xlii
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
Perbankan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2002-2006. Bank–bank
tersebut telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum 1 Januari 2002 dan selama periode penelitian tersebut tidak keluar dari Bursa Efek Indonesia atau
mengalami delisting. Bank–bank yang menjadi objek penelitian adalah sebagai berikut:
No. Nama Bank
Kode 1.
Bank Buana Indonesia Tbk BBIA
2. Bank Central Asia Tbk
BBCA 3.
Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN
4. Bank International Indonesia Tbk
BNII 5.
Bank Lippo Tbk LPBN
6. Bank Mayapada Tbk
MAYA 7.
Bank Mega Tbk MEGA
8. Bank Negara Indonesia Tbk
BBNI 9.
Bank Niaga Tbk BNGA
10. Bank Nusantara Parahyangan Tbk
BBNP 11.
Bank Permata Tbk BNLI
12. Bank Swadesi Tbk
BSWD 13.
Bank Victoria International Tbk BVIC
xliii
B. Analisa dan Pembahasan
1. Analisis rasio keuangan perbankan yang go public. Sebagai bahan pertimbangan dalam pengukuran kondisi keuangan
perbankan dengan pendekatan Altman, sebaiknya penulis mencoba terlebih dahulu untuk menganalisis rasio keuangan. Analisis rasio
keuangan yang akan digunakan adalah analisis rasio keuangan yang terdapat dalam Altman Z–Score. Beberapa rasio keuangan yang akan
digunakan adalah sebagai berikut: a. Rasio likuiditas: working capital to total assets.
Merupakan rasio untuk mengukur perbandingan modal kerja aktiva lancar–kewajiban lancar dengan total aktiva. Rasio ini
mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Yang termasuk dalam aktiva lancar perusahaan perbankan
terdiri dari kas, penempatan pada bank lain, wesel dan surat berharga, tagihan akseptasi, tagihan derivatif dan piutangpinjaman kepada debitur.
Sedangkan kewajiban lancar perbankan terdiri dari kewajiban segera, simpanan, simpanan dari bank lain, kewajiban derivatif dan aksepatasi,
serta hutang pajak. b. Rasio profitabilitas: retained earning to total assets dan earning before
interest and taxes to total assets .
1 Rasio retained earningtotal assets mengukur kemampuan laba kumulatif dari perusahaan. Rasio ini juga mencerminkan umur
xliv perusahaan,
karena semakin lama perusahaan beroperasi
memungkinkan untuk memperlancar akumulasi laba ditahan. 2 Rasio earning before interest and taxestotal assets mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan.
c. Rasio aktivitas: rasio market value of equity to book value of debt dan sales to total assets
. 1 Rasio market value of equitybook value of debt rasio ini
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban- kewajiban dari nilai pasar modal sendiri saham biasa. Nilai pasar
modal sendiri diperoleh dengan mengalikan jumlah lembar saham biasa yang beredar dengan harga pasar per lembar saham
biasamarket capital. Nilai buku hutang diperoleh dengan menjumlahkan kewajiban lancar dengan kewajiban jangka panjang.
2 Rasio salestotal assets rasio ini menunjukkan efektivitas penggunaan seluruh harta perusahaan dalam rangka menghasilkan
penjualan. Sales atau pendapatan perusahaan perbankan terdiri dari pendapatan bunga, pendapatan provisi, dan komisi serta
pendapatan jasa lainnya.
