Opini Going Concern TINJAUAN PUSTAKA

xxv interest and tax total assets profitabilitas, market value of equitybook value of debt struktur keuangan, serta salestotal assets tingkat perputaran modal. Menurut Edward I. Altman 1982 pada industri perbankan formula Z- Score yang digunakan adalah sebagai berikut: Z = 0,717 Z1 + 0,847 Z2 + 3,107 Z3 + 0,420 Z4 + 0,998 Z5 Z1 = working capitaltotal assets Z2 = retained earningstotal assets Z3 = earning before interest and taxestotal assets Z4 = market value of equitybook value of debt Z5 = salestotal assets Dengan formula Z-Score tersebut daerah ambang batasnya adalah 2,90 dan 1,23 artinya perusahaan yang mempunyai Z-Score diatas 2,90 diklasifikasikan sebagai perusahaan yang sehat, sedangkan perusahaan yang mempunyai Z-Score dibawah 1,23 diklasifikasikan sebagai perusahaan berpotensi bangrut. Selanjutnya nilai diantara 1,23 dan 2,90 disebut grey area berpotensi sehatbangkrut.

D. Opini Going Concern

Asumsi dasar yang mendasari pelaporan keuangan adalah bahwa entitas memiliki kemampuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya going concern. Standar audit SA Seksi 341 menyatakan bahwa auditor bertanggungjawab untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian xxvi besar terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit. SAS 59 AU 341 dalam Alvin A. Arens dkk. 2004 membahas masalah mengenai pertimbangan auditor atas kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Keberadaan salah satu atau lebih dari faktor-faktor berikut ini dapat menimbulkan ketidakpastian atas kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya: 1. Terjadinya kerugian operasional atau kekurangan modal kerja yang signifikan. 2. Ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jatuh temponya. 3. Kehilangan pelanggan-pelanggan utama, terjadi bencana yang tak dijamin oleh asuransi seperti gempa bumi atau banjir, atau suatu masalah ketenagakerjaan yang tidak umum. 4. Pengadilan, perundang-undangan, atau hal-hal lainnya yang serupa yang dapat mengancam kemampuan operasional perusahaan. Messier dkk. 2005:323 jika terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya, auditor harus mempertimbangkan kemungkinan dampaknya terhadap pelaporan keuangan dan pengungkapan terkait. Lebih lanjut, laporan audit harus mencakup paragraf penjelasan. Auditor juga bisa tidak memberikan pendapat. Jika pengungkapan entitas berkaitan dengan kemampuannya xxvii dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak mencukupi, maka terdapat penyimpangan terhadap GAAP, sehingga akan mengakibatkan dikeluarkannya pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar. Belkaoui 2006:271 dalil kelangsungan usaha going concern postulat atau dalil kontinuitas, menganggap bahwa entitas bisnis akan melanjutkan operasinya cukup lama untuk merealisasikan proyek, komitmen, dan aktivitasnya yang berkelanjutan. Dalil ini mengasumsikan bahwa entitas tersebut tidak diharapkan akan dilikuidasi di masa depan atau bahwa entitas tersebut akan berlanjut sampai periode yang tidak dapat ditentukan. Dengan demikian laporan keuangan menyediakan suatu pandangan mengenai situasi keuangan dari perusahaan tersebut dan hanyalah merupakan sebagian dari serangkaian laporan kontinu. Menurut PSA No. 30 going concern dipakai sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan hal berlawanan contrary information. Biasanya informasi yang secara signifikan dianggap berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup satuan usaha adalah berhubungan dengan ketidakmampuan satuan usaha dalam memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar dan kegiatan serupa yang lain. xxviii Menurut Chen dan Church 1992 dalam Eko Budi Setyarno dkk. 2007, Chen dan Church melakukan penelitian tentang pengaruh pemeringkatan obligasi yang gagal bayar default dengan penerimaan opini audit going concern pada perusahaan penerbit obligasi tersebut. Chen dan Church menyatakan bahwa perusahaan yang bermasalah setidaknya memenuhi salah satu dari kriteria berikut: 1. Ekuitas yang negatif. 2. Arus kas yang negatif. 3. Laba operasi yang negatif. 4. Modal kerja yang negatif. 5. Laba bersih yang negatif atau 6. Laba yang ditahan negatif. Hasil penelitian Chen dan Church memberikan bukti empiris bahwa adanya suatu asosiasi yang kuat antara pemeringkatan obligasi yang gagal bayar dengan penerimaan opini audit going concern oleh perusahaan penerbit obligasi tersebut. Penelitian mereka juga membuktikan bahwa rasio-rasio keuangan merupakan indikator yang penting untuk memprediksi penerimaan opini audit going concern. Menurut Leonard dkk. 1998 dalam penelitian Hani dkk. 2003 ketika auditor memeriksa kondisi keuangan suatu perusahaan dalam audit tahunan, auditor harus menyediakan laporan audit untuk digabungkan dengan laporan keuangan perusahaan. Salah satu dari hal-hal penting yang harus diputuskan adalah apakah perusahaan dapat mempertahankan xxix kelangsungan hidupnya going concern. Dari sudut pandang auditor, keputusan tersebut melibatkan beberapa tahap analisis. Auditor harus dapat mempertimbangkan hasil dari operasi, kondisi ekonomi yang mempengaruhi perusahaan, kemampuan pembayaran utang, dan kebutuhan likuiditas di masa yang akan datang.

E. Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Dan Rasio Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 86 82

Pengaruh Kualitas Audit , Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 103 81

Pengaruh Kondisi Keuangan, Ukuran Perusahaan, Audit Lag, dan Debt Default Terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 129 96

Pengrauh Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 119 108

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

8 56 106

Pengaruh Kualitas Audit, Profitabilitas, Leverage dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Conern Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 34 96

Pengaruh Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 43 85

Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 74 78

Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 6 88

PENGARUH PERGANTIAN AUDITOR DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN: Studi Empiris Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 17