Drs.Hendra Harahap,M.Si Drs.Amir Purba,M.A
(3)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Pada Hari :
Tanggal :
Pukul :
Tim Penguji:
1. Ketua :
2. Anggota 1 :
(4)
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati, penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat
Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, rahmat, dan karuniaNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini untuk melengkapi syarat memperoleh gelar
kesarjanaan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari banyak menghadapi kesulitan
karena keterbatasan dan kemampuan, namun penulis bersyukur dan berterima kasih
karena telah mendapat perhatian dan dukungan dari berbagai pihak yang turut membantu
menyelesaikan skripsi ini. Maka, dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orangtua tercinta, Ayah M.M.M Hutapea dan Ibu D. Situmorang yang
selalu memberikan dukungan dan semangat di setiap saat. Terimakasih untuk
curahan kasih sayanng yang tak pernah luntur dan berkurang pada saya.
2. Bapak Prof. Dr. M. Arief Nasution, M.A selaku Dekan FISIP USU.
3. Bapak Drs. Amir Purba, M.A selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi.
4. Bapak Drs. Hendra Harahap, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu yang sangat banyak dan berbagi ilmu yang sangat berharga
selama membimbing penulis.
5. Kakak Emilia Ramadhani, S.Sos selaku dosen wali penulis.
6. Bapak dan Ibu dosen Ilmu Komunikasi yang telah memberikan bekal
pengetahuan selama masa perkuliahan.
(5)
8. Kak Hanim, Kak Puan, dan staf Laboratorium Ilmu Komunikasi.
9. Pihak radio Kiss dan Prambors yang telah bersedia diwawancarai oleh penulis.
Dan untuk setiap keramahannya dan kebaikannya sehingga mau menolong
penulis untuk memberikan data-data tentang radio tersebut
10.Abang dan kakak penulis, Syahmaida, Ripe Oloan, Alfonso, Martina, Saut yang
memberikan semangat dan doa yang tak putus-putusnya untuk penulis. Untuk
setiap keceriaan, kesedihan yang dilalui bersama, terimakasih untuk segalanya.
11.Sahabat penulis: Elisa Monika Bangun, Sierra Putri Ardani, dan Imaniuri Silaban,
yang telah menjadi sahabat selama 4 tahun di perkuliahan. Sahabat yang selalu
ada menolong, memberikan saran, kritik, dan canda tawa. Terimakasih untuk
setiap kebersamaan kita selama ini. Semoga persahabatan yang telah dijalin
semakin erat dan kita bisa menjadi apa yang kita cita-citakan.
12.Teman teman Beswan Djarum, terimakasih untuk setiap dukungan, doa, masukan,
dan keceriaan yang penulis rasakan selama ini.
13.Bapak dan ibu penjaga perpustakaan, untuk keramahannya kepada penulis, dan
untuk setiap motivasi yang diberikan
14.Kelompok Kecil Miracle, Kak Mery, Elisa, Erin, Nelvita, Esther, dan Mei yang
selalu memberikan motivasi tanpa henti untuk penulis. Untuk setiap doa dan
sharing yang telah dilalui bersama, untuk setiap pelayanan yang dinikmati
bersama. Terimakasih telah menjadi bagian dari hidup penulis. Semoga setiap
doa yang telah mengalir takkan berhenti sampai disini.
15.Teman-teman angkatan 2006, Pina, Andi, Yuli, Hendra, Ropesta, Diana, Ira,
(6)
dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih untuk setiap kebersamaan, keceriaan,
canda tawa yang akan penulis ingat terus sepanjang masa.
16.Semua pengarang buku yang telah memotivasi dan menjadi narasumber bagi
penulis dan untuk responden penulis yang berada di FISIP USU, terimakasih
untuk waktu dan kesabarannya dalam mengisi kuesioner penulis yang cukup
banyak pertanyaannya.
17.Semua pihak yang turut membantu kelancaran skripsi ini baik disadari ataupun
tidak.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini belum mencapai kesempurnaan,
namun penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikannya dengan
baik. Dengan segala kerendahan hati, penulis bersedia untuk diberikan saran maupun
kritik yang sifatnya membangun. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan berkah
kepada kita semua. Terima kasih.
Penulis
(7)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTARDAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAKSI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Pembatasan Masalah
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5 Kerangka Teori
1.5.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa 1.5.2 Teori Uses and Gratification Approach 1.5.3 Kepuasan
1.5.4 Motif Penggunaan Media 1.5.5 Media Habit
1.5.6 Gratification Sought dan Gratification Obtained 1.6 Kerangka Konsep
1.7 Model Teoritis 1.8 Operasional Variabel 1.9 Definisi Operasional 1.10 Hipotesis
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa 2.1.1 Definisi Komunikasi
2.1.2 Unsur-unsur Komunikasi 2.1.3 Fungsi Komunikasi
2.1.4 Definisi Komunikasi Massa 2.1.5 Unsur-unsur Komunikasi Massa 2.1.6 Ciri-ciri Komunikasi Massa 2.1.7 Fungsi Komunikasi Massa 2.2 Teori Uses and Gratification
(8)
2.2.2 Dimensi Teori -. Kepuasan
-. Motif Penggunaan Media -. Media Habit
-. Gratification Sought dan Gratification Obtained 2.2.3 Kelemahan Teori Uses and Gratification
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
3.1.1 Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 3.1.2 Program Studi
3.1.3 Visi dan Misi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 3.1.4 Tujuan, Tugas dan Fungsi FISIP USU
3.1.5 Struktur Organisasi International Education Centre 3.2 Sekilas tentang Radio Kiss FM
3.3 Sekilas tentang Radio Prambors 3.4 Metodologi Penelitian
3.4.1 Metode Penelitian 3.4.2 Lokasi Penelitian 3.4.3 Waktu Penelitian 3.5 Populasi dan Sampel
3.5.1 Populasi 3.5.2 Sampel
3.6 Teknik Penarikan Sampel 3.7 Teknik Pengumpulan Data 3.8 Teknik Analisis Data
3.9 Langkah-langkah Pengumpulan Data
BAB IV ANALISIS DATA
4.1 Analisis Tabel Tunggal 4.2 Analisis Tabel Silang
(9)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(10)
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Operasional VariabelTabel 2 Tipologi Gratifikasi yang Dicari dan Diperoleh dari Media
Tabel 3 Jumlah Mahasiswa Program S-1 FISIP USU Angkatan 2006-2007
Tabel 4 Gratification sought untuk motif mendengar musik
Tabel 5 Gratification sought untuk motif informasi
Tabel 6 Gratification sought untuk motif identitas pribadi
Tabel 7 Gratification sought untuk motif integrasi dan interaksi social
Tabel 8 Gratification sought untuk motif hiburan
Tabel 9 Gratification obtained untuk Kepuasan mendengar musik
Tabel 10 Gratification obtained untuk Kepuasan Informasi
Tabel 11 Gratification obtained untuk Kepuasan Identitas Pribadi
Tabel 12 Gratification obtained untuk Kepuasan integrasi dan interaksi sosial
Tabel 13 Gratification obtained untuk Kepuasan Hiburan
Tabel 14 Tabel Silang antara Jenis Kelamin dengan Motif Musik dan Informasi
Tabel 15 Tabel Silang Jenis Kelamin dengan Motif Indentitas Sosial, Integrasi Sosial dan Hiburan
Tabel 16 Tabel Silang antara Jenis Kelamin dengan Pemuasan Kebutuhan Motif , dan Informasi
Tabel 17 Tabel silang antara Jenis Kelamin dengan pemuasan kebutuhan Indentitas Sosial, Integrasi Sosial, dan Hiburan
(11)
Tabel 19 Tabel silang antara Frekuensi Mendengar Radio dengan motif Indentitas Sosial, Integrasi Sosial, dan Hiburan
Tabel 20 Tabel silang antara Frekuensi Mendengar Radio dengan kepuasan Kebutuhan Mendengar Musik dan Informasi
Tabel 21 Tabel silang antara Frekuensi Mendengar Radio dengan Kepuasan akan Kebutuhan Indentitas Sosial, Integrasi Sosial, dan Hiburan
Tabel 22 Tabel rata-rata penilaian Gratification Sought dan Gratification Obtained terhadap stasiun radio Kiss dan Prambors
Tabel 23 Independent Samples Test Gratification Sought dan Gratification Obtained Peendengar Radio
(12)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Bagan Teori Uses and GratificationGambar 2 Model Teoritis Gambar 3 Jenis Kelamin Gambar 4 Hobbi
Gambar 5 Frekuensi Mendengar Radio Gambar 6 Tempat Mendengar Radio Gambar 7 Teman Mendengar Radio
(13)
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 Media Habit pendengar Kiss FMGrafik 2 Media Habit pendengar Prambors FM
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Kuesioner PenelitianLampiran II Tabel SPSS
Lampiran III Surat permohonan penelitian dari Fakultas Imu Sosial dan
Ilmu Politik USU
Lampiran V Lembar catatan bimbingan skripsi
(14)
ABSTRAKSI
Penelitian ini berjudul Perbandingan Gratification Sought Dan Gratification Obtained Pendengar Terhadap Program Stasiun Radio (Studi Komparatif tentang Motif dan Kepuasan Pendengar terhadap Program Stasiun Radio Kiss FM dan Prambors Medan di Kalangan Mahasiswa FISIP USU
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kepuasan ynag dicari (gratification sought) dan kepuasan yang diperoleh (gratification obtained) pendengar radio Kiss FM dan Prambors FM Medan dengan menggunakan perspektif Uses and Gratification. Model ini menekankan bahwa khalayak adalah pihak yang aktif terhadap penggunaan media. Khalayak bebas mengkonsumsi media yang disukainya.
Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Jumlah sampel yang diambil sebesar 90 orang dengan menggunakan rumus dari Taro Yamane. Teknik penarikan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan bentuk pertanyaan tertutup sejumlah 76 buah. Analisis data menggunakan bentuk tabel tunggal dan table silang. Selanjutnya uji hipotesis dan tes signifikansi. Semuanya dilakukan dengan program SPSS for Windows version 10.0.
