Kloramfenikol adalah salah satu antibiotik yang secara kimiawi diketahui paling stabil dalam segala pemakaian. Kloramfenikol memiliki stabilitas yang
sangat baik pada suhu kamar dan kisaran pH 2 sampai 7, stabilitas maksimumnya dicapai pada pH 6. Pada suhu 25
o
C dan pH 6, memiliki waktu paruh hampir 3 tahun. Yang menjadi penyebab utama terjadinya degradasi kloramfenikol dalam
media air adalah pemecahan hidrolitik pada lingkaran amida. Laju reaksinya berlangsung di bawah orde pertama dan tidak tergantung pada kekuatan ionik
media Connors, 1992. Menurut Pelczar 1988, kloramfenikol merupakan antibiotik berspektrum
luas yang aktif terhadap banyak bakteri gram positif dan gram negatif. Meskipun relatif tidak beracun bagi mamalia bila digunakan secara terapeutik, antibiotik ini
dapat menyebabkan beberapa kelainan yang gawat di dalam darah beberapa pasien. Karena itu, baru dianjurkan pemakaiannya pada kasus-kasus yang tidak
dapat diobati secara efektif dengan antibiotik lain. Cara kerja kloramfenikol bergabung dengan subunit-subunit ribosom sehingga mengganggu sintesis
protein.
2.6.3. Bakteri Uji
A. Echerichia coli
Domain :
Bacteria Kingdom
: Prokaryota
Class : Shizomycetes
Order :
Eubacteriales Familia
: Enterobacteriaceae
Genus :
Escherichia Species
: Escherichia coli
E. coli merupakan bakteri gram negatif biasanya tumbuh berpasangan atau
menyendiri, dapat bergerak mobile dan kadang membentuk rantai-rantai berkoloni. E. coli merupakan mikroflora alami yang terdapat pada saluran
pencernaan manusia dan hewan. Beberapa galur E. coli yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia adalah enterotoksigenik, enterohaemorragik,
enteropatogenik, enteroinuasiue, dan enteroagregatif staf pengajar FKUI, 1993.
E. coli adalah kuman oportunis yang banyak ditemukan di dalam usus besar
manusia sebagai flora normal. Sifatnya unik karena dapat menyebabkan infekasi primer pada usus misalnya diare pada anak dan travelers diarrhea, seperti juga
kemampuannya menimbulkan infeksi pada jaringan tubuh di luar usus staf pengajar FKUI, 1993.
Bakteri ini berbentuk batang pendek kokobasil, Gram negatif, berukuran 0,4-0,7 µm x 1,4 µm, sebagian besar gerak positif dan beberapa strain mempunyai
kapsul, E. coli tumbuh baik pada hampir semua media yang biasa dipakai di laboratorium mikrobiologi. Pada media yang dipergunakan untuk isolasi kuman
enterik. Pola peragian karbohidrat dan aktivitas dekarboksilase asam amino serta enzim lain biasanya digunakan dalam pembedaan biokimia. Beberapa tes
misalnya pembentukan indol dari triptofan, biasanya digunakan untuk pengenalan cepat. Sementara reaksi voges-proskaueur pembentukan asetilkarbaniol dari
dekstroksa, biasanya lebih jarang digunakan.
E. coli secara khas memberikan hasil positif untuk tes indol, lisin
dekarboksilase, dan peragian manitol serta membentuk gas dari glukosa. Isolat dengan urin dapat dengan cepat dikenali sebagai E. coli karena terjadi hemolisis
pada agar darah, morfologi koloni yang khas dengan “kilau” iridesen pada perbenihan diferensial misal agar EMB, dan tes bercak positif untuk indol. Tes
oksidasenya negatif Jawetz et al., 1996. E. coli
merupakan bagian flora usus pada manusia normal tetapi juga sering menyebabkan infeksi saluran kemih, diare dan penyakit lain. Bakteri menjadi
patogen ketika mencapai jaringan di luar intestinal normal atau tempat flora normal yang kurang umum. Salah satu penyembuhannya dengan antibiotik
Jawetz et al., 2001.
B . Staphylococcus aureus
Klasifikasi S. aureus Prescott et al., 2002 Domain
: Bacteria Kingdom
: Eubacteria Phylum
: Firmicutes Class
: Bacilli Order
: Bacillales Familia
: Staphylococcaeae Genus
: Staphylococcus Spesies
: Staphylococcus aureus
Suhu optimum untuk pertumbuhan S. aureus adalah 35
o
– 37
o
C dengan suhu minimum 6,7
o
C dan suhu maksimum 45,4
o
C. Bakteri ini dapat tumbuh pada pH 4,0 – 9,8 dengan pH optimum 7,0 – 7,5. Pertumbuhan pada pH mendekati 9,8
hanya mungkin bila substratnya mempunyai komposisi yang baik untuk pertumbuhannya. Bakteri ini membutuhkan asam nikotinat untuk tumbuh dan
akan distimulir pertumbuhannya dengan adanya thiamin. Pada keadaan anaerobik, bakteri ini juga membutuhkan urasil. Untuk pertumbuhan optimum diperlukan
sebelas asam amino, yaitu valin, leusin, threonin, phenilalanin, tirosin, sistein, metionin, lisin, prolin, histidin dan arginin. Bakteri ini tidak dapat tumbuh pada
media sintetik yang tidak mengandung asam amino atau protein Supardi dan Sukamto, 1999.
Selain memproduksi koagulase, S. aureus juga dapat memproduksi berbagai toksin, diantaranya :
1. Eksotoksin-a yang sangat beracun
2. Eksotoksin-b yang terdiri dari hemosilin, yaitu suatu komponen yang dapat
menyebabkan lisis pada sel darah merah. 3.
Toksin F dan S, yang merupakan protein eksoseluler dan bersifat leukistik. 4.
Hialuronidase, yaitu suatu enzim yang dapat memecah asam hyaluronat di dalam tenunan sehingga mempermudah penyebaran bakteri ke seluruh tubuh.
5. Grup enterotoksin yang terdiri dari protein sederhana. Supardi dan Sukamto
1999. S. aureus
hidup sebagai saprofit di dalam saluran-saluran pengeluaran lendir dari tubuh manusia dan hewan-hewan seperti hidung, mulut dan
tenggorokan dan dapat dikeluarkan pada waktu batuk atau bersin. Bakteri ini juga sering terdapat pada pori-pori dan permukaan kulit, kelenjar keringat dan saluran
usus. Selain dapat menyebabkan intoksikasi, S. aureus juga dapat menyebabkan bermacam-macam infeksi seperti jerawat, bisul, meningitis, osteomielitis,
pneumonia dan mastitis pada manusia dan hewan Supardi dan Sukamto 1999.
2.6.4. Pengukuran Aktivitas Antibakteri