2. Perhitungan Altman Z-Score
xlv
Tabel 4.1 Perhitungan Altman Z-Score
1. Bank Buana Tbk Tahun
Z1 Z2
Z3 Z4
Z5 Z-Score
2002 0.05175 0.01687
0.0836 0.07218 0.14013 0.36454 2003
0.06557 0.01432 0.0692 0.09016 0.11481 0.35407
2004 0.08156 0.02379 0.07842
0.1184 0.09672 0.39889 2005
0.09237 0.02007 0.09558 0.16469 0.11202 0.48473 2006
0.13499 0.0344 0.10824 0.19749
0.1367 0.61182 2. Bank Central Asia Tbk
Tahun Z1
Z2 Z3
Z4 Z5
Z-Score 2002
-0.2441 0.03639 0.09006 0.05907 0.12913 0.07059 2003
-0.1491 0.03826 0.0732 0.07029 0.10195 0.13458
2004 -0.1719 0.04081 0.09433 0.11258 0.08851 0.16429
2005 -0.1485 0.05157
0.106 0.1297 0.10232 0.24113
2006 -0.1414 0.05536 0.10661
0.168 0.10938 0.29797 3. Bank Danamon Tbk
Tahun Z1
Z2 Z3
Z4 Z5
Z-Score 2002
-0.1385 0.01918 0.06552 0.0845 0.15879 0.18945
2003 -0.1731 0.03967 0.09274 0.09009 0.14377 0.19318
2004 -0.0703 0.04828 0.17847 0.17543 0.12999 0.46186
2005 -0.026 0.06186 0.13739 0.16461 0.14523 0.48312
2006 -0.051 0.05362 0.07962 0.19172 0.15978 0.43376
4. Bank International Indonesia Tbk Tahun
Z1 Z2
Z3 Z4
Z5 Z-Score
2002 -0.3701 -0.3765 0.01127 0.02977 0.10165
-0.604 2003
-0.2885 -0.3865 0.02416 0.06967 0.11728 -0.4638 2004
-0.1536 0.01929 0.07021 0.11535 0.11295 0.16421 2005
-0.07 0.02233 0.05807 0.07016 0.11072 0.19127 2006
0.00354 0.02656 0.0435 0.10128 0.13573 0.31061
5. Bank Lippo Tbk
xlvi Tahun
Z1 Z2
Z3 Z4
Z5 Z-Score
2002 -0.2003
-0.314 -0.0303 0.0185 0.11243
-0.4137 2003
-0.1951 -0.312 -0.0426 0.02932 0.09114
-0.4292 2004
-0.1931 -0.271 0.10099 0.04465 0.08264
-0.2358 2005
-0.1871 -0.2548 0.05574 0.09092 0.09178 -0.2035
2006 -0.0286 -0.2028 0.05399 0.08736 0.04928
-0.0407 6. Bank Mayapada Tbk
Tahun Z1
Z2 Z3
Z4 Z5
Z-Score 2002
-0.0952 -0.0328 0.01293 0.03603 0.12048 0.04138 2003
-0.077 -0.0301 0.02989 0.03528 0.14428 0.1024
2004 -0.0824 0.00582 0.06093 0.04786
0.1069 0.13913 2005
-0.0189 0.00926 0.02346 0.02277 0.10307 0.13966 2006
-0.0066 0.01619 0.04442 0.08529 0.13332 0.27258 7. Bank Mega Tbk
Tahun Z1
Z2 Z3
Z4 Z5
Z-Score 2002
0.03255 0.0137
0.0645 0.03371 0.16496 0.30942 2003
0.03646 0.02408 0.08536 0.03493 0.11987 0.3007
2004 0.03234 0.02753 0.07722 0.04367
0.0948 0.27556 2005
0.01549 0.00616 0.03263 0.05098 0.09393 0.19919 2006
0.0319 0.00914 0.02227 0.04888 0.10167 0.21386 8. Bank Negara Indonesia Tbk
Tahun Z1
Z2 Z3
Z4 Z5
Z-Score 2002
-0.1775 -0.3852 0.0621 0.07763 0.12894
-0.294 2003
-0.1469 0.0027 0.02293 0.05911 0.11633
0.0542 2004
-0.0955 0.01946 0.07147 0.07484 0.10796 0.17822 2005
-0.1066 0.01084 0.04742 0.05202 0.10082 0.10445 2006
-0.1022 0.0137 0.05208
0.0668 0.10486 0.13522 9. Bank Niaga Tbk
Tahun Z1
Z2 Z3
Z4 Z5
Z-Score 2002
-0.1086 -0.3325 0.01053 0.05332 0.1374 -0.2398
2003 -0.0835 0.00833 0.05841 0.05232 0.11927 0.15484
2004 -0.0199 0.02132 0.07607 0.05286 0.09914 0.22945
2005 0.07337
0.0203 0.05577 0.05317 0.09789 0.3005
2006 0.07563 0.02702