Dari hasil penelitian, terbukti bahwa gratification sought Kiss FM sejumlah 3.09 dan gratification obtained yang diperoleh 3.01. Jika GS > GO maka terjadi kesenjangan kepuasan, yang berarti pendengar tidak mendapat kepuasan dari stasiun radio Kiss FM. Dan gratification sought Prambors FM sejumlah 2.96 dan gratification obtained yang diperoleh 3.01. Jika GS < GO maka terjadi kesenjangan kepuasan, yang berarti pendengar mendapat kepuasan dari stasiun radio Kiss FM. Penjabaran Independent samples Test untuk Gratification Sought :Angka F test yang mengasumsikan kedua varian sama adalah 0.027 dengan probabilitas sebesar0,869. Oleh karena angka probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada perbedaan motif yang dicari oleh pendengar Kiss dan Prambors
Penjabaran Independenat samples Test untuk Gratification Obtained: Angka F test yang mengasumsikan kedua varian sama adalah 0.905 dengan probabilitas sebesar 0,344. Oleh karena angka probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada perbedaan kepuasan yang didapat oleh pendengar Kiss dan Prambors.
(15)
ABSTRAKSI
Penelitian ini berjudul Perbandingan Gratification Sought Dan Gratification Obtained Pendengar Terhadap Program Stasiun Radio (Studi Komparatif tentang Motif dan Kepuasan Pendengar terhadap Program Stasiun Radio Kiss FM dan Prambors Medan di Kalangan Mahasiswa FISIP USU
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kepuasan ynag dicari (gratification sought) dan kepuasan yang diperoleh (gratification obtained) pendengar radio Kiss FM dan Prambors FM Medan dengan menggunakan perspektif Uses and Gratification. Model ini menekankan bahwa khalayak adalah pihak yang aktif terhadap penggunaan media. Khalayak bebas mengkonsumsi media yang disukainya.
Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Jumlah sampel yang diambil sebesar 90 orang dengan menggunakan rumus dari Taro Yamane. Teknik penarikan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan bentuk pertanyaan tertutup sejumlah 76 buah. Analisis data menggunakan bentuk tabel tunggal dan table silang. Selanjutnya uji hipotesis dan tes signifikansi. Semuanya dilakukan dengan program SPSS for Windows version 10.0.
Dari hasil penelitian, terbukti bahwa gratification sought Kiss FM sejumlah 3.09 dan gratification obtained yang diperoleh 3.01. Jika GS > GO maka terjadi kesenjangan kepuasan, yang berarti pendengar tidak mendapat kepuasan dari stasiun radio Kiss FM. Dan gratification sought Prambors FM sejumlah 2.96 dan gratification obtained yang diperoleh 3.01. Jika GS < GO maka terjadi kesenjangan kepuasan, yang berarti pendengar mendapat kepuasan dari stasiun radio Kiss FM. Penjabaran Independent samples Test untuk Gratification Sought :Angka F test yang mengasumsikan kedua varian sama adalah 0.027 dengan probabilitas sebesar0,869. Oleh karena angka probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada perbedaan motif yang dicari oleh pendengar Kiss dan Prambors
Penjabaran Independenat samples Test untuk Gratification Obtained: Angka F test yang mengasumsikan kedua varian sama adalah 0.905 dengan probabilitas sebesar 0,344. Oleh karena angka probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada perbedaan kepuasan yang didapat oleh pendengar Kiss dan Prambors.
(16)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangTidak ada satu individu pun yang bisa lepas dari media massa, baik itu media
massa cetak, maupun media massa elektronik. Media massa telah merasuk (persuasive)
ke dalam kegidupan modern. Karena media massa sangat berpengaruh, kita perlu tahu
sebanyak mungkin bagaimana media massa bekerja. Melalui media massa kita
mengetahui hampir segala sesuatu yang kita tahu tentang dunia di luar lingkungan dekat
kita. Orang membutuhkan media massa untuk mengekspresikan ide-ide mereka ke
khalayak luas. Negara-negara kuat menggunakan media massa untuk menyebarkan
ideologinya dan untuk tujuna komersial (Vivian, 2008: 4).
Radio sebagai salah satu media massa dengan segala kekurangan dan
kelebihannya dalam memberikan akses untuk mendapatkan informasi, saat ini juga telah
mendapat tempat dan memiliki kekuatan tersendiri dalam memberikan informasi.
Penyampaian pesan melalui radio siaran dilakukan dengan menggunakan bahasa lisan,
jika ada lambang-lambang non-verbal yang digunakan jumlahnya sangat minim,
umpamanya tanda waktu pada saat akan memulai acara warta berita dalam bentuk bunyi
telegrafi atau bunyi salah satu alat musik (Effendy, 1983: 14).
Dibandingkan dengan media massa lain, radio memiliki keunggulan yang tidak
dimiliki oleh media massa lain, yaitu kecepatan dalam menyampaikan informasi,
kemudahan dalam mengakses siaran radio, biaya yang murah, luasnya jangkauan siar,
(17)
komunikator ialah sifatnya yang santai. Orang bisa menikmati acara siaran radio sambil
makan, sambil tidur-tiduran, sambil bekerja, bahkan sambil mengemudikan mobil. Tidak
demikian dengan media massa lainnya.
Keefektifan media penyiaran radio tergantung pada seberapa banyak pendengar
yang menikmati dan mendengarkan program-program radio. Tidak ada sistem penyiaran
radio yang dapat bertahan tanpa pendengar. Pendengar merupakan orang-orang yang
loyal dan bersahabat serta memiliki rasa kekeluargaan yang sangat kuat terhadap stasiun
radio yang mereka dengarkan. Tetapi jika sebuah stasiun tidak memuaskan
pendengarnya, para pendengar akan segera mematikan gelombang radio tersebut, dan
mereka akan pindah ke stasiun radio yang lain. Pendengar yang akan dikatakan
benar-benar loyal terhadap sebuah stasiun penyiaran radio akan cenderung melakukan pilihan
sesuai dengan kebutuhan dan selera masing-masing. Tetapi, bisa saja pendengar hanya
loyal terhadap satu acara pada stasiun penyiaran radio tersebut.
Jaringan merupakan salah satu konsep yang diusung radio-radio swasta guna
merebut hati pendengar dan pengiklan. Selain jaringan, konvergensi media juga menjadi
daya tarik tersendiri bagi radio. Radio jaringan menjadi sebuah pilihan karena memiliki
sejumlah kelebihan. Radio yang memiliki keterbatasan jangkauan siar, berkat jaringan
keterbatasan tersebut bisa diatasi. Lewat jaringan siaran radio di suatu daerah dapat
didengar di daerah lain.
Salah satu stasiun radio yang mendapat tempat di hati pendengarnya adalah Kiss
FM. Kiss FM adalah radio yang merupakan salah satu media bagi masyarakat luas dan
rekan sebaya pada khususnya yang menyajikan acara hiburan, informasi dan berita.
(18)
Dien No.16 Medan . Pada awalnya gelombang radio yang dipakai adalah adalah AM.
Namun dengan perubahan dan perkembangan informasi maka telah terjadi pertukaran
gelombang ke FM. Target audience yang utama dari radio Kiss FM adalah umur 15 – 29
tahun dan disamping itu juga yang berusia 30 – 48 tahun dan pendidikannya
sekurang-kurangnya Sekolah Menengah Atas dan statusnya mulai dari pelajar, mahasiswa, pegawai
kantor sampai pada professional.
Untuk mencapai targetnya ini Kiss FM menggunakan format hottest hits dimana
lagu-lagu yang disajikan adalah hits terbaru dari berbagai jenis aliran musik yang di
favoritkan saat ini seperti : pop, pop-rock, alternative, R & B, hiphop, punk, dan lain
sebagainya, baik produksi dalam negeri dan terutama mancanegara yang semuanya
terkoleksi dalam acara KISS weekly Hot 40 dan KISS info musik Indonesia. Selain itu PT.
Kidung Indah Selaras Suara juga memproduksi acara-acara seperti KISS in the morning,
noizertortion, love always, forcesting interaktif, road show from your campus, after shool, danceholic dan menyajikan acara yang bekerja sama dengan radio maupun produk lainnya. Radio ini juga memproduksi sendiri berita lokal seputar kota Medan dan
dikemas dalam KISS Hot Information yang disajikan 6 kali sehari.
Demikian halnya dengan Prambors 97,5 FM.Prambors adalah radio siaran yang
pada saat ini telah mengudara di enam kota, yaitu Bandung, Jakarta, Makassar, Manado,
Medan dan Surabaya. Nama lengkap Prambors adalah Prambors Rasisonia, yang
merupakan singkatan dari Prambanan, Mendut, Borobudur, dan Sekitarnya (Prambors)
dan Radio Siaran Sosial Niaga (Rasisonia).
(19)
target pendengarnya berusia 15-25 tahun. (www.pramborsfm.com). Salah satu program
andalan stasiun ini yakni, “Putuss bareng Om Rangga”. Program ini bertujuan untuk
memberi semangat pada kawula muda dalam melalkukan aktivitasnya di pagi hari. Acara
yang disiarkan pada pukul 6-10 pagi di hari Senin hingga Jumat ini mempunyai unsur
pertunjukan, mendidik, dan menginspirasi. Seperti memberi info menarik dan didukung
oleh lagu-lagu yang menjadi penyemangat di pagi hari, rekomendasi dalam segala hal
yang sangat dekat dengan aktivitas kawula muda, membahas fenomena yang tidak asing
lagi di lingkungan sekitar juga penyampaian cerita yang lebih santai tetapi tetap memiliki
nilai untuk lebih memotivasi kawula muda.
Pada siaran radio, penyiar radio bisa mendapat komentar atau feedback pada saat
itu juga mengenai penampilan si penyiar, bagus atau jelek, ataupun musik-musik yang
ingin didengarkan oleh audiens. Penyiar radio dapat melibatkan masyarakat
pendengarnya untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pendengar lainnya
misalnya informasi tentang kemacetan lalu lintas, informasi untuk membeli
barang-barang tertentu hingga ke perjodohan dan seterusnya (Morrisan, 2008: 23).
Sebagian besar perilaku audiens akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan dan
kepentingan individu. Penggunaan media itu terdiri dari, misalnya jumlah waktu yang
digunakan untuk mengikuti media, jenis isi media yang dikonsumsi dan berbagai
hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi dan
berbagai hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi
atau dengan media secara keseluruhan. Berbagai penggunaan dan pemuasan terhadap
media ini disebabkan oleh kondisi sosial psikologis yang menyebabkan adanya
(20)
sumber-sumber lain, yang membawa kepada perbedaan pola penggunaan media yang akhirnya
akan menghasilkan pemenuhan kebutuhan dan konsekuensi lainnya termasuk yang tidak
diharapkan sebelumnya.
