a. Id
Menurut Freud dalam Koeswara 1991:32, id adalah sistem kepribadian yang paling dasar, sistem yang di dalamnya terdapat naluri-naluri bawaan. Id
adalah sebuah reservoir atau wadah dalam jiwa seseorang yang berisikan dorongan-dorongan primitif yang disebut primitif drives atau inner forces.
Dorongan-dorongan primitif ini merupakan dorongan-dorongan yang menghendaki agar segera dipenuhi atau dilaksanakan. Kalau dorongan ini
dipenuhi dengan segera maka tercapai perasaan senang atau puas. Id adalah sistem kepribadian yang asli, yang dibawa sejak lahir. Id memiliki tenaga
pendorong yang disebut kateksis. Fungsi dari id adalah untuk mengusahakan segera tersalurkannya
kumpulan-kumpulan energi atau ketegangan, yang dicurahkan dalam jasad oleh rangsangan-rangsangan, baik dari dalam maupun dari luar. Id beroperasi
berdasarkan prinsip kenikmatan pleasure principle, yaitu: berusaha memperoleh kenikmatan dan menghindari rasa sakit. Bagi id, kenikmatan adalah
keadaan yang relatif inaktif dan rasa sakit adalah tegangan atau peningkatan energi yang mendambakan kepuasan. Bagi individu, tegangan itu merupakan
suatu keadaan yang tidak menyenangkan. Untuk menghilangkan ketegangan tersebut dan menggantinya dengan kenikmatan, id memiliki perlengkapan berupa
dua macam proses. Proses pertama adalah tindakan-tindakan refleks, yaitu suatu bentuk tingkah laku atau tindakan yang mekanisme kerjanya otomatis dan segera,
dan adanya pada individu merupakan bawaan dari lahir. Tindakan refleks ini digunakan individu untuk menangani pemuasan rangsang sederhana dan biasanya
Universitas Sumatera Utara
segera dapat dilakukan, contohnya, refleks mengisap, batuk, bersin, dan mengedipkan mata.
Proses kedua adalah proses primer, yakni suatu proses yang melibatkan sejumlah reaksi psikologis yang rumit. Proses primer dilakukan dengan
membayangkan atau mengkhayalkan sesuatu yang dapat mengurangi atau menghilangkan tegangan, dipakai untuk menangani stimulus kompleks, seperti
bayi yang lapar membayangkan makanan atau putting ibunya. Proses membentuk gambaran objek yang dapat mengurangi tegangan disebut pemenuhan hasrat
wish fulfillment, misalnya mimpi, lamunan, dan halusinasi psikotik. Freud mengakui bahwa id adalah bagian kepribadian yang tersembunyi
dan tak dapat dimasuki, dan sebagian kecil yang diketahui mengenai hal itu didapat sebagai hasil penyelidikan tentang impian dan gejala-gejala penyakit
syaraf. Karena, bagaimanapun, menurut prinsip realitas yang objektif, proses primer dengan objek yang dihadirkannya itu tidak akan sungguh-sungguh
mampu mengurangi tegangan. Id hanya mampu membayangkan sesuatu, tanpa mampu membedakan khayalan dengan kenyataan. Id tidak mampu menilai atau
membedakan benar atau salah, tidak tahu moral. Dengan demikian, individu membutuhkan sistem lain yang bisa mengarahkannya kepada pengurangan
tegangan secara nyata, yang bisa memberi kepuasan tanpa menimbulkan ketegangan baru khususnya masalah moral. Sistem yang dibutuhkan itu tidak lain
adalah ego.
b. Ego