Manfaat Penelitian Metode Penelitian

8 Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui campur kode dalam berbahasa yang diujarkan siswa selama berinteraksi. 2. Dokumentasi Dokumentasi merupakan upaya untuk memberikan gambaran bagaimana sebuah penelitian dilakukan. Data yang dihasilkan dari kegiatan ini berupa hasil rekaman praktik negosiasi antara siswa dengan siswa. Peneliti melakukan dokumentasi dengan cara memberikan tugas terlebih dahulu kepada siswa untuk melakukan praktik negosiasi. Kemudian dibagi menjadi dua belas kelompok dan satu kelompok terdiri atas tiga orang. Setelah itu, peneliti langsung mendokumentasikan dengan merekam video saat praktik negosiasi berlangsung.

L. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa analisis data yang memuat negosiasi siswa kelas X SMA Negeri 87 Jakarta. Berikut ini langkah-langkah pengolahan data yang dilakukan penulis secara lebih rinci: 1. Mengidentifikasi Data Langkah awal mengidentifikasi data yaitu mentranskripsikan data dengan cara mengetik dialog dari hasil rekaman video negosiasi siswa kelas X IPA 2. Seluruh dialog dari kelompok satu hingga kelompok dua belas ditranskripsikan agar lebih mudah diketahui campur kode yang diujarkan siswa. 2. Mengklasifikasi Data Setelah diperoleh hasil dari proses identifikasi data dialog negosiasi siswa, tahap selanjutnya yaitu mengklasifikasi data sesuai dengan wujud campur kodenya dengan cara membuat tabel bagian kata, frasa, klausa, singkatan, kalimat idiom pada masing-masing kelompok. 9 3. Menganalisis Data Selanjutnya dianalisis dengan prinsip kebahasaan pembicara dalam dialog negosiasi. Peneliti menganalisis tipe campur kode, maksud dialog, latar belakang terjadinya campur kode, fungsi campur kode, batasan campur kode, struktur dan kaidah campur kode pada masing- masing dialog yang terdapat campur kode. 4. Menyimpulkan Data Setelah melakukan analisis data, selanjutnya menyimpulkan data sehingga dapat diketahui wujud dan latar belakang campur kode yang digunakan siswa kelas X SMA Negeri 87 Jakarta Tahun Pelajaran 20132014.

M. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah diri penulis sendiri karena dalam penelitian ini penulis mengerjakan penelitian dengan teknik observasi dan dokumentasi. Adapun tabel analisis yang digunakan sebagai berikut: Tabel 1.1 Klasifikasi Wujud Campur Kode Negosiasi Siswa Kelas X SMA Negeri 87 Jakarta Tahun Pelajaran 20132014 No. Data Analisis Kata Frasa Klausa Singkatan Kalimat Idiom 1. 2. 3. Tabel di atas merupakan tabel untuk mengetahui wujud campur kode yang diujarkan siswa kelas X IPA 2 SMA Negeri 87 Jakarta. Peneliti mengklasifikasikan wujud campur kodenya dengan membuat kolom kata, frasa, klausa, singkatan, kalimat, idiom, yang kemudian akan peneliti analisis.

BAB II KERANGKA TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

A. Kerangka Teori

1. Sosiolingusitik

Sosiolinguistik merupakan ilmu antardisiplin antara sosiologi dan linguistik. Sosiologi adalah kajian objektif dan ilmiah mengenai manusia di dalam masyarakat, mengenai lembaga-lembaga, dan proses sosial yang ada di dalam masyarakat. Sosiologi berusaha mengetahui bagaimana masyarakat itu terjadi, berlangsung, dan tetap ada. Sedangkan linguistik adalah bidang ilmu yang memperlajari bahasa, atau bidang ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. J.A Fishman menyatakan sosiolinguitik adalah kajian tentang ciri khas bahasa, variasi bahasa, fungsi-fungsi variasi bahasa, dan pemakai bahasa karena ketiga unsur ini selalu berinteraksi, berubah, dan saling mengubah satu sama lain dalam satu masyarakat tutur. 5 Artinya, sosiolinguistik mengkaji unsur-unsur bahasa dalam masyarakat terkait dengan pengguna bahasa dalam suatu tempat. Pengertian lain menurut pandangan Appel yaitu sosiolinguistik tidak terlepas dalam kehidupan masyarakat karena sosiolinguistik merupakan bagian dari interaksi sosial masyarakat. “Sosiolingusitik memandang bahasa sebagai sistem sosial dan komunikasi serta merupakan bagian dari masyarakat dan kebudayaan tertentu sedangkan yang dimaksud dengan pemakaian bahasa adalah bentuk interaksi sosial yang terjadi dalam situasi konkret. Dengan demikian dalam linguistik, bahasa tidak dilihat internal, tetapi dilihat sebagai sarana interaksikomunikasi di dalam masyarakat. ” 6 Dengan demikian, sosiolinguistik merupakan bagian dari masyarakat dan tidak pernah terlepas dari masyarakat karena bagian 5 Sumarsono, Sosiolinguistik, Yogyakarta: Sabda bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, Cet. Ke-2, h. 2. 6 Aslinda dan Leni Syafyahya, Pengantar Sosiolinguistik, Bandung: Refika Aditama, 2007, h. 6. 10