Berdasarkan pengalamannya, seseorang mengharapkan bahwa konsumsi atau
penggunaan media tertentu, akan memberikan sejumlah pemenuhan bagi kebutuhannya.
Penggunaan media didorong oleh motif-motif tertentu, namun menurut Palmgreen,
konsep ini tidak berhenti di situ, yaitu dengan menanyakan apakah khalayak puas setelah
menggunakan media. Konsep mengukur kepuasan ini disebut GS (Gratification Sought)
dan GO (Gratification Obtained). Gratification sought adalah kepuasan yang dicari atau
diinginkan individu ketika mengkonsumsi suatu jenis media tertentu (radio, tv atau
koran). Gratification sought adalah motif yang mendorong seseorang mengkonsumsi
media. Sedangkan gratification obtained adalah kepuasan yang nyata yang diperoleh
seseorang setelah mengkonsumsi suatu jenis media tertentu. Dengan kata lain,
gratification obtained dibentuk dari kepercayaan seseorang mengenai apa yang media
dapat berikan dan evaluasi seseorang mengenai isi media. Gratification obtained
mempertanyakan hal-hal yang khusus mengenai apa saja yang telah diperoleh setelah
menggunakan media dengan menyebutkan acara atau rubrik tertentu secara spesifik
(Kriyantono, 2008: 208). Pendekatan ini berbeda dari perspektif teoretis lain yang
menganggap khalayak sebagai pengguna media yang aktif sebagai lawan dari penerima
pasif informasi. Berbeda dengan teori-teori efek media tradisional yang berfokus pada
"apa yang media lakukan untuk rakyat" dan berasumsi khalayak adalah homogen,
(21)
untuk menggunakan media dan menanggapi media, yang ditentukan oleh latar belakang
sosial dan psikologis.
Kedua stasiun radio ini merupakan stasiun yang membuat program acara yang
memfokuskan pada generasi muda. Mahasiswa, adalah elemen yang memiliki wawasan
yang cukup luas dan selalu berusaha menjalani hidup lebih luwes dan peka terhadap
orang lain dan lingkungan di sekitarnya. Mahasiswa juga merupakan khalayak yang
sangat aktif dalam menggunakan media massa baik cetak maupun elektronik, dan
merupakan generasi yang tidak lepas dari segala rutinitas yang sering melepaskan segala
kepenatannya dengan mendengarkan musik yang disenanginya. Salah satu caranya adalah
dengan mendengarkan radio, musik yang disajikan oleh stasiun radio sangat beragam,
tergantung pada pendengarnya apakah menginginkan genre musik pop atau rock. Kiss
dan Prambors merupakan dua stasiun radio yang mengusung tema kawula muda dalam
target sasaran pendengarnya. Alasan peneliti memilih mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara (FISIP USU) adalah mahasiswa yang
berada di fakultas ini dapat lebih ekspresif dalam menyikapi media yang menerpanya.
Hal inilah yang menarik perhatian peneliti untuk meneliti dan membandingkan motivasi
dan kepuasan yang didapat dari mahasiswa dalam mendengarkan program dari stasiun
radio, khususnya Kiss FM dan Prambors yang sarat dengan musik kawula muda.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti
(22)
dan Gratification Obtained pendengar terhadap program stasiun radio Kiss FM dan Prambors Medan?”
1.3 Pembatasan Masalah
Guna menghindari lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat
mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti.
Pembatasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut.
1.4Penelitian ini merupakan studi perbandingan, yaitu hanya untuk mengetahui
perbandingan Gratification Sought dan Gratification Obtained pendengar
terhadap program stasiun radio, yang dibandingkan yaitu motif dan kepuasan
yang didapat setelah mendengar kedua stasiun radio tersebut.
1.5Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa FISIP USU angkatan
2006-2007 yang mendengarkan program acara Kiss FM dan Prambors Medan.
1.6Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2010.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motif mahasiswa FISIP USU dalam
mendengarkan program acara Kiss FM dan Prambors dan kepuasan yang
didapat.
2. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan cara pengemasan yang dibuat
(23)
3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan stasiun radio Kiss FM
dan Prambors dalam memenuhi kebutuhan informasi musik di kalangan
mahasiswa FISIP USU Medan.
1.4.2 Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis, penelitian ini dapat memperluas pengetahuan peneliti mengenai
Ilmu Komunikasi.
2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya bahan referensi
penelitian di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU dan memberikan
sumbangan pemikiran bagi para pembacanya.
3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi stasiun
radio Kiss FM dan Prambors Medan.
1.5 KERANGKA TEORI
Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam
memecahkan masalah atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori
yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah
penelitian akan disoroti (Nawawi, 1995: 40).
Kerlinger menyebutkan teori merupakan himpunan konstruk (konsep), defenisi
dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan
menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut
(24)
Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan adalah komunikasi dan
komunikasi massa, teori uses and gratification approach, kepuasan, motif penggunaan
media, media habit, gratification sought dan gratification obtained.
1.5.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa
Pada tahun 1960, Carl I. Hovland dalam karyanya yang berjudul Social
Communication memunculkan istilah Science of Communication yang didefinisikan sebagai suatu upaya yang sistematis untuk merumuskan dengan cara yang
setepat-tepatnya asas-asas pentransmisian informasi serta pembentukan opini dan sikap (Effendy,
2003: 13).
Tujuan utama mempelajari komunikasi adalah untuk mengetahui bagaimana efek
komunikasi terhadap seseorang. Kita ingin memiliki kemampuan untuk meramalkan efek
yang timbul pada komunikan.
Sedangkan Bungin (2006: 35), mengatakan bahwa tujuan komunikasi adalah:
o Perubahan sikap (attitude change)
o Perubahan pendapat (opinion change)
o Perubahan perilaku (behaviour change)
o Perubahan sosial (social change)
Jadi, lingkup komunikasi menyangkut persoalan-persoalan yang ada kaitannya
dengan substansi interaksi sosial orang-orang dalam masyarakat, termasuk konten
interaksi komunikasi yang dilakukan secara langsung maupun dengan menggunakan
(25)
Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human
communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi (Wiryanto, 2000: 1).
Komunikasi massa bisa didefinisikan dalam tiga ciri:
1. Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen dan
anonim.
2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadualkan untuk bisa
mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya
sementara.
3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang
kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar (Severin, Warner J
& James W. Tankard, 2005: 4).
1.5.2 Teori Uses and Gratification Approach
Teori Uses and Gratification lebih menekankan pada pendekatan manusiawai di
dalam melihat media. Artinya manusia punya otonomi, wewenang untuk memperlakukan
media (Nurudin, 2004: 181). Blumer dan Katz percaya bahwa tidak hanya satu jalan bagi
khalayak untuk menggunakan media. Menurut teori ini konsumen media mempunyai
kebebasan untuk memutuskan bagaimana mereka menggunakan media dan bebas
memilih media mana yang mampu memuaskan kebutuhan informasi khalayak, serta
bagaimana media itu akan berdampak bagi khalayak itu sendiri.
Katz menggambarkan sejumlah logika yang mendasari penelitian uses and
(26)
adanya (2) kebutuhan yang menciptakan (3) harapan-harapan terhadap (4) media massa
dan sumber-sumber lain, yang membawa kepada (5) perbedaan pola penggunaan media
yang akhirnya akan menghasilkan (6) pemenuhan kebutuhan dan (7) konsekuensi
lainnya, termasuk yang tidak diharapkan sebelumnya (Ardianto, 2004: 72).
Kita bisa memahami interaksi orang dengan media melalui pemanfaatan media
oleh seseorang (uses) dan kepuasan yang diperoleh (gratification). Gratifikasi yang
sifatnya umum antara lain pelarian dari rasa khawatir, peredaan rasa kesepian, dukungan
emosional, perolehan informasi dan kontak sosial.
Mengapa khalayak aktif memilih media? Alasannya adalah karena masing-masing
orang berbeda tingkat pemanfaatan medianya. Televisi Metro TV tentu akan banyak
dipilih oleh mereka yang ingin mencari kepuasan dalam perolehan informasi dan berita
dibanding dengan khalayak yang ingin memperoleh suatu pelarian dari rasa khawatir.
Orang yang menyenangi sinetron akan memanfaatkan dan mencari kepuasan pada media
yang bisa memberikan kebutuhannya tersebut dibanding media lain. Ini berarti pemirsa
menjadi pihak yang aktif dalam memanfaatkan media massa.
Keefektifan khalayak terlihat jelas dalam pemilihan media yang digunakan,
dimana khalayak akan mengontrol apa yang mereka dengarkan, saksikan dan baca.
Khalayak bebas dalam mengontrol media yang digunakan. Pengontrolan disesuaikan
dengan kebutuhan dan motif. Seleksi terhadap media yang dilakukan oleh khalayak
disesuaikan dengan kebutuhan dan motif. Seleksi media ini berlaku untuk semua jenis
media baik media cetak maupun media elektronik. Unsur motif dalam tindakan seleksi
(27)
Uses and gratification menjelaskan suatu proses dimana kondisi sosial psikologis
seseorang akan menyebabkan adanya kebutuhan yang menciptakan harapan-harapan
terhadap media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa kepada perbedaan pola
penggunaan media (atau keterlibatan dalam aktivitas lainnya) yang akhirnya akan
menghasilkan pemenuhan kebutuhan (Sendjaja, 1994: 5.46).
Teori uses and gratification beroperasi dalam beberapa cara yang bisa dilihat
dalam bagan berikut (Nurudin, 2004: 183):
Gambar 1. Bagan Teori Uses and Gratification
Asumsi dasar dari pendekatan Uses and Gratification: Lingkungan Sosial: 1.Ciri-Ciri Geografis 2.Afiliasi Kelompok 3.Ciri-Ciri Kepribadian Kebutuhan Khalayak: 1.Kognitif 2.Afektif 3.Integratif Personal 4.Integratif Sosial 5.Pelepasan Ketegangan/ Melarikan Diri dari Kenyataan Sumber Penguasaan Non Media: 1.Keluarga, Teman 2.Komunikasi Interpersonal 3.Hobi, Tidur Penggunaan Media Massa: 1.Jenis Media: suratkabar, tv, radio, buku 2.Isi Media 3.Terpaan Media 4.Konteks Sosial dan Terpaan Pemuasan Media: 1.Informasi 2.Hiburan 3.Identitas Sosial 4.Hubungan Sosial
(28)
1. Khalayak dianggap aktif, artinya sebahagian penting dari penggunaan media
massa diasumsikan mempunyai tujuan.