0.0622 0.11125 0.12693 0.40303 10. Bank Nusantara Parahyangan Tbk
xlvii Tahun
Z1 Z2
Z3 Z4
Z5 Z-Score
2002 0.04064
0.0185 0.05195 0.02889 0.12635 0.26633 2003
0.03832 0.02079 0.05015 0.02551 0.09065 0.22542 2004
0.0543 0.0237 0.05374 0.02116 0.08523 0.23813
2005 0.05005 0.02485 0.04436 0.01722 0.08552
0.222 2006
0.08002 0.02869 0.04035 0.03 0.10999 0.28905
11. Bank Permata Tbk Tahun
Z1 Z2
Z3 Z4
Z5 Z-Score
2002 0.05369 -0.1817
-0.094 0.075 0.08527 -0.0617
2003 0.03231 -0.1591 0.05805 0.08852 0.12114 0.14092
2004 0.04236 -0.1289
0.0688 0.08222 0.10345 0.16796 2005
0.0276 -0.1105 0.03621 0.07209 0.1079 0.13334
2006 0.05153 -0.0946 0.03737 0.08232 0.13562 0.21228
12. Bank Swadesi Tbk Tahun
Z1 Z2
Z3 Z4
Z5 Z-Score
2002 0.10039 0.04332 0.10241
0.0885 0.14215 0.47677 2003
0.09207 0.04379 0.06704 0.08291 0.12083 0.40664 2004
0.07348 0.04076 0.06071 0.0711 0.08964 0.33568
2005 0.06208 0.04412
0.0577 0.06653 0.09847 0.3289
2006 0.07572 0.04569 0.03754 0.10537 0.12235 0.38668
13. Bank Victoria Internasional Tbk Tahun
Z1 Z2
Z3 Z4
Z5 Z-Score
2002 0.05744
0.0067 0.01762 0.00693 0.15479 0.24348 2003
0.07056 0.00965 0.01823 0.01417 0.12194 0.23455 2004
0.07857 0.01835 0.04483 0.02324 0.12645 0.29144 2005
0.04238 0.02549 0.04056 0.02203 0.10961 0.24008 2006
0.06312 0.02737 0.04136 0.02906 0.10209 0.26299
xlviii 3. Prediksi kebangkrutan
Tabel 4.2 Prediksi Kebangkrutan Tahun 2002
Nama Bank Z-Score
2002 Hasil Analisis
1. Bank Buana Indonesia Tbk 0.36454 Prediksi bangkrut
2. Bank Central Asia Tbk 0.07059 Prediksi bangkrut
3. Bank Danamon Indonesia Tbk 0.18945 Prediksi bangkrut
4. Bank International Indonesia Tbk -0.604 Prediksi bangkrut
5. Bank Lippo Tbk -0.4137 Prediksi bangkrut
6. Bank Mayapada Tbk 0.04138 Prediksi bangkrut
7. Bank Mega Tbk 0.30942 Prediksi bangkrut
8. Bank Negara Indonesia Tbk -0.294 Prediksi bangkrut
9. Bank Niaga Tbk -0.2398 Prediksi bangkrut
10. Bank Nusantara Parahyangan Tbk 0.26633 Prediksi bangkrut
11. Bank Permata Tbk -0.0617 Prediksi bangkrut
12. Bank Swadesi Tbk 0.47677 Prediksi bangkrut
13. Bank Victoria International Tbk 0.24348 Prediksi bangkrut
Minimum -0,604
Maximum 0,4768
Mean 0,026
Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa setiap bank mempunyai
potensi bangkrut dikarenakan nilai Altman Z-Score berada dibawah 1,23. Nilai minimum didapat oleh Bank International Indonesia Tbk dengan
nilai -0,604 yang mengindikasikan bahwa bank tersebut memiliki kesulitan keuangan yang tinggi sehingga dikhawatirkan akan terancam bangkrut
apabila tidak mengeluarkan kebijakan dalam menyelamatkan kondisi keuangannya. Nilai maksimum diperoleh oleh Bank Swadesi dengan nilai
0,47677 kondisi tersebut juga berada dibawah 1,23 sehingga terdapat kemungkinan terancam bangkrut apabila perusahaan tidak berusaha untuk
xlix memperbaiki kinerja keuangannya. Nilai rata-rata kondisi keuangan
perbankan adalah 0,026 sehingga potensi terancam bangkrut masih tinggi pada tahun 2002.
