Uji Antioksidan HASIL DAN PEMBAHASAN

Sifat toksik ini diketahui dari nilai LC 50 yaitu 75,94 ppm. Menurut Meyer dan Ferrigni 1982, Suatu senyawa dinyatakan mempunyai potensi toksisitas jika mempunyai harga LC 50 kurang dari 1000 ppm. Sundari et al., 2007 menyatakan bahwa LC 50 Lethal Concentration 50 merupakan konsentrasi zat yang menyebabkan terjadinya kematian pada 50 hewan percobaan yaitu larva Artemia salina Leach. Sifat toksik dari bunga kecombrang diperkirakan oleh kandungan senyawa yang ada di dalam sampel tersebut Hasil analisa statistika anova satu-arah menunjukkan bahwa nilai F hitung masing-masing konsentrasi ekstrak air bunga kecombrang terhadap larva uji lebih besar daripada F tabel 0,05 lampiran 7. Artinya bahwa ekstrak air bunga kecombrang terhadap perlakuan yang diberikan terdapat pengaruh yang sangat signifikan. Hal ini menyebabkan adanya hubungan antara variasi konsentrasi ekstrak air bunga kecombrang dengan matinya hewan uji Artemia salina Leach.

4.3. Uji Antioksidan

Metoda yang digunakan dalam pengujian aktivitas antioksidan adalah metoda serapan radikal DPPH karena merupakan metoda yang sederhana, mudah, dan menggunakan sampel dalam jumlah yang sedikit dengan waktu yang singkat Hanani, 2005. Aktivitas antioksidan dari ekstrak air bunga kecombrang ini dinyatakan dalam persentase inhibisinya terhadap radikal DPPH. Persentase inhibisi ini didapatkan dari perbedaan serapan antara absorban DPPH dengan absorban sampel yang diukur dengan spektrofotometer UV-Vis. Pada pengujian aktivitas antioksidan ekstrak air bunga kecombrang ini terlebih dahulu membuat kurva kalibrasi dengan menggunakan BHA. Kurva hasil kalibrasi dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9. Kurva kalibrasi pengujian aktivitas antioksidan menggunakan standar BHA Pembuatan kurva kalibrasi dengan standar BHA ini berguna untuk membantu keakuratan data yang diperoleh dalam uji antioksidan ekstrak air bunga kecombrang. Dari pemeriksaan larutan standar BHA didapatkan kurva kalibrasi dengan persamaan regresi linier. Nilai koefisien korelasi r yang didapatkan pada kurva kalibrasi BHA adalah 0,917. Nilai r yang mendekati 1 membuktikan bahwa persamaan regresi tersebut adalah linier. Uji aktivitas antioksidan ekstrak air bunga kecombrang dihasilkan nilai absorbansi yang selalu menurun seiring dengan naiknya konsentrasi sampel. Berdasarkan hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak air bunga kecombrang menunjukkan bahwa, semakin tinggi konsentrasi sampel maka peluruhan warna ungu violet DPPH dalam metanol semakin tinggi yang mengakibatkan turunnya nilai absorbansi pada tiap naiknya konsentrasi. Menurut Zuhra et al., 2008 bahwa aktivitas antioksidan diukur sebagai penurunan serapan larutan DPPH akibat adanya penambahan sampel. Aktivitas diukur dengan menghitung jumlah pengurangan intensitas warna ungu DPPH yang sebanding dengan pengurangan konsentrasi larutan DPPH. Perendaman tersebut dihasilkan oleh bereaksinya molekul Difenil Pikril Hidrazil dengan atom Hidrogen yang dilepaskan satu molekul komponen sampel, pelepasan satu molekul sampel akan membentuk senyawa Difenil Pikril Hidrazin dan menyebabkan terjadinya peluruhan warna DPPH dari ungu ke kuning. Reaksi reduksi DPPH dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10. Reduksi DPPH dari senyawa peredam radikal bebas Prakash et al, 2001. Penurunan nilai absorbansi DPPH mempunyai arti bahwa telah terjadinya penangkapan radikal DPPH oleh sampel. Adanya aktivitas antioksidan dari sampel mengakibatkan perubahan warna pada larutan DPPH dalam metanol yang semula berwarna violet pekat menjadi kuning pucat Permana, 2003. Peluruhan warna ungu violet dapat dilihat pada Gambar 11. 