2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan
kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada khalayak.
3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan
kebutuhan khalayak.
4. Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan
oleh khalayak, artinya orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan
kepentingan atau motif pada situasi-situasi tertentu.
5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum
diteliti dahulu orientasi khalayak.
1.5.3 Kepuasan
Yang dimaksud dengan “puas” adalah merasa senang (lega, gembira) karena
sudah terpenuhinya hasrat hati. Kepuasan lebih banyak didefenisikan dari perspektif
pengalaman khalayak setelah mengkonsumsi atau menggunakan media, seperti yang
dikemukakan oleh Richard Oliver “Kepuasan adalah respon pemenuhan dari konsumen.
Kepuasan adalah hasil dari penilaian khalayak bahwa media telah memberikan tingkat
kepuasan, kenikmatan dimana tingkat pemenuhan ini bisa lebih atau kurang”. Kepuasan
merupakan persepsi terhadap acara yang telah memenuhi harapannya belum terpenuhi,
khalayak akan merasa puas jika persepsinya sama atau lebih dari yang diharapkan.
(29)
terhadap harapan khalayak. Kepuasan khalayak ditentukan oleh persepsi khalayak atas
acara dalam memenuhi kebutuhan khalayak. Khalayak merasa puas apabila harapannya
terpenuhi atau akan sangat puas jika harapan khalayak terlampaui.
Kepuasan khalayak terhadap suatu program siaran radio tergantung dari kualitas
acara itu sendiri. Khalayak akan merasa puas terhadap radio yang menayangkan program
acara yang dapat memenuhi kebutuhannya. Untuk itu kualitas acara sangat penting
peranannya dalam memberikan kepuasan bagi khalayak, karena kualitas acara yang baik
juga ditentukan oleh bagaimana cara menyajikan sesuatu yang berbeda dari program
acara yang lain dan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh khalayaknya,
sehingga khalayak akan terus mendengarkan siaran tersebut. Radio Kiss FM didirikan
untuk memenuhi kebutuhan anak muda. Pedoman yang mendasari kegiatan ini adalah
untuk mendapatkan segmentasi khalayak yaitu anak muda, demikian pula halnya dengan
stasiun radio Prambors.
1.5.4 Motif Penggunaan Media
Sebelumnya kita perlu memahami apa itu motif. Motif merupakan suatu
pengertian yang meliputi penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri
manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu. Setiap individu pasti memiliki
motif yang berbeda-beda dalam melakukan sesuatu. Perbedaan motif ini juga berlaku
dalam perilaku penggunaan media. Berbedanya motif seseorang dalam menggunakan
media menimbulkan perbedaan pula dalam tingkat kepuasan yang didapat individu dalam
menggunakan media. Semakin sesuai peran komunikasi dengan motivasi, semakin besar
(30)
Motif jika dihubungkan dengan konsumsi media berarti segala faktor dan
pendorong dalam diri manusia yang menyebabkan orang menggunakan media dan
tujuannya menggunakan media tersebut, seleksi terhadap media yang dilakukan oleh
khalayak disesuaikan dengan kebutuhan dan motif. Seleksi media ini berlaku untuk
semua jenis media baik cetak ataupun media elektronik. Unsur motif dalam tindakan
seleksi media ini biasanya dilakukan untuk memuaskan kebutuhan.
Penyiaran, pada hakikatnya adalah salah satu keterampilan dasar manusia ketika
berada pada posisi tidak mampu untuk menciptakan dan menggunakan pesan secara
efektif untuk berkomunikasi. Penyiaran dalam konteks ini adalah alat untuk
mendongkrak kapasitas dan efektivitas komunikasi massa. Di Indonesia, radio
merupakan alat komunikasi penting sejak negara ini baru berdiri, yang merupakan alat
untuk mengumumkan berita tentang kemerdekaan Indonesia, berita politik dan
lain-lainnya.
Jelaslah bahwa penyiaran merupakan wahana komunikasi massa dasar yang telah
terbukti efektivitasnya. Tanpa media komunikasi dasar, manusia tidak mungkin
mendistribusikan satu pesan ke banyak penerima secara global.
Adanya kebutuhan akan menimbulkan dorongan atau motif tertentu untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Ada beberapa motif individu dalam menggunakan media
(Cespur, 2004: 184) yaitu:
1. Kebutuhan Kognitif
Kebutuhan kognitif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan
(31)
2. Kebutuhan Afektif
Kebutuhan afektif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan
pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional.
3. Kebutuhan Pribadi secara Integratif
Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan,
stabilitas dan status individual. Hal ini dapat diperoleh dari hasrat akan harga
diri.
4. Kebutuhan Integrasi Sosial
Adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga,
teman dan dunia. Hal ini didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi.
5. Kebutuhan akan Pelarian
Adalah kebutuhan yang berkaitan dengan hasrat ingin melarikan diri dari
kenyataan, pelepasan emosi, ketegangan, masalah, dan kebutuhan akan
hiburan.
Motif tersebut yang menjadikan khalayak aktif dalam memilih atau menggunakan
media untuk memenuhi kebutuhannya. Perbedaan motif akan mempengaruhi perbedaan
pola khalayak dalam menggunakan media.
1.5.5 Media Habit
Media yang sangat bervariasi kini dihadapi konsumen berita mungkin berpikir
untuk merangsang seleksi aktif sumber berita lebih dari sebelumnya, hanya dengan
(32)
setiap saat siang dan malam. Namun, teori baru kehadiran media (LaRose & Eastin,
2004) telah mengusulkan agar menunjukkan persis yang sebaliknya: Ketika dihadapkan
dengan berbagai pilihan media, konsumen menyimpang dalam pola-pola kebiasaan
konsumsi media agar menghemat sumber daya mental dan terlibat dalam seleksi aktif.
Seiring waktu, kebiasaan membangun kekuatan, mungkin dibantu oleh proses
pengkondisian klasik di mana konsumen berita kembali ke sumber berita yang mereka
sukai untuk menghilangkan perasaan gelisah karena tidak mengetahui apa yang "terjadi"
di dunia. Kebiasaan bertahan sampai ada perubahan dalam rutinitas sehari-hari mereka
yang lain, misalnya, ketika orang-orang muda meninggalkan rumah untuk pergi ke
perguruan tinggi atau bila ada perubahan pada kebutuhan informasi terjadi, mungkin
disebabkan oleh acara berita besar seperti Perang Irak, atau oleh seorang pematangan
perubahan. Jika peneliti menggunakan dan Pemenuhan Kepuasan itu untuk bertanya
apakah perilaku konsumsi berita terbaru memenuhi kebutuhan "untuk mencari tahu
tentang kehidupan sehari-hari," misalnya, responden mungkin dengan beberapa upaya
mengingat hari di masa lalu di mana mereka dianggap secara aktif terakhir media berita
mereka pilihan. Atau, jika mereka tidak ingat hari itu semua mereka mungkin muncul
dengan rasionalisasi bagi peneliti: Mereka adalah orang-orang rasional, yang terdengar
seperti penjelasan yang masuk akal untuk konsumsi berita, sehingga mereka setuju
dengan itu. Namun, jawaban itu hanya akan cenderung menghasilkan korelasi lemah
dengan konsumsi media, konsisten dengan temuan-temuan dari penelitian menggunakan
dan pemenuhan kepuasan. Jawaban yang lebih nyata mungkin sering terjadi bahwa
(33)
Kebiasaan perilaku konsumsi media membedakan fenomena ini dari apa yang
disebut kepuasan-kepuasan ritualistik yang terakhir masih menganggap pemrosesan
informasi aktif (misalnya, untuk memuaskan kebutuhan untuk mengisi waktu)
berlangsung. Pembentukan kebiasaan media terkait dengan pengembangan kecanduan
media, media yang lebih tepat disebut dependensi, atau penggunaan media bermasalah
(LaRose & Eastin, 2004). Proses ini dikonseptualisasikan dalam kaitannya dengan
mekanisme peraturan diri dari teori kognitif sosial (Bandura, 1991), melibatkan
diri-pengamatan perilaku, menilai perilaku dalam hubungannya dengan pribadi atau
norma-norma sosial, dan menerapkan insentif reaktif diri untuk mengatur media sendiri
konsumsi. Formulasi ini sehingga mengunjungi kembali konseptualisasi awal kebiasaan
dalam menggunakan dan Pemenuhan Kepuasan tradisi, di mana kebiasaan adalah
membangun berbeda dari kepuasan-kepuasan dicari / kepuasan-kepuasan yang diperoleh.
Kebiasaan perilaku media dapat direncanakan dimulai secara aktif dan secara
aktif beralasan pilihan sebagai model yang menggunakan dan kepuasan akan
memilikinya. Namun, dengan pengulangan, perilaku media menjadi kurang tunduk pada
pengamatan diri aktif sebagai media melestarikan konsumen energi mental bagi yang
lain, yang lebih mendesak, kekhawatiran sehari-hari. Selama konsumen media hakim
tingkat konsumsi mereka secara keseluruhan berada dalam tingkat yang dapat diterima
dan konteks penggunaan media tetap relatif tidak berubah, mereka mungkin berhenti
untuk memberikan pertimbangan aktif terhadap pola konsumsi dan akan tidak berlaku
reaktif diri insentif (seperti perasaan bersalah ) dalam upaya untuk mengubah pola
(34)
1.5.6 Gratification Sought dan Gratification Obtained
Gratification sought adalah kepuasan yang dicari atau diinginkan individu ketika mengkonsumsi suatu jenis media tertentu (radio, tv atau koran). Gratification sought
adalah motif yang mendorong seseorang mengkonsumsi media. Sedangkan gratification
obtained adalah kepuasan yang nyata yang diperoleh seseorang setelah mengkonsumsi suatu jenis media tertentu (Palmgreen, 1982: 27). Dengan kata lain menurut Palmgreen,
gratification sought dibentuk dari kepercayaan seseorang mengenai apa yang media dapat
berikan dan evaluasi seseorang mengenai isi media. Contoh, jika anda percaya acara
Seputar Indonesia dapat memberikan informasi dan anda mengevaluasi informasi itu
menarik, anda akan mencari kepuasan dari kebutuhan informasi anda dengan menonton
Seputar Indonesia RCTI. Sebaliknya, jika percaya bahwa Seputar Indonesia memberikan
pandangan tentang kehidupan yang tidak realistik dan mengevaluasi isi seperti itu kurang
bermutu, maka anda akan mungkin tidak akan menontonnya. Gratification obtained
mempertanyakan hal-hal yang khusus mengenai apa saja yang telah diperoleh setelah
menggunakan media dengan menyebutkan acara atau rubrik tertentu secara spesifik.
