xxii Menurut penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Hiro Tugiman
2002 berpendapat bahwa pengendalian internal yang efektif, jasa auditor internal yang berkualitas, serta manajer puncak, manajer
produksi, dan manajer keuangan akan berpengaruh secara nyata terhadap kinerja perusahaan.
C. Kondisi Keuangan Perusahaan
Kondisi keuangan perusahaan menggambarkan tingkat kesehatan perusahaan sesungguhnya. Mc Keown dkk 1991 menemukan bahwa
auditor hampir tidak pernah memberikan opini audit going concern pada perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan. Studi sebelumnya
oleh Mutchler di tahun 1984, 1985, dan 1986 dalam Puji Rahayu 2007 menemukan ukuran variabel keuangan yang diusulkan oleh SAS 34 adalah
faktor penting dalam penggambaran kesimpulan auditor pendapat going- concern
. Kebangkrutan perusahaan lebih mungkin untuk menerima suatu pernyataan bersyarat qualified opinion akuntan dalam segala jenis di tahun
yang dengan seketika kebangkrutan terjadi. Menurut Adnan dan Kurniasih 2000 kebangkrutan juga dikenal sebagai
suatu kegagalan usaha, kegagalan ini tidak harus berasal dari kejatuhan dan pembubaran suatu perusahaan. Kebangkrutan akan cepat terjadi pada
perusahaan yang berada di negara yang sedang mengalami kesulitan ekonomi, karena kesulitan ekonomi akan memicu semakin cepatnya
kebangkrutan perusahaan. Perusahaan yang belum bangkrut pun akan
xxiii mengalami kesulitan dalam pemenuhan dana untuk kegiatan operasional
perusahaan akibat adanya krisis ekonomi tersebut. Namun demikian, proses kebangkrutan perusahaan tidak semata-mata disebabkan oleh faktor
ekonomi saja tetapi bisa juga disebabkan oleh faktor lain yang sifatnya non– ekonomi.
Secara garis besar faktor-faktor penyebab kebangkrutan terbagi tiga, yaitu:
1. Faktor umum a. Sektor ekonomi
Faktor-faktor penyebab kebangkrutan di sektor ekonomi adalah gejala inflasi dan deflasi dalam harga dan suku bunga serta kebijakan
keuangan. b. Sektor sosial
Faktor sosial sangat berpengaruh terhadap kebangkrutan cenderung
pada perubahan gaya
hidup masyarakat yang
mempengaruhi permintaan terhadap produk dan jasa ataupun cara perusahaan berhubungan dengan karyawan.
c. Sektor pemerintah. Kebijakan pemerintah terhadap pencabutan subsidi pada
perusahaan dan industri, pengenaan tarif ekspor dan impor barang berubah, kebijakan undang-undang perbankan.
xxiv 2. Faktor eksternal perusahaan
a. Sektor pelanggan Perusahaan harus bisa mengidentifikasikan nasabah dari sifatnya,
karena berguna untuk menghindari kehilangan konsumen atau nasabah juga sebuah peluang untuk menciptakan nasabah baru.
b. Sektor kreditor Perusahaan dan kreditor harus tetap bekerjasama dengan baik
karena kekuatan kreditor untuk memberikan pinjaman dan menetapkan jangka waktu pengembalian hutang piutangnya sehingga
dapat menjaga likuiditasnya. 3. Faktor internal perusahaan
Faktor-faktor yang menyebabkan kebangkrutan secara internal adalah: a. Terlalu besarnya kredit yang diberikan kepada nasabah atau debitur
sampai akhirnya pembayaran nasabah tidak dapat dibayar. b. Manajemen yang tidak efisien.
c. Penyalahgunaan wewenang dan kecurangan-kecurangan.
Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Edward I. Altman 1968 dalam Adnan dan Taufiq 2001 yang menggunakan multiple
discriminant analysis . Dari kurang lebih 22 rasio keuangan, yang
berdasarkan data dari suatu periode sebelum bangkrut diuji, dan Altman memilih 5 dari rasio-rasio tersebut, yaitu working capitaltotal assets
likuiditas, retained earningtotal assets profitabilitas, earning before
xxv interest and tax
total assets profitabilitas, market value of equitybook value of debt
struktur keuangan, serta salestotal assets tingkat perputaran modal.
Menurut Edward I. Altman 1982 pada industri perbankan formula Z- Score yang digunakan adalah sebagai berikut:
Z = 0,717 Z1 + 0,847 Z2 + 3,107 Z3 + 0,420 Z4 + 0,998 Z5 Z1 = working capitaltotal assets
Z2 = retained earningstotal assets Z3 = earning before interest and taxestotal assets
Z4 = market value of equitybook value of debt Z5 = salestotal assets
Dengan formula Z-Score tersebut daerah ambang batasnya adalah 2,90 dan 1,23 artinya perusahaan yang mempunyai Z-Score diatas 2,90
diklasifikasikan sebagai perusahaan yang sehat, sedangkan perusahaan yang mempunyai Z-Score dibawah 1,23 diklasifikasikan sebagai perusahaan
berpotensi bangrut. Selanjutnya nilai diantara 1,23 dan 2,90 disebut grey area berpotensi sehatbangkrut.
D. Opini Going Concern