iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pada dasarnya riset ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, dan auditor internal terhadap
penerimaan opini audit going concern pada perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI antara tahun 2002 sampai dengan tahun 2006.
Setelah terjadinya krisis ekonomi yang melanda Indonesia banyak perusahaan mengalami kerugian besar-besaran collapsed, diakibatkan
depresiasi mata uang dalam negeri terhadap kurs dolar pada saat itu. Depresiasi mata uang tersebut menyebabkan tingkat likuiditas perusahaan
menurun. Krisis tersebut juga berdampak pada sektor perbankan yang mengalami kredit macet akibat banyak perusahaan debitur yang tidak
dapat membayar utangnya. Perbankan pada saat itu mengalami negative spread
dimana kewajiban bank membayar bunga nasabah lebih besar dibandingkan dengan pendapatan yang dihasilkan dari bunga pinjaman.
Kejadian tersebut telah memberi dampak yang buruk terhadap kepercayaan nasabah maupun investor bank untuk menginvestasikan dananya.
Standar Akuntansi Keuangan 1994 sebagaimana kita sadari bersama, pemeliharaan kesehatan bank merupakan tanggung jawab semua pihak yang
terkait, baik pemilik dan pengelola bank, maupun masyarakat pengguna jasa bank dan pengawas bank. Salah satu sarana penunjang yang diperlukan
v adalah standar akuntansi yang memungkinkan terlaksananya sistem
informasi manajemen dengan baik. Standar Khusus Akuntansi Perbankan Indonesia SKAPI disusun dengan maksud agar laporan keuangan bank
dapat disajikan secara lebih informatif dan wajar sehingga pelbagai pihak yang berkepentingan dapat memperoleh gambaran yang lebih akurat
mengenai keadaan keuangan dan usaha bank. Manajemen dalam suatu perusahaan menginginkan agar laporan
keuangannya diaudit oleh auditor yang berkualitas agar dapat dipercaya oleh para pengguna laporan keuangan yang akan menunjukkan kredibilitas
perusahaan. Kinerja auditor dapat menghasilkan suatu pernyataan atas laporan keuangan berupa opini audit. Opini tersebut antara lain, yaitu wajar
tanpa pengecualian unqualified opinion, wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan unqualified opinion with explanatory paragraph, wajar
dengan pengecualian qualified opinion, pendapat tidak wajar adverse, dan menolak memberikan pendapat disclaimer.
Menurut Alvin A. Arens dkk. 2004:71 pernyataan wajar tanpa pengecualian unqualified opinion mempunyai arti bahwa laporan keuangan
bebas dari salah saji yang material. Namun, apabila laporan audit bentuk wajar dengan pengecualian qualified, tidak wajar adverse, atau tidak
memberikan pendapat disclaimer diterbitkan pada saat auditor merasa tidak memperoleh kepuasan dalam pelaksanaan auditnya, atau menemukan
bahwa laporan keuangan tidak disajikan secara wajar, atau merasa tidak independen sehingga auditor wajib untuk memberikan informasi tambahan.
vi Menurut Alvin A. Arens dkk. 2004:71 penyebab utama
ditambahkannya suatu paragraf penjelasan atau modifikasi kalimat pada laporan audit bentuk baku antara lain:
1. Tidak adanya konsitensi dalam penerapan prinsip akuntansi yang berlaku.
2. Ketidakpastian atas kelangsungan hidup perusahaan going concern. 3. Auditor menyetujui terjadinya penyimpangan dari prinsip akuntansi
yang berlaku umum. 4. Penekanan atas suatu masalah.
5. Laporan yang melibatkan auditor lainnya. Standar Akuntansi Keuangan 2002 independensi auditor dalam
memberikan opini atas laporan keuangan yang diauditnya harus mempertimbangkan going concern kelangsungan usaha auditee. Going
concern merupakan asumsi dasar dalam penyusunan laporan keuangan,
suatu perusahaan diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya.
Menurut Agrianti Komalasari A. 2004 seorang auditor ketika memeriksa kondisi keuangan suatu perusahaan dalam audit tahunan, auditor
harus menyediakan laporan audit untuk digabungkan dengan laporan keuangan perusahaan. Salah satu dari hal-hal penting yang harus diputuskan
adalah apakah perusahaan dapat mempertahankan hidupnya going concern
. Audit report dengan modifikasi mengenai going concern, mengindikasikan bahwa dalam penilaian auditor terdapat resiko perusahaan
vii tidak dapat bertahan dalam bisnis. Di lain pihak, perusahaan yang “sehat”
memperoleh opini “standard” atau “unqualified”. Dari sudut pandang auditor, keputusan tersebut melibatkan beberapa tahap analisis. Auditor
harus mempertimbangkan hasil dari operasi, kondisi ekonomi yang mempengaruhi perusahaan, kemampuan pembayaran hutang, dan kebutuhan
likuiditas di masa yang akan datang. Penelitian-penelitian tentang opini audit going concern yang dilakukan
di Indonesia antara lain dilakukan oleh Hani dkk. 2003 yang memberikan bukti bahwa rasio profitabilitas dan rasio likuiditas berhubungan negatif
terhadap penerbitan opini audit going concern. Dalam penelitian yang dilakukan Eko Budi Setyarno dkk. 2006 yang menggunakan 4 variabel
penelitian, yaitu 2 variabel keuangan kondisi keuangan perusahaan dan pertumbuhan penjualan serta 2 variabel non keuangan kualitas audit dan
opini audit tahun sebelumnya terhadap perusahaan manufaktur dengan menggunakan regresi logistik memberikan bukti empiris bahwa variabel
kondisi keuangan perusahaan dan opini audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Untuk variabel
kualitas audit yang diproksikan dengan besaran Kantor Akuntan Publik KAP dan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap opini audit going concern. Dalam penelitian yang dilakukan Puji Rahayu 2007 tentang
penerimaan opini audit going concern perbankan yang diukur berdasarkan informasi keuangan quick ratio, banking ratio, return on assets dan capital
viii adequacy ratio
dan non keuangan afiliasi, opini audit tahun sebelumnya, dan reputasi auditor menunjukkan bahwa informasi keuangan dan afiliasi
tidak berpengaruh signifikan dalam penerimaan opini audit going concern namun informasi non keuangan menunjukkan dua variabel opini audit
tahun sebelumnya dan reputasi auditor yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern perbankan.
Pada penelitian ini, penulis berusaha untuk menganalisis beberapa faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern terhadap
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI antara tahun 2002 sampai dengan tahun 2006. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Sampel yang digunakan adalah perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2002-2006. 2. Penggunaan variabel kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan
Altman Z-Score, dan auditor internal. Penggunaan variabel tersebut untuk mengetahui besaran pengaruhnya terhadap penerimaan opini
audit going concern bank. 3. Untuk menganalisis pengaruh antara variabel dependen dengan
variabel independen maka pengujian dilakukan dengan menggunakan regresi logistik dengan bantuan program SPSS versi 13.
ix Dengan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, dan Auditor Internal terhadap Opini Audit Going Concern”
Studi Empiris pada Perbankan di Bursa Efek Indonesia.
B. Perumusan Masalah