Misalnya, setelah membaca acara Pojok Kampung atau membaca halaman olahraga
Kompas (Kriyantono, 2008: 209).
Banyak faktor, baik personal maupun eksternal, yang menentukan kepercayaan
dan evaluasi seseorang. Littlejohn (dalam Kriyantono) mengatakan bahwa kepercayaan
seseorang tentang isi media dapat dipengaruhi oleh (1) budaya dan institusi sosial
seseorang, termasuk media itu sendiri; (2) keadaan-keadaan sosial seperti ketersediaan
(35)
kebutuhan-kebutuhan, dan (3) variabel-variabel psikologis. Kepercayaan-kepercayaan
dan nilai-nilai akan menentukan pencarian kepuasan, yang akhirnya menentukan perilaku
konsumsi terhadap media seseorang. Tergantung pada apa yang dikonsumsi dan apa
alternatif-alternatif media yang diambil, pengaruh media tertentu akan dirasakan, dan
pada gilirannya akan memberikan umpan balik kepada kepercayaan seseorang mengenai
media.
6. KERANGKA KONSEP
Kerangka konsep adalah sebagai hasil pemikiran yang rasional. Merupakan uraian
yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai,
dapat mengantarkan penelitian pada rumusan hipotesis (Nawawi, 1995: 40).
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel bebas atau Independent Variable (X1)
Variabel bebas adalah variabel yang mengandung gejala/variabel/unsur yang
menentukan atau mempengaruhi munculnya variabel kedua yang disebut
variabel terikat (Y) (Nawawi, 1995: 57).
Variabel bebas (X1) dalam penelitian ini adalah Gratification Sought (motif
yang mendorong orang mengkonsumsi media).
2. Variabel Bebas atau Independent Variable (X2)
Variabel bebas adalah variabel yang mengandung gejala/ variabel/ unsur yang
menentukan atau mempengaruhi munculnya variabel kedua yang disebut
variabel terikat (Y) (Nawawi, 1995: 57).
Variabel bebas (X2) dalam penelitian ini adalah Gratification Obtained (apa
(36)
3. Variabel terikat atau Dependent Variable (Y)
Variabel terikat adalah sejumlah gejala yang muncul dipengaruhi variabel
bebas (X) dan bukan karena adanya variabel lain (Nawawi, 1995: 57).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah program acara stasiun radio.
4. Variabel antara atau Intervening Variable (Z)
Variabel antara adalah yang menjembatani atau yang menghubungkan antara
variabel bebas dan variabel terikat. Variabel intervening ini mempengaruhi
hubungan langsung antara variabel independen dan variabel dependen,
sehingga terjadi hubungan yang tidak langsung (Umar, 2002: 61).
Variabel antara dalam penelitian ini adalah karakteristik responden.
5. Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa FISIP USU
angkatan 2006-2007.
7. MODEL TEORITIS
Gambar 2. Model Teoritis
Gratification Sought
Gratification Obtained
Program Stasiun
Radio
(37)
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan, maka
untuk lebih memudahkan dalam penelitian, perlu dibuat operasional konsep-konsep yang
terkait sebagai berikut.
Konsep Operasional Operasionalisasi Konsep
1.Variabel Gratification Sought
(X1)
a. Motif Informasi
Mengetahui berbagai peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan
lingkungan masyarakat terdekat
Mengetahui berbagai peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan keadaan
dunia.
Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.
b. Motif Identitas Pribadi
Menemukan penunjang nilai-nilai yang berkaitan dengan pribadi mahasiswa itu
sendiri.
Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain dalam media.
Memperoleh nilai lebih sebagai mahasiswa.
c.Motif Integrasi dan Interaksi Sosial
(38)
berkenaan dengan empati sosial.
Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial dengan orang lain di
sekitarnya.
Menjalankan peran sosial sebagai mahasiswa.
Keinginan untuk dekat dengan orang lain.
Keinginan untuk dihargai oleh orang lain.
d. Motif Hiburan
Dapat melepaskan diri dari permasalahan.
Bisa bersantai dan mengisi waktu luang.
Bisa menyalurkan emosi
Bisa mendapatkan hiburan dan kesenangan
2.Variabel Gratification Obtained
(X2)
a. Kepuasan Informasi
Mengetahui berbagai peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan
(39)
Mengetahui berbagai peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan keadaan
dunia.
Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.
b. Kepuasan Identitas Pribadi
Menemukan penunjang nilai-nilai yang berkaitan dengan pribadi mahasiswa itu
sendiri.
Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain dalam media.
Memperoleh nilai lebih sebagai mahasiswa.
c.Kepuasan Integrasi dan Interaksi Sosial
Memperoleh pengetahuan yang berkenaan dengan empati sosial.
Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial dengan orang lain di
sekitarnya.
Menjalankan peran sosial sebagai mahasiswa.
Keinginan untuk dekat dengan orang lain.
(40)
Keinginan untuk dihargai oleh orang lain.
d. Kepuasan Hiburan
Dapat melepaskan diri dari permasalahan.
Bisa bersantai dan mengisi waktu luang.
Bisa menyalurkan emosi
Bisa mendapatkan hiburan dan kesenangan.
Tabel 1. Operasional Variabel
9. DEFENISI OPERASIONAL
Dalam penelitian lapangan, konsep yang relevan dan berkedudukan sentral dalam
penelitian terlebih dahulu harus dioperasionalkan. Pengarahan yang tepat atau prosedur
penelitian, menuntut ketegasan apakah gugus realita yang akan diteliti, sebagaimana
digambarkan menurut konsepnya memang betul-betul ada. Defenisi operasional tidaklah
mungkin ditetapkan jika konsep itu tidak merujuk sama sekali pada suatu realitas
tertentu. Sebuah konsep baru akan disebut konsep yang operasional jika konsep itu sudah
menyatakan secara eksplisit konsekuensi metode operasinya.
Defenisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang
(41)
merupaka suatu informasi alamiah yang sangant membantu peneliti lain yang akan
menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 1995: 46).
Defenisi operasional dari variable-variabel penelitian ini adalah:
1.Variabel Gratification Sought (X1)
a. Motif Informasi
Yang dimaksud dengan motif informasi adalah alasan-alasan dalam diri
pendengar yang menyebabkan dirinya mencari informasi.
b. Motif Identitas Pribadi
Yang dimaksud dengan motif identitas pribadi adalah alasan-alasan pendengar
untuk menemukan jati dirinya atau penunjang nilai-nilai yang berkaitan dengan pribadi
mahasiswa itu sendiri.
c. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial
Yang dimaksud dengan motif integrasi dan interaksi sosial adalah alasan- alasan
pendengar untuk mendapatkan peran sosial sebagai mahasiswa, seperti mendapatkan
bahan percakapan dan interaksi sosial dengan orang lain di sekitarnya.
d. Motif Hiburan
Yang dimaksud dengan motif hiburan adalah alasan-alasan pendengar untuk dapat
melepaskan diri dari permasalahan, menyalurkan emosi dan mendapatkan hiburan dan
kesenangan.
(42)
a. Kepuasan Informasi
Yang dimaksud dengan kepuasan informasi adalah respon pendengar dari
penilaiannya tentang media yang dapat memenuhi kebutuhan informasinya.
b. Kepuasan Identitas Pribadi
Yang dimaksud dengan kepuasan identitas pribadi adalah respon pendengar dari
penilaiannya tentang media yang dapat menemukan jati dirinya atau penunjang nilai-nilai
yang berkaitan dengan pribadi mahasiswa itu sendiri
c. Kepuasan Integrasi dan Interaksi Sosial
Yang dimaksud dengan kepuasan integrasi dan interaksi sosial adalah respon
pendengar dari penilaiannya tentang media yang dapat menjalankan peran sosial
seseorang sebagai mahasiswa, seperti mendapatkan bahan percakapan dan interaksi sosial
dengan orang lain di sekitarnya.
d. Kepuasan Hiburan
Yang dimaksud dengan kepuasan hiburan adalah respon pendengar dari
penilaiannya tentang media yang dapat melepaskan dirinya dari permasalahan,
menyalurkan emosi dan mendapatkan hiburan dan kesenangan.
(43)
Hipotesis adalah pernyataan yang bersifat dugaan mengenai hubungan antara dua
variabel atau lebih. Menurut Champion, hipotesis merupakan penghubung antara teori
dan dunia empiris (Rakhmat, 2004:14).
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang tengah diteliti
(Suyanto dan Sutinah, 2005: 43).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ho: Tidak terdapat perbedaan antara gratification sought dan gratification
obtained pendengar terhadap program stasiun radio Kiss FM dan Prambors Medan.
Ha: Terdapat perbedaan antara gratification sought dan gratification
obtained pendengar terhadap program stasiun radio Kiss FM dan Prambors Medan
(44)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian3.1.1 Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara
merupakan fakultas kesembilan di lingkungan Universitas Sumatera Utara. Prakarsa
pendirian FISIP USU berasal dari beberapa dosen dalam bidang Ilmu Sosial,
Administrasi, dan Manajemen yang berada di Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Hukum
pada tahun 1979.
Persiapan proposal pendirian dilakukan oleh Drs. Adham Nasution, Asma Affan
MPA, Dr. AP. Parlindungan,SH. , M. Solly Lubis,SH dan beberapa dosen lainnya.
Berdasarkan proposal tersebut, Rektor USU Dr. AP Parlindungan, SH memperjuangkan
agar di USU didirikan FISIP. Pada tahun 1980, mulanya FISIP USU merupakan JUrusan
Ilmu Pengetahuan Masyarakat di Fakultas Hukum USU. Para pendiri FISIP ini sepakat
untuk mengangkat Drs. M. Adham Nasution sebagai Ketua Jurusan dan ditetapkan
berdasarkan Surat Keputusan Rektor USU Nomor 1181/PT05/C.80 tertanggal 1 Juli
1980.
Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat ini pertama kali menerima mahasiswa
melalui ujian SIPENMARU pada tahun ajaran 1980/1981 dengan jumlah mahasiswa
sebanyak 75 orang. Kegiatan perkuliahan pertama kali dimulai tanggal 18 Agustus 1980
yang pembukaannya diresmikan oleh Rektor USU Prof. Dr. AP Parlindungan, SH di
(45)
Masyarakat merupakan salah satu jurusan di Fakultas Hukum USU, namun kegiatan
perkuliahan dan kegiatan administrasi jurusan tidak dilaksanakan di Fakultas Hukum
USU. Kegiatan administrasi dilaksanakan di salah satu ruangan BAAK USU yang
sekarang merupakan gedung Fakultas Sastra USU. Selanjutnya pada tanggal 7 April 1983
kegiatan administrasi jurusan dipindahkan ke gedung Biro Rektor yang sekarang
merupakan gedung Pusat Komputer. Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat merupakan
“embrio” (cikal bakal) berdirinya FISIP USU.
Berkat perjuangan dan usaha yang dilakukan pendiri FISIP USU, maka dua tahun
kemudian, yaitu tahun 1982, keluarlah Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 36 tahun 1982 tanggal 7 September 1982. dalam Surat Keputusan tersebut
dicantumkan Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Sumatera Utara yang merupakan
fakultas ke-9 di USU. Semua mahasiswa yang terdaftar pada Jurusan Ilmu Pengetahuan
Masyarakat tersebut menjadi mahasiswa FISIP USU.
Pada tahun ajaran pertama ini para pendiri FISIP ini sepakat untuk mengusulkan
Drs. M. Adham Nasution sebagai Ketua Jurusan. Pada tahun 1982, terbitlah Surat
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 tahun 1982, tanggal 7 September
1982 tentang Susunan Organisasi Universitas Sumatera Utara, dimana dalam surat
keputusan tersebut dicantumkan bahwa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik Sumatera
Utara merupaka fakultas ke sembilan atau Fakultas yang terakhir di USU. Sehubungan
dengan itu, maka Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat yang berada di bawah Fakultas
Hukum USU berubah statusnya menjadi fakultas. Semua mahasiswa yang terdaftar pada
jurusan tersebut otomatis menjadi mahasiswa FISIP USU, belum dibagi ke dalam
(46)
Saat ini FISIP USU berada di Jl. Dr. A. Sofian No. 1 Kampus USU. Bersebelahan
dengan Fakultas Ekonomi, dan berseberangan dengan Fakultas Pertanian USU.
Setelah Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat fakultas Hukum USU ditetapkan
menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, maka secara
otomatis pula Drs. M. Adham Nasution sebagai Ketua Jurusan sudah habis masa
jabatannya dan FISIP USU yang baru berdiri belum mempunyai dekan. Dalam rangka
pengembangan FISIP USU tersebut, maka dibentuklah satu panitia persiapan pemilihan
Dekan FISIP USU dengan Surat Keputusan Rektor USU Nomor 573/PT05/C.82
tertanggal 19 Oktober 1982. Tujuan dari pembentukan panitia tersebut adalah untuk
memilih dekan yang akan memimpin FISIP USU. Dalam rapat tersebut dengan suara
bulat menyetujui Drs. M. Adham Nasution sebagai Pejabat Sementara Dekan FISIP USU.
Kemudian pada tanggal 1 Maret 1983 terbitlah Surat Keputusan Rektor tentang
Pengangkatan Drs. M. Adham Nasution sebagai pejabat sementara Dekan FISIP USU
dengan Nomor 64/PT05/SK/C.83, sedangkan Pejabat Sementara para Pembantu Dekan
yang diangkat sebagai pejabatnya adalah :
1. Pembantu Dekan I : T. Daoed Ahmad, SH
2. Pembantu Dekan II : Drs. Haniful Chair Nasution
3. Pembantu Dekan III : Dra. Nurlela Ketaren
Pada bulan Oktober 1983 FISIP USU yang untuk pertama kalinya melantik
sebanyak 24 orang sarjana muda dari mahasiswa angkatan 1980/1981, sedangkan
pelantikannya diadakan di Gelanggang Mahasiswa Jalan Universitas kampus USU
(47)
Sesuai dengan perkembangannya sebagai suatu Fakultas, FISIP USU
mengusulkan agar dapat membuka beberapa jurusan. Pada tahun 1983 berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0535/0/83
tentang jenis dan jumlah fakultas di lingkungan USU, disebutkan bahwa FISIP USU
terdiri dari lima jurusan, yaitu:
1. Jurusan Ilmu Administrasi Negara
2. Jurusan Ilmu Komunikasi
3. Jurusan ILmu Kesejahteraan Sosial
4. Jurusan Sosiologi
5. Jurusan Antropologi
Namun demikian, pembukaan kelima jurusan tersebut dilakukan secara bertahap,
hal ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan pemerintah Provinsi Sumatera
Utara. Mengingat juga terbatasnya jumlah tenaga pengajar (dosen) yang ada, dan
terbatasnya disiplin ilmu yang dimiliki dosen pada masing-masing jurusan, maka jurusan
yang pertama dibuka adalah Jurusan Ilmu Administrasi dan Ilmu Komunikasi.
Dalam perkembangan selanjutnya, pada tahun 2001/2002 FISIP USU
mengusulkan kembali agar menambah jurusan yang baru yaitu Jurusan Ilmu Politik.
Berdasarkan Surat Izin Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 2809/D/T/2001
tanggal 31 Agustus 2001 dibukalah jurusan tersebut.
Melalui rapat senat tanggal 25 April 2001 FIFIP USU kembali mengusulkan ke
Rektor USU agar FISIP USU membuka Program baru yaitu Program Extention yang
(48)
3.1.2 Program Studi
Pada tahun 1983 dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
RI Nomor 0535/0/83 tentang Jenis dan Jumlah pada Fakultas-Fakultas di lingkunagn
Universitas Sumatera Utara, disebutkan bahwa FISIP USU mempunyai lima jurusan
dengan urutab sebagai berikut.
1. Jurusan Ilmu Administrasi Negara
2. Jurusan Ilmu Komunikasi
3. Jurusan ILmu Kesejahteraan Sosial
4. Jurusan Sosiologi
5. Jurusan Antropologi
Pada tahun Akademik 1995/ 1996, FISIP USU membuka Program Diploma I
(D-I) dan Program Diploma III (D-II(D-I), bekerjasama dengan direktorat Jenderal Pajak. Pada
tahun ajaran 2000/2001 program D-I Administrasi Perpajakan tidak menerima mahasiswa
baru lagi, dengan jumlah alumni D-I seluruhnya adalah 153 orang.
Pada tahun akademik 2001/2002 telah dibuka Program Studi Ilmu Politik
berdasarkan SK No. 616/J05/SK/PP/2002 dan telah menerima sejumlah 60 mahasiswa,
3.1.3 Visi dan Misi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
a. Visi yang diemban FISIP USU adalah menjadi pusat pendidikan dan rujukan
bidang ilmu sosial di Asia Tenggara.
b. Misi yang diemban FISIP USU adalah menghasilkan alumni yang mampu
(49)
3.1.4 Tujuan, Tugas, dan Fungsi FISIP USU Tujuan:
Sebagai lembaga pendidikan tinggi yang bernaung di bawah Universitas Sumatera Utara
mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
akademika dan atau professional yang mampu menerapkan, mengembangkan, dan/atau
menciptakan ilmu pengetahuan dan keterampilan tinggi, disertai budi yang luhur,
mencintai bangsa dan sesame yang sesuai dengan falsafah.
2. Mengembangkan dan menebarkan ilmu pengetahuan serta mengupayakan
penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya
kebudayaan nasional sesuai dengan Pancasila.
Tugas:
Menyelenggarakan kegiatan untuk mencapai tujuan sebagaimana tersebut di atas dengan
berpedoman pada :
1. Tujuan pendidikan nasional
2. Kaedah, moral dan etika ilmu pengetahuan
3. Kepentingan masyarakat serta memperhatikan minat, kemampuan, dan prakarsa
pribadi.
Fungsi:
(50)
2. Melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan kebudayaan, khususnya ilmu
pengetahuan sosial.
3. Melaksanakan pengabdian pada msyarakat
4. Melaksanakan kegiatan pelaksanaan administratif
3.2 Sekilas tentang Radio Kiss FM
PT Kidung Indah Selaras Suara atau yang sering disebut dengan Kiss FM adalah
radio yang juga merupakan salah satu media bagi masyarakat luas dan rekan sebaya pada
khususnya yang menyajikan acara hiburan, informasi dan berita. Radio Kiss FM berada
pada frekuensi 105 MHz yang beralamat pada Jalan Cut Nyak Dien No.16 Medan 20125.
Pada awalnya gelombang radio yang dipakai adalah adalah AM. Namun dengan
perubahan dan perkembangan informasi maka telah terjadi pertukaran gelombang ke FM.
PT. Kidung Indah Selaras Suara mulai berdiri tanggal 11 Desember 1968 di
Medan dan sebelumnya PT. Kidung Indah Selaras Suara menggunakan nama Echo Lima
41 dan kemudian pada bulan Januari 1992 resmi menggunakan nama Kidung Indah
Selaras Suara ( KISS ). Target audience yang utama dari radio Kiss FM adalah umur 15 –
29 tahun dan disamping itu juga yang berusia 30 – 48 tahun dan pendidikannya
sekurang-kurangnya Sekolah Menengah Atas dan statusnya mulai dari pelajar, mahasiswa, pegawai
kantor sampai pada professional.
Untuk mencapai targetnya ini PT Kidung Indah Selaras Suara
menggunakan format hottest hits dimana lagu-lagu yang disajikan adalah hits terbaru dari
(51)
mancanegara yang semuanya terkoleksi dalam acara KISS weekly Hot 40 dan KISS info
musik Indonesia. Selain itu PT. Kidung Indah Selaras Suara juga memproduksi
acara-acara seperti KISS in the morning, noizertortion, love always, forcesting interaktif, road
show from your campus, after shool, danceholic dan menyajikan acara yang bekerja sama dengan radio maupun produk lainnya. Radio ini juga memproduksi sendiri berita lokal
seputar kota Medan dan dikemas dalam KISS Hot Information yang disajikan 6 kali
sehari.
Perkembangan-perkembangan ini terus ditingkatkan, yaitu diantaranya sarana
komputerisasi dan komunikasi yang baik, serta pengembangan kepribadian bagi seluruh
karyawan dan kesejahteraan karyawan, dimaksudkan untuk menunjang kelanjutan dan
pengoperasian dan masa depan KISS FM terutama dalam hal komunikasi yang baik bagi
setiap pendengar.