Tabel 4.3 Prediksi Kebangkrutan Tahun 2003
Nama Bank Z-Score
2003 Hasil Analisis
1. Bank Buana Indonesia Tbk 0.35407 Prediksi bangkrut
2. Bank Central Asia Tbk 0.13458 Prediksi bangkrut
3. Bank Danamon Indonesia Tbk 0.19318 Prediksi bangkrut
4. Bank International Indonesia Tbk -0.4638 Prediksi bangkrut
5. Bank Lippo Tbk -0.4292 Prediksi bangkrut
6. Bank Mayapada Tbk 0.1024 Prediksi bangkrut
7. Bank Mega Tbk 0.3007 Prediksi bangkrut
8. Bank Negara Indonesia Tbk 0.0542 Prediksi bangkrut
9. Bank Niaga Tbk 0.15484 Prediksi bangkrut
10. Bank Nusantara Parahyangan Tbk 0.22542 Prediksi bangkrut
11. Bank Permata Tbk 0.14092 Prediksi bangkrut
12. Bank Swadesi Tbk 0.40664 Prediksi bangkrut
13. Bank Victoria International Tbk 0.23455 Prediksi bangkrut
Minimum -0,4638
Maximum 0,4066
Mean 0,1083
Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa setiap bank masih mempunyai
potensi bangkrut dikarenakan nilai Altman Z-Score dibawah 1,23. Nilai minimum didapat oleh Bank International Indonesia Tbk dengan nilai -
0,4638 yang mengindikasikan bahwa bank tersebut memiliki kesulitan keuangan yang tinggi sehingga dikhawatirkan akan terancam bangkrut.
Akan tetapi bank tersebut terlihat berusaha memperbaiki kinerja keuangannya dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai maksimum diperoleh
l oleh Bank Swadesi dengan nilai 0,4066 kondisi tersebut juga berada
dibawah 1,23 sehingga kemungkinan dapat terancam bangkrut apabila perusahaan tidak berusaha untuk memperbaiki kinerja keuangannya. Nilai
rata-rata kondisi keuangan perbankan adalah 0,1083 sehingga potensi terancam kebangkrutan masih tinggi pada tahun 2003. Namun, terlihat
pada tahun 2003 perbankan berusaha untuk memperbaiki kinerja keuangannya dibandingkan tahun sebelumnya.
Tabel 4.4 Prediksi Kebangkrutan Tahun 2004
Nama Bank Z-Score
2004 Hasil Analisis
1. Bank Buana Indonesia Tbk 0.39889 Prediksi bangkrut
2. Bank Central Asia Tbk 0.16429 Prediksi bangkrut
3. Bank Danamon Indonesia Tbk 0.46186 Prediksi bangkrut
4. Bank International Indonesia Tbk 0.16421 Prediksi bangkrut
5. Bank Lippo Tbk -0.2358 Prediksi bangkrut
6. Bank Mayapada Tbk 0.13913 Prediksi bangkrut
7. Bank Mega Tbk 0.27556 Prediksi bangkrut
8. Bank Negara Indonesia Tbk 0.17822 Prediksi bangkrut
9. Bank Niaga Tbk 0.22945 Prediksi bangkrut
10. Bank Nusantara Parahyangan Tbk 0.23813 Prediksi bangkrut
11. Bank Permata Tbk 0.16796 Prediksi bangkrut
12. Bank Swadesi Tbk 0.33568 Prediksi bangkrut
13. Bank Victoria International Tbk 0.29144 Prediksi bangkrut
Minimum -0,2358
Maximum 0,4619
Mean 0,216
Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa setiap bank mempunyai
potensi bangkrut dikarenakan nilai Altman Z-Score berada dibawah 1,23. Nilai minimum didapat oleh Bank Lippo Tbk dengan nilai -0,2358 yang
li mengindikasikan bahwa bank tersebut memiliki kesulitan keuangan yang
tinggi sehingga dikhawatirkan akan terancam bangkrut apabila tidak mengeluarkan kebijakan dalam menyelamatkan kondisi keuangannya.
