Teknik Pengolahan Data PENDAHULUAN

11 sarana interaksi dalam masyarakat. Nababan menyatakan, sosiolinguistik adalah studi atau pembahasan dari bahasa sehubungan dengan penutur bahasa itu sebagai anggota masyarakat atau dapat juga dikatakan bahwa sosiolinguistik itu mempelajari dan membahas aspek-aspek kemasyarakatan bahasa, khususnya perbedaan-perbedaan variasi yang terdapat dalam bahasa yang berkaitan dengan faktor- faktor kemasyarakatan sosial. 7 Sosiolinguistik membahas aspek bahasa yang berkaitan dengan penuturnya seperti variasi bahasa, dialek dalam masyarakat. Sedangkan menurut R. Kunjana Rahardi dalam bukunya menyatakan bahwa sosiolinguistik mengkaji bahasa dengan memperhitungkan hubungan antara bahasa dan masyarakat, khususnya masyarakat penutur bahasa itu. Sosiolinguistik mempertimbangkan keterikatan dua hal, yaitu linguistik untuk segi kabahasaan dan sosiologi untuk segi kemasyarakatan. 8 Dari beberapa pendapat menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari dan membahas aspek-aspek kebahasaan baik ciri maupun variasinya serta hubungannya dalam masyarakat. 2. Campur Kode a. Pengertian Campur Kode Seseorang yang belum bisa berbahasa Indonesia dengan benar, biasanya masih memasukkan unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa percakapan sehari-harinya, terutama pada masayarakat daerah seperti di Jawa, Sunda, dan lain sebagainya. Masyarakat di darah tersebut biasanya masih mencampurkan dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dengan bahasa daerahnya dalam berinteraksi. Sebelum membahas campur kode, sebaiknya kita mengetahui pengertian kode. Kode biasanya berbentuk 7 P. W. J Nababan, Sosiolingusitik, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993, h. 3. 8 R. Kunjana Rahardi, Kajian Sosiolinguistik Ihwal Kode dan Alih Kode, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010, h. 16. 12 variasi bahasa yang secara nyata dipakai berkomunikasi anggota suatu masyarakat bahasa. Kode bahasa ialah sistem bahasa dalam suatu masyarakat. Campur kode merupakan terjemahan dan padanan istilah code mixing dalam bahasa Inggris. Nababan menjelaskan campur kode adalah suatu keadaan berbahasa lain yaitu bilamana orang mencampur dua atau lebih bahasa atau ragam dalam suatu tindak berbahasa speech act atau discourse tanpa ada sesuatu dalam situasi berbahasa itu menuntut percampuran bahasa tersebut. 9 Campur kode terjadi apabila seorang penutur bahasa, misalnya bahasa Indonesia memasukkan unsur-unsur bahasa daerahnya ke dalam pembicaraan bahasa Indonesia. Dengan kata lain, seseorang yang berbicara dengan kode utama bahasa Indonesia yang memiliki fungsi keotomiannya, sedangkan kode bahasa daerah yang terlibat dalam kode utama merupakan serpihan-serpihan saja tanpa fungsi atau keotonomian sebagai sebuah kode. Seorang penutur misalnya, yang dalam berbahasa Indonesia banyak menyelipkan kata-kata atau sedikit kalimat bahasa daerahnya, bisa dikatakan telah melakukan campur kode. Akibatnya, akan muncul satu ragam bahasa Indonesia yang kejawa-jawaan jika bahasa daerahnya adalah bahasa Jawa, kesunda-sundaan jika bahasa daerahnya adalah bahasa Sunda, dan lain sebagainya. Thalender berpendapat, perbedaan alih kode dan campur kode yaitu bila di dalam suatu peristiwa tutur terjadi peralihan dari satu klausa suatu bahasa ke klausa lain, maka peristiwa yang terjadi adalah alih kode, tetapi apabila di dalam suatu peristiwa tutur, klausa-klausa maupun frasa-frasa yang digunakan terdiri dari klausa dan frasa campuran hybrid cluses, hybrid phrases, dan masing-masing klausa atau frasa itu tidak 9 P. W. J Nababan, op. cit., h. 32.