3.3 Sekilas tentang radio Prambors
Berbicara mengenai Prambors, sama saja kita berbicara tentang anak muda yang penuh gaya dan trend. Prambors selalu mempunyai semangat untuk membuat sesuatu yang baru, segar, kreatif, dan khas anak muda. Prambors pernah punya WarKop yang ngetop dengan Dono, Kasino, Indro plus Catatan si Boy. Itu baru beberapa karya Prambors yang jadi legenda. Pelan-pelan, ternyata Prambors sudah memiliki komunitas pendengar, yang mayoritas anak muda. Lagu-lagu dan materi siaran pun disesuaikan dengan segmentasinya, yaitu anak muda. Mulai tahun 1971 hingga 1978, Prambors pun makin mantap di jalur anak muda, yang kala itu seperti tak ada saingan.
Produk Prambors makin beragam. Mulai dari kaset kompilasi, sampai acara off air Lomba Cipta Lagu Remaja (LCLR) yang sukses. Di era 80-an, Prambors mulai
(52)
bebenah karena di era ini mulai terasa adanya persaingan dengan stasiun radio lain. Salah satu usaha keras mereka untuk tetap menjaga komunitas pendengarnya adalah melalui games. Games yang dikembangkan cukup bervariasi, dengan hadiah yang kala itu cukup sensasional, misalnya mobil.
Komunitas pendengar Prambors makin besar, terutama didukung oleh pembenahan kualitas audionya dengan pindah ke jalur FM 102,3 di tahun 1987. Karena adanya penataan ulang seluruh frekuensi yang dikeluarkan oleh Departemen Perhubungan, per 1 Agustus 2004 Prambors berubah frekuensi yang tadinya FM 102,3 menjadi FM 102,2. Begitu juga dengan bertambahnya waktu, Prambors kini ada di Semarang, Jogja, Makkasar, Solo, Bandung dan Medan.
Karakteristik Radio Prambors FM
Nama Perusahaan : PT. Radio Swara Kencana Yudha Gelombang Radio : 97.5 FM
Jangkauan Siar : Medan, Binjai, Kab.Deli Serdang Station Call/ Brand Name : RADIO PRAMBORS
Panggilan untuk pendengar : KAWULA MUDA
Slogan : PRAMBORS RASISONIA
Alamat : Mandiri Building Lt.3,Jl.Imam Bonjol 16-D Medan 20112
(53)
1.Psikografis Gaya Hidup :
Anak muda yang dinamis, aktif, berani dan mencoba sesuatu yang baru, open minded, hura-hura tapi tetap cinta keluarga.
Up to date dalam segala hal,baik informasi, gadget dan tren.
Mereka menghargai seni dan budaya, termasuk juga ikut serta dalam aktivitas komunitas. Pendapat mereka pada umumnya sangat didengar oleh kelompok mainnya.
Kepribadian
Kawula muda dengan gaya hidup yang kreatif, gesit, dan jujur.
Mereka memiliki pemikiran yang positif, seru, percaya diri, terkini, peduli, berada dalam kelompok (tidak individualis), membumi, menghargai nilai-nilaipersahabatan.
2. Demografis
Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan Status Sosial Ekonomi : Menengah ke atas Rentang Usia : 15- 25 tahun Area Cakupan : Sumatera Utara Status Marital : Belum menikah
(54)
3.4 Metodologi Penelitian
Metode dalam pembuatan penelitian ini menggambarkan tentang tata cara
pengumpulan data yang diperlukan guna menjawab permasalahan yang ada dalam
kegiatan ilmiah. Metodologi merupakan hal yang penting untuk menentukan secara
teoritis tentang teknik operasional yang dipakai sebagai pegangan dalam mengambil
langkah-langkah sehingga diketahui tentang:
3.2.1 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian komparatif. Metode ini digunakan
untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata dari suatu kelompok dengan kelompok
lainnya. Misalnya perbedaan kecemasan antara kelompok pria dan wanita serta
perbedaan motivasi kerja antara bagian produksi, pemasaran dan keuangan (Nifsiannoor,
2009: 4).
3.2.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara, yang berada di Jalan Dr. A. Sofian No. 1 Kampus USU
3.2.3 Waktu Penelitian
(55)
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia,
benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan gejala-gejala, nilai test atau peristiwa-peristiwa
sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian
(Namawi, 1995: 141).
Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah mahasiswa program regular S-1
angkatan 2006-2007 yang masih terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa Program S-1 FISIP USU Angkatan 2006-2007
Departemen Adm.
Negara
Antro Pologi
Kes. Sosial Il.Komuni kasi
Il. Politik
Sosiologi
Angkatan 2006
87 51 60 107 69 70
Angkatan 2007
84 50 57 123 77 65
Jumlah 171 101 117 230 146 135
Jlh Total 900
3.3.2 Sampel
Sampel merupakan sebagian populasi yang diambil dengan menggunakan
cara-cara tertentu yang diteliti. Penelitian sampel dilaksanakan apabila keadaan subjek
(56)
Sampel merupakan sebagian populasi yang diambil dengan menggunakan
cara-cara tertentu yang diteliti. Penelitian sampel dilaksanakan apabila keadaan subjek
benar-benar sama (Arikunto, 2006: 134).
Untuk menentukan ukuran sampel dari populasi, maka peneliti menggunakan
rumus Taro Yamane dengan presisi 10 % dan dengan tingkat kepercayaan 90 %
(Rakhmat, 2004: 82). Adapun rumus tersebut adalah :
1 ) ( 2
d N
N n
Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi
d = nilai presisi yang ditetapkan sebesar 10% atau d=0,1
Berdasarkan rumus di atas maka jumlah sampel yang dibutuhkan adalah:
1 ] ) 1 , 0 ( 900 [ 900 2 n 1 9 900
n = 90orang
3.4 Teknik Penarikan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang dipilih adalah teknik yang sesuai dengan tujuan
penelitian. Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
Purposive sampling yaitu pengambilan sampling yang disesuaikan dengan tujuan
(57)
Adapun kriteria sampel yang dimaksud dalam penelitian ini adalah :
1). Mahasiswa FISIP USU program regular S-1 angkatan 2006-2007
2). Mendengar program acara stasiun radio Kiss FM dan Prambors minimal 2 kali
dalam seminggu
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Penelitian kepustakaan (Library Research)
Yaitu penelitian yang digunakan dengan mengumpulkan data-data dan
literatur serta bacaan yang relevan dan mendukung penelitian ini. Dapat juga
didapat dari buku-buku, jurnal, majalah, surat kabar dan internet yang
berkaitan dengan masalah yang dibahas.
b) Penelitian Lapangan (Field Research)
Dalam penelitian ini, untuk menghimpun data hasil penelitian, peneliti
menggunakan kueinoner. Pertanyaan melalui kuesioner disusun secara lebih
sistematis. Adapun model pertanyaan yang digunakan adalah dalam bentuk
“projective questionaire”. Projective questionaire adalah suatu model
pertanyaan yang mengajukan pilihan jawaban kepada responden.
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan dipresentasikan (Singarimbun, 1995: 263). Data yang diperoleh dari
hasil penelitian akan dianalisis dalam beberapa tahap analisis, yaitu:
(58)
Analisis tabel tunggal merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan
membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar
frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa kolom yang
merupakan sejumlah frekuensi dan persentasi untuk setiap kategori (Singarimbun,
1995: 266)
b. Analisis Tabel Silang
Merupakan teknik yang digunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang
satu memiliki hubungan dengan variabel yang lainnya, sehingga dapat diketahui
apakah variabel tersebut positif atau negatif (Singarimbun, 1995: 273).
c. Uji Hipotesis
Uji Hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesis
yang diajukan dapat diterima atau ditolak.untuk menguji hubungan diantara kedua
variabel yang dibandingkan maka peneliti menggunakan SPSS 10 dengan uji T sampel
independent, yang digunakan untuk mengetahui signifikansi rata-rata antara sampel yang
saling independen, yaitu melalui Independent-samples T Test. Alasan penggunaan uji
sampel ini karena sampel yang digunakan oleh peneliti adalah independen, yaitu satu
sama lain terpisah secara tegas (mutually exclusive). Artinya bahwa anggota sampel
kelompok pertama bukan menjadi anggota sampel kelompok kedua (Kriyantono, 2008:
184).
Setelah besar t diketahui untuk menentukan apakah nilai t tersebut memiliki nilai
signifikansi secara statistik atau tidak, mka nilai t tersebut dicocokkan dengan tabel t
(59)
Signifikansi artinya sederhananya adalah tingkat kebenaran/kepercayaan hasil
penelitian kita. Dalam ilmu sosial, standard yang dipakai untuk menguji signifikansi
hubungan ini adalah 95 % (alpha 0.05) atau 99 % (alpha 0.01). Umpamanya, jika nilai
rxy penelitian kita = 0.76 (alpha 0.04). Hal ini berarti bahwa hubungan antara variable X
dan Y tinggi, dan hubungan tersebut secara statistik signifikan (100 % - 4 % = 96 %).
Dengan demikian, kita bisa mengatakan bahwa hasil penelitian kita 96 % benar dan dapat
diinferensi ke dalam populasi yang tengah kita teliti.
Jika p > 0,05 berarti Ho diterima
Jika p < 0,05 berarti Ha diterima
Setelah diketahui hasil dari uji signifikansi, jika didapati bahwa ada perbedaan
yang signifikan antara pasangan skor GO dan GS langkah selanjutnya adalah
membandingkan kedua mean skor tersebut. Jika mean skor GS lebih besar dari mean skor
GO maka dapat dikatakan kebutuhan yang ada tidak terpuaskan. Sedangkan jika mean
skor GS lebih kecil atau sama dengan mean skor GO, maka dapat dinyatakan bahwa
(60)
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi penjelasan, mulai dari proses penelitian, hasil penelitian, serta
pembahasan hasil penelitian yang dilakukan peneliti tentang Perbandingan Gratification
Sought dan Gratification Obtained Pendengar terhadap Program Stasiun Radio Kiss FM dan Prambors di kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Sumatera
Utara, Medan.
4.1 Analisis Tabel Tunggal
Data yang disajikan dan dibahas dalam tabel tunggal terdiri dari identitas
responden, media habit, gratification sought,dan gratification obtained pendengar radio.
