Batasan Operasional Variabel Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

xxxiv Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditee perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia BEI. Sektor perbankan dipilih untuk menghindari adanya industrial effect yaitu risiko industri yang berbeda antara suatu sektor industri yang satu dengan yang lain. Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan metode purposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut: 1. Bank sudah terdaftar di BEI sebelum 1 Januari 2002. 2. Bank tidak keluar delisting dari BEI selama periode penelitian 2002- 2006. 3. Bank menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen dari tahun 2002-2006.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data laporan keuangan perbankan, yaitu dengan penelusuran secara manual dan komputer. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan pengumpulan data sekunder dan melakukan observasi di Bursa Efek Indonesia.

E. Batasan Operasional Variabel

Dalam penelitian ini dilakukan hanya sebatas pada bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang telah mengeluarkan laporan keuangan yang sudah diaudit dikarenakan apabila terdapat perusahaan finansial lainnya dapat menyebabkan kerancuan data. xxxv

F. Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif dalam penelitian ini pada dasarnya merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan. Indriantoro dan Supomo 2002 ukuran yang digunakan dalam deskripsi antara lain maksimum, minimum, mean, dan standar deviasi. 2. Variabel Penelitian dan Pengukurannya Variabel penelitian dan pengkurannya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Variabel dependen Opini audit going concern Menurut Standar Profesional Akuntan Publik 2001 opini audit going concern merupakan opini audit modifikasi yang dalam pertimbangan auditor terdapat ketidakmampuan atau ketidakpastian signifikan atas kelangsungan hidup perusahaan dalam menjalankan operasinya. Termasuk dalam opini audit going concern ini adalah opini going concern unqualifiedqualified dan going concern disclaimer opinion. Opini audit going concern diberi kode 1, sedangkan opini audit non going concern diberi kode 0. xxxvi b. Variabel independen 1 Kualitas audit Dalam penelitian ini kualitas audit menggunakan skala auditor. Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy. 1 untuk auditor yang tergabung dalam skala 4 besar Big 4 dan 0 untuk auditor yang bukan skala 4 besar. 2 Auditor internal Dalam penelitian ini auditor internal menggunakan variabel dummy pada suatu perusahaan. Apabila perusahaan terdapat auditor internal maka diberi kode 1, sedangkan apabila perusahaan tidak terdapat auditor internal maka diberi kode 0. 3 Kondisi keuangan perusahaan Dalam mengukur kondisi keuangan perusahaan ini mengacu pada Altman 1984 diprediksikan dengan tolak ukur skor Z Z–Score, yaitu skor yang dihitung dari standar kali rasio–rasio keuangan terpilih. Z–Score ini dapat digunakan sebagai indikator tingkat kesehatan atau potensi kebangkrutan perusahaan. Rasio keuangan yang dipergunakan dalam perhitungan Z–Score, yaitu: a Rasio likuiditas Working capital to total assets ratio : Perbandingan antara modal kerja bersih dan total aktiva. xxxvii b Rasio profitabilitas Retained earning to total assets ratio: perbandingan antara saldo laba dan total aktiva. Earning before interest and tax to total assets ratio: perbandingan antara laba sebelum biaya bunga dan pajak dengan total aktiva. c Rasio aktivitas Market value of equity to book value of debt ratio: perbandingan antara nilai pasar ekuitas dan nilai buku utang. Sales to total assets ratio: perbandingan antara penjualan dan total aktiva. Revised Altman Model 1993 yang dikembangkan sebelumnya mengalami revisi yang tujuannya adalah agar model prediksinya tidak hanya digunakan pada perusahaan manufaktur tetapi juga dapat digunakan untuk perusahaan selain manufaktur. Model Revisi Altman adalah sebagai berikut: Z’ = 0,717 Z1 + 0,874 Z2 + 3,107 Z3 + 0,420 Z4 + 0,998 Z5 Z1 = working capitaltotal asset Z2 = retained earningstotal asset Z3 = earnings before interest and taxestotal asset Z4 = market value of equitybook value of debt Z5 = salestotal asset xxxviii Dengan formula Z-Score tersebut dapat diketahui daerah ambang batas perusahaan yang sehat dengan nilai diatas 2,90, sedangkan ambang batas perusahaan yang berpotensi bangkrut dengan nilai dibawah 1,23. Selanjutnya skor antara 1,23 dan 2,90 disebut grey area daerah abu-abu yang dapat berpotensi bangkrut ataupun menjadi perusahaan yang sehat. Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya masalah pada aktivitas perusahaan yang akan berpengaruh pada rasio- rasio tersebut diatas adalah pangsa pasar produk kunci menurun, berpindahnya penguasaan pangsa pasar pada pesaing, modal kerja menurun drastis, perputaran persediaan menurun, kepercayaan konsumen berkurang, dan beberapa indikator lainnya. 3. Pengujian Hipotesis Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis dengan logistic regression adalah sebagai berikut. a. Jika hasil signifikasinya 0,05 maka Ha diterima. b. Jika hasil signifikasinya 0,05 maka Ha ditolak. Analisis yang digunakan dalam penggunaan logistic regression sebagai pengujian terhadap hipotesis, yaitu: a. Model fit test. Menurut Imam Ghozali 2005:219 adanya pengurangan nilai antara -2LL awal initial -2LL function dengan nilai -2LL pada langkah berikutnya menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit xxxix dengan data. Log Likelihood pada regresi logistik mirip dengan pengertian Sum of Square Error pada model regresi, sehingga penurunan -2LogL pada block number = 1 dibandingkan block number = 0 mengartikan bahwa model fit dengan data dan menunjukkan model regresi semakin baik. Uji Nagelkerke’s R 2 untuk memastikan bahwa nilai yang bervariasi dari 0 nol sampai 1 satu dapat diinterpretasikan seperti nilai R square pada multiple regression. Nilai Nagelkerke’s R 2 yang semakin tinggi menunjukkan bahwa variabilitas variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen begitu pula sebaliknya. b. Menilai kelayakan model regresi Menurut Imam Ghozali 2005:219 menilai kelayakan model regresi menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model. Jika nilai Statistik Hosmer and Lemeshow Goodness of fit lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya. c. Estimasi parameter dan interpretasinya. Estimasi parameter dilihat melalui koefisien regresi. Koefisien regresi dari tiap variabel-variabel yang diuji menunjukkan bentuk hubungan antar variabel. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara xl membandingkan antara nilai probabilitas sig dengan tingkat signifikasi . Menurut Imam Ghozali 2005 pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi logistik logistic regression, yang variabel bebasnya merupakan kombinasi antara metric dan non-metric nominal. Teknik analisis ini tidak memerlukan lagi uji normalitas dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya. Gujarati 2003 dalam Eko Budi Setyarno dkk. 2006 menyatakan bahwa regresi logistik mengabaikan heteroscedasitiy, artinya variabel dependen tidak memerlukan homoscedacity untuk masing-masing variabel independennya. Model regresi logistik yang digunakan untuk menguji hipotesis sebagai berikut : Variabel opini audit yang diproksikan variabel dummy kategori 1 untuk opini going concern dan 0 untuk opini non going concern. Ln GC = 1-GC Ln GC = 1-GC a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + a = Konstanta. X1 = Kualitas auditor yang diproksikan variabel dummy 1 untuk auditor skala besar dan 0 untuk yang bukan skala besar. X2 = Kondisi keuangan perusahaan yang diproksikan dengan menggunakan model prediksi Altman Z-Score. xli X3 = Auditor internal yang diproksikan dengan variabel dummy 1 untuk yang terdapat auditor internal dan 0 untuk yang tidak terdapat auditor internal. = Kesalahan residual xlii BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Dan Rasio Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 86 82

Pengaruh Kualitas Audit , Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 103 81

Pengaruh Kondisi Keuangan, Ukuran Perusahaan, Audit Lag, dan Debt Default Terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 129 96

Pengrauh Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 119 108

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

8 56 106

Pengaruh Kualitas Audit, Profitabilitas, Leverage dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Conern Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 34 96

Pengaruh Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 43 85

Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 74 78

Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 6 88

PENGARUH PERGANTIAN AUDITOR DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN: Studi Empiris Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 17