Nilai maksimum diperoleh oleh Bank Danamon dengan nilai 0,4619 kondisi tersebut juga berada dibawah 1,23 sehingga kemungkinan dapat
terancam bangkrut apabila perusahaan tidak berusaha untuk memperbaiki kinerja keuangannya. Nilai rata-rata kondisi keuangan perbankan adalah
0,216 sehingga potensi terancam kebangkrutan masih tinggi pada tahun 2004. Namun, pada tahun 2004 terlihat kinerja keuangan perbankan
meningkat sehingga potensi kebangkrutan dapat diminimalisir.
Tabel 4.5 Prediksi Kebangkrutan Tahun 2005
Nama Bank Z-Score
2005 Hasil Analisis
1. Bank Buana Indonesia Tbk 0.48473 Prediksi bangkrut
2. Bank Central Asia Tbk 0.24113 Prediksi bangkrut
3. Bank Danamon Indonesia Tbk 0.48312 Prediksi bangkrut
4. Bank International Indonesia Tbk 0.19127 Prediksi bangkrut
5. Bank Lippo Tbk -0.2035 Prediksi bangkrut
6. Bank Mayapada Tbk 0.13966 Prediksi bangkrut
7. Bank Mega Tbk 0.19919 Prediksi bangkrut
8. Bank Negara Indonesia Tbk 0.10445 Prediksi bangkrut
9. Bank Niaga Tbk 0.3005 Prediksi bangkrut
10. Bank Nusantara Parahyangan Tbk 0.222 Prediksi bangkrut
11. Bank Permata Tbk 0.13334 Prediksi bangkrut
12. Bank Swadesi Tbk 0.3289 Prediksi bangkrut
13. Bank Victoria International Tbk 0.24008 Prediksi bangkrut
Minimum -0,2035
Maximum 0,4847
Mean 0,2203
Sumber: Data diolah
lii Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa setiap bank mempunyai
potensi bangkrut dikarenakan nilai Altman Z-Score berada dibawah 1,23. Nilai minimum masih didapat oleh Bank Lippo Tbk dengan nilai -0,2035
yang mengindikasikan bahwa bank tersebut memiliki kesulitan keuangan yang tinggi sehingga dikhawatirkan akan terancam bangkrut apabila tidak
mengeluarkan kebijakan dalam menyelamatkan kondisi keuangannya. Nilai maksimum diperoleh oleh Bank Buana Indonesia Tbk dengan nilai
0,4847 kondisi tersebut juga berada dibawah 1,23 sehingga kemungkinan dapat terancam bangkrut apabila perusahaan tidak berusaha untuk
memperbaiki kinerja keuangannya. Nilai rata-rata kondisi keuangan perbankan adalah 0,2203 sehingga potensi terancam kebangkrutan masih
tinggi pada tahun 2005. Namun, dari tabel diatas menunjukkan pada tahun 2005 perbankan akan terus meningkatkan kinerja keuangannya.
