xxix kelangsungan  hidupnya  going  concern.  Dari  sudut  pandang  auditor,
keputusan tersebut melibatkan beberapa tahap analisis. Auditor harus dapat mempertimbangkan hasil dari operasi, kondisi ekonomi yang mempengaruhi
perusahaan,  kemampuan  pembayaran  utang,  dan  kebutuhan  likuiditas  di masa yang akan datang.
E. Penelitian Terdahulu
Beaver  1966  dalam  Adnan  dan  Taufiq  2001  membuktikan bahwa  secara  empiris  rasio  keuangan  dapat  digunakan  sebagai  alat
prediksi  kegagalan  perusahaan,  meskipun  tidak  semua  rasio  dapat memprediksi  dengan  sama  baiknya  dan  tidak  dapat  memprediksi  dengan
tingkat keberhasilan yang sama. Beaver menggunakan univariate analysis. Beaver  mempertemukan  sampel  perusahaan  yang  gagal  dan  menemukan
ternyata rasio keuangan perusahaan yang tidak gagal berbeda dengan yang gagal.  Pada  perusahaan  yang  gagal  cash  flow  to  total  debt  lebih  rendah,
cadangan  aktiva  lancar  untuk  melunasi  kewajibannya  lebih  kecil  dan hutangnya lebih besar dibandingkan perusahaan yang tidak gagal.
Altman  1968 dalam  Adnan  dan  Taufiq  2001  menguji  manfaat rasio  keuangan  dalam  memprediksi  kebangkrutan.  Penelitiannya
menggunakan  sampel  sebanyak  66  perusahaan  yang  terdiri  dari  33 perusahaan  bangkrut  dan  33  perusahaan  tidak  bangkrut.  Altman
menggunakan  multivariate  discriminant  analysis  dalam  menguji  manfaat lima  rasio  keuangan  dalam  memprediksi  kebangkrutan.  Hasil  analisa
xxx menunjukkan bahwa rasio keuangan profitability, liquidity, dan solvency
bermanfaat  dalam  memprediksi  kebangkrutan  dengan  tingkat  keakuratan 95  setahun  sebelum  perusahaan  bangkrut.  Tingkat  keakuratan  tersebut
turun menjadi 72 untuk periode dua tahun sebelum bangkrut, 48 untuk periode  tiga  tahun  sebelum  bangkrut,  29  untuk  periode  empat  tahun
sebelum bangkrut dan 36 untuk periode lima tahun sebelum bangkrut. Selain  itu  penelitian  yang  berhubungan  dengan  prediksi
kebangkrutan  juga  dilakukan  oleh  Muhammad  Akhyar  Adnan  dan  Eha kurniasih  “Analisa  Tingkat  Kesehatan  Perusahaan  untuk  Memprediksi
Potensi Kebangkrutan dengan Pendekatan Altman”. Adnan dan Kurniasih 2000  melakukan  penelitian  dengan  menggunakan  pendekatan  Altman
untuk  menganalisis  tingkat  kesehatan  perusahaan  untuk  memprediksi potensi  kebangkrutan  perusahaan.  Sampel  yang  digunakan  dibagi  dalam
dua kelompok, yaitu kelompok perusahaan perbankan dan non perbankan. Penelitian ini mencoba membuktikan secara empiris salah satu model yang
dibangun  oleh  Edward  I.  Altman  1986.  Altman  mengusulkan  metode yang kemudian disebut Z–Score untuk memprediksi kebangkrutan sebuah
entitas.  Teori  ini  mengatakan  bahwa  potensi  kebangkrutan  dan  tingkat kesehatan  keuangan  yang  dimiliki  suatu  perusahaan  tersebut  dinyatakan
bangkrut  dan  bisa  diketahui  sebelum  perusahaan  tersebut  dinyatakan bangkrut  dan  bisa  diketahui  dengan  menganalisa  tingkat  kesehatan
keuangan perusahaan.
xxxi Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Muhammad  Akhyar  Adnan  dan
Muhammad  Imam  Taufiq  yang  berjudul  “Analisa  Ketepatan  Prediksi Metode  Altman  Terhadap  Terjadinya  Likuidasi  Pada  Lembaga
Perbankan”.  Adnan  dan  Taufiq  mencoba  mengangkat  kasus  likuidasi perbankan yang terjadi di Indonesia untuk dianalisis dengan menggunakan
metode  Altman.  Dari  hasil  analisa  terhadap  dua  kelompok  sampel penelitian,  yaitu  25  sampel  bank  terlikuidasi  dan  25  sampel  bank  yang
tidak  terlikuidasi  terlihat  bahwa  nilai  Z–Score  bank–bank  terlikuidasi sangat  jauh  berbeda  bila  dibandingkan  dengan  Z–Score  dari  bank–bank
yang tidak terlikuidasi. Supardi  dan  Sri  Mastuti  dengan  judul  penelitian  “Validitas
Penggunaan  Z–Score  Altman  Untuk  Menilai  Kebangkrutan  Pada Perusahaan Perbankan  Go Public di Bursa Efek Jakarta”. Pada penelitian
ini menggunakan sampel 13 bank yang terlikuidasi dan 7 bank yang tidak terlikuidasi,  masing–masing  sampel  merupakan  perusahaan  perbankan
yang  terdaftar  di  Bursa  Efek  Jakarta.  Periode  penelitian  adalah  tahun 1993–1997. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Z–Score dari bank
yang tidak terlikuidasi mempunyai potensi bangkrut. Berdasarkan  penelitian  diatas  terlihat  bahwa  metode  Z–Score
Altman  dapat  memprediksi  kondisi  keuangan  perbankan  yang  berkaitan dengan  kelangsungan  hidup  perusahaan  pada  periode  berjalan  maupun
pada masa yang akan datang.
xxxii
F. Kerangka Pemikiran