xv bahwa kualitas audit yang diproksikan dengan besaran Kantor Akuntan
Publik KAP tidak berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit going concern.
B. Auditor Internal
1. Pengertian Suatu sistem merupakan subjek dari kesalahan-kesalahan,
kecurangan-kecurangan, dan penyelewengan-penyelewengan umum lainnya. Maka untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dan ingin
membentuk suatu sistem yang baik maka sebaiknya dibentuk suatu sistem pengendalian internal yang baik. Apabila sistem tersebut
dilengkapi dengan suatu pengendalian yang berguna untuk mencegah atau menjaga hal-hal negatif tersebut. Untuk itu sebelum mengemukakan
dan membahas tentang sistem pengendalian intern. Disini akan dijelaskan beberapa definisi mengenai sistem pengendalian intern yang
dikemukakan oleh beberapa ahli: Menurut Widjajanto 2001:18 dalam Agus Setiawan 2007
pengendalian intern adalah suatu sistem pengendalian yang meliputi struktur organisasi beserta semua metode dan ukuran yang diterapkan
dalam perusahaan dengan tujuan untuk: 1 mengamankan aktiva perusahaan, 2 mengecek kecermatan dan ketelitian data akuntansi, 3
meningkatkan efisiensi, dan 4 mendorong agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh segenap jajaran organisasi.
xvi Menurut Guy, Alderman, Winters 2002:226 pada SAS No.55
mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dihasilkan oleh dewan direksi entitas, manajemen, dan personil lainnya. Yang
dirancang untuk memberikan kepastian layaknya dalam pencapaian tujuan kategori-kategori berikut: 1 keandalan reabilitas laporan
keuangan, 2 ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, dan 3 efektivitas dan efisiensi operasi.
Menurut Lawrence B. Sawyer dkk. 2004:10 auditor internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor
internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah 1 informasi keuangan dan operasi
telah akurat dan dapat diandalkan; 2 risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi; 3 peraturan eksternal serta
kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti; 4 kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi; 5 sumber daya telah
digunakan secara efisien dan ekonomis; 6 dan tujuan organisasi telah dicapai secara efektif – semua dilakukan dengan tujuan untuk
dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggungjawabnya secara efektif.
IAI 1994 dalam Hiro Tugiman 2002 auditor internal wajib memahami dengan baik proses manajemen yang dilaksanakan dalam
organisasinya, agar dapat membantu para manajer yang bersangkutan dalam rangka pertanggungjawaban mereka. Hal ini mengingat bahwa
xvii ruang lingkup pekerjaan dari audit internal meliputi menguji dan menilai
kecukupan efektivitas sistem pengendalian internal organisasi. Menurut Hiro Tugiman 1999 dalam melaksanakan tugasnya, auditor internal
harus dapat berperan dengan sebaik mungkin melaksanakan tugas utamanya, yaitu melakukan penilaian dan evaluasi terhadap sistem
dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan. 2. Unsur-unsur sistem pengendalian intern
Menurut Committee of Supporting Organizations of The Treadway Commission
COSO unsur pengendalian intern terdiri dari lima, yaitu: a. Lingkungan pengendalian control environment
Komponen ini meliputi sikap manajemen di semua tingkatan terhadap operasi secara umum dan konsep kontrol secara khusus. Hal
ini mencakup: etika, kompetensi, serta integritas dan kepentingan terhadap kesejahteraan organisasi. Juga tercakup struktur organisasi
serta kebijakan dan filosofi manajemen. b. Penilaian risiko risk assesment
Komponen ini telah menjadi bagian dari aktivitas audit internal yang terus berkembang. Penentuan risiko mencakup semua aspek
organisasi dan penentuan kekuatan organisasi melalui evaluasi risiko. COSO juga menambahkan pertimbangan tujuan di semua bidang
operasi untuk memastikan bahwa semua bagian organisasi bekerja secara harmonis.
xviii c. Aktivitas pengendalian control activities
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh manajemen untuk mengantisipasi risiko yang
dapat menghalangi
entitas mencapai
tujuannya. Aktivitas
pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diaplikasikan pada berbagai tingkat organisasional atau fungsional dalam sebuah entitas.
d. Pemrosesan informasi dan komunikasi Komponen ini merupakan bagian penting dari proses manajemen.