Tabel 4.6 Prediksi Kebangkrutan Tahun 2006
Nama Bank Z-Score
2006 Hasil Analisis
1. Bank Buana Indonesia Tbk 0.61182 Prediksi bangkrut
2. Bank Central Asia Tbk 0.29797 Prediksi bangkrut
3. Bank Danamon Indonesia Tbk 0.43376 Prediksi bangkrut
4. Bank International Indonesia Tbk 0.31061 Prediksi bangkrut
5. Bank Lippo Tbk -0.2035 Prediksi bangkrut
6. Bank Mayapada Tbk 0.27258 Prediksi bangkrut
7. Bank Mega Tbk 0.21386 Prediksi bangkrut
8. Bank Negara Indonesia Tbk 0.13522 Prediksi bangkrut
9. Bank Niaga Tbk 0.40303 Prediksi bangkrut
10. Bank Nusantara Parahyangan Tbk 0.28905 Prediksi bangkrut
11. Bank Permata Tbk 0.21228 Prediksi bangkrut
12. Bank Swadesi Tbk 0.38668 Prediksi bangkrut
13. Bank Victoria International Tbk 0.26299 Prediksi bangkrut
liii Minimum
-0,2035 Maximum
0,61182 Mean
0,2789 Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa setiap bank mempunyai potensi bangkrut. Nilai minimum masih didapat oleh Bank Lippo Tbk
dengan nilai -0,2035 yang berada dibawah 1,23 mengindikasikan bahwa bank tersebut memiliki kesulitan keuangan yang tinggi sehingga
dikhawatirkan akan terancam bangkrut apabila tidak mengeluarkan kebijakan dalam menyelamatkan kondisi keuangannya. Nilai maksimum
diperoleh oleh Bank Buana Indonesia Tbk dengan nilai 0,61182 kondisi tersebut juga berada dibawah 1,23 sehingga kemungkinan dapat terancam
bangkrut apabila perusahaan tidak berusaha untuk memperbaiki keuangannya. Nilai rata-rata kondisi keuangan perbankan adalah 0,2789
sehingga potensi terancam kebangkrutan masih tinggi pada tahun 2006. Namun, berdasarkan tabel diatas terlihat pada tahun 2006 perbankan akan
terus memperbaiki kinerja keuangannya dari tahun-tahun sebelumnya. 4 Statistik deskriptif
Tabel 4.7 Statistik Deskriptif
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation
Going concern opinion
65 0.00
1.00 .5077
.50383 Kualitas audit
65 0.00
1.00 .7385
.44289 Kondisi keuangan
perusahaan 65
-0.6040 0.6118
.172620 .2408976
Auditor internal 65
1.00 1.00
1.0000 .00000
Valid N listwise 65
liv Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa variabel going concern
mempunyai nilai minimum 0 dan nilai maksimum 1 dengan rata-rata sebesar 0,5077 serta standar deviasi sebesar 0,50383. Pada variabel
kualitas audit mempunyai nilai minimum 0 dan nilai maksimum 1 dengan rata-rata sebesar 0,7385 serta standar deviasi sebesar 0,44289. Pada
variabel kondisi keuangan perusahaan mempunyai nilai minimum -0,6040 dan nilai maksimum 0,6118 dengan rata-rata sebesar 0,172620 serta
standar deviasi 0,2408976. Pada variabel internal audit mempunyai nilai minimum 1 dan nilai maksimum 1 sehingga rata-rata yang didapat
mempunyai nilai 1 dengan standar deviasi sebesar 0. 5 Hasil uji hipotesis
a. Menilai model fit Hipotesis untuk menilai model fit adalah:
Ho : Model yang dihipotesakan tidak fit dengan data. Ha : Model yang dihipotesakan fit dengan data.
Dari hipotesis diatas jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesa nol agar model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan
pada fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesakan menggambarkan data input.
Tabel 4.8 Perbandingan antara -2LL awal dengan -2LL akhir
-2LL Awal 90.094
-2LL Akhir 74.832
lv Berdasarkan tabel diatas yang menunjukkan perbandingan antara -
2LL awal dengan -2LL akhir. Dengan nilai pada Block Number = 0 - 2LL awal adalah 90,094, sedangkan nilai pada Block Number = 1 -2LL
akhir adalah 74,832. Sehingga terjadi penurunan sebesar 15,262. Penurunan Likelihood ini menunjukkan model regresi yang lebih baik
atau model fit dengan data.
Tabel 4.9 Omnibus Test of Model Coefficients
Berdasarkan tabel diatas terlihat nilai chi-square sebesar 15,262 dengan derajat kebebasan = 4. Tingkat signifikasi sebesar 0,000 yang
berada jauh dibawah 0,05 artinya menerima Ha sehingga hasil uji ini secara keseluruhan signifikan berpengaruh terhadap variabel dependen.
Tabel 4.10 Koefisien Determinasi
Model Summary
74.832
a
.209 .279
Step 1
-2 Log likelihood
Cox Snell R Square
Nagelkerke R Square
Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.
a. 15.262
1 .000
15.262 1
.000 15.262
1 .000
Step Block
Model Step 1
Chi-square df
Sig.
lvi Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat nilai Nagelkerke R Square
sebesar 0,279 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen sebesar 27,9,
sedangkan sisanya sebesar 72,1 dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian.
b. Menguji kelayakan model regresi Menilai kelayakan model regresi menggunakan Hosmer dan
Lemeshow’s Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model. Jika nilai statistik Hosmer and
Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai
observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya Ghozali, 2005:211.
