BAB II KERANGKA TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
A. Kerangka Teori
1. Sosiolingusitik
Sosiolinguistik  merupakan  ilmu  antardisiplin  antara  sosiologi dan  linguistik.  Sosiologi  adalah  kajian  objektif  dan  ilmiah  mengenai
manusia di dalam masyarakat, mengenai lembaga-lembaga, dan proses sosial  yang  ada di  dalam masyarakat.  Sosiologi  berusaha mengetahui
bagaimana  masyarakat  itu  terjadi,  berlangsung,  dan  tetap  ada. Sedangkan  linguistik  adalah  bidang  ilmu  yang  memperlajari  bahasa,
atau bidang ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. J.A Fishman  menyatakan  sosiolinguitik  adalah  kajian  tentang  ciri  khas
bahasa,  variasi  bahasa,  fungsi-fungsi  variasi  bahasa,  dan  pemakai bahasa karena ketiga unsur ini selalu berinteraksi, berubah, dan saling
mengubah  satu  sama  lain  dalam  satu  masyarakat  tutur.
5
Artinya, sosiolinguistik mengkaji unsur-unsur bahasa dalam masyarakat terkait
dengan pengguna bahasa dalam suatu tempat. Pengertian  lain  menurut  pandangan  Appel  yaitu  sosiolinguistik
tidak  terlepas  dalam  kehidupan  masyarakat  karena  sosiolinguistik merupakan bagian dari interaksi sosial masyarakat.
“Sosiolingusitik  memandang  bahasa  sebagai  sistem  sosial  dan komunikasi  serta  merupakan  bagian  dari  masyarakat  dan
kebudayaan  tertentu  sedangkan  yang  dimaksud  dengan pemakaian  bahasa  adalah  bentuk  interaksi  sosial  yang  terjadi
dalam  situasi  konkret.  Dengan  demikian  dalam  linguistik, bahasa  tidak  dilihat  internal,  tetapi  dilihat  sebagai  sarana
interaksikomunikasi di dalam masyarakat.
”
6
Dengan  demikian,  sosiolinguistik  merupakan  bagian  dari masyarakat dan tidak pernah terlepas dari masyarakat karena bagian
5
Sumarsono, Sosiolinguistik, Yogyakarta: Sabda bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, Cet. Ke-2, h. 2.
6
Aslinda dan Leni Syafyahya, Pengantar Sosiolinguistik, Bandung: Refika Aditama, 2007, h. 6.
10
11 sarana
interaksi dalam
masyarakat. Nababan
menyatakan, sosiolinguistik adalah studi atau pembahasan dari bahasa sehubungan
dengan penutur bahasa itu sebagai anggota masyarakat atau dapat juga dikatakan  bahwa  sosiolinguistik  itu  mempelajari  dan  membahas
aspek-aspek kemasyarakatan bahasa, khususnya perbedaan-perbedaan variasi  yang  terdapat  dalam  bahasa  yang  berkaitan  dengan  faktor-
faktor  kemasyarakatan  sosial.
7
Sosiolinguistik  membahas  aspek bahasa  yang  berkaitan  dengan  penuturnya  seperti  variasi  bahasa,
dialek  dalam  masyarakat.  Sedangkan  menurut  R.  Kunjana  Rahardi dalam  bukunya  menyatakan  bahwa  sosiolinguistik  mengkaji  bahasa
dengan  memperhitungkan  hubungan  antara  bahasa  dan  masyarakat, khususnya
masyarakat penutur
bahasa itu.
Sosiolinguistik mempertimbangkan  keterikatan  dua  hal,  yaitu  linguistik  untuk  segi
kabahasaan dan sosiologi untuk segi kemasyarakatan.
8
Dari  beberapa  pendapat  menurut  para  ahli  di  atas,  dapat disimpulkan  bahwa  sosiolinguistik  adalah  bidang  ilmu  yang
mempelajari dan membahas aspek-aspek kebahasaan baik ciri maupun variasinya serta hubungannya dalam masyarakat.
2.
Campur Kode
a. Pengertian Campur Kode
Seseorang  yang  belum  bisa  berbahasa  Indonesia  dengan benar,  biasanya  masih  memasukkan  unsur-unsur  bahasa  lain  ke
dalam  bahasa  percakapan  sehari-harinya,  terutama  pada masayarakat daerah seperti di Jawa, Sunda, dan lain sebagainya.
Masyarakat  di  darah  tersebut  biasanya  masih  mencampurkan dua  bahasa,  yaitu  bahasa  Indonesia  dengan  bahasa  daerahnya
dalam berinteraksi. Sebelum membahas campur kode, sebaiknya kita mengetahui pengertian kode. Kode biasanya berbentuk
7
P. W. J Nababan, Sosiolingusitik, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993, h. 3.
8
R.  Kunjana  Rahardi,  Kajian  Sosiolinguistik  Ihwal  Kode  dan  Alih  Kode,  Bogor:  Ghalia Indonesia, 2010, h. 16.