Manajemen tidak dapat berfungsi tanpa informasi. Komunikasi informasi tentang operasi kontrol internal memberikan substansi
yang dapat digunakan manajemen untuk mengevaluasi efektivitas kontrol dan untuk mengelola operasinya.
e. Pemantauan monitoring Pemantauan
adalah proses
penilaian kualitas
kinerja pengandalian internal dari waktu ke waktu. Pemantauan dapat
dilakukan melalui aktivitas terus-menerus atau evaluasi terpisah. Prosedur pemantauan yang terus-menerus dilakukan terhadap
aktivitas rutin yang normal terjadi, dalam sebuah entitas serta mencakup aktivitas manajemen dan pengawasan yang biasa.
xix 3. Tujuan Sistem Pengendalian Internal
Menurut Halim 2001:191 dalam Agus Setiawan 2007 tujuan sistem pengendalian intern adalah sebagai berikut:
a. Menjaga kekayaan dan catatan perusahaan Harta kekayaan perusahaan merupakan sarana untuk keberhasilan
perusahaan atau hilang dari usaha penyalahgunaan dan usaha pencarian. Hal ini dapat terjadi pada harta berwujud seperti tagihan,
dokumen-dokumen penting seperti surat kontrak dan pembukuan seperti buku besar dan jurnal.
b. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi Manajemen hendaknya memiliki informasi-informasi yang tepat
dan dapat dipertanggungjawabkan dalam melaksanakan kegiatannya dalam pengambilan keputusan penting.
c. Mendorong efisiensi dan operasional usaha Pengendalian didalam suatu perusahaan merupakan untuk
mencegah pekerjaan yang tidak perlu. Pemborosan dalam setiap segi usaha, dan menguji setiap penggunaan sumber daya yang tidak
efisien. d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
Setiap pengendalian intern diharapkan dapat memberikan jaminan yang layak agar peraturan dan prosedur ditaati untuk
mencapai tujuan perusahaan.
xx Menurut SAS 55 meminta auditor untuk memperoleh sebuah
pemahaman akan pengendalian internal untuk setiap audit. Dalam memperoleh suatu pemahaman dari suatu pengendalian internal adalah
untuk mencari tahu tentang masing-masing dari kelima komponen pengendalian internal. Dari memperoleh pemahaman tersebut, auditor
perlu mempertimbangkan dua aspek: a. Perencanaan berbagai kendali di dalam masing-masing komponen.
b. Apakah mereka telah ditempatkan dalam operasional. 4. Menilai Resiko Pengendalian
Empat penilaian yang spesifik yang harus dibuat untuk tiba di penilaian awal:
a. Menilai apakah laporan keuangan bisa diaudit. Dua faktor utama yang menentukan auditabilitas.
1 Integritas manajemen. 2 Ketercukupan arsip akuntansi.
Jika manajemen kekurangan integritas, manajemen bisa menyediakan representasi yang salah, yang menyebabkan auditor
bersandar pada bukti yang tidak dapat dipercaya. Ketika auditor menyimpulkan bahwa entitas itu tidak bisa diaudit, keadaannya
didiskusikan dengan klien pada umumnya ditingkatan tertinggi dan auditor bisa mundur dari penugasan itu atau mengeluarkan suatu
formulir pengingkaran dari laporan audit.
xxi b. Menentukan risiko kendali yang telah dinilai didukung oleh
pemahaman yang diperoleh. Ada tiga pertimbangan penting tentang penilaian awal:
1 Auditor tidak perlu membuat penilaian awal dengan cara yang formal dan terperinci.
2 Dalam beberapa keadaan dimana informasi penting yang mendukung transaksi hanya tersedia dalam format elektronik,
mungkin perlu bagi auditor untuk menilai resiko kendali yang dibawah maksimum dan melaksanakan pengujian yang lebih luas
atas pengendalian itu. 3 Walaupun auditor percaya resiko pengendaliannya rendah, resiko
pengendalian yang dinilai itu hingga tingkat tersebut didukung oleh bukti yang diperolehnya.
c. Menilai apakah mungkin bahwa resiko kendali yang dinilai lebih rendah bisa didukung.
d. Menentukan resiko pengendalian yang sesuai telah dinilai. Jurnal IIA 1999 dalam Hiro Tugiman 2002 pengendalian internal
internal control dirancang untuk memberikan jaminan yang pantas berkaitan dengan pencapaian tujuan perusahaan dengan kriteria antara
lain: 1 efektifitas dan efisiensi dari operasi perusahaan; 2 reliabilitas laporan keuangan; 3 dipatuhinya semua ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
xxii Menurut penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Hiro Tugiman
2002 berpendapat bahwa pengendalian internal yang efektif, jasa auditor internal yang berkualitas, serta manajer puncak, manajer
produksi, dan manajer keuangan akan berpengaruh secara nyata terhadap kinerja perusahaan.
C. Kondisi Keuangan Perusahaan