30 ppm 50 ppm 0 ppm 10 ppm Gambar 11. Peluruhan warna DPPH oleh ekstrak air bunga kecombrang Dari data pengukuran nilai absorbansi dapat dianalisis pengaruh konsentrasi sampel dengan persentasi inhibisi, dimana peningkatan sebanding dengan bertambahnya konsentrasi. Kemudian ditentukan persamaan regresi dan untuk selanjutnya dari persamaan diplotkan aktivitas 50 sehingga diperoleh harga konsentrasi efektif IC 50 . Besarnya aktivitas antioksidan ditandai dengan nilai IC 50 , yaitu konsentrasi larutan sampel yang dibutuhkan untuk menghambat 50 radikal bebas DPPH. Hasil pengujian aktivitas antioksidan ekstrak air bunga kecombrang dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Persentase inhibisi dan nilai IC 50 aktivitas antioksidan ekstrak air bunga kecombrang Konsentrasi Absorban Inhibisi IC 50 ppm 0 0,8907 0 10 0,6518 26,8216 30 0,4281 51,9367 50 0,4125 53,6881 61.65 Pada Tabel 5 dapat dilihat adanya penurunan nilai absorbansi DPPH yang diberikan sampel disetiap kenaikan konsentrasi. Penurunan nilai absorbansi DPPH mempunyai arti bahwa telah terjadi penangkapan radikal DPPH oleh sampel. Dengan penangkapan radikal tersebut mengakibatkan ikatan rangakap diazo pada DPPH berkurang sehingga terjadi penurunan absorbansi. Uji aktivitas antioksidan ekstrak air bunga kecombrang menggunakan metode DPPH terhadap ekstrak metanol pada konsentrasi 0, 18, 36 dan 54 ppm diperoleh IC 50 sebesar 61.65 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak tersebut mempunyai aktivitas antioksidan yang kuat, karena mempunyai IC 50 kurang dari 200 ppm. Menurut Blois, 1958 dalam Hanani et al., 2005 menyatakan bahwa suatu bahan memiliki antioksidan kuat jika mempunyai IC 50 200 ppm. Aktivitas antioksidan dapat diketahui dari nilai persen inhibisi, naiknya pesen inhibisi dipengaruhi oleh menurunnya nilai absorbansi yang dihasilkan oleh sampel. Penurunan nilai absorbansi disebabkan oleh tingginya konsentrasi sampel. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi sampel maka semakin kecil nilai absorbansi sehingga mengakibatkan persen inhibisi semakin tinggi. Aktivitas antioksidan dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 12. Kurva aktivitas antioksidan ekstrak air bunga kecombrang Nilai IC 50 ekstrak air bunga kecombrang sebesar 61.65 ppm menunjukkan bahwa bunga kecombrang memiliki aktivitas antioksidan yang kuat sehingga baik untuk pangan fungsional. Apabila dibandingkan dengan ekstrak metanol buah tomat Andayani et al., 2008 yang mempunyai LC 50 sebesar sebesar 44.06 µgml dan ekstrak eter belimbing wuluh Kuncahyo dan Sunardi, 2007 yang mempunyai IC 50 dan 50.36 ppm aktivitas antioksidan ekstrak air bunga kecombrang relatif rendah. Jika dibandingkan dengan aktivitas vitamin C dan BHT yang mempunyai IC 50 sebesar 3,45 dan 3,81 mgml, aktivitas antioksidan ekstrak air bunga kecombrang masih lebih rendah. Hal ini dikarenakan sampel yang diujikan masih berupa ekstrak kasar crude, sehingga masih ada kemungkinan senyawa murni yang dikandung memiliki aktivitas perendaman radikal bebas lebih kuat dibandingkan ekstraknya. Aktivitas antioksidan ekstrak air bunga kecombrang lebih kuat dibandingkan ekstrak air dan etanol dari daun salam dan herba kumis kucing. Aktivitas antioksidan dari tanaman tersebut menunjukkan nilai LC 50 masing- masing sebesar 2174,23 ppm ekstrak etanol daun salam, 114,55 ppm ekstrak etanol herba kumis kucing, 1700,11 ppm ekstrak air daun salam, dan 344,39 ppm ekstrak air herba kumis kucing Muflihat, 2008.

4.4. Uji Antibakteri