4.1.1 Karakteristik Responden
Karakteristik responden perlu disajikan untuk mengetahui latar belakang
responden. Karakteristik yang dipakai adalah jenis kelamin, hobbi, frekuensi mendengar
program stasiun radio Kiss FM dan Prambors.
Kiss FM Prambors FM
jenis kelamin
68.9%
31.1%
perempuan
laki laki
jenis kelamin
73.3%
26.7%
perempuan
(61)
Berdasarkan “pie chart” adapun analisis deskriptif mengenai Jenis Kelamin dari
jumlah sampel responden Kiss FM N=45 orang dapat diuraikan sebagai berikut:
diketahui responden yang berjenis kelamin laki-laki adalah sejumlah 31.1 % dan
responden yang berjenis kelamin perempuan adalah sejumlah 68.9 %. Berdasarkan “pie
chart” adapun analisis deskriptif mengenai Jenis Kelamin dari jumlah sampel responden Prambors FM N=45 orang dapat diuraikan sebagai berikut: responden yang berjenis
kelamin laki-laki adalah sejumlah 26.7 % dan responden yang berjenis kelamin
perempuan adalah sejumlah 73.3 %. Dalam penelitian ini dapat dijelaskan bahwa pada
saat penyebaran kuesioner berlangsung, mahasiswa FISIP USU program S-1 angkatan
2006 s/d 2007, yang lebih banyak menjadi responden adalah wanita daripada pria. Dari
kuesioner yang terkumpul menunjukkan bahwa perempuan sebagai responden yang
paling sering mendengarkan program di stasiun radio Kiss dan Prambors
Kiss FM Prambors FM
hobbi 6.7% 51.1% 20.0% 2.2% 8.9% 11.1% menonton
mendengarkan musik travelling
bermain musik olahraga membaca hobbi 15.6% 33.3% 22.2% 4.4% 6.7% 17.8% menonton mendengarkan musik travelling bermain musik olahraga membaca
(62)
Berdasarkan “pie chart”adapun analisis deskriptif mengenai Hobbi dari jumlah
sampel responden Kiss FM N=45 orang, responden yang memiliki hobbi mendengarkan
.musik paling banyak, yaitu sejumlah 51.1 %, dan responden memilih hobbi bermain
musik yang paling sedikit persentasenya, yaitu 2,2 %. Demikian halnya dengan
responden Prambors, yang memilih opsi mendengar musik paling banyak (33.3 %),
diikuti oleh hobbi travelling yang juga memiliki persentase yang cukup tinggi (22.2%),
dan minat menonton yang cukup besar (15.6%)
Kiss FM Prambors FM
frekuensi mendengar radio
51.1%
15.6% 33.3%
5-7 kali seminggu
3-4 kali seminggu 1-2 kali seminggu
frekuensi mendengar radio
51.1%
13.3% 35.6%
5-7 kali seminggu
3-4 kali seminggu 1-2 kali seminggu
Chart 4.3 Frekuensi Mendengar Radio
Berdasarkan “pie chart”analisis deskriptif mengenai Frekuensi mendengar dari
jumlah sampel responden Kiss FM N=45 orang dapat diuraikan sebagai berikut:
responden yang mendengar radio Kiss umumnya adalah responden yang loyal akan
stasiun radio ini. Hal ini terbukti dari banyaknya pendengar yang mendengar Kiss dengan
(63)
seminggu (51.1), dan tidak sedikit pula responden yang jarang mendengar stasiun radio
ini. Sebanyak 35.6% responden yang hanya mendengar radio 1-2 kali seminggu. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa kalangan mahasiswa FISIP USU merupakan pendengar
yang sering mendengar program acara di stasiun radio Kiss dan Prambors FM.
4.1.2 Media Habit
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
1 2 3 4 5 6 7
Frekuensi Persentase
Grafik 1. Media Habit pendengar Kiss FM
(64)
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
Frekuensi Persentase
Grafik 2. Media Habit pendengar Prambors FM
Berdasarkan grafik, dapat dilihat bahwa pendengar Kiss FM umumnya suka
mendengar radio ini pada hari Senin, kemudian di hari berikutnya turun intensitas
mendengarnya, hingga hari Jumat intensitas ini menurun . Tetapi di hari Sabtu angka ini
menaik tajam dan menurun lagi sedikit di hari Minggu. Hal ini disebabkan karena,
pendengar Kiss umumnya ingin mendapat inspirasi di hari pertama setelah libur hari
Minggu, kemudian ingin melepaskan ketegangan setelah seminggu beraktivitas dengan
mendengar radio di akhir pekan. Demikian pula halnya dengan pendengar Prambors.
Responden yang menikmati siaran ini di hari Senin sangat banyak. Demikian pula di hari
Sabtu, alasan yang kuat dalam pemilihan hari ini adalah masalah pelepasan ketegangan
dan mengisi waktu luang mereka. Umumnya mahasiswa membutuhkan semangat di hari
(1)
Lower Upper
GS
Equal variances assumed
.027 .869 1.611 88 .111 .13 8.27E-02 -3.11E-02 .30 Equal variances not assumed
1.611 87.966 .111 .13 8.27E-02 -3.11E-02 .30 GO Equal variances assumed
.905 .344 .475 88 .636 4.44E-02
9.36E-02 -.14 .23
Equal variances not assumed
.475 86.994 .636 4.44E-02
9.36E-02 -.14 .23
Penjabaran Independent samples Test untuk Gratification Sought :
Angka F test yang mengasumsikan kedua varian sama adalah 0.027 dengan probabilitas sebesar0,869. Oleh karena angka probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada perbedaan motif yang dicari oleh pendengar Kiss dan Prambors
Penjabaran Independenat samples Test untuk Gratification Obtained:
Angka F test yang mengasumsikan kedua varian sama adalah 0.905 dengan probabilitas sebesar 0,344. Oleh karena angka probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada perbedaan kepuasan yang didapat oleh pendengar Kiss dan Prambors.
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan tingkat kepuasan pendengar Kiss FM dan Prambors FM Medan, stasiun radio Prambors lebih dapat memenuhi kepuasan pendengarnya daripada stasiun radio Kiss FM, walaupun perbedaannya hanya sedikit.
2. Motivasi mendengar setiap individu berbeda-beda, namun secara umum alasan utamanya adalah untuk mendapatkan informasi dan mendapat hiburan melalui kehadiran lagu-lagu terbaru ataupun ingin mendengar lagu yang disukai,dan bersosialisasi dengan teman-teman serta melepaskan emosi serta kejenuhan menjadi motif pendengar radio dalam mendengarkan stasiun radio kesenangannya 3. Responden pada umumnya mendengar radio dengan intensitas cukup tinggi 4. Media massa berupa radio bisa menjadi sebuah alternatif untuk menyalurkan
emosi dan beban pikiran yang dimiliki seseorang. Kreativitas yang tinggi dari para pekerja radio dengan melahirkan suatu program acara yang menarik dan dapat menampung keluh kesah atau curahan hati pendengarnya merupakan salah satu pilihan untuk tempat pelepasan dan “melarikan diri” dari suatu masalah
(3)
5.2 Saran
1. Radio sebagai media elektronik yang bersifat auditif sebaiknya menjadi media yang tidak luntur oleh perkembangan zaman. Dengan adanya media elektronik lain yang lebih canggih diharapkan radio tetap menjaga konsistensi dan kelebihannya sebagai media auditif yang mendapat tempat di hati pendengarnya. 2. Kiss FM dan Prambors FM sebagai stasiun radio yang mengedepankan generasi
muda sasaran pendengarnya sebaiknya menjadi stasiun radio yang terus menjadi stimulan bagi generasi muda untuk lebih mengembangkan daya kreativitasnya 3. Kiss FM dan Prambors FM sebaiknya menempatkan dirinya sebagai stasiun radio
yang konsisten mendukung setiap perkembangan yang dapat mengembangkan sisi positif anak muda.
4. Stasiun radio Kiss FM dan Prambors FM sebaiknya lebih meningkatkan kualitasnya dalam hal memberikan berbagai informasi mengenai banyak hal, terutama yang berkaitan dengan dunia anak muda, agar pendengarnya lebih loyal dan semakin mengedepankan motivasi sosial agar mahasiswa mampu berempati, di tengah perkembangan zaman yang semakin mengarah ke titik individualitas ini. 5. Stasiun radio Kiss dan Prambors diharapkan dapat lebih memberi arti sebuah
stasiun radio yang menghibur dan memberi kepuasan akan kebutuhan informasi para pendengarnya, terlebih para pendengarnya adalah umumnya mahasiswa yang bercirikan kritis terhadap segala hal, terutama hal yang berindikasikan perkembangan ilmu pengetahuan.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala Erdinaya. 2004. Komunikasi Massa suatu
Pengantar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya Offset.
Arikunto, Suharaimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Baksin, Askurifai. 2006. Jurnalistik Televisi, Teori dan Praktik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Bungin, Burhan. 2006. Metodologi Penelitian Sosial: Format-Format Kuantitatif
dan Kualitatif. Surabaya: Airlangga University Press.
Cangara, Hafied. 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Effendy, Onong Uchjana . 1983. Radio dan Siaran: Teori dan Praktek. Bandung: Penerbit Alumni.
______________________. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti.
______________________. 2004. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Hamzah, Uno. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Kriyantono, Rachmat. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Masduki. 2001. Jurnalistik Radio: Menata Profesionalisme Reporter dan
(5)
Mc Quail, Dennis. 1996. Teori Komunikasi Massa : Suatu Pengantar. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.
Nawawi, Hadari. 1995. Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
Nifsiannoor, Muhammad. 2009. Pendekatan Statistik Modern untuk Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
Nurudin. 2004. Komunikasi Massa. Malang: Cespur.
_______. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Palmgreen, P dan J.D Rayburn, II. 1982. Gratification Sought and Media
Exposure: An Expectancy Value Model. Communication Research.
Rakhmat, Jalaluddin. 2004. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sendjaja, S. Djuarsa. 1994. Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka. Severin, Warner J & James W Tankard. 2005. Teori Komunikasi.. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survey. Yogyakarta: PT. Pustaka LP3ES Indonesia.
Soehartono, Irawan. 2004. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya..
Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2005. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana. Umar, Husein. 2002. Metode Riset Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
(6)
Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Winardi,J. 2001. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Wiryanto. 2000. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Grasindo.
Sumber lain:
www.kissfmmedan.com (diakses tanggal 24 Oktober 2009)