Tabel 4.11 Hosmer and Lemeshow Test
Berdasarkan tabel Hosmer and Lameshow’s Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan
model tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit. Tabel diatas menunjukkan bahwa besarnya nilai
statistik Hosmer dan Lemeshow Goodness of fit sebesar 1.855 dengan
1.855 7
.967 Step
1 Chi-square
df Sig.
lvii probabilitas signifikansi sebesar 0.967 yang nilainya jauh diatas 0.05.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model dapat diterima. Matrik kalsifikasi akan menunjukkan kekuatan prediksi dari model
regresi untuk memprediksi kemungkinan penerimaan opini audit going concern
pada auditee.
Tabel 4.12 Matrik Klasifikasi
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan penerimaan opini audit non
going concern pada auditee adalah sebesar 71,9 persen. Hal ini berarti
bahwa dengan model regresi yang diajukan akan ada 23 auditee yang diprediksi menerima opini audit non going concern dari total 32 auditee
yang menerima opini audit non going concern. Sedangkan auditee yang akan menerima opini audit going concern adalah sebesar 63,6 persen.
Hal ini berarti bahwa dengan model regresi yang diajukan akan ada 21 auditee
yang diprediksi menerima opini audit going concern daro total 33 auditee yang akan menerima opini audit going concern.
23 9
71.9 12
21 63.6
67.7 Observed
.00 1.00
Going concern opinion
Overall Percentage Step 1
.00 1.00
Going concern opinion Percentage
Correct Predicted
The cut value is .500 a.
lviii c. Estimasi Parameter dan Interpretasinya
Estimasi paramater dilihat melalui koefisien regresi. Koefisien regresi dari tiap variabel-variabel yang diuji menunjukkan bentuk
hubungan antar variabel. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai probabilitas sig dengan tingkat signifikasi
.
Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik
Variables in the Equation
-5.688 1.939
8.606 1
.003 .003
.000 .151
1.155 .512
5.097 1
.024 3.173
X2 Constant
Step 1
a
B S.E.
Wald df
Sig. ExpB
Lower Upper
95.0 C.I.for EXPB
Variables entered on step 1: X2. a.
Variables not in the Equation
2.854 1
.091 2.854
1 .091
X1 Variables
Overall Statistics Step 1
Score df
Sig.
Berdasarkan tabel 4.15 menunjukkan hasil pengujian dengan regresi logistik pada tingkat signifikasi 5 persen. Dari pengujian persamaan
regresi logistik diatas maka diperoleh variabel kualitas audit X1 menunjukkan signifikasi sebesar 0,091 lebih besar dari 0,05 5 persen.
Artinya dapat disimpulkan bahwa Ho berhasil didukung, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh
terhadap penerimaan opini audit going concern. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Mutchler dkk. 1997 yang menemukan
bukti univariate bahwa auditor skala besar lebih cenderung
lix mengeluarkan opini audit going concern pada perusahaan yang
mengalami kesulitan keuangan. Namun penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan Setyarno dkk. 2006 dengan menggunakan regresi
logistik memberi kesimpulan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Kondisi
keuangan perusahaan X2 menunjukkan signifikasi 0,003. Artinya dapat disimpulkan bahwa menolak Ho dimana variabel kondisi keuangan
perusahaan mempunyai pengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern
. Hasil ini sejalan dengan penemuan Setyarno 2006 bahwa perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan cenderung menerima
opini audit going concern. Hasil uji regresi logistik terhadap variabel internal auditor tidak dapat menunjukkan adanya pengaruh terhadap
penerimaan opini audit going concern, dikarenakan setiap bank memiliki divisi SKAI Satuan Kerja Audit Intern. Menurut penelitian yang
dilakukan sebelumnya oleh Tugiman 2002 berpendapat bahwa pengendalian internal yang efektif, jasa auditor internal yang berkualitas,
serta manajer puncak, manajer produksi, dan manajer keuangan akan berpengaruh secara nyata terhadap kinerja perusahaan.
lx
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI