Tabel 2. Perhitungan Akumulasi larva udang yang hidup No Konsentrasi
Akumulasi Hidup 1 1000
∑ angka hidup pada konsentrasi 1000 2
500 ∑ angka hidup pada konsentrasi 1000 + ∑ angka hidup
pada konsentrasi 500 3
200 ∑ angka hidup pada konsentrasi 1000 + konsentrasi 500 +
konsentrasi 200 4
100 ∑ angka hidup pada konsentrasi 1000 + konsentrasi 500 +
konsentrasi 200 + konsentrasi 100 5
10 ∑ angka hidup pada konsentrasi 1000 + konsentrasi 500 +
konsentrasi 200 + konsentrasi 100 + konsentrasi 10
Selanjutnya dihitung mortalitas dengan cara: akumulasi mati dibagi jumlah akumulasi hidup dan mati total dikali 100. Grafik dibuat dengan log
konsentrasi sebagai sumbu x terhadap mortalitas sebagai sumbu y. Nilai LC
50
merupakan konsentrasi dimana zat menyebabkan kematian 50 yang diperoleh dengan memakai persamaan regresi linier y = a + bx. Suatu zat dikatakan aktif
atau toksik bila nilai LC
50
1000 ppm untuk ekstrak dan 30 ppm untuk suatu senyawa.
3.4.5. Pengujian Antioksidan
3.4.5.1. Pembuatan Kurva Standar Butil hidroksianisol BHA
BHA dengan berbagai konsentrasi 0 ppm, 18 ppm, 36 ppm, dan 54 ppm dimasukkan ke dalam empat tabung reaksi yang berbeda. Kemudian dimasukkan
kedalam empat tabung reaksi tris HCl dengan pH 7.4 sebanyak 800 ml, pada masing-masing tabung reaksi ditambahkan 1 mL larutan DPPH 1 mM kemudian
dikocok dengan menggunakan vortex. Setelah homogen kemudian diinkubasi di
tempat gelap selama 20 menit. Serapan diukur dengan spektrofotometer Hitachi U-2000 pada panjang gelombang maksimum yaitu 517 nm.
3.4.5.2. Pengujian Sampel Ekstrak Air Bunga Kecombrang
Ekstrak kecombrang dengan berbagai konsentrasi 0, 10, 30, dan 50 dimasukkan ke dalam empat tabung reaksi yang berbeda. Kemudian
dimasukkan kedalam empat tabung reaksi tris HCl dengan pH 7.4 sebanyak 800 ml, pada masing-masing tabung reaksi ditambahkan 1 mL larutan DPPH 1 mM
kemudian dikocok dengan menggunakan vortex. Setelah homogen kemudian diinkubasi di tempat gelap selama 20 menit. Serapan diukur dengan
spektrofotometer Hitachi U-2000 pada panjang gelombang maksimum yaitu 517 nm.
3.4.6. Pembuatan Medium Nutrient Agar NA
Sebanyak 23 gram NA dilarutkan dalam 1 L akuades kemudian dipanaskan dan diaduk dengan menggunakan magnetik stirer sampai homogen. Setelah itu,
larutan tersebut dimasukkan dalam tabung reaksi besar sebanyak 10ml. Media disterilkan dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121
C, tekanan 1,5 atm dan selama 15 menit. Medium ini akan digunakan dalam pengujian antibakteri.
3.4.7. Pembuatan Medium Nutrient broth NB
Sebanyak 8 gram bubuk NB dilarutkan dengan 1 liter akuades dalam erlenmeyer kemudian diaduk dengan menggunakan magnetic stirrer. Setelah itu
medium NB disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121 ˚C selama 15 menit.
3.4.8. Pembuatan Medium Mueller Hinton Agar MHA
Sebanyak 38 gram MHA dilarutkan dalam 1 L akuades kemudian dipanaskan dan diaduk dengan menggunakan magnetik stirer sampai homogen.
Media disterilkan dengan mengguanakan autoklaf pada suhu 121 C, tekanan 1,5
atm dan selama 15 menit. Setelah disterilisasi dimasukkan ke dalam cawan petri sebanyak 15 ml yang akan digunakan sebagai medium dalam uji antibakteri.
3.4.9. Peremajaan Bakteri Uji dan Pembuatan Suspensi Bakteri